Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Umum ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Dasar Hukum Lansia .................................................................... 3
B. Aplikasi Aspek Legal dalam Keperawatan ................................... 4
C. Etika Keperawatan ........................................................................ 8
D. Kode Etik Keperawatan Indonesia ............................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan ................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
14. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia (Tambahan lembaran Negara nomor 3796), sebagai pengganti
Undang-Undang nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian bantuan bagi
Orang jompo.
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain:
a. Hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat
dan kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan.
c. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia potensial dan
tidak potensial.
d. Pelayanan terhadap Lanjut Usia.
e. Perlindungan sosial.
f. Bantuan sosial.
g. Koordinasi.
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi.
i. Ketentuan peralihan.

B. Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan


Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek
hukum yang melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik
secara perorangan maupun berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan
baik antara manusia yang satu dengan yang lain, antar kelompok manusia,
maupun antara manusia dengan kelompok manusia. Hukum dalam interaksi
manusia merupakan suatu keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan
berbunyi : Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Begitupun dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi
Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran

4
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Yang mana berdasarkan
pasal ini keperawatan merupakan salah satu profesi/tenaga kesehatan yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang membutuhkan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit meliputi : proses pemberian
asuhan keperawatan, penelitian dan pendidikan berkelanjutan. Dalam hal ini
proses pemberian asuhan keperawatan sebagai inti dari kegiatan yang
dilakukan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian-penelitian yang
menunjang terhadap asuhan keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini
semua bertujuan untuk keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan
dan juga pasien selaku penerima asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam
Kepmenkes 1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat
beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan keperawatan. Adapun
kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek legalisasi
keperawatan :
1. Proses Keperawatan
2. Tindakan keperawatan
3. Informed Consent
4. Dll
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari
klien/pasien perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta
kewenangan perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya
serta memberikan suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak
dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.956
1. Kewajiban Perawat
a. Mempunyai izin untuk melakukan pekerjaan maupun untuk
melakukan praktik keperawatan (Pasal 1, 3, 6, 8)
b. Membantu Program Pemerintah di bidang kesehatan (Pasal 18)

5
c. Meningkatkan mutu pelayanan profesi (Pasal 19)
d. Mencantumkan Surat Izin Praktik Perawat di ruang praktiknya (untuk
praktik perorangan) (Pasal 21)
e. Memenuhi persyaratan mutu layanan dalam bentuk ketersediaan
sarana dan prasarana minimal bagi perawat (pasal 22, 23) dan
berpraktik sesuai dengan peraturan perundangan (Pasal 30)
f. Menjalankan fungsi keperawatan berdasarkan ketentuan
g. Mengumpulkan sejumlah angka kredit (Ketentuan MenPAN 94/2001)
2. Hak Perawat
Dalam Kepmenkes 1239/2001 hak perawat tidak dijelaskan
secara eksplisit tetapi dapat kita lihat pada pasal 15 dan 20 sebagai
berikut:
Pasal 15 : dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk:
1) Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
2) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (1) meliputi
: intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan.
3) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
angka (1) dan (2) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan
yang ditetapkan oleh organisasi profesi
4) Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan
permintaaan tertulis dari dokter.

Pasal 20, menjelaskan sebagai berikut:


1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seorang/pasien,
perawat berwenang untuk melakukan tindakan pelayanan kesehatan
di luar kewenangan sebagai dimaksud dalam pasal 15
2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

6
Masalah hukum perdata dan hukum umum dalam praktek keperawatan
Tort : Adalah kesalahan yang di buat kepada seseorang atau hak miliknya.
1. Tort intensional. Tindakan terencana yang melanggar hak orang lain,
seperti kekerasan, ancaman dan kesalahan penahanan.
a. Ancaman adalah intensional yang mengandung maksud melakukan
kontak yang menyerang dan membahayakan. Contoh: perawat
mengancam akan tetap melakukan tindakan x-ray walaupun pasien
tidak menyetujui hal itu.
b. Kekerasan adalah segala sentuhan yang disengaja di lakukan tanpa
ijin. Contoh: perawat mengancam untuk melakukan injeksi tanpa
persetujuan klien, jika perawat tetap memberikan injeksi maka itu
disebut kekerasan.
c. Kesalahan penahanan terjadi jika seorang ditahan tanpa adanya surat
resmi. Contoh: hal ini terjadi ketika perawat menahan klien dalam
area terbatas yang mengganggu kebebasan klien tersebut.
2. Tort Kuasi-Intensional adalah tindakan yang tidak direncanakan, tidak
akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan jika tindakan tersebut
dilakukan, seperti pelanggaran privasi dan pencemaran nama baik.
a. Pelanggaran privasi adalah melindungi hak klien untuk bebas dari
gangguan terhadap masalah pribadinya. 4 tipe pelanggaran pribadi:
gangguan terhadap privasi, peniruan nama, pemberitaan tentang fakta
pribadi/fakta yang memalukan, dan publikasi palsu tentang
seseorang. Contoh: pemberian informasi medis klien kepada pihak
yang tidak berwenang seperti wartawan atau atasan klien.
b. Pencemaran nama baik adalah publikasi pernyataan palsu yang
merusak reputasi seseorang. Niat buruk berarti pihak yang
mengeluarkan pernyataan tersebut mengetahui bahwa pernyataan
tersebut adalah palsu dan tetapi tetap melakukannya.
Slander terjadi saat seseorang memberikan pernyataan palsu secara lisan.
Contoh: seorang perawat memberitahukan kepada orang lain bahwa

