Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia, terutama di kota-kota
besar.Penyakit ini merupakan factor risiko langsung dari timbulnya infarkmiokard dan CVA
(cerebrovascular accidents) (Tambayong, 2000). Hipertensi didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan darah diatas normal yang ditunjukkan
oleh angka systolic (bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada saat pemeriksaan tensi
darah (Dr. Irwan, 2016)
Prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan penyakit tidak
menular lainnya seperti stroke dan jantung koroner.Menurut Data Riset Kesehatan Dasar
2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin
Kementerian RI bahwa prevalensi di beberapa kota mencapai 30,9% di Provinsi Bangka
Belitung, 16.8% di Papua, dan 15,0% di Sumetara Utara.
Kecenderungan terjadinya peningkatan prevalensi hipertensi menurut peningkatan usia.
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa sebagai proses degeneratif, hipertensi hanya ditemukan
pada golongan orang dewasa. Banyak penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta
penduduk Indonesia yang kontrol hanya 4%. Terdapat 50% penderita hipertensitidak
menyadari dirinya sebagai penderita hipertensi. Terdiri dari 70% adalah hipertensi ringan dan
90% hipertensi esensial, hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Bustan, 2007).
Hipertensi lebih banyak menyerang orang kulit berwarna daripada orang kulit putih. Pada
usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria dari pada wanita.
Pada golongan 55-64 tahun, jumlah penderita hipertensi pada pria dan wanita sama banyak.
Namun pada usia 65 tahun ke atas, penderita hipertensi wanita lebih banyak daripada pria.
Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18%.
Berdasarkan laporan dari profi l kesehatan kota semarang tahun 2011 prevalensi
hipertensi di Jawa Tengah khususnya kota semarang cukup tingi. Pada tahun 2010 presentase
penyakit hipertensi adalah 46,8 %, sedangkan 3 pada tahun 2011 prevalensi penyakit
hipertensi di kota semarang sedikit mengalami penurunan, presentasenya yaitu 42,4%
(Dinkes, 2013).
Sesuai dengan hasil study pendahuluandi Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang di
dapatkan data bahwa penyakit tidak menular berdasarkan tempat pada tahun 2012 yaitu
terdapat di rumah sakit dengan jumlah pasien hipertensi sebanyak 5824 orang, dan di
puskesmas sebanyak 28378 orang. (DKK, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik dan
faktor yang dapat diubah seperti obesitas, kurang aktifitas fisik dan lain-lain. Untuk
terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut secara bersamasama (common
underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko saja belum cukup menyebabkan
timbulnya hipertensi.
Berdasarkan latarbelakang diatas, penulis ingin menganaliis faktor-faktor risiko
hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak Simongan, Semarang
Barat.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut: Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada wilayah kerja
Puskesmas Ngemplak Simongan, Semarang Barat.

1.3 TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui factor risiko yang berhubungan dengan penyakit hipertensi dan
besarnya pengaruh factor risiko tersebut pada Puskesmas Ngemplak Simongan,
Semarang Barat.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyakit Hipertensi di Puskesmas Ngemplak
Simongan.
b) Untuk mengetahui disribusi frekuensi factor resiko Hipertensi yang dapat
dimodifikasi (perilaku merokok, aktivitas fisik, kebiasaan mengkonsumsi kopi) di
Puskesmas Ngemplak Simongan
c) Untuk mengetahui hubungan antara factor risiko usia dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan, Semarang Barat
d) Untuk mengetahui hubungan karakteristik responden yang tidak dapat dimodifikasi
(pekerjaan, Kebiasaan Keluarga dalam Mengonsumsi Makanan Asin dan Berlemak,
genetika yang Hipertensi) dengan kejadian hipertetnsi di Puskesmas Ngemplak
Simongan
e) Untuk mengetahui hubungan factor resiko Hipertensi yang dapat dimodifikasi
(perilaku merokok, aktivitas fisik, kebiasaan mengkonsumsi rokok) di Puskesmas
Ngemplak Simongan
f) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi resiko Hipertensi di
Puskesmas Ngemplak Simongan.

1.4 ManfaatPenelitian
1) Bagi pemerintah Daerah atau instansi terkait dapat dipergunakan sebagai informasi
untuk menentukan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang.
2) Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga untuk mengembangkan riset tenaga
kesehatan mengenai factor resikoPenyakit Tidak Menular khususnya Hipertensi.
3) Dapat dijadikan informasi dan acuan tambahan bagi peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan masalah factor resiko penyakit Hipertensi.

Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-fitrianini-7256-2-bab1.pdf
diakses pada tanggal 18 September 2016

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/13_Profil_
Kes.Prov.JawaTengah_2012.pdf diakses pada tanggal 18 September 2016

Anda mungkin juga menyukai