Anda di halaman 1dari 12

PERAN SERIKAT PEKERJA DALAM PENYELESAIAN

PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Tanti Kirana Utami


Dosen Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Email :amalia.amalia84@gmail.com

ABSTRAK

Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan ketenagakerjaan harus


diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan
berkeadilan. Peran serikat Pekerja sangat penting sekali dalam upaya penyelesaian
perselisihan hubungan industrial khususnya perselisihan pemutusan hubungan kerja.
Serikat pekerja,/serikat buruh berfungsi sebagai sarana untuk
memperjuangkanmelindungi dan membela kepentingan dan meningkatkan kesejahtreaan
pekerja dan keluarganya.

Kata Kunci : Hubungan industrial, serikat pekerja, pemutusan hubungan kerja.

ABSTRACT

Building and maintaining industrial relationship as a part of man power development should
be guided and pointed to create a just, dynamical, and harmonious industrial relationship.
The Labor Union plays an important role in endeavoring to settle a dispute pertaining to
industrial relationship, especially a dispute settlement of PHK. Labor Union functions as a
facility or a means of struggling, protecting, and defending the labors, and increasing the
welfare of the labors and their families.

Keyword: industrial relationship; labor union; PHK

A. Pendahuluan Kesatuan yang berbentuk Republik, ayat


Negara Republik Indonesia adalah (2) menyebutkan : Kedaulatan berada di
negara hukum berdasarkan Pancasila dan tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-undang Dasar 1945, yang Undang-Undang Dasar, dan ayat (3)nya
memiliki tujuan mewujudkan tata menyebutkan bahwa: Negara Indonesia
kehidupan negara dan bangsa yang adil adalah negara hukum.
dan sejahtera, aman, tentram, dan tertib, Pembangunan ketenagakerjaan
serta menjamin kedudukan hukum yang m e m p u nya i b a nya k d i m e n s i d a n
sama bagi warga masyarakat. Negara keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya
hukum yang dianut di Indonesia adalah dengan kepentingan tenaga kerja selama,
negara hukum yang demokratis yang sebelum dan sesudah masa kerja tetapi
tercermin dalam Undang-Undang Dasar juga keterkaitan dengan kepentingan
1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat.
bahwa : Negara Indonesia adalah Negara Untuk itu, diperlukan pengaturan yang

675 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


menyeluruh dan komprehensif, antara lain 2. Imbalan kerjanya dibayar oleh
mencakup pengembangan sumber daya majikan/perusahaan.
manusia, peningkatan produktivitas dan 3. Secara resmi terang-terangan dan
daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya kontinu mengadakan hubungan
perluasan kesempatan kerja, pelayanan kerja dengan majikan/
penempatan tenaga kerja, dan pembinaan perusahaan, baik untuk waktu
hubungan industrial. Oleh karena itu, pada tertentu maupun untuk jangka
2
p e r ke m b a n g a n nya k a i d a h h u k u m waktu tidak tertentu lamanya.
ketenagakerjaan tersebut telah bergeser Pasal 1 angka 6 UU No. 21 Tahun 2000
dari kaidah hukum privat menjadi kaidah tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan
hukum publik, karena negara aktif Pasal 1 angka 3 UU No. 13 Tahun 2003
mengatur pergaulan hidup masyarakat, tentang Ketenagakerjaan, memberikan
termasuk dalam bidang lapangan pengertian pekerja/buruh adalah setiap
ketenagakerjaan tersebut. Perwujudan orang yang bekerja dengan menerima
pembangunan ketenagakerjaan salah upah atau imbalan dalam bentuk lain
satunya adalah dibentuknya Hukum (Pasal 1 ayat (6). Di sini jelas
Ketenagakerjaan. Batasan/pengertian pengertiannya terkait dalam hubungan
Hukum Ketenagakerjaan Menurut Imam kerja, bukan di luar hubungan kerja.
Soepomo yang dikutip oleh Sendjun Menurut Pasal 1 angka 3 UU No. 3
Manullang ialah himpunan peraturan, Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
baik tertulis maupun tidak tertulis, yang Kerja dan Pasal 1 angka 5 UU No. 13 Tahun
berkenaan dengan kejadian dimana 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pengertian
seseorang bekerja pada orang lain dengan Pengusaha dijabarkan :
1
menerima upah. 1. Orang, persekutuan atau badan
Dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 13 Tahun hukum yang menjalankan suatu
2003 tentang Ketenagakerjaan, istilah perusahaan milik sendiri.
tenaga kerja mengandung pengertian 2. Orang, persekutuan atau badan
yang bersifat umum, yaitu setiap orang hukum yang secara berdiri sendiri
yang mampu melakukan pekerjaan guna menjalankan perusahaan bukan
menghasilkan barang dan/atau jasa untuk miliknya.
memenuhi kebutuhan sendiri maupun 3. Orang, persekutuan atau badan
untuk masyarakat. Pengertian tersebut hukum yang berada di Indonesia
belum jelas menunjukan status hubungan mewakili perusahaan
kerjanya. sebagaimana dimaksud dalam
S e c a ra k h u s u s R i dwa n H a l i m huruf (a) dan (b) yang
memberikan pengertian buruh/pegawai berkedudukan di luar wilayah
adalah : Indonesia.
1. B e k e r j a p a d a a t a u u n t u k Rachmat berpendapat bahwa :
majikan/perusahaan. Pengusaha adalah seorang atau

1
Sendjun Manullang, PokokPokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Cet II, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, Hlm 2
2
Ridwan Halim, Hukum Perburuhan dalam Tanya Jawab, Cet II, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990,hlm 11.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 676


ku m p u l a n o ra n g ya n g m a m p u karena itu, hak berserikat bagi
m e n g i d e n t i f i k a s i ke s e m p a t a n - pekerja/buruh, sebagaimana diatur dalam
kesempatan usaha (business Konvensi International Labour
opportunities) dan merealisasikannya Organization (ILO) Nomor 87 tentang
dalam bentuk sasaran-sasaran yang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan
3
harus dicapai. Hak Untuk Berorganisasi, dan Konvensi
Hubungan kerja antara pekerja dengan ILO Nomor 98 mengenai Berlakunya
pengusaha tidak selamanya harmonis, ada Dasar-dasar Daripada Hak Untuk
saja ketidaksepahaman dalam menyikapi Berogranisasi dan Untuk Berunding
hukum ketenagakerjaan. Hubungan kerja Bersama sudah diratifikasi oleh Indonesia
adalah hubungan antara pekerja dengan menjadi bagian dari peraturan perundang-
pengusaha yang terjadi setelah adanya undangan nasional.
perjanjian kerja. Ada beberapa cara yang Salah satu wujud konsekuensi yuridis
dapat mengakibatkan berakhirnya/ keanggotaan Indonesia terhadap ILO,
putusnya hubungan kerja, yaitu : maka diundangkanlah Undang-undang No.
1. Putus demi hukum. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja
2. Diputuskan oleh pengusaha. atau Serikat Buruh, yang di dalamnya
3. Diputuskan oleh pihak tenaga terdiri dari 15 (lima belas) Bab dan 46
kerja, (empat puluh enam) pasal.
4. Karena putusan pengadilan. Berdasarkan uraian di atas ada
Pekerja/buruh sebagai warga negara beberapa hal yang perlu dikaji mengenai
mempunyai persamaan kedudukan dalam tinjauan umum tentang serikat pekerja,
hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan perselisihan pemutusan hubungan kerja
dan penghidupan yang layak, dan bagaimana peran serikat pekerja
mengeluarkan pendapat, berkumpul d a l a m p e nye l e s a i a n p e r s e l i s i h a n
dalam satu organisasi, serta mendirikan pemutusan hubungan kerja.
dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh. B. Pembahasan Masalah
Hak menjadi anggota serikat 1. Serikat Pekerja
pekerja/serikat buruh merupakan hak Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-
asasi pekerja/buruh yang telah dijamin di undang No. 21 Tahun 2000, disebutkan
dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar bahwa serikat pekerja/serikat buruh
1945, dan sebagai anggota masyarakat adalah :
bangsa-bangsa, masyarakat Organisasi yang didirikan oleh, dari
pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat dan untuk pekerja di dalam atau di luar
buruh, dan pengusaha di Indonesia perusahaan, milik negara atau pribadi,
merupakan bagian dari masyarakat dunia yang bersifat tidak terikat, terbuka,
yang sedang menuju era pasar bebas. Oleh independen dan demokratis dan dapat

3
Martoyo Rachmat, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan Kerja Bersama, Cet II, Penerbit Fikahati Aneska, Jakarta,
1991, hlm 51.

