Pemeriksaan agregat halus mencakupi pemeriksaan berat isi, berat jenis dan
penyerapan agregat kasar,analisa saringan, keausan agregat kasar.
FAS (faktor air semen) Apabila FAS tidak sesuai dengan beton yang akan
direncanakan maka beton akan menjadi lemah. Pengaruh cuaca berupa
pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan
dingin. Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali,
limbah, dan lain-lain. Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole
gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin
tinggi nilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang
rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat
meningkatkan mutu beton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat
mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.
1. Umur
2. Komposisi
3. Kehalusan
4. Perbandingan air dan semen
5. Temperatur
6. Bahan tambah (admixture)
o Mengurangi
o Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton
rendah)
Jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk
gelembung udara (Air Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis
detergent dan bukan detergent.
a) Jenis detergent
AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap
permukaan. Zat ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku sabun,
sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan
tersebar di dalam adukan beton. Gelembung-gelembung ini berada diantara
butiran semen dan agregat yang berfungsi sebagai bola pelincir sehingga
adukan beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan AEA membuat
beton mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih
kedap air.
Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang
merupakan senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan
soda api.
Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila
bercampur dengan air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung
udara gas hidrogen. Biasanya digunakan juga bahan stabilisator (Natrium
Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar merata dan stabil.
Jawab:
Dengan menambahkan WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan
semen) yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih
tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah
dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak
dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan
beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.
Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka
akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton tanpa
WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan
demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama
dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan
dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan
awal dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam
beton, maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air
yang dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan
jumlah air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan
sebagai berat air total pada beton.
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan
dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal
dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini
akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air
yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini
diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu
pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan
pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit
karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
a. Beton kelas I
b. Beton kelas II
a. Beton berat
Beton ini mempunyai berat volume lebih besar dari 2,8 ton/m3dipakai untuk
pelindung terhadap sinar gamma. Beton ini dipakai untuk reaktor.
b.Beton normal/biasa
Dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat volume1,8 - 2,8
ton/m3. Jenis aggregatnya antara lain : pasir, batu pecah, atau batu pecah.
c.Beton ringan
Berat volume nya antara 0,6-1,8 ton/m3 ,dipakai untuk bangunan pemikul
beban ringan. Aggregat yang digunakan ialah batu lempung expended
clay,verum culie dan lain-lain.
Jawab:
Tahap 7 : Perhatikan tabel volume dari agregat kasar per unit volume beton
Jawab:
1. Kekuatan Tekan Karakteristik Ialah suatu nilai kekuatan beton umur 28 hari
dimana jumlah yang cacat tidak lebih dari 5%, artinya kekuatan yang ada
hanya 5% yang diperbolehkan dari jumlah yang dites.
2. Standar deviasi.
3. Nilai tambah (Margin) Adalah hasil faktor dari deviasi standar dimana
faktor K tergantung pada banyaknya yang cacat dan jumlah benda uji.
4. Kekuatan rata-rata (cr) yang akan dicapai. Adalah kuat tekan karakteristik
ditambah nilai tambah.
5. Jenis semen.
8. Faktor air semen maksimum : faktor air semen yang dipakai adalah faktor
air semen yang terendan.
9. Slump.
11. Kadar air bebas: kebutuhan air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi
semen, bukan untuk peresapan air.
12. Kadar semen : didapat dari membagi kadar air bebas dibagi dengan FAS.
15. Faktor air semen yang disesuaikan : bila kadar semen berubah karena
lebih kecil dari kadar semen minimum yang ditetapkan, maka faktor air
semen harus diperhitungkin kembali.
17. Persentase fraksi pasir : makin halus pasir, persentase pasir makin kecil.
Untuk pasir zone 2 persentasenya antara 31 % - 40 % sedangkan untuk zone
1 persentasenya antara 40%-55%.
18. Berat jenis relative agregat gabungan : terdiri dari persentase pasir
dikalikan berat jenis agregat kasar. Bila tidak ada data maka digunakan berat
jenis pasir ( agregat halus ) 2,5 t/m3 dan untuk agregat kasar 2,6 t/m3.
20. Kadar agregat gabungan adalah berat jenis beton dikurangi jumlah
(kadar) semen dan air.
21. Kadar agregat halus adalah persentase fraksi pasir dikalikan jumlah
agregat campuran. Dan ini merupakan jumlah pasir
11. Adakah perbedaaan antara kuat tekan karakteristik (fck) dengan fc?
Tolong anda jelaskan!
Jawab:
Kekuatan tekan karakteristik beton (fck) ialah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan
dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang
diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada
umur 28 hari.
