Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ORGANISASI MANAJEMEN

TENTANG
LANGKAH LANGKAH PENGORGANISASI DALAM MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK: IV

1. NITA SUPRIATI
2. NURAROPAH
3. NURHAYATI
4. NURUL HASANAH
5. RATNA KOMALADANI
6. PATIMATUZZAKRAH
7. RIRIN SEPTIANA
8. RIZA JUNI ANGGRAENI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG D.III
MATARAM
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena


berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalahOrganisasi Menejemen Tentang Langkah Langkah
Pengorganisasi Dalam Menejemen Pelayanan Kesehatan ini tepat
pada waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Karena itu ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya.

Mataram, Desember 2014

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................ 3
C. Manfaat.......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 4
A. Organisasi kesehatan ..................................................................... 4
B. Manajmen kesehatan .................................................................... 4
C. Manfaat fungsi pengorganisasian.................................................. 5
D. Langkah-langkah pengorganisasian dalam manajemen kes......... 5
E. Wewenang dalam organisasi.......................................................... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................... 14
A. Kesimpulan.................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana sumberdaya secara
efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.Pengorganisasian adalah fungsi manajmen yang
mempunyai peranan penting. Bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti dan lulus pendidikan bidan, mendapat izin dan terdaftar secara
legal untukmelakukan praktek kebidanan. (ICM/WHO ).Pelayanan
Kebidanan merupakan bagian dari integral daripelayanan kesehatan yang
berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan anak
balita.Manajemen pelayanan kesehatan adalah Suatu metode pengaturan,
pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam suatu urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi pasien maupun petugas kesehatan. Proses
pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan-
penemuan, keterampilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan dan berfokus pada klien ( Varney, 1977)
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat di manfatkan di dalam
berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer memecahkan masalah
organisasi. Atas dasar pemikiran tersebut , manajemen juga dapat di terapkan
di bidang organisasi kesehatan untuk membantu manajer organisasi kesehatan
memecahkan masalah kesehatan masyarakat . tujuan umum system kesehatan
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau mencapai
suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok kelompok masyarakat di
Indonesia pengertian sehat sudah di tuangkan dalam UU pokok kesehatan RI
No . 9 tahun 1960 . batasan sehat juga telah di sesuaikan pengertiannya
dengan batasan sehat menurut WHO 1974 . demikian pula pengertian sehat
menurut UU kesehatan No 23/1992 dan UU no 36 /2009 sehat adalah suatu
keadaan yang optimal baik fisik mental maupun social dan tidak hanya
terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja.

1
Saat ini Indonesia masih menghadapi masalah berbagai kendala dalam
pembangunan SDM (sumber daya manusia), khususnya dalam bidang
kesehatan. Hal itu tampak antara lain dari kurangnya
Pada tahun 2010, Indonesia telah mencapai beberapa target MDGs.
Dalam status pencapaiannya dapat dikategorikan menjadi 3 kategori : (a)
target telah tercapai, (b) target dengan kemajuan signifikan yang telah
ditunjukkan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015, (c) target yang
masih membutuhkan kerja keras untuk mencapainya.
Target-target MDGs yang telah tercapai diantaranya :
1. MDG 1 - Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan
tingkat pendapatan kurang dari US$ 1 per hari telah menurun dari 20.6
persen pada tahun 1990 sampai 5.9 persen pada tahun 2009.
2. MDG 3 - Kesetaraan gender di semua jenjang pendidikan akan tercapai
seperti yang ditunjukkan pada Angka Partisipasi Murni.
(APM ) anak perempuan terhadap laki-laki di SD/MI/Paket A dan
SMP/MTs/Paket B dengan angka masing-masing 99.73 dan 101.99, dan
angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun sebesar
99.85 pada tahun 2009.
3. MDG 6 Penurunan prevalensi tuberculosis dari 443 kasus pada tahun
1990 sampai 244 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2009.

Ada pula beberapa target MDGs yang sudah menunjukkan kemajuan


yang signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015, diantaranya
MDG 1 target 1C (1.8), MDG 2 target 2A, MDG 3 target 3A, MDG 4 target
4A, dan MDG 8.
Selain itu, ada pula target MDGs yang masih memerlukan kerja keras
untuk pencapaian target pada tahun 2015, mencakup :
1. MDG 1 Indonesia telah menaikkan ukuran untuk target pengurangan
kemiskinan dan akan memberikan perhatian khusus untuk mengurangi
tingkat kemiskinan yang diukur terhadap garis kemiskinan nasional dari
13.33 persen (2010) menjadi 8-10 persen pada tahun 2014.
2. MDG 5 Menurunkan target angka kematian ibu dari 390 pada tahun

2
1991 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
3. MDG 6 Tingkat kenaikan penderita HIV/AIDS yang sangat tinggi di
beberapa daerah dimana kesadaran tentang penyakit ini rendah.
4. MDG 7 Saat ini hanya 47.73 persen rumah tangga yang memiliki akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan 51.19 persen yang memiliki
akses sanitasi yang layak. Untuk mencapai target MDG pada tahun 2015
diperlukan perhatian khusus atasnya ( Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), 2010)

B. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui dan memahami OrganisasiDan
Manajemen kesehatan di Indonesia.
2. Untuk dapat mengetahui macam- macam OrganisasiDan
Manajemen kesehatan di Indonesia.
3. Untuk dapat mengetahui dan memahami langkah langkah
pengorganisasi Dalam Manajemen pelayanan kesehatan di
Indonesia
4. Untuk menambah wawasan para pembaca atau mahasiswa.

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa mampu memahami langkah langkah pengorganisasi
Dalam Manajemen pelayanan kesehatan di Indonesia

2. Untuk Pendidikan
Diharapkan pendidikan tetap meningkatkan mutu pembelajaran sehingga
menghasilkan mahasiswa yang kompeten.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Organisasi kesehatan
Organisasi kesehatan adalah perpaduan secara
sistematis daripada bagian- bagian yang saling
ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan
dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
(Menkes, 2008)
Tujuan umum dari suatu organisasi kesehatan adalah
untuk menyusun dan melaksanakan suatu program atau
kebijakan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
B. Manajemen kesehatan
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu
seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan. Dengan kata lain
manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan
manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat sehingga yang menjadi objek dan sasaran
manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat.
System kesehatan di Indonesia tertuang dalam SKN
(2009). SKN adalah supra system pembangunan kesehatan
yang di anut oleh Indonesia . System pelayanan kesehatan
baik di rumah sakit maupun di puskesmas adalah subsistem
pelayanan kesehatan di Indonesia (subsistem kesehatan ) .
materi pokok SKN (SKN 1980/82 ) telah di masukkan ke
dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN). Di dalam SKN
tersebut . dapat di pelajari tugas-tugas dan kewenangan
jajaran organisasi kementrian kesehatan mulai dari

4
kementrian kesehatan , Dinkes provinsi , kabupaten /kota dan
puskesmas .. system kesehatan daerah (SKD) bila diperlukan
juga perlu di susun sebagai pedoman pembangunan
kesehtan di daerah (tingkat profinsi dan kabupaten /kota)
SKN di perbaharui tahun 2004 dan finalisasinya tahun 2009
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap
organisasi kesehatan di Indonesia seperti Kantor kementrian
kesehatan , Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan
Puskesmas dan jajarannya. Untuk memahami penerapan
manajemen kesehatan di RS, Dinas Kesehatan dan
Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan
rencana tahunan RS dan Dinas Kesehatan di daerah.
Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan
manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang
disusun setiap lima tahun (micro planning), pembagian dan
uraian tugas staf Puskesmas sesuai dengan masing-masing
tugas pokoknya.

C. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang
mempunyai peranan penting. Dengan fungsi
Pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
institusi pelayanan kesehatan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan institusi ,fungsi
pengorganisasian akan dapat dilaksanakan dengan baik
kalau manajer pelayanan kesehatan memahami prinsip-
prinsip pengorganisasian, fungsi aktuasi merupakan
gambaran proses bimbingan dan pengarahan yang
diperlukan oleh staf sesuai dengan pembagian tugasnya
masing-masing , fungsi aktuasi mengarahkan staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencapai tujuan
organisasi.

5
D. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan ,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan ,
menetapkan tugas - tugas pokok dan wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pemimpin kepada staf untuk
mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan batasan tersebut
fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan
(sinkronasi) dan mengatur semua kegiatan yang ada
kaitannya dengan personel, finansial , dan tata cara
pencapaian tujuan organisasi yang telah di tetapkan,
berdasarkan penjelasan tersebut organisasi dipandang
sebagai wadah kerjasama sekelompok orang organisasi
bersifat statis. Organisasi juga dapat dikaji dari sisi proses
kerjasama. Staf yang berisi uraian tugas untuk mencapai
tujuan organisasi bersifat dinamis . organisasi juga dapat
dikaji dari srategi pimpinan menggunakan organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi organisasi sebagai instrument
pimpinan.
E. Manfaat pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian , seorang manajer
akan dapat mengetahui :
1. Pembagian tugas untuk staf perorangan atau kelompok . Tugas pokok staf
dan prosedur kerja merupakan dokumen fungsi pengorganisasian dan
panduan kinerja staf .
2. Hubungan organisatoris antar manusia dalam organisasi . hubungan ini
akan terlihat pada struktur organisasi .
3. Pendelegasian wewenang . manajer atau pimpinan organisasi akan
melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas tugas pokok
yang di berikan kepada mereka.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang di miliki organisasi , tugas staf
dan Pemanfaatan fasilitas fisik harus di atur dan di arahkan semaksimal
mungkin untuk membantu staf baik secara individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi

6
F. Langkah langkah pengorganisasian manajemen dalam kesehatan
Ada enam langkah penting sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian :
1. Tujuan organisasi harus di fahami oleh staf , tujuan ini
harus di rumuskan dan menjadi bagian dari fungsi
perencanaan. Perencanaan adalah proses untuk merumuskan
masalahkegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (landasan dasar).
Contoh: Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas, Rencana
Pelatihan untuk kader, nakes.
2. Membagi habis pekerjaan ke dalam kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
. dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai
dengan visi dan misi organisasi. Untuk itu, ia membagi tugasnya kepada
staf . dari sini muncul gagasan departementalisasi , pengembangan bidang-
bidang, seksi-seksi dan sebagainya.
3. Mengelompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih
operasional (elemen kegiatan). Pembagian tugas staf ke dalam elemen
kegiatan ini harus mencerminkan kegiatan yang harus dikerjakan oleh
staf .
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksananakan oleh staf dan fasilitas
pendukungnya . pengaturan ruangan dan dukungan peralatan kerja adalah
salah satu contoh .
5. Penugasan personel yang cakap. Staf yang dipilih dan ditempatkan pada
satu bagian sesuai dengan kemampuannya melaksanakan tugas . bagian ini
penting dipahami oleh manajer personalia pada saat mengangkat atau
memilih staf untuk menempati posisi tertentu atau yang akan
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam organisasi .
6. Mendelegasikan wewenang . tugas tugas staf dan mekanisme pelimphan
wewenang dalam sebuah organisasi akan dapat di ketahui melalui struktur
organisasi. Organisasi pelayanan kesehatan puskesmas yang mempunyai
jumlah tenaga terbatas , ruang lingkup kerja dan kegiatannya yang cukup
luas , maka prinsip kerja sama staf yang bersifat integrative perlu

7
diterapkan. Dengan menggunakan prinsip kerja integrasi , semua kegiatan
pokok puskesmas dapat dilaksanakan meskipun beban tugas staf harus
mendapatkan perhatian . contohnya, kegiatan imunisasi (program P2m).
hanya ada seorang staf puskesmas yang diberikan tugas dan wewenang
untuk melaksanakan kegiatan program ini. Sasaran penduduk dan wilayah
kerjanya cukup luas . untuk melaksanakan tugas ini , staf yang lain juga
diberikan tugas dan wewenang untuk membantu melaksanakan kegiatan
imunisasi ini sehingga semua penduduk sasaran dapat tercakup oleh
pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif .
Dalam pembagian tugas harus diperhatiakan
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab .
wewenang yang terlalu besar kepada staf mendorong
terjadinya korupsi atau penyalahgunaan wewenang kalau
pengawasanya lemah (tidak efektif). Sebaliknya , jika
tanggung jawab yang di terima staf terlalu besar akan
mempengaruhi tindakan staf . staf akan sangat berhati-hati
dan sering ragu melaksanakan tugasnya (takut salah)
sehingga situasi menghambat produktifitas kerjanya . melalui
pembagian tugas dan pendelegasian wewenang yang jelas
akan diketahui hubungan organisatoris antara satu staf dan
sataf yang lain dalam suatu organisasi .
G. Wewenang dalam organisasi
Wewenang adalah kekuasaan atau hak yang diberikan
kepada seseorang dalam sebuah organisasi untuk
memerintah atau meminta untuk berbuat sesuatu . wewenang
seseorang dalam sebuah organisasi di batasi dalam bentuk
uraian tugasnya sesuai tugas pokok dan fungsi serta
kedudukannya dalam organisasi .
Wewenang dapat didelegasikan kepada staf bawahan , tetapi
manajer tetap bertanggung jawab penuh terhadap
keberhasilan atau kegagalan tugas yang di laksanakan oleh
staf meskipun sebagian wewenangnya sudah didelegasikan