7
seorang klien menderita penyakit menular seksual dan hal itu
mempengaruhi karir bisnis klien.
Libel adalah pencemaran nama baik secara tertulis. Contoh: penulisan
data palsu.
3. Tort Nonintensional adalah kelalaian atau malpraktek.
a. Kelalaian adalah tindakan yang dapat menjatuhkan standar
pelayanan. Contoh: pemasangan cairan intravena yang salah pada
klien/memperbolehkan asisten keperawatan memasukan obat,
biasanya akan berakibat pendisiplinan terhadap hal tersebut.
b. Malpraktek adalah salah satu bentuk kelalaian yang sering disebut
kelalaian profesional. Malpraktek keperawatan adalah akibat dari
pelayanan keperawatan yang dilakukan dibawah standar praktek
keperawatan. Contoh: perawat memasukan obat pada klien padahal
pada rekam medis klien tercantum bahwa klien memiliki alergi
terhadap obat tersebut.

C. Etika Keperawatan
1. Nilai
Keyakinan (beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek,
perilaku, dll yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
Nilai ini bebas untuk dipilih individu yang melandasi sikap
individu dan terlihat dari hubungan kita dengan orang lain, dan dapat
dilihat secara objektif (misal, cara berpakaian, bahasa, kebiasaan, interaksi
sosial dll)
2. Moral
Adalah keyakinan bahwa sesuatu adalah mutlak : Baik atau
Buruk walaupun situasi berbeda
3. Etik

8
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang
benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang
merupakan kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang
dikendaki dan apa yang ditolak
4. Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan
keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan
5. Prinsip Etik
a. Respect (Hak untuk dihormati)
b. Autonomy (hak pasien memilih): Hak pasien untuk memilih treatment
terbaik untuk dirinya
c. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien).
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang
lain dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan
pasiennya
d. Non-Maleficence (utamakan-tidak mencederai orang lain)
Kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian
atau cidera
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat
orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
e. Confidentiality (hak kerahasiaan) menghargai kerahasiaan terhadap
semua informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan pasien kepada
perawat.
f. Justice (keadilan) : kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.
Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
g. Fidelity (loyalty/ketaatan) : Kewajiban untuk setia terhadap
kesepakatan dan bertanggungjawab terhadap kesepakatan yang telah
diambil

9
Era modern, pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak
hanya pada satu profesi).
h. Veracity (Truthfullness & honesty) : Kewajiban untuk mengatakan
kebenaran, Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait
informed-consen
Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu
mengutarakan kebenaran.

D. Kode Etik Keperawatan Indonesia


Berdasarkan Keputusan MUNAS VI PPNI Nomor : 09 MUNAS
VI/PPNI/2000
1. Perawat Dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien ,dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang di anut serta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai nilai budaya
adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang di ketahui
sehubungan dengan tugas yang di percayakan kepadanya kecuali jika
di perlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Perawat Dan Praktek
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan
serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

10
c. Perawat dalam membuat keputuskan didasarkan pada informasi yang
adekuat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
3. Perawat Dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat.
4. Perawat Dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya,dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
illegal.
5. Perawat Dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan .
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawat berpartisifasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan lansia telah diatur dalam perundang-undangan untuk
memenuhi hak-hak lansia dan pemberdayaan lansia yang telah ditetapkan
pada tahun 1965.
Keperawatan gerontik secara holistic menggabungkan aspek
pengetahuan dan keterampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam
mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, social dan spiritual lansia.
Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan
kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan
kesehatan, maksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit,
maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam
menghadapi kematian.

B. Saran
1. Sebaiknya pihak terkait terutama kepala PSTW lebih meningkatkan
kerjasama dengan pihak dari luar terutama pada dermawan dan instansi
terkait berupa bantuan sosial pada lansia.
2. Sebaiknya PSTW memprogramkan suatu kegiatan untuk meningkatkan
kreatifitas lansia dan produktifitas lansia.

12
LAMPIRAN

No Nama Tugas Ket


1 Deni Azwardi Saputra Observasi
2 Dodi Al Fiandi Observasi
3 Hermaliana Farwati Observasi dan Membuat Kesimpulan
4 I Komang Sudiartha Observasi
5 Mariana Observasi dan Membuat Pendahuluan
6 Ridho Nur Hariadi Membuat Kesimpulan
7 Isma Rumelah Ngeprin
Penutup
Pelayanan keperawatan sebagai salah satu bagian tak terpisahkan dari
pelayanan kesehatan terdepan dan terlama yang berhubungan dengan pasien
sangat memungkinkan sekali terjadinya klaim tanggung gugat dari pengguna
layanan. Oleh karena itu perlindungan terhadap tata kerja perawat merupakan
suatu keniscayaan dan juga perlunya pengetahuan perawat tentang aspek hukum
yang menjadi area kerjanya.
Legalitas dan perundang-undangan yang berhubungan dengan
keperawatan sangatlah banyak, dalam materi ini hanya disajikan beberapa sumber
hukum yang memang secara langsung perlu diketahui oleh perawat terutama UU
No 36/2009 tentang kesehatan dan Kepmenkes 1239/2001 tentang registrasi dan
praktek keperawatan.

Rujukan Utama
Praptianingsih, S. 2006. Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai