Anda di halaman 1dari 7

C.

Alat dan Bahan


1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Buret 25 ml
c. Corong kaca
d. Corong pisah
e. Erlenmeyer 250 ml
f. Gelas kimia 250 ml
g. Gelas ukur 25 ml
h. Labu takar 100 ml
i. Pipet ukur 25 ml
j. Pipet tetes
k. sendok tanduk
l. Statif dan klem
m. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Aquades
b. Asam borat
c. Asam benzoat
d. Alumunium foil
e. Indikator fenolftalein
f. Minyak kelapa
g. NaOH 0,1 N
h. Kertas timbang

D. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Ditimbang 100 mg asam borat di atas timbangan analitik, lalu dimasukkan
kedalam erlenmeyer 250 ml.
3. Dilarutkan dengan aquades secukupnya hingga tidak ada partikel sampel
yang tertinggal pada dasar (melarut seluruhnya), kemudian dicukupkan
volume larutan hingga 100 ml dengan aquades.
4. Diambil 25 ml dari larutan tersebut, dimasukkan dalam corong pisah, dan
ditambahkan dengan 25 ml minyak kelapa ke dalam corong pisah tersebut.
5. Dikocok selama beberapa menit campuran di dalam corong pisah tadi, dan
didiamkan selama 10-15 menit hingga kedua cairan memisah satu sama lain.
6. Dibuka tutup corong pisah, lalu ditampung cairan, yang berada sebelah
bawah corong pisah, dalam sebuah erlenmeyer 250 ml, cairan lainnya
dibuang.
7. Ditambahkan indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes kedalam erlenmeyer
berisi cairan atau asam borat yang dikeluarkan dari corong pisah.
8. Dititrasi larutan dengan titran larutan baku NaOH 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
9. Diambil 25 ml larutan asam borat tanpa penambahan minyak, kemudian
dititrasi dengan larutan baku NaoH 0,1 N, serta ditambahkan pula dengan
indikator fenolftalein sebanyak 3 tetes.
10. Dihentikan titrasi setelah tercapai titik akhir titrasi, ditandai dengan
perubahan warna indikator dari bening menjadi merah muda.
11. Dicatat volume titrasi yang digunakan.
12. Diulang prosedur di atas untuk sampel asam benzoat sebanyak 100 mg.

2. Reaksi

a.Asam borat
H3BO3 + H2O HBO2 + 2H2O

H3BO3 + NaOH Na3BO3 + 3H2O


COO -

b. Asam benzoat

COOH

COOH + H2O + H3O+


COONa

+ NaOH + H2

Indikator PP + NaOH Ungu Lembayung

F. Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu mengenai fenomena distribusi dengan tujuan
menentukan koefisien partisi atau koefisien distribusi. Koefisien partisi adalah
distribusi kesetimbangan dari analit antara fasa sampel dan fasa gas, dan
kesetimbangan dari perbandingan kadar zat dalam dua fase. Koefisien partisi yang
akan di tentukan adalah asam borat dan asam benzoat dengan perbandingan
persen kadar air dan persen kadar minyak. Pelarut yang digunakan adalah air dan
minyak kelapa,dimana kedua pelarut ini tidak dapat saling campur, tetapi sampel
yaitu asam borat dan asam benzoat dapat larut dalam pelarut tersebut. Hal yang
menyebabkan minyak dan air tidak saling campur yaitu karena kepolaran masing-
masing pelarut. Minyak kelapa bersifat non-polar sedangkan air bersifat polar, sifat
ini disebabkan oleh perbedaan keelektronegatifan. Senyawa non polar yaitu
senyawa mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama, serta
memiliki bentuk yang simetris sehingga momen dipol yang dihasilkan yaitu
kurang dari 1 atau sama dengan 0. Senyawa polar adalah Senyawa mempunyai
nilai keelektronegatifitas yang berbeda dan memiliki momen dipol yang besar,
dimana momen dipol ini menentukan senyawa bersifat polar atau non-polar.
Perlakuan pada percobaan ini yaitu asam borat dan asam benzoat 100mg
dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml, kemudian di bagi penentuan
konsentrasi antara larutan asam borat 25 ml dan asam borat dengan minyak 25 ml.
Begitupula dengan asam benzoat 25 ml dan larutan asam benzoat dengan minyak
25 ml kemudian larutan asam borat dan asam benzoat dititrasi dengan NaOH 0,1
M. Sedangkan larutan borat dan minyak kelapa serta larutan asam benzoat dan
minyak kelapa di masukkan kedalam corong pisah dan digojok sebelum dititrasi
dengan NaOH 0,1 M. Penggojokan dalam corong pisah bertujuan agar sampel
asam borat dan asam benzoat dapat mengadakan kesetimbangan antara yang larut
dalam air dan yang larut dalam minyak. Pada percobaan dilakukan penggojokan
kuat dan agak lama agar gugus polar dan non-polar bereaksi dengan fase air-
minyak sehingga dapat di ketahui pada pelarut mana kelarutannya paling besar.
Gugus benzen dari asam benzoat merupakan gugus karbon yang memiliki momen
dipol yang kecil sehingga konsentrasi dielektriknya juga kecil dalam gugus ini
akan bereaksi dengan dengan minyak. Setelah digojog, campuran didiamkan hingga
terpisah sempurna antara larutan yang berada dibawah dan di atasnya yang
disebabkan oleh perbedaan berat jenis dari kedua pelarut yang massa jenisnya
lebih besar berada di bawah dan yang massa jenisnya lebih rendah berada di atas.
Kemudian ditampung lapisan yang berada di bawah ke dalam erlenmeyer untuk di
titrasi.
Metode titrasi yang digunakan adalah titrasi alkalimetri atau biasa di sebut
titrasi asam-basa yang didasarkan pada reaksi netralisasi. Netralisasi yaitu sampel
asam yang dititrasi dengan titran basa dengan penambahan indikator PP dengan
range pH 8,3-10 akan bereaksi sempurna sehingga dapat diperoleh titik akhir
titrasi yaitu adanya perubahan warna dari bening menjadi merah muda. Titran
yang digunakan adalah NaOH yang telah di ketahui molaritasnya yaitu 0,1 M
untuk mentitrasi asam borat dan asam benzoat dengan masing-masing memiliki 2
replikasi.
Mekanisme perubahan warna yang terjadi pada titrasi alkalimetri yang
digunakan adalah pada larutan titran yang bersifat asam yang telah ditambahkan
indikator PP pada larutan asam borat dan asam benzoat kemudian dittrasi dengan
NaOH yang bersifat basa, dimana akan terjadi antara sampel asam dan NaOH
membentuk larutan garam. Hal initerus terjadi hingga larutan asam tepat telah
habis bereaksi dengan NaOH yang disebut dengan titik ekuivalen. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui konsentrasi persen kadar asam
borat dengan minyak yaitu 0,009% , kadar persen asam borat tanpa minyak
0,0098% dan kadar persen asam benzoat dengan minyak 0,031% dan kadar persen
asam benzoat tanpa minyak 0,156%.
Koefisien distribusi suatu senyawa dalam 2 larutan yang tidak saling campur
sama dengan 1. Artinya bahwa senyawa tersebut terdistribusi secara merata pada
dua fase yaitu fase minyak dan fase air. Jika nilai koefisien distribusi lebih kecil
dari 1, maka senyawa tersebut cenderung terdistribusi pada fase air dibanding
dengan fase minyak yang memiliki nilai sama dengan 1 (Martin,2009). Kelarutan
asam benzoat yaitu larut dalam kurang lebih 350 bagian air dan kelarutan asam
borat yaitu larut dalam 20 bagian air (FI III,1979). Berdasarkan hasil perhitungan
didapat koefisien partisi asam borat yaitu 0,918 dan koefisien partisi asam benzoat
yaitu 0,198 sehingga diketahui bahwa asam benzoat terdistribusi dengan baik
dibandingkan dengan asam borat dikarenakan nilai koefisien asam benzoat lebih
kecil dibandingkan asam borat. Namun jika dibandingkan dengan kelarutannya
asam borat lebih larut air dibandingkan dengan asam banzoat.
Pengaplikasian koefisien pertisi pada bidang farmasi sendiri harus
diperhatikan karena koefisien partisi harus di pertimbangkan dalam
pengembangan bahan obat . Koefisien partisi (P) menggambarkan rasio
pendistribusian obat kedalam pelarut sistem dua fase , yaitu pelarut organik dan
air. Bila molekul semakin larut lemak, maka koefisien partisinya semakin besar
dan difusi trans membran menjadi lebih mudah. Tidak boleh dilupakan bahwa
organisme terdiri dari fae lemak dan air. Sehingga apabila koefisien partisi sangat
tiggi ataupun sangat rendah maka hal tersebut merupakan hambatan pada proses
difusi zat aktif. Keceptan absorbsi obat sangat dipengaruhi oleh koefisien
partisinya. Hal ini disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian
besarterdiri dari lipida. Dengan demikian obat-obat yang sukar larut dalam lipida
akan dengan mudah melaluinya.sebaliknya obat-obatyang sukar larut dalam lipida
akan sukar diadsorpsi. Obat-obat yang larut dalam lipida tersebut sendirinya
memiliki koefisien partisi lipida-air yang besar, sebaliknya obat-obat yang sukar
larut dalam lipida akan memiliki koefisien partisi yang kecil.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Koefisien partisi asam borat yaitu 0,918.
2. Koefisien partisi asam benzoat yaitu 0,198.

Anda mungkin juga menyukai