Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang
sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat
menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak
hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga
dampak-dampak negative.
Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki
untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda
motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat.
Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah
kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan juga
menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.
Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata
permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius.
Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secar
perlahan-lahan sejak tahun 1975.
Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini
berhembus masalah yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global warming. Oleh
karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas dalam makalah ini.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca,global warming, penyebab efek
rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, dan keterkaitan masalah-masalah tersebut
diatas satu sama lain. Semua ini akan kami coba cari tahu dan membahasnya dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca ?
2. Faktor-faktor apa saja penyebab efek rumah kaca ?
3. Apa dampak atau akibat dari efek rumah kaca ?
4. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi efek rumah kaca ?
5. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global ?
6. Faktor-faktor apa saja penyebab pemanasan global ?
7. Apa dampak atau akibat dari pemanasan global ?
8. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari efek rumah kaca.
2. Mengetahui tentang penyebab terjadinya efek rumah kaca.
3. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari efek rumah kaca.

1
4. Mengetahui cara atau usaha pencegahan dari efek rumah kaca.
5. Mengetahui pengertian dari pemanasan global.
6. Mengetahui tentang penyebab terjadinya pemanasan global.
7. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari pemanasan global.
8. Mengetahui cara atau usaha pencegahan dari pemanasan global.

D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan wawasan bagi penulis maupun pembaca terhadap penyebab terjadinya
pemanasan global yang dengan sengaja atau tidak terjadi dalam kehidupan kita sehari-
hari.
2. Memberikan wawasan bagi penulis maupun pembaca dampak yang diakibatkan dari
pemanasan global.
3. Mendorong penulis maupun pembaca untuk melakukan upaya pencegahan terjadinya
pemanasan global.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau

2
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan
benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek
rumah kaca.
Istilah efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect ini
dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang
memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-bungaan.
Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luar rumah kaca.
Hal ini dikarenakan dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan
dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebai gelombang panas
yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak
bercampur dengan udara luar yang dingin. Itulah gambar sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukkan dua hal berbeda : efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan
yang terjadi akibat aktivitas manusia.
2. Faktor-faktor penyebab Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-gas
di atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca.Gas rumah kaca adalah
gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut
sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat
aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai
atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan


semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas
yang terperangkap di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang
berperan dalam efek rumah kaca dengan persentase kontribusi mereka terhadap efek
rumah kaca;
1. Uap Air (36-70%)
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara
regional. Aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air
kecuali pada skala lokal.
Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah
kaca yang mengakibatkan meningkatnya temperatur dan semakin meningkatknya
jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik
ekuilibrium (kesetimbangan).
2. Karbondioksida (9-26%)
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada

3
saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin
berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan
lahan pertanian.
3. Metana (4-9%)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Metana merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali
lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi
dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat
keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida
dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini
telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,
perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa
negara berkembang masih menggunakanklorofluorokarbon (CFC) sebagai media
pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi
lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Komsumsi CFC
tertinggi terdapat pada Negara-negara maju. Amerika Serikat mengkomsumsi hampir
sepertiga komsumsi CFC dunia.
Negara-negara maju adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara penghasil emisi karbondioksida per
kepala per tahun sebagai berikut:
Amerika Serikat 20 ton
Kanada dan Australia 18 ton
Jepang dan Jerman 10 ton
China 3 ton
India 1 ton

3. Dampak dan akibat dari Efek Rumah Kaca


Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-
rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan

4
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat
(Wikipedia, 2011).
Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu
permukaan bumi. Sehingga terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal
ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan
permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi
sulit diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah
hujan yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan
bumi yang lain bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan
suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada
segala sector. Meliputi:
1. Ketahanan Pangan Terancam
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat
banjir, kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang
kuat. Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu
penanaman. Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak
10%.
2. Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim
dan gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem).
Terumbu karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau
bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari
seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada 2050. Keenam
wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
3. Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa
peningkatan suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan
kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam
berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti Indonesia.

4. Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di
daerah tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik
akibat musim kemarau berkepanjangan dan intrusi air laut ke daratan.

5
5. Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan
kekeringan, bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir
Nicolas Stern, penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20
tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi.
Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia.
Namun beberapa data menunjukkan bahwa:
1. Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.
2. Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif
sehingga meningkatkan risiko banjir..
3. Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan
lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (CIFOR, 2004)
4. Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada
sektor pertanian dan ketahanan pangan.
5. Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai
contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari
kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan
Ancol (Susandi, Jakarta Post, 7 Maret 2007).
6. Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar 430 km.
Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke daratan
50-100 meter per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah potensi
dampak dari perubahan iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6 meter
pada 2030, sehingga Kuta dan Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal
ini mengancam keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan
kekayaan dan keindahan pantai dan laut di Bali.
7. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko kehilangan
banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan
permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada pengungsi dalam
negeri.
8. Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan perikanan yang
pada akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani dan
nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait dengan hal itu akan mengurangi
pendapatan negara dan masyarakat dari sektor pariwisata. Sementara itu, negara harus
menaikkan anggaran untuk menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola
dampak kesehatan, dan menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat
bencana. Industri di kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi
dampak ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan
beban anggaran pembangunan nasional dan daerah.
4. Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi Efek Rumah Kaca
Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan
peralatan elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar

6
listrik, juga mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin
memanggil tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga
ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat
energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan
yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau polusi.
Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya
menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi
positif dalam pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah
untuk dilakukan. Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus
berkontribusi pada pemanasan global.
Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan
pakaian kering secara alami.
Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air
bersih hingga 13 liter air per hari.
Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan
cara yang paling boros air.
Gunakan kembali amplop bekas.
Jangan gunakan produk sekali pakai seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu
dan cangkir plastik.
Gunakan baterai isi ulang.

5. Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global atau Global Warming adalah suatu proses meningkatnya suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh peningkatan jumlah
emisi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global akan didikuti oleh perubahan
iklim, seperti meningkatnya curah hujan. Pemanasan global yang berakibat pada
perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia terutama yang berhubungan dengan
bahan bakar fosil serta kegatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan
peternakan. Aktivitas-aktivitas manusia tersebut secara langsung menyebabkan
perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara
global.

6. Faktor-faktor penyebab Pemanasan Global

7
Pemanasan global terjadi sebenarnya mengikuti prinsip efek rumah kaca.
Rumah kaca memiliki prinsip, menyerap energi panas yang dipancarkan oleh matahari
dan menahannya, sehingga suhu udara di dalam rumah kaca menjadi hangat dan bisa
menunjang pertumbuhan tanaman di dalamnya.
Bumi menerima energi panas dari matahari yang menyinari bumi. Energi
panas yang sampai ke Bumi, menciptakan nuansa panas yang menghangatkan bumi.
Sebagian dari panas tersebut di serap oleh bumi dan sisanya akan dipantulkan
kembali. Namun, sebagian besar panas tersebut tetap terperangkap di atmosfer bumi
akibat menumpuknya gas rumah kaca. Panas yang dipantullkan oleh bumi akan
diserap oleh gas-gas rumah kaca dan dipantulkan kembali ke permukaan bumi.
Akibatnya, energi panas tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi, sehingga suhu
di permukaan bumi pun meningkat.

Pada konsentrasi terstentu, sebenarnya kehadiran gas-gas rumah kaca ini


sangat diperlukan untuk menghangatkan suhu di atmosfer bumi. Namun,
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca juga akan berdampak pada semakin
meningkatnya energi panas di atmosfer bumi. Berikut ini faktor penyebab pemanasan
global selain efek rumah kaca :

1. Polusi Karbondioksida Dari Pembangkit Listrik Bahan Bakar Fosil


Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari
pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya
pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari
polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat.
Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha
penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi,
masih banyak dari kita yang enggan untuk melakukan ini.
2. Polusi Karbondioksida Dari Pembakaran Bensin Untuk Transportasi.
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan
bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa
permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring
dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua
peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.
3. Gas Metana Dari Peternakan& Pertanian.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang
menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari
bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen,

8
misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak,
dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan
peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.
4. Aktivitas Penebangan Pohon

Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat


jumlah pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita
tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan
seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru
dunia dan dapat digunakan untuk mendaur ulang karbondioksida yang
terlepas di atmosfer bumi.

5. Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan


Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia
dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan
nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai
perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-
sumber air minum kita.

7. Dampak atau akibat dari Pemanasan Global

Pemanasan global dapat mengancam kehidupan di planet bumi. Ada beberapa


fakta yang mengancam kehidupan di planet bumi karena pemanasan global, yaitu :

1. Mencairnya Es di Kutub Utara dan Selatan


Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah
kutub Utara dan kutub Selatan. Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat
dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa
prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di
kutub akan lenyap pada tahun 040 sampai 100. Tetapi data es tahunan yang
tercatat hingga tahun 007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model
prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka
ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru,
serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim

9
NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan Hampir semua es
di kutub Utara akan lenyap di tahun 2012.
2. Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada
naiknya level permukaan air . Para ahli memperkirakan apabila seluruh
Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter!
Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di
seluruh dunia.

3. Perubahan Iklim dan Cuaca yang Semakin Ekstrim


NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin
ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa
dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan
di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan
kecenderungan semakin lama semakin kuat.

4. Gelombang Panas Menjadi Semakin Ganas


Pemanasan Global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering
terjadi dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk
suhu yang dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat.
Daerah St. George, Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi
mencapai 48oCelcius! Serangan gelombang panas kali ini bahkan memaksa
pemerintah di beberapa negara bagian untuk mendeklarasikan status darurat siaga
I. Serangan tahun itu memakan beberapa korban meninggal (karena kepanasan),
mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil pertanian, memicu kebakaran
hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak.
5. Habisnya Gletser- Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan
pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia dan
sayang nya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair
hingga titik yang mengkhawatirkan! NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960
hingga 005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang
tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari
bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur

10
bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti bukti
bahwa planet bumi sedang terus memanas.

8. Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi Pemanasan Global

Pada dasarnya, yang harus kita lakukan adalah mengurangi semaksimal


mungkin segala aktifitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ada empat
hal utama yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan planet bumi:
1. Batasilah Pemakaian Energi yang Menghasilkan Karbon Dioksida dan Gas-Gas
Lain.
Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak
menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain.
Bila terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan
menghasilkan emisi CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini
termasuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang
banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit
listriknya. Matikanlah peralatan listrik ketika tidak digunakan, gunakan lampu
hemat energi, dan gunakanlah panel surya sebagai energi alternatif. Kurangi
penggunaan atau pemakaian kulkas dan AC yang akan menghasilkan gas CFC.
2. Tanamlah Lebih Banyak Pohon
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam
jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO 2 keudara.
Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus
dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah
tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke atmosfer sebagai CO2.
3. Daur Ulang (Recycle) dan Gunakan Ulang (Reuse)
Kalkulasi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa apabila proses
daur ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian California, maka
energi yang dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi 1,4 juta rumah,
mengurangi 7.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi
emisi gas rumah kaca hingga setara dengan 3,8 juta mobil.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
(terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. Efek rumah kaca timbul karena komposisi gas rumah kaca yang sudah
tidak stabil lagi. Beberapa gas tersebut yaitu uap air, karbondioksida,metana, nitrogen
dioksida, dan gas-gas lainnya.
Adanya efek rumah kaca dapat menyebabkan meningkatnya panas atau suhu
bumi, atau biasa disebut sebagai global warming atau pemanasan global. Global
warming juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di
Indonesia sedang terjadi adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama
sehari tidak menentu. Hal ini nantinya akan berdampak pada aspek kehidupan lainnya.
Oleh karena itu, tentunya harus ada penanggulangan agar dampak dari efek
rumah kaca dan pemanasan global tidak semakin parah dan berimbas kepada kehidupan
kita nantinya. Banyak hal yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi
dampak tersebut, beberapa diantaranya penghematan dalam menggunakan listrik,
penggunaan kendaraan atau bahan bakar, penanaman pohon, serta daur ulang sampah.

B. Saran
1) Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya
lebih diefisienkan.
2) Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.
3) Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon
dioksida.
4) Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
5) Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan
kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program Langit
Biru untuk mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas, terutama di
kota-kota besar seperti Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

12
http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-
h/efek-rumah-kaca.jpg
http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg
http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek
http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/
http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/
http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r
http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg
http://andikamahriadi2013.wordpress.com/2013/10/29/dampak-efek-rumah-kaca-terhadap-
lingkungan-perekonomian/
http://blhlumajang.ppejawa.com/news61_dampak_dan_upaya_pencegahan_
%E2%80%9Cgreenhouse_effect__global_warming%E2%80%9D.html
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/04/ efek-rumah-kaca-pada-lingkungan.html

http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/pengertian-efek-rumah-kaca.html

13

Anda mungkin juga menyukai