Anda di halaman 1dari 2

BAB VI PENUTUP

BAB VI
PENUTUP

VI.1 PENUTUP
Kerja praktek yang saya laksanakan kurang lebih selama 3 bulan pada
proyek Apartement City Light Ciputat ini sangat memberikan manfaat yang besar
bagi saya selaku mahasiswa Teknik Sipil. Pada pelaksanaan kerja praktek ini
mahasiswa dapat mengerti hubungan dari teori yang didapat pada saat perkuliahan
dan pengaplikasian nya di lapangan.
Selain itu mahasiswa juga mendapat gambaran tentang lingkungan kerja
dalam kaitannya dengan masalah disiplin dan tanggung jawab pekerjaan.
Semuannya itu merupakan modal dan bekal yang dirasakan sangat bermanfaat
bagi mahasiswa sebelum terjun langsung ke dunia Proyek.

VI.2 KESIMPULAN
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan selama masa kerja praktek
antara lain :
1. Proyek Apartement City Light Ciputat ini, merupakan kerja sama antara
PT.CATURBANGUN MANDIRI ( sebagai kontraktor utama ) dan
PT.SUMBER TENAGA LESTARI ( sebagai owner ).
2. Dalam setiap pelaksanaan proyek besar maupun kecil, faktor utama yang
paling menentukan keberhasilan suatu proyek yaitu Manajemen yang baik
dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, material,
penghitungan biaya yang tepat, serta penerapan K3 yang baik dan benar.
3. Material dan peralatan merupakan bagian terbesar dari proyek sehingga
pengadaannya perlu diperhatikan.
4. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek harus dilaksanakan bertahap
untuk meninjau jalan nya pelaksanaan proyek sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.

LaporanKerjaPraktek 24
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB VI PENUTUP

5. Dalam menganalisa keterlamabatan proyek yang terjadi tidak


menggunakan jalur kritis yang terdapat pada teori Manajemen Konstruksi,
sehingga keputusan yang diambil adalah bekerja lembur dan tidak
diketahui ketepatannya.
6. Koordinasi, komunikasi, serta kerjasama yang baik dilapangan antar pihak
didalam proyek merupakan hal vital untuk memperlancar dan
mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mengejar target yang
ditentukan.
7. Keterlambatan yang terjadi pada pekerjaan struktur atas ( existing gedung )
terjadi akibat kesalahpahaman antara pihak kontraktor dengan owner,
dalam waktu pengerjaan.
8. Keterlambatan yang terjadi pada pengerjaan pengecoran diakibatkan oleh
faktor cuaca.

VI.3 SARAN
1. Koordinasi dan komunikasi antar pihak didalam lingkup proyek harus
lebih ditingkatkan untuk menghindari kesalah pahaman dalam
merealisasikan perencanaan proyek yang terjadi dilapangan. karena
kesalahan dalam komunikasi di lapangan pasti terjadi perubahan dalam
perencanaan karean menyesuaikan kondisi yang di lapangan seperti di
dalam proyek City Light Apartement, contoh didalam perencanan zona
pengecoran Balok separator lift belum di cor dari Lt 11 sampai dengan Lt
18 sementara proyek sudah menuju tahap finishing, hal ini akan
menyulitkan pengecoran untuk balok separator lift di karenakan lokasi
balok separator lift berada di tengah tengah bangunan
2. Untuk pekerjaan yang mengalami keterlambatan perlu diadakan evaluasi
dan perbaikan agar kedepannya tidak terjadi lagi keterlambatan dalam
pengerjaan. seperti hal nya terjadi di dalam proyek City Light Apartement
ada keterlambatan pengiriman material besi baja
3. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan di lapangan harus dilakukan
secara berkala dan teliti agar kesalahan dilapangan dapat diketahui sejak
dini, sehingga dapat cepat diselesaikan dan target dapat dipenuhi.

LaporanKerjaPraktek 25
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)

Anda mungkin juga menyukai