Anda di halaman 1dari 2

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU

DAN ANAK CODE BLUE


WIJAYAKUSUMA
No. Dokumen No. revisi Halaman

1 dari 2
Jl. Gelatik No. 1 Kebumen
Telp. / Fax (0287) 381954
Tgl. Terbit Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
STANDAR PROSEDUR Wijayakusuma
OPERASIONAL

dr.Indah Mukaromah
1. Pengertian Code blue adalah penanganan pasien kegawatan yang jatuh pada
kegawatdaruratan di lingkungan rumah sakit

2. Tujuan Mengatasi Kegawatdaruratan Medis Pasien

3. Kebijakan Dapat di lakukan oleh dokter dan perawat di unit-unit khusus

4. Prosedur 1. Memastikan pasien memang membutuhkan pertolongan segera


demi menyelamatkan hidupnya
2. Petugas yang menemukan segera menghubungi operator (ext
101) untuk mengumumkan status Code Blue dengan
menyebutkan lokasi kejadian
3. Tim akan di pimpin oleh dokter jaga di bantu perawat
4. Tim medis lain berasal dari UGD dengan membawa tas
emergensi
5. Mengamankan dan memposisikan penderita. Penderita harus
dalam kondisi aman dari lingkungan sekitar dan ditempatkan
pada tempat yang datar dan keras.
6. Memeriksa denyut nadi dengan meraba pulsasi pada arteri
karotis dalam waktu maksimal 10 detik
7. Apabila masih ditemukan adanya pulsasi karotis, maka
dilanjutkan melakukan penilaian pernapasan. Bila nadi dan
napas normal lakukan posisi pemulihan.
8. Apabila tidak teraba atau tidak ditemukan pulsasi arteri karotis,
segera melakukan kompresi dada.
9. Kompresi dan ventilasi dilakukan dengan perbandingan 30 : 2,
dengan memperhatikan :
Frekuensi 100-120 kali permenit
Kedalaman kompresi minimal 5cm, tidak melebihi 6 cm
Memberikan kesempatan dinding dada mengembang
sempurna. Tidak menumpukan tangan di atas dada
penderita antara kompresi
Menghindari pemberian bantuan napas berlebihan
(hiperventilasi)
Minimal Interupsi
10. Kompresi anak untuk satu penolong 30: 2 dan dua penolong
15:2
11. Dalam memberikan bantuan napas, membuka jalan napas
dilakukan dengan maneuver Head tilt-chin lift atau Jaw Thrust,
kemudian memberikan bantuan napas dengan cara dari mulut ke
mulut, dari mulut ke hidung, dari mulut ke alat bantu, atau
dengan menggunakan alat bantu.
12. Melakukan evaluasi pulsasi arteri karotis setiap 5 siklus kompresi
(2 menit).
13. Memasang monitor EKG dan lihat irama jantung, jika:
a. VF/VT tanpa nadi, lakukan defibrilasi 360 joule pada
defibrillator monofasik atau 200 joule pada defibrillator
bifasik (untuk anak 1-8 tahun 2J/kg pada percobaan
pertama dan 4J/Kg untuk percobaan selanjutnya)
b. Asistole/PEA lanjutkan kompresi
14. Melakukan evaluasi tindakan di atas, jika belum berhasil lakukan
intubasi dan pemasangan infus bila belum terpasang.
15. Jika pasien sudah terintubasi maka kompresi jantung dan
ventilasi berjalan masing-masing dengan kecepatan kompresi
100x/menit, kecepatan bagging 1x/6 menit atau 10x/menit.
16. Memberi terapi sesuai instruksi dokter:
a. Adrenalin 0,1 cc/kgBB dengan konsentrasi 1:10000
17. Melakukan RJP/resusitasi maximal 30 menit, jika tidak berhasil
atau setelah ada tanda kematian, hentikan RJP, jika berhasil
observasi tanda vital, kesadaran, pupil dan warna kulit, jika
memungkinkan pindahkan ke ruang ICU.
18. Membereskan pasien dan alat-alat.
19. Mencuci tangan
20. Mendokumentasikan dalam rekam medis pasien di rekam medis.
5. Unit terkait Semua unit pelayanan RSKIA Wijaya Kusuma

Anda mungkin juga menyukai