Anda di halaman 1dari 6

TOTAL PLATE COUNT (TPC)

A. TUJUAN
1. Untuk menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC)
2. Untuk mengetahui prinsip metode Total Plate Count (TPC)
3. Menghitung jumlah koloni bakteri yang pada suatu sampel

B. TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang
secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji
penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu
dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti
yang dilakukan pada percobaan ini (Dwidjoseputro, D.2005)
1. Total Plate Count
Salah satu metode untuk mengitung jumlah bakteri adalah TPC(Total Plate Count). Namun, teknik ini hanya
dapat menghitung koloni yang tumbuh pada medium agar saja. Medium yang digunakan adalah agar, yaitu
polisakarida yang dibuat dari ekstrak algae. Sulit untuk menghitung jika koloni berjumlah lebih dari 300
koloni pada suatau cawan petri, maka penting untung melakukan pengenceran sebelum mengisolasi suspensi
bakteri ke dalam cawan petri. Untuk membuat serial pengeceran, pindahkan suspensi bakteri ke medium
cair, kemudian masukkan 1ML suspensi bakteri ke dalam 9 mL aquade sehingga pengencerannya menjadi
10-2 dan seterusnya maka jumlah bakteri akan berkurang 9/10 per mL pada setiap faktor pengenceran. Rasio
faktor pengenceran adalah 1:1,000, 1:10,000, 1:100,000,1:1,000,000, bahkan mencapai 1:10,000,000 bila
sample mengandung jumlah koloni yang sangat banyak. Dari masing-maisng faktor pengenceran, biasa
dimulai dengan perbandingan 1:100 dengan 0,1 ml suspensi bakteri yang akan dipindahkan ke dalam cawan
petri (Black,2015).

Sumber: Black, 2015 : 150

Apabila menggunakan spread plate method maka semua koloni bakteri akan tumbuh di bagian permukaan
medium, sehingga ukuran koloni akan sama satu dengan yang lainnya. Pada metode ini, suspensi bakteri
yang sudah diencerkan diletakkan di tengah medium yang sudah padat di dalam cawan petri, kemudian
ratakan suspensi bakteri tersebut menggunakan spatula Druglasky steril. Lalu diinkubasi, maka koloni kaan
tumbuh di permukaan medium. Satu sel bakteri akan tumbuh menjadi koloni. Setiap koloni bakteri
mempresentatifkan CFU (Colony-Forming Unit). Satu atau lebih cawan petri seharusnya memiliki jumlah
koloni yang cukup, artimnya tidak terlalu banyak atau seidkit agra bisa dihitung. Apabila proses
pengenceran dilakukan dengan baik, maka akan mendapatkan koloni bakteri yang dapat dihitung atau
countable number yaitu dengan jumlah 30 to 300 per cawan petri. Untuk menghitung koloni bakteri yang
tumbuh. Untuk menghitung jumlah koloni yang tumbuh, letakkan cawan petri di alat penghitung koloni atau
colony counter dan seluruh koloni akan terhitung jumlahnya (Black,2015)
Setelah suspensi dipindahkan ke cawan petri maka akan dilakukan isolasi dengan teknik pour plate method
atau streak palte method. Pada pour plate method, pertama-tama masukkan 1 mL yang sudah diencerkan ke
dalam media NA cair, kemudian dihomogenkan dengan membentuk angka 8.
Setelah medium sudah memadat, lalu diinkubasi, kemudian koloni akan tumbuh pada permukaan medium.
Beberapa koloni bakteri mungkin akan mati saat proses penghomogenan medium dengan suspensi bakteri
karena suhu medium NA cair yang terlalu panas sehingga tidak akan tumbuh dan membentuk koloni.
Sedangkan, koloni yang tumbuh di bagian tengah medium akan memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan koloni yang tumbuh di bagian permukaan medium (Black,2015)

Sumber: Black, 2015 : 151


Untuk mendeterminasi jumlah koloni pada sample, maka kalikan jumlah koloni pada cawan petri dengan
banyaknya faktor pengenceran, jika hasilnya dalam bentuk pecahan maka gunakan angka penyebut. Bila
faktor pengenceran sebnayak 1000 maka akan ditulis 1:1,000 or 1/1,000 dan bila faktor pengenceran
sebnayak 10,000 maka akan ditulis 1:10,000.