677 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


d i p e r t a n g g u n g j awa b k a n u n t u k menerima anggota dan/ atau
memperjuangkan, membela dan memperjuangkan kepentingan
melindungi hak-hak dan kepentingan pekerja/buruh tidak
pekerja, maupun untuk meningkatkan membedakan aliran politik,
kesejahteraan pekerja dan agama, suku bangsa, dan jenis
keluarganya. Istilah pekerja/buruh, kelamin;
mengacu pada setiap orang yang c. Mandiri ialah bahwa dalam
bekerja untuk memperoleh upah atau mendirikan, menjalankan, dan
bentuk pendapatan yang lain. mengembangkan organisasi
Kebebasan berserikat tersebut ditentukan oleh kekuasaan
merupakan hak pekerja/buruh yang tidak sendiri tidak dikendalikan oleh
dapat ditawar-tawar lagi, namun demikian, pihak lain di luar organisasi;
secara prinsip hak berserikat juga d. Demokratis ialah bahwa dalam
mengandung pengertian hak untuk tidak pembentukan organisasi,
berserikat, sehingga pekerja/buruh tidak pemilihan pengurus,
boleh dipaksa untuk berserikat atau memperjuangkan dan
menjadi anggota organisasi melaksanakan hak dan
4
pekerja/buruh. kewajibannya organisasi
Serikat pekerja/serikat buruh, dilakukan sesuai dengan prinsip
fe d e ra s i d a n ko n fe d e ra s i s e r i k a t demokrasi;
pekerja/serikat buruh berdasarkan e. Bertanggung jawab ialah bahwa
Pancasila sebagai dasar negara dan UUD dalam mencapai tujuan dan
1945 sebagai konstitusi Negara Kesatuan melaksanakan hak dan
RI. kewajibannya, serikat pekerja/
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi serikat buruh, federasi dan
dan konfederasi mempunyai sifat-sifat konfederasi serikat
sebagai berikut : pekerja/serikat buruh
a. Bebas, yaitu bahwa sebagai bertanggung jawab kepada
organisasi dalam melaksanakan anggota, masyarakat, dan negara.
hak dan kewajibannya, serikat Serikat pekerja/serikat buruh,
pekerja/serikat buruh, federasi fe d e ra s i d a n ko n fe d e ra s i s e r i k a t
dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh dibentuk untuk
pekerja/serikat buruh tidak m e n i n g k a t k a n ke s e j a h t e ra a n d a n
dibawah pengaruh dan tekanan perlindungan bagi kaum pekerja/buruh
lain. beserta keluarganya.Oleh karena itu,
b. Terbuka ialah bahwa serikat serikat pekerja/serikat buruh, federasi
pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat
dan konfederasi serikat buruh tidak boleh membatasi dirinya
pekerja/serikat buruh dalam h a nya u n t u k ke l o m p o k - ke l o m p o k

4
Suwarto, Hubungan Industrial Dalam Praktek, Asosiasi Hubungan Industrial Indonesia, 2003, hlm. 126.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 678


pekerja/buruh tertentu saja. a. Serikat pekerja/serikat buruh
S e r i ka t p e ke r j a / s e r i ka t b u r u h memiliki hak menggugat/digugat
merupakan salah satu sarana hubungan terutama di muka pengadilan
industrial, yang diatur dalam Undang- hubungan industrial baik dalam
Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang perselisihan hak, perselisihan
Serikat Pekerja, yang memiliki tujuan kepentingan, perselisihan
selain mensejahterakan anggotanya, juga pemutusan hubungan kerja, dan
bertujuan mengatur suatu pergaulan perselisihan antar serikat
hubungan industrial sehingga tercipta pekerja/serikat buruh hanya
ketenangan kerja dan berusaha atau dalam satu perusahaan;
industrial peace, yaitu suatu kondisi b. Serikat pekerja/serikat buruh
dinamis di dalam hubungan kerja di memiliki nama dan identitas,
perusahaan dimana di dalamnya terdapat sehingga dengan nama dan
3 (tiga) unsur penting : identitas tersebut serikat
a. Hak dan kewajiban terjamin dan pekerja/serikat buruh dapat
dilaksanakan; dituntut di muka pengadilan
b. Apabila timbul perselisihan dapat umum, terutama dalam kaitan
diselesaikan secara internal; dengan perkara perdata;
c. M o g o k d a n p e n u t u p a n c. Menurut Pasal 21 Undang-undang
perusahaan (lock out) tidak perlu Nomor 21 Tahun 2000, serikat
digunakan untuk memaksakan pekerja/serikat buruh dapat
kehendak, karena perselisihan mengadakan persetujuan atau
yang terjadi telah dapat melakukan perbuatan hukum
diselesaikan secara baik. seperti membuat perjanjian kerja
Tujuan Undang-Undang Nomor 21 bersama, menjalankan suatu
Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja aktivitas perburuhan yang sah
sebagaimana disebutkan di atas akan sulit menurut hukum.
dicapai bila belum ada kepastian hukum
tentang status hukum serikat 2. Perselisihan Pemutusan Hubungan
pekerja/serikat buruh. Undang-undang Kerja.
No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja Pasal 1 angka 16 UU No. 13 Tahun 2003
dan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menyebutkan, bahwa hubungan industrial
tentang Ketenagakerjaan memuat aturan ialah suatu sistem hubungan yang
mengenai serikat pekerja, tetapi tidak ada terbentuk antara para pelaku dalam proses
satu ketentuan hukumpun yang mengatur produksi barang dan/atau jasa yang terdiri
mengenai status hukum serikat dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan
pekerja/serikat buruh. pemerintah yang didasarkan pada nilai-
Keterlibatan Serikat pekerja/serikat nilai Pancasila dan UUD 1945.
buruh dalam pergaulan hukum terutama Landasan Hubungan Industrial terdiri
berkaitan dengan hubungan industrial, atas:
yaitu : a. Landasan idiil ialah Pancasila.

679 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


b. Landasan konstitusional ialah d. Setiap perbedaan pendapat
UUD 1945. antara pekerja dan pengusaha
c. Landasan operasional ialah GBHN harus diselesaikan dengan jalan
dan kebijakan-kebijakan musyawarah untuk mencapai
Pemerintah. mufakat yang dilakukan secara
Tujuan hubungan industrial ialah kekeluargaan.
mengemban cita-cita Proklamasi di dalam e. Adanya keseimbangan antara hak
pembangunan nasional untuk dan kewajiban untuk kedua belah
mewujudkan masyarakat adil dan makmur pihak, atas dasar rasa keadilan
yang berdasarkan Pancasila serta ikut dan kepatutan.
melaksanakan ketertiban dunia yang Sarana pendukung hubungan
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian industrial adalah sebagai berikut :
abadi dan keadilan social melalui a. L K S B i p a r t i t , i a l a h f o r u m
ketenangan, ketentraman dan ketertiban komunikasi dan konsultasi
kerja serta ketengan usaha dalam mengenai hal-hal yang berkaitan
meningkatkan produksi dan dengan hubungan industrial di
meningkatkan kesejahteraan pekerja serta satu perusahaan, yang anggotanya
derajatnya. terdiri dari pengusaha dan serikat
Hubungan industrial di Indonesia pekerja yang sudah tercatat
memiliki perbedaan dengan hubungan instansi yang bertanggung jawab
industrial di Negara lain. Perbedaan di bidang ketenagakerjaan atau
tersebut dapat dilihat dari ciri-cirinya. unsur pekerja.
Ciri-ciri hubungan industrial di b. LKS Tripartit , ialah forum
Indonesia, ialah : komunikasi, konsultasi dan
a. Mengakui dan meyakini bahwa musyawarah tentang masalah
pekerja bukan sekedar mencari ketenagakerjaan yang anggotanya
nafkah saja, melainkan juga terdiri dari unsur organisasi
sebagai pengabdian manusia pengusaha, serikat pekerja dan
k e p a d a Tu h a n n y a , s e s a m a pemerintah.
manusia, masyarakat, bangsa dan c. Perjanjian Kerja Bersama.
Negara. d. L e m b a g a p e n y e l e s a i a n
b. menganggap pekerja bukan hanya perselisihan hubungan industrial.
sekedar faktor produksi belaka e. Pendidikan hubungan industrial,
melainkan sebagai manusia sebagai upaya penyebarluasan
pribadi dengan segala harkat dan pedoman hubungan industrial
martabatnya. agar dapat dipahami serta
c. melihat antara pekerja dan dilaksanakan oleh semua pihak.
pengusaha bukan mempunyai f. Pe nye m p u r n a a n ke t e n t u a n
kepentingan yang bertentangan, ketenagakerjaan.
melainkan kepentingan yang sama Perselisihan hubungan industrial ialah
untuk kemajuan perusahaan. perbedaan pendapat yang mengakibatkan