8
kepada stafnya . untuk meningkatkan produktifitas kerja staf,
manajer sebaiknya mengatur wewenang yang di berikan
kepada staf dan menjelaskan bahwa tanggung jawab memang
harus melekat pada tugas-tugas yang diberikan kepadanya
sehingga staf akan merasakan keseimbangan antara
wewenang yang dimiliki dan tanggung jawab yang harus
diemban. Dengan pembagian wewenang dapat di bedakan
berbagai tipe organisasi yaitu organisasi lini , organisasi staf .
organisasi lini dan staf atau organisasi dalam bentuk panitia.
1. Wewenang lini (line authority)
Wewenang yang mengalir secara vertical. Pelimpahan
wewenang dari atas ke bawah dan pengawasan langsung
oleh pemimpin pada staf yang menerimanya. Organisasi
yang menggunkan wewenang lini di sebut organisasi lini
,contoh pengorganisasian lini bagan 1.1 .

9
Bagan 1.1
Organisasi Lini

Kepala Dikes Kab/

Kepala Subdin Kepala Kepala Subdin

Penangung Jawab Program

2. Wewenang staf (staff authority )


Wewenang yang mengalir kesamping, yaitu wewenang
yang di berikan kepada staf khusu untuk membantu
melancarkan tugas-tugas staf yang mengemban tugas
dengan wewenang lini , wewenang staf di berikan karena
ada spesialisasi tugas-tugas manajerial yang terkait
dengan fungsi staf seperti pengawasan , pelayanan kepada
staf atau penasehat . organisasi staf adalah organisasi
yang mengembangkan wewenang staf, contoh
pengorganosasian staf bagan 1.2. Di jajaran kementrian
kesehatan, wewenang staf di dalam bagan ini terdapat
pada secretariat jenderal atau KTU di Dinkes Provinsi dan
kabupaten /kota.
Bagan 1.2
Organisasi Staf

Kepala Dikes Kab/

Tata Usaha

10
Kepala Subdin Kepala Subdin
Kepala
3. Wewenang staf dan lini
Perpaduan antara wewenang lini dan staf di dalam
struktur organisasi merupakan bentuk yang paling umum
di anut oleh banyak organisasi . srtuktur organisasinya
akan tampak lebih kompleks, tetapi bentuknya merupakan
pengembangan dari bentuk organisasi lini dan staf
Berdasarkan kewenangan yang ada di jajaran kementrian
kesehatan dengan kewenangan pemda provinsi dan
kabuaten/kota sebagai pelaksana otonomi daerah di
bidang kesehatan (UU NO 22/99 di ubah menjadi 32/2004),
muncul 3 pola kerjasama pemerintah dengan pemkab /
kota seperti terlihat pada bagan.
a. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka
Negara kesatuan RI
b. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenag dari
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah
di daerah dan atau perangkat pusat yang berada di
daerah. Anggaranya berasal dari pemerintah,
dilaksanakan di daerah oleh wakil pemerintah di daerah
(provinsi)
c. Tugas perbantuan (medebewyn) adalah penugasan
pemerintah kepada daerah dan desa atau dari daerah
ke desa untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
disertai dengan penyerahan pembiayaan, sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia, termasuk
kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkanya kepada yang
menugaskan.

11
Bagan 1.3
Pola Kerja Sama Pemerintah Dengan Pemkab/ Kota

Mendagri Menkes
Pusat

Desentralisasi

Dekonsentrasi
Gubenur
Propins
Desentralisasi

Dinkes Prop.

Kabupaten Bupati / Walikota

Dinkes Kab/Kota

Kecamata Camat

Puskesmas

Desa Kades Pustu

12
Posyandu/ Pos Obat
Desa, Polindes/
Poskesdes

Dalam UU NO 22/99 di ubah menjdi 32/2004 di


jelaskan tentang otonomi daerah dan kewenangan
daerah otonom. Pemerintah kabupatean / kota diberikan
kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat yang berdomisi di wilayah kerjanya (melalui
pelayanan publik) menurut perakarsanya sendiri dan
aspirasi masyarakat. Kewenangan yang diberikan
kepada pemkab / kota yang tercakup dalam UU ini
cukup luas. dalam perubanh UU ini menjadi UU NO
32/2004, pemerintah provinsi adalah perwakilan
pemerintah di daerah dan di berikan fungsi sebagai
coordinator dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan di daerah di dalam UU ini, pemerntah
masih tetap memiliki kewenangan menjalankan polotik
luar negri, pertahanan, keamanan, peradilan, moneter
dan fiscal, agama dan kewenagan lainya seperti
perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro, pengaturan perimbangan
keuangan pusat dan daerah, system administrasi
Negara dan lembga perekonomian Negara, pembinaan
dan pemberdayaan SDM, pendayagunaan sumberdaya
alam, penggunaan teknologi strategis, konservasi hutan