Perhitungan rata-rata jumlah koloni dihitung dengan menjumlahkan jumlah CFU pada masing-masing
cawan petri kemudian dibagi menjadi dua, seperti 81 x 100,000 = 8,100,000 atau 8.1 x 106 CFU/ml. Tingkat
akurasi pada serial pengenceran dan perhitungan cawan petri bergantung pada proses penghomogenan
mikroorganisme pada setiap pengenceran. Kesalahan bisa diminalisir dengan mengocok setiap suspensi
bakteri sebelum diisolasi dan membuat bebrapa cawan petri pada setiap faktor pengenceran. Tingkat akurasi
juga bisa dipengaruhi oleh tingkat kematian sel karena jumlah koloni yang tumbuh tidak termasuk jumlah
koloni yang mati pada saat proses pemindahan suspensi ke cawan petri ataupun bakteri tersebut tidak dapat
hidup pada medium yang digunakan. Menggunakan kultur yang berumur muda dapat meminilmalisir
kesalahan-kesalahan tersebut (Black,2015).
2. Perhitungan Langsung secara Mikroskopis
Perhitungan bakteri bisa dihitung menggunakan perhitungan langsung secara mikroskopik. Metode ini
menggunakan kaca mikroskropik dengan kamar hitung atau Petroff-Hausser counting chamber biasa disebut
hemocytometer. Susupensi bakteri diletakkan di atasnya dengan ,menggunkan pipet yang sudah dikalibrasi.
Setelah bakteri diletakkan di atas kaca mikroskopik dan suspensi mengering maka mikroorganisme sudah
dapat dihitung di daerah yangs udah dikalibrasi. Jumlah bakteri per unit volume dari sample dihitung
menggunka rumus. Jumlah bakteri per milimeter dari medium dapat diperkirakan menjadi tingkat akurasi
dengan alasan tertentu. Tingkat akurasi dari perhitungan ini bergantung pada jumlah bakteri yang terlihat,
bila jumlahnya lebih dari 10 juta sel per milimeter. Tingkat akurasi juga ditentukan oleh tersebar atau
tidaknya sel-sel bakteri pada setiap kamar hitung. Metode ini memiliki kekurangan, yaitu tidak bisa
membedakan sel hidup dan sel mati.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Pipet 2 buah
4. Lampu spiritus
5. Voertex

Bahan:
1. Aquadest
2. Sample (es jeruk)
3. Medium PCA (Plate Count Agar)

S a m p e l ( s L u d i b e a n y k 1 m l r u t h s i p e n g c a 1 0 D im a s u k n l r t h p e g c a n 1 0 D im a s u k n l r t h p e g c a n 1 0 d i n h k u b a s l m r n g a s e l m 4 8 j u d ia t s e p 2 4 j m k a li
D. CARA KERJA

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum TPC (Total Plate Count) kali ini, sample yang digunakan adalah es jeruk dengan faktor

pengenceran 10-2 dan 10-3. . Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat untuk
membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sample yang digunakan adalah es jeruk, sample yang

telah diencerkan ini dihitung ke dalam cawan baru kemudian diberi media NA. Kemudian, diinkubasi
selama 24-48 jam, Setelah diinkubasi lakukan pengamatan. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah
jumlah mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, mikroba tersebut akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah mikroba
(Fardiaz, 1992). Kemudian, menghitung cawan yang tumbuh bakteri 30-300 saja (Irianto, 2006). Hasil yang
didapat sebagai berikut:
Cawan Petri
I
II