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 680


pertentangan antara pengusaha atau perselisihan antara serikat
gabungan pengusaha dengan pekerja/serikat buruh dengan
pekerja/buruh atau serikat serikat pekerja/serikat buruh lain
pekerja/serikat buruh karena adanya hanya dalam satu perusahaan
perselisihan mengenai hak, perselisihan karena tidak adanya persesuaian
kepentingan dan perselisihan pemutusan paham mengenai keanggotaan,
hubungan kerja serta perselisihan antara pelaksanaan hak dan kewajiban
serikat pekerja /serikat buruh hanya keserikatpekerjaan.
dalam 1 (satu) perusahaan.(Pasal 1 angka Secara teoritis ada 3 kemungkinan
1 UU NO. 2 tahun 2004 tentang PPHI). untuk menyelesaikan perselisihan
Jenis-jenis perselisihan hubungan hubungan industrial, yaitu :
industrial dibagi 4, yaitu ; a. melalui perundingan.
a. P e r s e l i s i h a n h a k i a l a h b. menyerahkan kepada juru/dewan
perselisihan yang timbul karena pemisah.
tidak dipenuhinya hak, akibat c. menyerahkan kepada pegawai
adanya perbedaan pelaksanaan ketenagakerjaan untuk
atau penafsiran terhadap diperantarai.
ketentuan peraturan perundang- Di dalam UU NO. 2 Tahun 2004, tata
undangan, perjanjian kerja, cara penyelesaian perselisihan hubungan
peraturan perusahaan atau industrial adalah sebagai berikut :
perjanjian kerja bersama. a. Penyelesaian melalui Bipartit.
b. Perselisihan kepentingan, ialah b. Penyelesaian melalui mediasi.
perselisihan yang timbul dalam c. Penyelesaian melalui konsiliasi.
hubungan kerja karena tidak d. Penyelesaian melalui arbitrase.
adanya kesesuaian pendapat e. Pengadilan hubungan industrial.
mengenai pembuatan dan atau Salah satu jenis perselisihan hubungan
perubahan syarat-syaat kerja yang industrian adalah perselisihan pemutusan
ditetapkan dalam perjanjian kerja, hubungan kerja. Pemutusan hubungan
atau peraturan perusahaan, atau kerja ialah pengakhiran hubungan kerja
perjanjian kerja bersama. karena suatu suatu hal tertentu yang
c. P e r s e l i s i h a n p e m u t u s a n mengakibatkan berakhirnya hak dan
5
hubungan kerja adalah kewajiban antara pekerja dan pengusaha.
perselisihan yang timbul karena PHK demi hukum dalam praktek dan
tidak adanya kesesuaian pendapat secara yuridis disebabkan oleh :
mengenai pengakhiran hubungan a. berakhirnya perjanjian kerja
kerja yang dilakukan oleh salah waktu tertentu.
satu pihak. b. Pekerja telah mencapai usia
d. Pe r s e l i s i h a n a n t a r s e r i k a t pensiun yang ditetapkan dalam PP
pekerja/serikat buruh adalah atau PKB.

5
Abdul khakim, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung,hlm 108.

681 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


c. Pekerja meninggal dunia. efisiensi, seperti mempercepat
Adapun prosedur PHK menurut UU No. pensiun bagi pekerja yang kurang
13 Tahun 2003 ialah : produktif.
a. sebelumnya semua pihak harus d. Meliburkan atau merumahkan
melakukan upaya untuk pekerja secara bergiliran untuk
menghindari terjadinya PHK. sementara waktu.
b. bila tidak dapat dihindari, Di dalam PHK ada beberapa hak yang
pengusaha dan serikat pekerja diterima oleh pekerja diantaranya:
mengadakan perundingan. a. Uang pesangon ialah pembayaran
c. jika perundingan berhasil, buat berupa uang dari pengusaha
persetujuan bersama. kepada pekerja sebagai akibat
d. bila tidak berhasil, pengusaha adanya PHK.
mengajukan permohonan b. Uang penghargaan masa kerja,
penetapan disertai dasar dan ialah uang jasa sebagai
alasan-alasannya kepada lembaga penghargaan pengusaha kepada
penyelesaian perselisihan pekerja yang dikaitkan dengan
hubungan industrial. masa kerja.
e. s e l a m a b e l u m a d a c. Ganti kerugian ialah pembayaran
penetapan/putusan dari lembaga berupa uang dari pengusaha
penyelesaian perselisihan kepada pekerja sebagai
hubungan industrial, kedua pihak pengantian istirahat tahunan,
tetap melaksanakan segala istirahat panjang, biaya
kewajiban masing-masing. perjalanan ke tempat dimana
Khusus mengenai penanganan PHK pekerja diterima bekerja,
yang disebabkan keadaan perusahaan, fasilitaspengobatan, fasilitas
seperti resesi ekonomi, rasionalisasi, perumahan, dll.
sebelumnya melakukan upaya : Apabila hak-hak tersebut di atas tidak
a. bentuk perbaikan perusahaan diberikan oleh pengusaha atau tidak sesuai
melalui peningkatan efisiensi atau dengan peraturan perundang-undangan,
penghematan, antara lain : maka akan terjadi perselisihan pemutusan
1) mengurangi shift, apabila hubungan kerja antara pekerja dengan
perusahaan menggunakan pengusaha. hal ini karena pemutusan
kerja system shift. hubungan kerja bagi pihak pekerja/buruh
2) M e m b a t a s i a t a u akan member pengaruh psikologis,
menghapuskan kerja lembur ekonomis, financial sebab:
sehingga dapat mengurangi a. D e n ga n a d a nya p e m u t u s a n
biaya tenaga kerja. hubungan kerja, pekerja telah
b. Bila upaya di atas belum berhasil, kehilangan mata pencaharian.
dapat dilakukan pengurangan jam b. Untuk mencari pekerjaan yang
kerja. baru sebagai penggantinya harus
c. M e n i n g k a t k a n u s a h a - u s a h a mengeluarkan biaya.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 682


c. Kehilangan biaya hidup untuk diri anggota serikat pekerja/serikat buruh
dan keluarganya sebelum merupakan hak asasi pekerja/buruh yang
mendapat pekerjaan yang baru telah dijamin di dalam Pasal 28 Undang-
6
sebagai penggantinya. Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
Selanjutnya Imam Soepomo hak tsb, kepada setiap pekerjal buruh
mengatakan bahwa pemutusan hubungan harus diberikan kesempatan yang seluas-
kerja bagi buruh merupakan permulaan luasnya mendirikan dan menjadi anggota
dari segala pengakhiran, permulaan dari serikat pekerja/serikat buruh. Serikat
berakhirnya mempunyai pekerjaan, pekerja/serikat buruh berfungsi sebagai
permulaan dari berakhirnya kemampuan sarana untuk memperjuangkan,
membiayai keperluan hidup sehari-hari melindungi, dan membela kepentingan
baginya, keluarganya, permulaan dari dan meningkatkan kesejahteraan pekerja
berakhirnya kemampuan menyekolahkan buruh dan keluarganya. Dalam
7
anak-anak dan sebagainya. menggunakan hak tsb, pekerja/buruh
Pemutusan hubungan kerja secara dituntut bertanggung jawab untuk
teoritis terbagi dalam 4 macam, yaitu : menjamin kepentingan yang lebih luas
a. Pemutusan hubungan kerja demi yaitu kepentingan bangsa dan negara. Oleh
hukum. karena itu, penggunaan hak tsb
b. Pemutusan hubungan kerja dilaksanakan dalam kerangka hubungan
pengadilan. industrial yang harmonis, dinamis, dan
c. Pemutusan hubungan kerja oleh berkeadilan. Selanjutnya dalam Pasal 25
pengusaha. dijelaskan bahwa Hak Serikat
d. Pemutusan hubungan kerja oleh Pekerja/Serikat Buruh, Federasi dan
pekerja. Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh
yang telah mempunyai nomor bukti, yaitu :
3. Peran Serikat Pekerja Dalam a. m e m b u a t p e r j a n j i a n k e r j a
Penyelesaian Perselisihan bersama dengan pengusaha;
Pemutusan Hubungan Kerja. b. mewakili pekerja/buruh dalam
Penjelasan Umum UU Nomor 21 Tahun menyelesaikan perselisihan
2000 tentang Serikat Pekerja menjelaskan industrial;
bahwa Pekerja/buruhsebagai warga c. mewakili pekerja/buruh dalam
negara mempunyai persamaan kedudukan lembaga ketenagakerjaan;
dalam hukum, hak untuk mendapatkan d. m e m b e n t u k l e m b a g a a t a u
pekerjaan dan penghidupan yang layak, melakukan kegiatan yang
mengeluarkan pendapat, berkumpul berkaitan dengan usaha
dalam satu organisasi, serta mendirikan p e n i n g k a t a n ke s e j a h te ra a n
dan menjadi anggota serikat pekerja/buruh, seperti
pekerja/serikat buruh. Hak menjadi mendirikan koperasi, yayasan