13
dan standarisasi pembangunan nasional.
Pelaksanaan kegiatan otonomi di daerah dengan
pola desentralisasi harus di sertai dengan penyerahan
dan pengendalian pembiayaan, sarana dan prasarana,
serta SDM sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan di daerah dapat berjalan secara efektif.
Desentralisasi berarti penyebaran kekuasaan atau
pelimpahan wewenang secara luas, terutama dalam
pembuatan keputusan untuk kepentingan masyarakat
pada ruang lingkup organisasi yang lebih rendah di
bidang pelayanan kesehatan, desentralisasi juga
mempunyai arti mendekatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang membutuhkan sesuai dengan
masalah ksehatan masyarakat yang potensial
berkembang di daerah dan factor resikonya.
Salah satu kendala utama penerapan kebijakan
desentralisasi adalah keterlambatan turunya
persetujuan anggaran dalam bentuk daftar isian
pelaksanaan anggaran (DIPA) dan belum terlaksananya
DIPA terpadu antar sector misalnya, untuk menjaga
kebersihan kota dari masalah sampah di perlukan
kerjasama antar sector di bawah koordinasi bupati atau
walikota. Dasar hokum DIPA terpadu adalah UU
kesehatan NO 23 /1992 (sekarang UU NO 36/2009),
peraturan pemerintah NO 7 tahun 1987 dan kepres NO
29/1984. Tujuan pelaksanaan DIPA terpadu adalah
menjamin keterpaduan program di lapangan terutama
untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama oleh
sector-sektor terkait. Keterpaduan kegiatan akan
memicu inisiatif daerah untuk melakukan inovasi
melalui mekanisme perencanaan yang di mulai dari
bawah (bottom up planning). Program desentralisasi di

14
bidang kesehatan akan berhasil kalau di sertai
perubahan pendegelegasian wewenang dengan
memberikan tanggungjawab yang lebih besar kepada
pemkab / kota untuk memacu inisiatif untuk memacu
masyarakt. Selain itu, pemanfaatan sumber dana juga
perlu diatur lebih fleksibel sehingga memenuhi kondisi
daerah sesuai dengan prioritasnya. Keadaan ini
membutuhkan kemanpuaan, pengetahuan, motifasi,
dan sikap pinpinana untuk merencanakan program
kegiatan terpadu antar sector terkait di daearah
otonomi tanpa harus menunggu pedoman atau petunjuk
tekhnis dari pusat. atas dasar pemikiran trsebut,
perencanaan di suatu wilayah harus didasarkan pada
masalah dan kebutuhan pembangunan masyarakat di
daerah tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi kesehatan adalah perpaduan secara
sistematis daripada bagian- bagian yang saling
ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan
dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

15
Tujuan umum dari suatu organisasi kesehatan adalah
untuk menyusun dan melaksanakan suatu program atau
kebijakan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sangat banyak organisasi kesehatan yang
sudah terbentuk di indonesia, beberapa diantaranya adalah:
Organisasi kesehatan pemerintah pusat, Organisasi
kesehatan pemerintah daerah, Rumah sakit, Unit pelaksana
teknik, Organisasi kesehatan swasta
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau
suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan. Pada umumnya,
fungsi manajemen dalam suatu organisasi meliputi: Planning
(perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan
alternative kegiatan untuk pencapaiannya. Organizing
(pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan menajemen
untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien
untuk mencapai tujuan organisasi. Actuating (directing,
commanding, motivating, staffing, coordinating) atau fungsi
penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada
staff agar mereka mampu bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya
yang tersedia. Controlling (monitoring) atau pengawasan
dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
jika terjadi penyimpangan.

16
B. Saran
Tujuan dari suatu pengorganisasi kesehatan hanya
dapat diwujudkan jika ada kerjasama dari semua pihak baik
dari pemerintah, pihak organisasi, maupun masyarakat
dalam rangka mendukung dan melaksanakan program-
program kesehatan. Selain itu, organisasi kesehatan perlu
lebih agresif dalam mendeteksi hal-hal yang nantinya dapat
mempengaruhi status kesehatan masyarakat sehingga
kemungkinan terburuk dapat dicegah sebelum terjadi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Elaine monica .2007 . Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan , Jakarta :


EGC
MARQUIS Bessie L .2010 . kepemimpinan dan manajemen keperawatan Jakarta :
EGC
Muninjaya Gede , 2011, manajmen kesehatan Jakarta : EGC
Siagian sondang P . 2007 ,Manajmen Srategik Jakarta : PT bumi aksara

Varney, Helen. 2000. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta

Winkjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. 2006. YBPSP. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai