Anda di halaman 1dari 3

Resume Evolusi Kelompok 5

Alifyah Rizky Setiawan ( 3415141754 )

Yuanita Kirana Eka Putri ( 3415143708 )

Genetics Drift (Hanyutan Genetik) adalah perubahan dalam frekuensi suatu


varian gen (alel) dalam suatu populasi akibat random sampling. (Ridley, 2004)
Genetic drift biasanya terjadi dalam populasi kecil, dan karena random
sampling.
Contoh kasus genetic drift adalah Dobzhansky dan Pavlovsky (1957)
membuat 20 populasi yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 10 populasi
Drosophila pseudoobscura dengan 4.000 spesies (populasi besar) dan 10
populasi Drosophila pseudoobscura dengan 20 spesies (populasi kecil), dan
diamati perubahannya dalam frekuensi dua varian kromosom selama 18
bulan.
Efek dari genetic drift adalah bottleneck effect dan founder effect.
Bottleneck effect mengacu pada kondisi dimana banyak anggota populasi yang
mati dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti
semula, tetapi variasi alelnya lebih sedikit. Contohnya adalah singa laut di
kutub utara, penyakit Huntington,
Founder effect mengacu pada kelompok individu yang menempati tempat
baru dan membentuk koloni sendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi
alel yang berbeda dari populasi induknya karena mereka menikah dengan
sesama anggota koloninya. Contoh kasus : British colony on pulau Tristan da
Cunha ditemukan sebanyak 15 orang. 1 koloni membawa alel yang
menyebabkan kebutaan. Saat ini, 2% dari individu-individu yang hidup di
pulau tersebut buta dibandingkan dengan <0.01% dalam seluruh populasi
tersebut.
Random sampling menyebabkan frekuensi gen berubah dari waktu ke waktu.
Dalam frekuensi gen dalam suatu populasi yang menyebabkan terjadinya
genetic drift.
Jika genetic drift terjadi,maka teori Hardy-Weinberg tidak akan mencapai
keseimbangan. Hal ini dikarenakan perbandingan hardy-Weinberg hanya
berlaku pada alel netral dalam suatu lokus, dan hasilnya adalah perbandingan
gen(genotip) akan stabil pada waktu tertentu. Sedangkan, keseimbangan yang
dicapai saat genetic drift adalah saat suatu populasi bersifat homozigotik.
Untuk memperoleh berapa tingkat ekspresi homozygous yang terlihat pada
suatu populasi adalah dengan menetapkan derajat homozigositas.
Untuk menghitung bagaimana f (tingkat homozigositas) berubah dari waktu
ke waktu, dapat diperoleh dari jumlah homozigot pada satu generasi dengan
jumlah homozigot pada generasi sebelumnya. Namun sebelumnya harus
dipisahkan terlebih dahulu gen yang pada kolom gamet yang berasal dari
parental yang sama dan yang berasal dari parel berbeda. Dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

Nilai homozigositas juga dipengaruhi oleh


ukuran populasi (N) dan nilai heterozigositas. Apabila N kecil maka
homozigositas akan semakin tinggi. Apabila nilai homozigositas meningkat
maka nilai heterozigot akan menurun. Nilai heterozigositas dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

Teori neutral drift memprediksikan bahwa suatu


populasi harus bersifat homozigot. Tetapi, variasi
baru akan tetap terbentuk dari hasil mutasi dan heterozigot yang akan
terseleksi karena peristiwa drift dan mutasi itu sendiri.
Peluang dari frekuensi homozigot yang tidak mengalami mutasi menjasi
hetrozigot adalah:

Homozygositas (f) akan bertemu pada titik


keseimbangan. Keseimbangan terjadi diantara naiknya homozigositas pada
peristiwa drift dan turunnya homozigotismelalui mutasi. Maka nilai
keseimbangannya dihitung dengan
menggunakan:

Hasil penting menyatakan harus ada hetrozigot untuk dapat menyeimbangkan


antara homogizositas dan neutral mutation. Heterozigotas bergantung pada
neutral mutation dan ukuran populasi. Semakin homozigositas meningkat
artinya ukuran populasinya semakin kecil, sebaliknya bila heterozigositas
semakin rendah ukuran populasi juga kecil. Dapat disimpulkan, bahwa
populasi akan dalam suatu populasi variable genetiknya sedikit untuk alel saat
ukuran populasi kecil, maka tingkat mutasi juga rendah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran populasi efektif:
1. Sex ratio
Jika salah satu dari gender (laki-laki atau perempuan) jumlahnya lebih
sedikit maka ukuran populasi dari gender yang jumlahnya lebih sedikit akan
mendominasi perubahan pada frekuensi gen. Hal ini mungkin seperti gen
identik akan drawn dari gender yang lebih sedikit (jarang), karena individu
yang sedikit mengkontribusikan gen untuk genrasi selanjutnya. Sewall Wright
membuktikan ini pada 1932, sehingga didapat rumus:

Dimana Nm = jumlah laki- laki, and Nf = jumlah


peremupan pada suatu populasi.
2. Fluktuasi Populasi
Jika ukuran populasi mengalami fluktuasi maka homozigositas akan
meningkat dengan cepat sementara populasi menurun.
3. Sedikitnya kelompok yang berkembang biak
Jika hampir semua kelompok yang berkembang biak diletakkan di
dalam suatu kelompok kecil maka ukuran populasi efektif akan berbeda dari
total ukuran populasi.
4. Variabel fertilitas
Jika jumlah gamet bervariasi di antara dua individu akan semakin
fertile individu maka semakin cepat membentuk homizgot. Wright
menunjukan bahwa bila k adalah rata-rata jumlah gamet yang dihasilkan
dalam suatu populasi dan merupakan variasi dari k,
maka:

Anda mungkin juga menyukai