6
Zaeny Asyhadie, Pemutusan Hubungan Kerja dalam buku Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm 174
7
Imam Soepomo, Hukum perburuhan Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja, Djambatan, 1983, hlm 115-116.m

683 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


atau bentuk usaha lain; dinamis, yang pada gilirannya akan
e. melakukan kegiatan lainnya di melemahkan produktivitas kerja. Dari
bidang ketenagakerjaan yang berbagai perselisihan di atas,
tidak bertentangan dengan bagaimanakah tanggung jawab dan peran
p e r u n d a n g - u n d a n g a n ya n g Serikat Pekerja/Serikat Buruh sebagai
berlaku. wakil tenaga kerja/buruh di suatu
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi perusahaan.
dan konfederasi serikat pekerja/serikat Untuk memahami bagaimana
buruh dapat berafiliasi dan/atau bekerja tanggung jawab serikat pekerja/serikat
sama dengan serikat pekerja/serikat buruh terhadap pelanggaran perjanjian
buruh internasional dan/atau organisasi kerja bersama baik yang dilakukan
internasional lainnya dengan ketentuan pengusaha maupun tenaga kerja/buruh, di
tidak bertentangan dengan peraturan bawah ini akan diuraikan teori berkaitan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal dengan tanggung jawab.
2 6 ) . S e l a n j u t nya d a l a m Pa s a l 2 7 W.J.S. Poerwadarminta, mengartikan
menjelaskan bahwa KewajibanSerikat kata tanggung jawab sebagai:
Pekerja/Serikat Buruh, Federasi dan Keadaan menanggung segala sesuatu
Konfederasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh (kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut,
yang telah mempunyai nomor bukti, yaitu : dipersalahkan, diperkarakan, dan
a. Melindungi dan membela anggota sebagainya). Lebih lanjut kata
dari pelanggaran hak-hak dan tanggung jawab ini dikaitkan dengan
m e m p e r j u a n g k a n sesuatu keharusan yang diikuti dengan
kepentingannya; sanksi, bila terdapat sesuatu yang tidak
b. memperjuangkan peningkatan beres dalam keadaan wajib
kesejahteraan anggota dan menanggung segala sesuatu tersebut8
keluarganya; Apabila teori di atas diterapkan
c. m e m p e r t a n g g u n g j a w a b k a n terhadap para pihak (pekerja/buruh,
kegiatan organisasi kepada pengusaha) yang melakukan pelanggaran
a n g g o t a nya s e s u a i d e n g a n terhadap pelaksanaan perjanjian kerja
anggaran dasar dan anggaran bersama (PKB), maka merujuk pada
rumah tangga. Undang-undang yang mengatur
d. Membayar iuran anggota yang penyelesaian perselisihan perburuhan
besarnya ditetapkan dalam teori yang relevan dipakai adalah prinsip
anggaran dasar atau dalam tanggung jawab berdasarkan atas adanya
anggaran rumah tangga. kesalahan (Liability Based on Fault
Adanya perselisihan baik perselisihan Principle). Berdasarkan teori tersebut,
hak maupun perselisihan kepentingan pengusaha yang melalaikan kewajibannya,
dapat menyebabkan terganggunya dan telah dibuktikan menyebabkan tidak
hubungan industrial yang aman dan diterimanya hak-hak daripada tenaga

8
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm. 1014.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 684


kerja/buruh, dapat meminta penyelesaian sengketanya sesuai aturan
pertanggungjawaban terhadap pengusaha yang berlaku. Bahkan apabila menurut
tersebut untuk melaksanakan perjanjian pandangan Serikat Pekerja/Serikat Buruh,
kerja bersama yang telah disepakatinya p e m u t u s a n h u b u n ga n ke r j a ya n g
dengan serikat pekerja/serikat buruh. dilakukan oleh pengusaha tersebut tidak
Bahkan sesuai dengan Pasal 25 memiliki dasar-dasar yang dibenarkan
Undang-undang No. 21 Tahun 2004, menurut hukum dapat meminta
Serikat Pekerja/Serikat Buruh sebagai d i b a t a l k a n nya P H K t e r s e b u t d a n
wakil tenaga kerja di perusahaan tersebut mewajibkan pengusaha mempekerjakan
dituntut peran aktifnya untuk kembali tenaga kerja/buruh
memperjuangkan serta mewakili tenaga tersebut.Serikat Pekerja/Serikat Buruh
kerja/buruh dalam mendapatkan hak- yang melakukan pembelaanpun harus
haknya. dapat bersikap dan melihat persoalannya
Namun demikian, apabila tenaga secara jernih sehingga betul-betul
kerja/buruh melakukan pelanggaran memahami persoalan yang dihadapi para
terhadap perjanjian kerja bersama, pihak dengan baik.
pengusaha dapat memberikan sanksi Berdasarkan hak dan kewajiban dari
kepada tenaga kerja/buruh, salah satunya Serikat Pekerja, maka peran Serikat
adalah pemutusan hubungan kerja apabila Pekerja dalam penyelesaian perselisihan
pengusaha dapat membuktikan bahwa pemutusan hubungan kerja sangat penting
tenaga kerja/buruh melakukan karena harus melindungi dan membela
pelanggaran/kesalahan berat. Berkaitan anggotanya dari pelanggaran hak-haknya
dengan pelanggaran yang dilakukan oleh dan memperjuangkan kepentingannya.
tenaga kerja/buruh tersebut, maka Selain itu, Serikat Pekerja mewakili
meskipun Serikat Pekerja/Serikat Buruh pekerja yang dikenakan PHK atas
diberikan kekuasaan untuk dan atas nama ketidaksesuaian kompensasi PHK yang
tenaga kerja/buruh mewakili diterimanya pada saat dilakukannya upaya
kepentingannya, Serikat Pekerja/Serikat penyelesaian secara bipartit.
Buruh tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban atas kesalahan C. Penutup
tenaga kerja/buruh. S e r i ka t p e ke r j a / s e r i ka t b u r u h
Namun demikian, terlepas apakah mempunyai tujuan tertentu, yaitu
tenaga kerja tersebut benar-benar telah mewujudkan kesejahteraan semua pihak,9
melakukan pelanggaran terhadap isi mewujudkan produktivitas perusahaan
perjanjian kerja bersama, yang kemudian yang berkorelasi dengan kesejahteraan
mengakibatkan dilakukannya pemutusan pekerja/buruh. Menurut Pasal 4 ayat (1)
hubungan kerja, maka peran Serikat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000
Pe ke r j a / S e r i ka t B u r u h p u n s a n ga t tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh,
diperlukan dalam mengawal proses tujuan serikat pekerja/serikat buruh,

9
Suwarto, Hubungan., Op Cit, hlm.14.

685 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013


adalah memberikan perlindungan, Zaeny Asyhadie, Pemutusan Hubungan
pembelaan hak dan kepentingan, serta Kerja dalam buku DasarDasar
meningkatkan kesejahteraan yang layak Hukum Perburuhan, Raja Grafindo
bagi pekerja/buruh dan keluarganya. Hal Persada, Jakarta, 2004.
ini dilakukan misalnya pada saat terjadinya
perselisihan pemutusan hubungan kerja. B. Peraturan Perundang-Undangan.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
A. Buku tentang Ketenagakerjaan.
Abdul khakim, Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia berdasarkan Undang Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Undang Nomor 13 Tahun 2003, PT. tentang Penyelesaian Perselisihan
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Hubungan Industrial.

Imam Soepomo, Hukum perburuhan


Bidang Pelaksanaan Hubungan Kerja,
Djambatan, 1983.

Martoyo Rachmat, Serikat Pekerja,


Pengusaha dan Kesepakatan Kerja
Bersama, Cet II, Penerbit Fikahati
Aneska, Jakarta, 1991.

Ridwan Halim, Hukum Perburuhan dalam


Tanya Jawab, Cet II, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990.

Sendjun Manullang, PokokPokok Hukum


Ketenagakerjaan di Indonesia, Cet II,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1995.

Suwarto, Hubungan Industrial Dalam


Praktek, AHII, Jakarta, Tahun 2003.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum


Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1976.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No. 01 Februari 2013 686

Anda mungkin juga menyukai