Kuat tekan beton(fc) adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam
Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder
berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc boleh juga
didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji
tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc didapat dari
perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck
adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi
150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis
bisa diambil berkisar 0,83.
12. Jelaskan urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang
menghasilkan kekuatan optimal!
Jawab:
6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan yang merata.
7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
11. Buatlah benda uji silinder dan kubus sesuai dengan petunjuk. Jumlah
benda uji ditetapkan berdasarkan volume adukan.
14. Apakah yang anda ketahui tentang susut dan rangkak beton?
Jawab :
Susut
Menurut Edward G. Nawi susut beton pada dasarnya dibedakan menjadi dua
jenis yaitu: susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi
beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam acuan. Permukaan yang
diekspos seperti pelat lantai akan lebih mudah dipengaruhi oleh udara kering
karena adanya bidang kontak yang luas. Dalam hal demikian terjadi
penguapan yang lebih cepat melalui permukaan beton dibandingkan dengan
pergantian oleh air dari lapisan beton yang lebih bawah. Sebaliknya susut
pengeringan terjadi setelah beton mencapai bentuk akhirnya dan proses
hidrasi pasta semen telah selesai. Susut pengeringan adalah berkurangnya
volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan.
Fenomena sebaliknya, yaitu pertambahan volume karena penyerapan air,
disebut swelling. Dengan perkataan lain, susut dan swelling menunjukkan
adanya perpindahan air ke luar dan ke dalam struktur gel pada beton akibat
adanya perbedaan kelembaban atau perbedaan kejenuhan di antara
elemen-elemen yang berdekatan. Fenomena ini tidak bergantung pada
beban luar. Susut adalah proses yang tidak reversibel. Jika beton yang sudah
benar-benar susut kemudian dijenuhkan dengan air, maka tidak akan
tercapai volume asalnya. Gambar 2.2 menunjukkan pertambahan regangan
susut sh terhadap waktu. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu
karena beton yang semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan
semakin sedikit mengalami susut. Dengan demikian kurva ini asimtotis untuk
t yang semakin besar.
Rangkak
Jawab:
Jawab:
Beton segar adalah gabungan antara semen agregat (halus dan kasar) dan
air yang saling mengikat dan belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat
membentuk dengan mudah
Jawab:
Beton keras adalah batuan tiruan dengan rongga antara butiran yang
besar(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori
pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling
terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu kesatuan padat yang tahan
lama.
Jawab:
Jawab:
a. Kekuatan (strength)
b. Ketahanan Beton
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang
dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui kemampuan mengalir
campuran dari beton segar.
Jawab:
Compactability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang
dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui tingkat kemampuan
campuran beton untuk memadat.
Jawab:
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh
pelepasan air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung
di dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan.
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika
kerucut beton mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya
setelah kerucut diangkat.
Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal
itu terjadi, maka pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi
secara konsisten maka berarti sifat kohesi campuran yang diuji adalah
kurang baik.
Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes
ini memiliki keunikan yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk
beton dalam gerobak dorong atau beton dalam cetakan dan tes ini lebih
sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.
Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda
tingkat kecelakaannya, akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang
baik dari konsistensi beton yang cenderung menimbulkan segregasi.
Jawab:
Jawab:
Pembebanan langsung
Jawab:
33. Apakah yang anda ketahui tentang non-destructive test pada beton
keras?
Jawab:
Adalah pengujian beton yang dilakukan dengan tidak merisak beton yang
akan diuji. Uji tak rusak (NDT) adalah grup macam teknik analisis yang
digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk mengevaluasi sifat
dari komponen, material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan. Karena
NDT tidak permanen mengubah anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat
-berharga teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi
produk, pemecahan masalah, dan penelitian. NDT umum metode ini
termasuk ultrasonik, magnetik-partikel, penetran cair, radiografi, dan
pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik
mesin, teknik elektro, teknik sipil, rekayasa sistem, teknik penerbangan,
obat-obatan, dan seni.
Jawab:
Non-destructive tests
hammer test
core drill
ultra sonic velocity pulse (bisa untuk beton umur muda)
acoustic emission testing
leak testing
liquid penetrant testing
infrared and thermaltesting
35. Apakah yang anda ketahui tentang beton mutu tinggi (high-strength
concrete) dan beton mutu ultra tinggi (ultra high-strength concrete)?
Jawab:
36. Apakah yang anda ketahui tentang beton yang bisa memadat sendiri
(self-compacting concrete)?
Jawab:
Beton memadat mandiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang
mampu mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat
penggunaan alat pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan
sama sekali.Beton ini dicampur memanfaatkan pengaturan ukuran agregat,
porsi agregat dan van admixture superplastiziser untuk mencapai kekentalan
khusus yang memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat
pemadat.Sekali dituang ke dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri
mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi,termasuk pada pengecoran
beton dengan tulangan pembesian yang Sangat rapat.Beton ini aka mengalir
ke semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri
campuran beton Ladwing, II M.,Woise,F.,Hemrich, W . and Ehrlich, N .
(2001).Beton memadat mandiri pertama kali dikembangkan di jepang pada
tahun 1990-an sebagai upaya untuk mengatasi persoalan pengecoran
komponen gedung artistik dengan bentuk geometri tergolong rumit bila
dilakukan pengecoran beton normal.Riset temtang beton memadat mandiri
masih terus dilakukan hingga sekarang dengan banyak aspek kajian,
misalnya ketahanan (durability),permeabilitas dan kuat tekan (compressive
strength).Kekuatan tekan beton kering 102 Mpa sudah dapat dicapai karena
penggunaan admixture superplastiziser yang memungkinkan npenuruna
rasio air-semen (w/c) hingga nilai w/c = 0,3 atau lebih kecil.
37. Apakah yang anda ketahui tentang beton ringan (light-weight concrete)?
Jawab:
38. Apakah yang anda ketahui tentang beton serat (fibre reinforced
concrete)?
Jawab:
Beton berserat adalah beton yang dicampur dengan serat (fiber) yang
berfungsi meningkatkan property si beton itu. Di masa kini, beton berserat
lebih berfungsi meningkatkan kekuatan tarik atau juga meningkatkan
daktilitas si beton.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan
semen, agregat kasar,agregat halus, air dan bahan tambah (Tri Mulyono,
2003). Kelebihan beton yaitu memilki kuat desak yang tinggi, tahan api dan
mudah dibentuk. Namun disamping mempunyai kelebihan tersebut, beton
juga mempunyai kelemahan yaitu, kuat tarik yang rendah.Usaha untuk
menambah kuat tarik beton, dilakukan dengan cara menambah serat (fiber)
dalam campuran beton, penambahan serat ( fiber ) dilakukan dengan cara
memberikan semacam penulanganyang disebarkan merata dengan orientasi
sebaran yang acak dengan tujuan meningkatkan kuat tarik beton.Ada
berbagai macam bahan fiber yang dapat digunakan untuk memperbaiki
sifat-sifat betonseperti yang telah dilaporkan oleh ACI Committee 544 (1982)
dan Soroushian & Bayasi (1987).Bahan bahan fiber tersebut antara lain
berupa serat baja ( steel fiber ), kaca ( glass fiber ),plastic( polypropylene )
dan karbon (carbon) serta serat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
sepertiijuk, serat bambu dan lainnya.Pada penelitian ini digunakan serat
berupa serat anyaman kawat (kasa) aluminium pada kadar optimum yaitu
sebesar 0,2% dengan variasi panjang serat dengan tujuan untuk
mendapatkan nilaikapasitas lentur yang paling maksimum.
Jawab:
Beton polimer memiliki sifat mekanik serta perilaku yang berbeda satu
dengan yang lainnya karena tergantung bahan yang digunakan, sehingga
mendorong dilakukannya banyak penelitian untuk mempelajari sifal dan
perilaku tersebut.Beton polimer ini dibuat dengan system prepacked, dengan
komposisi terdiri dari unsaturated polyester (UP) ditambah styrene monomer
(SM) sebagai binder matrix dan methyl ethyl keton peroxide (MEKPO)
sebagai initiator serta cobalt napthenate (CoNp) sebagai promotor dan
agregat kasar sebagai inklusi. Dalam komposisi adukan dilakukan variasi
terhadap prosentase polimer dan filler yakni abu terbang sedangkan bahan
penyusun lainnya tetap.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat
mekanik serta pengaruh persentase polimer terhadap harga redaman yang
dilakukan dengan Modal Testing. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan
serangkaian pengujian terhadap agregat serta beton polimer.Dari basil
pengujian didapat kuat tekan 19,02 MPa s.d 41,489 MPa, kuat tekan
maksimum didapat pada prosentase polimer 55%, untuk kuat tarik dicapai
4,300 MPa s.d 6,023 MPa, kuat tarik maksimum didapat pada prosentase
polimer 65%. Nilai modulus elastisitas dengan cara tekan dan cara lentur
masing-masing 952,4 s.d 1956,4 MPa serta 1212,985 s.d 3812,067 MPa, nilai
modulus membesar dari kadar filler 50% lalu 35% sampai 45%. Konstanta
poison yang didapat 0,12 s.d 0,21 sedangkan nilai redaman 1,669% s.d
3,017%. Hasil juga menunjukkan bahwa semakin banyak prosentase polimer
maka harga loss factor (ri), koefisien redaman (c) dan damping ratio (p,)
semakin kecil, ini menunjukkan abu terbang sebagai filler berpengaruh untuk
menaikkan loss factor, koefisien redaman serta damping ratio.
40. Jelaskan metoda dan prosedur asesmen struktur beton eksisting dan apa
kegunaannya?
Jawab:
Tahapan asesmen yaitu tahapan asesmen awal dan asesmen detail. Tahapan
analisis dilakukan terhadap kondisi kekuatan komponen struktur. Proses
asesmen dilakukan melalui pengujian lapangan dan laboratorium. Pengujian
di lapangan biasanya menggunakan peralatan Schmidt Rebound Hammer
Test dan Ultrasonic Pulse Velocitymeter untuk mengetahui kuat tekan beton;
Theodolite, Waterpass, dan meteran untuk pengukuran geometris bangunan;
Microcrackmeter untuk mengetahui lebar dan kedalaman retakan; dan Rebar
Locator/R-bar meter serta Kaliper/Jangka Sorong untuk mengetahui jumlah
dan diameter baja tulangan terpasang. Pengujian di laboratorium untuk uji
tarik baja tulangan terpasang. Analisis data biasanya menggunakan progam
SAP 2000 v14.0.0 Advanced dan alat pendukung lainnya.
Jawab:
A. Keretakan
B. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan
dalamnya spalling yang terjadi.
C. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area
yang tidak luas, dapat digunakan metode patching. Metode perbaikan ini
adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar
secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah
penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan
hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut
dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat
dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead.
Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy
mortar.
D. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode
grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai
bahan non-shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara manual
(gravitasi) atau menggunakan pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu
diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus benar-benar kedap, agar
tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus
kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting. Material yang
digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya
digunakan bahan dasar semen atau epoxy.
Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya
digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting
lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.Pada sistim dry-
mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan
akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang
ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang
selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat mudah dalam
perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi blocking. Pada
sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran
basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini
memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi
blocking. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk
mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat
pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul
dan jatuh (rebound).
Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian
tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, harus
dijamin bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada,
umumnya untuk menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton
digunakan epoxy adhesive.
Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu
menambah kekuatan di bagian tarik dari struktur. Tipe FRP yang sering
dipakai pada perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass.
Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate /
Composite dan Fabric / Wrap. Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk
perkuatan lentur baik pada balok maupun plat serta pada dinding; sedang
bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk perkuatan geser pada balok serta
untuk meningkatkan kapasitas beban axial dan geser pada kolom.
Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC
adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat
sendirinya mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut
memiliki sifat-sifat untuk memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat
penggetar. Beton SCC yang baik harus tetap homogen, kohesif, tidak
segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak bleeding. Pemakaian beton SCC
sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas beton repair oleh
karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia akibat
manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses
pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton.
Sebaliknya dengan beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat
terutama pada daerah pembesian yang sangat rapat, dan waktu
pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat.
-Workability
Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan
campuran beton segar dapat dikatakan sebagai beton SCC apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
-Filling ability
-Passing ability
-Segregation resistance
Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi
keseluruh bagian cetakan melalui berat sendirinya.
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-
celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa
terjadi adanya segregasi atau blocking.
-Metoda Test
-Slump-Flow
-Slump-Flow test
Durasi waktu pengecoran disesuaikan dengan waktu ikat awal beton untuk
menghindari terjadinya cold joint. Cara terbaik untuk pengecoran beton SCC
adalah dari bawah cetakan/formwork untuk menghindari udara terjebak
(dengan eksternal hose adalah sangat efektif). Beton SCC dapat mengalir
sampai jarak 10 meter tanpa hambatan. Elemen tipis 5 7 cm dapat diisi
oleh beton SCC tanpa hambatan.Tidak memerlukan keahlian yang spesifik
saat pelaksanaan pengecoran.
- Perbandingan campuran.
- Pot life.
- Kekuatan tekan.
- Injeksi.
Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah untuk
melihat apakah bahan injeksi sudah mengisi celah keretakan yang ada, dan
juga melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi dalam mengikatkan celah
keretakan. Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk
melihat penetrasi bahan injeksi, kemudian hasil core tersebut ditest tekan
(ASTM C39) atau splitting (ASTM C496) untuk mengetahui kualitas lekatan
yang terjadi. Atau dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-
destruktif test yaitu UPV (Ultra Pulse Velocity) ASTM C597 atau Impact
Echo.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan
yang terjadi antara beton lama dengan material perbaikan. Dilakukan
dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI
Technical Guideline 03739.
Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat lekatan
antara epoxy adhesive yang digunakan untuk melekatkan FRP. Dilakukan
dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI
Technical Guideline 03739