Faktor Pengenceran
10-2
10-3
116
18
110
18

Berdasarkan hasil yang didapat jumlah koloni pada pengenceran 10 -3 kurang dari 30, menurut Black(2015)
hanya koloni bakteri dengan jumlah antara 30-300 saja yang dapat dihitung nilai CFUnya karena jumlah
koloni pada pengenceran 10-3 18 maka tidak dapat dihitung atau terlalu sedikit untuk dihitung.
Pada pengenceran 10-2 jumlah koloni bakteri dapat dihitung karena berada pada rentang 30-300 koloni,
sehingga hasil rata-rata CFU pada kedua cawan petri adalah 1,13 x 105.

Bila jumlah koloni lebih dari 300, kemungkinan terjadi kesalah saat proses isolasi dengan pour plate
method, seperti jumlah suspensi yang terlalu banyak atau terjadi kontaminasi saat proses penuangan suspensi
bakteri sehingga jumlah koloni menjadi TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung). Jumlah bakteri pada
pengenceran 10-3 lebih sedikit dibandingkan dengan pengenceran 10-2 karena semakin tinggi faktor
pengenceran maka jumlah bakteri akan semakin berkurang karena banyak bakteri yang terlarut di dalam
aquades tersebut. Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba
dalam sampel. Perbandingan 1 : 9 digunakan untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran

berikutnya

mengandung

1/10

sel

mikroorganisme

dari

pengenceran

sebelumnya.

(Pelczar,2006).
Pentingnya melakukan pengenceran pada metode plating adalah untuk mengantisipasi munculnya TNTC /
TBUD dan TFTC. Karena apabila pengenceran yang di lakukan terlalu tinggi, maka koloni yang terbentuk
hanya sedikit. Sedangkan apabila pengenceran kita di lakukan terlalu rendah, maka kecenderungan
menghasilkan TNTC / TBUD akan lebih besar. Koloni yang terbentuk cenderung tumbuh bertumpuktumpuk juga sampai tak bisa dihitung (Hadiutomo, 1990).
TNTC adalah singkatan dari Too Numerous To Count, sedangkan TBUD adalah singkatan dari Tidak Bisa
Untuk Dihitung. Ini adalah kondisi dimana koloni yang terbentuk pada media terlalu banyak sampai tidak
memungkinkan untuk dihitung, jumlah koloni telah melewati batas penghitungan 30-300. Hal ini dapat
terjadi karena faktor pengencerannya masih rendah sehingga konsentrasi bakteri di dalam suspensi masih
banyak. Bisa juga karena penyebaran yang kurang merata sehingga membuat bakteri tumbuh secara
bertumpuk dan susah dihitung. Hal ini dapat diatasi dengan membuat pengenceran yang lebih tinggi lagi dan
lebih memperhatikan homogenisasi di setiap penginokulasian. Namun hal ini bisa juga terjadi karena adanya
kontaminan yang masuk ke dalam media dan ikut berproses (Barazandeh, 2008).
G. KESIMPULAN
Total Plate Count merupakan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh
dalam cawan petri. Perhitungan bakteri dengan TPC (Total Plate Count) dilakukan karena mempunyai
kelebihan yakni mudah dan efektif dalam proses penghitungan mikroba dan juga bakteri yang dihitung
adalah bakteri yang tumbuh saja.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa pengenceran sampel es jeruk untuk 10-3 pada kedua cawan petri adalah 18 koloni karena
jumlahnya kurang dari 30 maka terlalu sedikit untuk dihitung jumlah CFUnya, sedangkan untuk 10 - 2 pada
cawan petri pertama adala 116 dan cawan petri kedua adalah 110 dengan nilai rata-rata sehingga jumlah
koloni 1,13 x 105 CFU/ml sampel.
REFRENSI

Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles . Jerman : Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media.


Black, Jacquelyn g. 2015. Mikcrobiology : Priciple and Exploration. NY: Wiley
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Pleczar, M.J.2006. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai