Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN SISTEM PENGANGKATAN AIR TENAGA SURYA DI GUA PLAWAN,

DESA GIRICAHYO, KECAMATAN PURWOSARI , KABUPATEN GUNUNG


KIDUL, DI YOGYAKARTA

Cecep Setiawan, Ahmad Agus Setiawan, Sihana


Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada

INTISARI

Pengangkatan Air Tenaga Surya (PATS) Gua Plawan dibangun pada tahun 2008
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari,
Kabupaten Gunungkidul DI Yogyakarta. Sistem PATS berkapasitas 12 kWp (kilowatt peak)
digunakan untuk menggerakkan 10 buah pompa submersibel yang disusun dalam dua sistem
pemompaan. Sistem PATS mengalami kerusakan dan tidak berfungsi sejak tahun 2010.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji sistem PATS berdasarkan data karakteristik
setiap komponen. Pada penelitian ini dibatasi pada analisis terhadap komponen panel surya,
pompa, kontroller dan sistem perkabelan.
Secara umum, panel surya masih dalam kondisi baik namun terdapat penurunan
efisiensi. Nilai efisiensi terukur pada 15, 21 dan 22 September 2013 adalah sebesar 7,10-
10,88% dari efisiensi normal sebesar 13,89%. Beberapa panel surya mengalami hot spot yang
berdampak pada penurunan efisiensi yang cukup signifikan yaitu 4,52 – 5,7%. Pompa telah
mengalami korosi dan scaling pada bagian mekaniknya sehingga mampu menghambat
pergerakan pompa saat digunakan. Namun secara elektrik, pompa masih dalam kondisi baik.
Kontroller mayoritas mengalami kerusakan pada komponen regulator. Perbaikan kontroller
hanya dapat dilakukan dengan probabilitas 33,3%. Sistem perkabelan masih dalam kondisi
baik walaupun terdapat peningkatan nilai hambatan.
Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan adalah: mengganti panel surya yang
memiliki hot spot dan memasang panel surya secara permanen dengan sudut 8o ke arah utara.
Pompa harus dilakukan perbaikan pada komponen mekaniknya seperti rotor, kopling dan
sambungan perpipaan. Untuk mengatasi scaling, diperlukan pembersihan pompa secara
berkala. Kontroller hanya dapat diperbaiki sebayak 3 buah dan sisanya diganti. Kemudian
perkabelan perlu direlokasi ke lahan dengan rendah aktifitas atau membuat jalur bawah tanah.
Biaya investasi untuk perbaikan adalah Rp 127.507.000,-.

Kata kunci : PATS, panel surya, pompa, kontroller, sistem perkabelan

I. Pendahuluan memiliki struktur tanah batuan karst. Kondisi


I.1. Latar belakang ini menyebabkan tanah menjadi gerasang
dan keberadaan air sulit di eksplorasi.
Air merupakan salah satu kebutuhan
Daerah Istimewa Yogyakarta, telah
pokok manusia. Kementrian Pekerjaan
banyak membangun sistem pengangkatan air
Umum menunjukkan bahwa kebutuhan air
tenaga surya (PATS) untuk menanggulangi
pokok untuk masyarakat Indonesia adalah
masalah tersebut. teknologi yang
sebesar 30 liter per hari. Jika ditambah
memanfaatkan solar cell sebagai pembangkit
dengan kebutuhan penunjang lainnya maka
listrik tenaga surya digunakan untuk
menjadi 70 liter per hari [1]. Berbeda dengan
menggerakkan pompa meski di daerah
masyarakat di Gunung kidul yang mayoritas
terpencil sekalipun.
swadaya masyarakat, namun sampai masih
belum memberikan dampak yang jelas
terhadap sistem. Komponen-komponen
SWPS (Solar Water Pumping Sistem) sudah
semakin memprihatinkan karena tidak
terawat dan tidak dipakai. Padahal, tingkat
kerusakan akan semakin parah jika dibiarkan
secara berlarut-larut tanpa adanya perawatan
yang berkelanjutan. Sampai saat ini belum
adaya kajian mengenai kondisi eksisting
Gambar 1 Peta persebaran PATS di DI SWPS di Gua Plawan ini sehingga dalam
Yogyakarta penelitian akan dilakukan studi evaluasi
sistem pengangkatan air bertanaga surya di
Masyarakat Desa Giricahyo, Kecamatan Gua Plawan sehingga dapat memberikan
Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul gambaran kepada pemerintah, masyarakat
merupakan salah satunya. Sampai saat ini mengenai kondisi sistem dan memberikan
masyarakat hanya mengandalkan air tadah rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan
hujan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dengan biaya seminimal mungkin. Analisis
air. Ketika musim kemarau masyarakat harus juga akan dilengkapi dengan efisiensi
berjalan kaki ribuan meter dengan lintasan masing-masing komponen untuk mengetahui
berbukit untuk mendapatkan air dan atau degradasi kinerja pada komponen SWPS
membeli air dari penyedia air dengan harga yang telah lama tidak terpakai dan terawat.
Rp 100.000 sampai Rp 150.000 per tangki
(5.000 L). Dengan kondisi masyarakat Desa I.2. Tujuan penelitian
Giricahyo yang hanya bermatapencaharian Tujuan dari penelitian ini mengetahui
petani, biaya untuk memenuhi kebutuhan air kondisi sistem PATS malalui analisis
ini sangat sulit bagi mereka. parameter kinerja yang meliputi pada:
Ditengah gersangnya Desa Giricahyo 1. Identifikasi kinerja panel surya,
terdapat satu sumber air yang besar yang 2. Identifikasi aspek penuaan dari pompa,
berada di dalam Gua Plawan. Water Plant
3. Identifikasi aspek penuaan pada sistem
Community bersama dengan Universitas
Gadjah Mada dan Kementrian Pekerjaan kontroller dan
Umum pada tahun 2007 membangun sebuah 4. Identifikasi nilai resistensi pada sistem
sistem pengangkatan air bertenaga surya
perkabelan
untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.
Panel surya berkapasitas 12 kWp (Kilo Watt II. Studi Pustaka
Peak) berhasil mengangkatkan air sebesar 50 Studi pustaka yang menjadi rujukan
m3 untuk memenuhi kebutuhan air dalam penelitian ini adalah penelitian yang
masyarakat Giricahyo dan sekitarnya [2]. dilakukan oleh Roni Eka A (2012) yang
Namun sangat disayangkan pada tahun 2010 merancang sistem pengangkatan air tenaga
sistem mengalami kerusakan dan tidak surya di Dusun Sureng, Kecamatan Tepus,
berfungsi lagi sampai sekarang. Kabupaten Gunung Kidul. Perancangan
Upaya perbaikan telah dilakukan baik sistem PATS yang memiliki kapasitas 5,2
dari pemerintah daerah, pusat maupun kWp panel surya yang digunakan untuk
menggerakkan dua buah pompa pada dua sentrifugal memiliki debit besar namun tidak
step pemompaan. Hasil perancangan mampu efisien pada ketinggian yang tinggi.
mengangkat air dengan debit sebesar 0,9 l/s Sedangkan pompa helikal memiliki debit
dan mampu memenuhi kebutuhan air sebesar yang kecil namun mampu memiliki efisien
36,5 % kebutuhan penduduk [3]. yang besar pada ketinggian yang tinggi [6].
Faktor lain yang mempengaruhi pada
penurunan kinerja adalah usia atau penuaan.
Kurva bathtub menunjukkan kehandalan
sistem terhadap waktu.

Gambar 2. Skema PATS Dusung Sureng [3]


Yusuf Bachtiar (2012) melakukan studi
analisis dan evaluasi sistem PATS di Dusun
Sejatidesa, Desa Sumberarum, Kecamatan Gambar 3. Kurva Bathtub [7]
Moyudan, Kabupaten Sleman. Sistem PATS
Pada kurva dibagi menjadi tiga waktu
memiliki kapasitas 3,6 kWp yang
utama kehandalan sistem. Infant Mortality
mengangkat air dari sumber mata air di
Period adalah probabilitas kegagalan pada
Sungai kali Progo. Kerusakan PATS
awal pemakaian, useful life period sebagai
disebabkan oleh tidak aktifnya kontroller dan
waktu pemakaian sistem dan wearout period
jaringan kabel yang terputus. Hasil dari
sebagai waktu akhir penuaan. Semakin lama
penelitian ini memberikan rekomendasi
pemakaian pada peralatan akan menurunkan
perbaikan SWPS yang berupa penggantian
kinerja sistem sampai pada kerusakan
kontroller dan jaringan perkabelan yang
tertentu.
perlu diganti, serta penambahan satu jalur
pipa untuk optimalisasi kinerja system [4].
III. Dasar Teori
Analisis kinerja pada Evaluasi sistem
PATS juga dilakukan oleh Ilham (2013) III.1. Radiasi Matahari
untuk mengevaluasi sistem yang dirancang Matahari adalah salah satu sumber
oleh Roni. Hasil yang diperoleh energi bagi sistem tata surya. Energi yang
menunjukkan efisiensi sistem hanya 80,54 % dihasilkan matahari berasal dari reaksi fusi
dan kebutuhan maksimal yang dapat yang terjadi pada inti matahari. Jumlah
dipenuhi adalah 26,41 % [5]. energi total yang dihasilkan dari reaksi fusi
Banyak faktor yang dapat ini dapat mencapai 4 x1026 W [8]. Energi
mempengaruhi penurunan kinerja pada dipancarkan ke seluruh bagian matahari yang
sistem. Salah satu penyebab penurunan dilakukan dengan cara radiasi.
kinerja adalah ketidak sesuaian pada Cahaya matahari yang sampai ke
pemilihan komponen PATS. Igib (2013) permukaan bumi mengalami pengurangan
melakukan kajian kinerja pada beberapa intensitas sekitar 30%. Hal ini disebabkan
pompa submersible bertenaga surya. Hasil karena atmosfer bumi mampu menghambat
dari pengujian bahwa pompa jenis sebagian dari cahaya matahari yang masuk
kedalam bumi [8]. Berikut ini adalah
beberapa perlakukan cahaya matahari oleh Gambar 5. Eksitasi energi elektron dari
atmosfer : radiasi matahari [8]
a. Dihamburkan oleh partikel atmosfer,
III.2.2 Karakteristik Panel Surya
terutama pada cahaya dengan panjang
gelombang yang pendek (lebih kecil dari Sel surya pada umumnya memiliki
λ-4). hambatan parasitik dan hambatan shunt yang
b. Dihamburkan karena aerosol, seperti berpengaruh terhadap efisiensi. Berikut ini
debu, asap dan kabut. adalah rangkaian equivalen dari panel surya.
c. Diserap oleh gas atmosfer seperti ozon,
oksigen, uap air, dan karbondioksida.

III.2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya


III.2.1. Sel Surya
Sel surya atau sel photovoltaic
merupakan satu komponen semikonduktor
yang mampu membangkitkan arus listrik dari
energi radiasi matahari. Karakteristik sel Gambar 6. Rangkaian Equivalent dari
surya dapat didekati dengan dioda p-n Photodioda [8]
Junction. Terminal anoda dipasang sebagai Persamaan model dioda tunggal yang
bagian yang lebih positif dan katoda sebagai digunakan untuk menggambarkan arus
terminal yang lebih negatif. operasional yang dihasilkan modul PV
dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
= − −1 − (3.1)

Dimana :
= arus yang dibangkitkan cahaya (A)
= arus jenuh balik
Gambar 4. Device pada sel surya [9] = hambatan seri pada sel Surya
= hambatan sgunt dan
Sinar matahari yang mengenai anoda
= jumlah sel yang tersusun seru
akan meningkatkan energi elektron sehingga
= efisiensi faktor ideal dioda
mampu mencapai energi gap pada
= tegangan termal
semikonduktor. Dengan demikian elektron
yang tereksitasi energi ini mampu melompat Kurva karakteristik I vs V yang
dari anoda ke katoda sehingga menghasilkan dihasilkan oleh panel surya dapat
arus listrik. merepresentasikan daya yang dihasilkan.
Pada pengukuran kinerja pada panel
surya, tegangan dan arus akan memberikan
informasi untuk mengetahui daya yang
keluar dari panel surya. Secara umum nilai
daya keluaran dapat diketahui dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
/ 01 = 01 01 (3.4)
Sedangkan efisiensi panel surya, 2 ,
Gambar 7. Kurva Karakteristik I-V pada Sel didefinisikan sebagai daya maksimal yang
Surya [8] dapat dihasilkan panel surya pada suatu
Terdapat dua parameter utama yang menjadi kondisi standar, 34 , dibandingkan dengan
output pada solar cell diantaranya adalah [8] intensitas matahari, 356 , yang jatuh ke
1. Short circuit current (Isc) adalah arus permukaan panel surya dalam luasan A.
maksimum yang mampu dihasilkan sel Secara matematis dapat dinyatakan sebagai
surya pada keadaan hubung singkat berikut:
2. Tegangan Open circuit (Voc) adalah 8,
7= 89: ; <
(3.5)
tegangan sel surya pada keadaan
rangkaian terbuka atau ketika tidak ada
arus listrik yang mengalir. III.2.3 Hot Spot Area pada Panel Surya
Ketika Open circuit maka arus listrik adalah Hot spot area merupakan kerusakan
nol maka tegangan dapat direpresentasikan permanen yang terjadi pada sel surya akibat
dalam rumus sebagai berikut adanya peningkatan suhu lokal pada panel
!" surya [12]. Apabila dalam satu atau lebih
= % +1 (3.2)
# & modul surya pada sistem seri sel surya
Pada kurva I-V terdapat titik maksimum mengalami kerusakan, maka sel surya pasif
yang dapat dihasilkan oleh panel surya. Titik dapat menyarap daya listrik yang dihasilkan
ini merupakan kondisi dimana daya yang oleh modul aktif sehingga akan
dihasilkan mencapai titik maksimum dengan menyebabkan penurunan efisiensi pada panel
I dan P yang juga penyebab maksimum. surya.
Proses penurunan fungsi pada persamaan
(3.2) dengan dV juga akan memperoleh hasil III.3. Pompa
maksimum yang dapat diperoleh sehingga Pompa adalah mesin atau peralatan
akan menghasilkan rumus umum tegangan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
maksimum pada Persamaan 3.3: cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi
!" ,-
() = − ln +1 (3.3) atau untuk mengalirkan fluida dari daerah
# !" ⁄#
bertekanan rendah ke daerah yang
Dimana Vmp selalu lebih kecil dari Voc. bertekanan tinggi. Pompa juga dapat
Daya keluaran maksimum yang dapat digunakan sebagai penguat laju aliran pada
diperoleh oleh panel surya dari iradiasi suatu sistem jaringan perpipaan.
matahari maksimum (1000 W/m2) dijadikan Pompa diklasifikasikan menjadi dua
parameter utama pada identifikasi panel yaitu pompa positive Displacement dan
surya yang biasa disebut sebagai Watt Peak Rotodynamic. Pompa perpindahan positif
(Wp). (positif displascement pump) adalah pompa
yang bekerja menghisap zat cair, kemudian Kabel terbuat dari bahan konduktor
menekan zat cair tersebut untuk selanjutnya yang memiliki sifat mampu menghantarkan
dikeluarkan memalui katup atau lubang arus listrik. Secara ideal karakteristik kabel
keluar. Pompa rotodinamik (rotodynamic tidak memiliki hambatan atau bernilai nol.
pump atau non positive displacement pump) Pada aplikasinya bahan konduktor memiliki
merupakan pompa yang menggunakan hambatan alami yang dipegaruhi oleh
impeler bersudu yang berputas dalam fluida beberapa faktor. Nilai hambatan pada
untuk memberikan percepatan tangensial perkabelan ini dapat dihitung dengan
terhadap fluida secara terus menerus untuk menggunakan persamaan sebagai berikut:
meningkatkan energi fluida. Tujuan pompa = A (3.6)
<
ini adalah untuk mengubah energi mekanik
Dimana
menjadi energi tekanan fluida yang
R = hambatan pada kabel (ohm)
digunakan dalam seluruh sistem pemipaan
ρ = hambatan jenis kabel (ohm/m)
[10].
L = Panjang kabel (m)
A = luasan penampang kabel (m2)
III.4. Tinjauan Sifat Aliran Fluida
Jenis aliran dalam pipa terbagi menjadi Dis-interkoneksi pada jaringan kabel
3 jenis yaitu laminar, transisi dan turbulen. akan mengakibatkan hambatan alamiah pada
Untuk mengetahui jenis aliran fluida kabel meliliki nilai yang sangat besar bahkan
dilakukan identifikasi nilai bilangan Reynold mendekati tak berhingga sehingga arus listrik
yang dapat diketahui berdasarkan persamaan tidak dapat tersalurkan. Kasus ini dapat
di bawah ini didekati dengan fenomena open circuit pada
=>?
= (3.7) rangkaian listrik. Oleh karena itu, jika
@
Batasan untuk setiap besaran nilai jaringan kabel memiliki hambatan yang
bilangan Reynolds dibagi menjadi 3 [16], besar secara tidak wajar maka dapat
yaitu: dipastikan kabel mengalami gangguan atau
a. Re<2000, maka jenis aliran yang rusak. Oleh karena itu, untuk melakukan
terjadi adalah aliran laminer identifikasi kebal dapat dilakukan dengan
b. 2000<Re<4000, maka jenis aliran yang melakukan perbandingan nilai hambatan
terjadi adalah aliran transisi kabel berdasarkan pengukuran dan hitungan
c. Re>4000, maka jenis aliran yang secara teoritik.
terjadi adalah aliran turbulen
Fluida yang mengalir dalam pipa memiliki IV. Hasil dan Pembahasan
gaya gesek yang dapat menghambat gerakan V.1. Pengangkatan Air Tenaga Surya di
aliran. Kerugian ini dibagi menjadi dua yaitu Gua Plawan
head loss mayor dan head loss minor. Head Sistem pengangkatan air tenaga surya
loss mayor disebabkan oleh jaringan (PATS) di Gua Plawan, diawali dari program
perpipaan sedangkan head loss minor KKN PPM UGM yang bekerja sama dengan
disebabkan oleh aksesoris pipa seperti SATKER PAM Kementerian PU, DI
sambungan, belokan, in-let dan sebagainya. Yogyakarta. Sistem PATS ini memiliki
III.4. Evaluasi Kerusakan pada Sistem kapasitas 12 kWp panel surya yang dirangkai
Perkabelan menjadi 10 buah solar array dengan
kapasitas masing-masing 1,2 kWp dan
digunakan untuk menggerakkan satu pompa pompa sudah baik karena ketinggian untuk
LORENTZ PS 1800 HR-14H. Proses pengangkatan lebih dari 100 m. Berdasarkan
pengangkatan dilakukan dengan dua kali analsis diperoleh debit total pada
pemompaan. Masing-masing pemompaan pengangkatan pertama adalah 3,6 l/s dan
dilakukan oleh 5 pompa yaitu pemompaan pada pengangkatan ke dua adalah 26,5 l/s
pertama dari sumber air (R0) menuju bak sehingga pemenuhan kebutuhan air hanya
penampungan pertama (R1) dan pemompaan mencapai 53.996,4 l/hari atau sekitar 36,1 %
kedua dilakukan dari R1 menuju (R2) yang dari kebutuhan total masyarakat.
berlokasi di sebuah bukit yang lebih tinggi
dengan pemukiman warga. Distribusi IV.3. Kajian Kinerja Panel Surya
kemudian dilakukan dengan memanfaatkan Penelitian dilaksanakan dengan
percepatan gravitasi. Secara garis besar menguji 4 buah panel surya sebagai sampel.
sistem PATS ini dapat dilihat pada skema Pengambilan data dilakukan selama 3 hari
gambar berikut ini. yaitu pada tanggal 15, 21 dan 22 September
2013. Pengukuran dilakukan dengan selang
waktu 15 menit dimulai pukul 10.30 sampai
dengan 15.00. Grafik data pengukuran dapat
dilihat pada Gambar 9.
Pada grafik dapat dilihat hubungan
antara daya keluaran penel surya dengan
daya matahari. Efisiensi panel surya pada
pengukuran pertama menghasilkan grafik
yang kurang memuaskan. Dari dua panel
yang menjadi kajian nilai efisiensi hanya
mencapai 5,77 % pada panel 2.3.6 sedangkan
pada panel 1.1.7 adalah 4,11 %. Nilai
Gambar 8. Skema PATS di Gua Plawan.
efisiensi ini sangat rendah jika dibandingkan
Masing-masing solar array terdiri dari 24 dengan nilai efisiensi spesifikasinya yang
buah panel surya 50 Wp dan disusun secara sebesar 13,89 %. Beberapa faktor yang
3 susunan paralel dan 8 susunan seri. dimungkinkan adanya error pada
pengukuran diantaranya adalah perlengkapan
IV.2. Kajian Sistem PATS di Gua Plawan pengukuran yang sangat terbatas. Selain dari
Jumlah penduduk di Desa Giricahyo itu, pada pengukuran ini cuaca mendung,
adalah 4.150 jiwa. Jika dianalisis sehingga nilai iradiasi matahari rendah dan
berdasarkan kebutuhan dasar maka mengakibatkan efisensi pada panel surya
kebutuhan air di Desa Giricahyo adalah berkurang [11].
sebesar 149.400 l/hari. Ketinggian Pada pengukuran kedua diperoleh hasil
berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa yang lebih baik. Kondisi ini juga di dukung
ketinggian pengangkatan pertama adalah oleh intensitas matahari yang cukup baik
103,73 m dan ketinggian pada pengangkatan dibandingkan dengan pengukuran pertama.
ke dua adalah sebesar 135,84 m. Sehingga
diketahui ketinggian total pengangkatan air
adalah 239,57 m. Pompa yang digunakan
adalah Lorentz PS 1800 HR-14H. Pemilihan
Gambar 9.a. Pengukuran 15 September 2013 Gambar 9.b. Pengukuran 21 September 2013

Gambar 9.c. Pengukuran 22 September 2013 Gambar 9.d. Pengaruh Efisiensi vs Iradiasi

Seperti yang ditampilkan pada Gambar 9.b. ke sel surya sehingga menghasilkan nilai
Efisiensi tertinggi diperoleh pada panel efisiensi yang lebh kecil.
surya 2.3.6 sebesar 8,65%, kemudian diikuti Pada Gambar 9.d diberikan grafik
oleh panel 1.1.7 sebesar 7,32% dan panel pengaruh nilai efisiensi terhadap iradiasi
3.2.6 sebesar 7,10%. matahari. Dapat diketahui bahwa nilai
Pada pengukuran ke tiga dapat dilihat efisiensi panel surya meningkat secara
terjadi peningkatan nilai efisiensi pada panel eksponensial terhadap peningkatan iradiasi
surya seperti yang ditampilkan pada gambar matahari. Kondisi ini sesuai dengan
9.c. Kondisi ini dicapai karena terdapat penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
peningkatan Iradiasi matahari dibandingkan (2011) yang mengamati peningkatan
dua pangukuran sebelumnya. Nilai efisiensi efisiensi panel surya terhadap perubahan
tertingi diperoleh pada panel 2.3.6 sebesar iradiasi matahari [11].
10,88%, kemudian Panel 3.2.6 sebesar
10,35% dan panel 1.1.7 sebesar 8,79%. Jika IV.4. Hot Spot Area pada Panel Surya
diamati panel 1.1.7 selalu memiliki nilai Beberapa sel surya dalam panel surya
efisiensi lebih rencah. Berdasarkan analisis, ditemukan terdapat hot spot area. Pada
terdapat bercak yang terdistribusi pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap
beberapa sel surya. Kondisi ini kinerja dan nilai efisiensi pada panel surya
mempengaruhi iradiasi matahari yang masuk yang terdapat hot spot area seperti yang
ditemukan pada panel 2.3.7.
scaling. Korosifitas disebabkan oleh keadaan
pompa yang terpapar udara bebas dalam
waktu yang lama. Padahal pompa
submersible merupakan jenis pompa yang
selalu harus berada di dalam air. Korosifitas
pada pompa dapat mengakibatkan gangguan
yang serius pada pergerakan pompa. Kondisi
kopling yang rusak juga mengakibatkan torsi
Gambar 10 Daya Panel Surya (hot spot) motor tidak dapat tersalurkan dengan baik ke
Iradiasi Matahari rotor.
Pada pengukuran ini, pengaruh hot spot Sedangkan penyebab utama scaling
mampu menurunkan efisiensi panel surya adalah kandungan kapur dalam air yang
secara signifikan. Terlihat pada grafik bahwa tinggi. Wilayah Gunung Kidul yang berada
nilai dari daya penel surya lebih kecil di kawasan karst memang memiliki air
dibandingkan dengan pengukuran daya panel dengan kandungan kapur yang cukup tinggi
yang masih normal. Nilai efisiensi panel [12]. Lapisan kapur pada pompa mampu
surya dengan hot spot mencapai 4,98 %. menghambat gerakan pompa dan pergerakan
Nilai yang sangat kecil bahkan hanya sekitar air yang masuk ke dalam pompa.
setengah kali dibandingkan nilai efisiensi
pada panel surya normal. IV.5.2. Analisis Elektrikal pompa
Analisis kedua dilakukan pada bagian
elektrikal pompa. Indikator yang digunakan
IV.5. Kajian Karakteristik Pompa
adalah sebagai berkut:
IV.5.1 Analisis Fisik Pompa
Secara umum kondisi fisik pompa Tabel 2. Metode uji elektrik pompa [13]
dapat dilihat pada tabel berikut ini: Parameter Indikator
Tabel 1. Kondisi Pompa Hambatan rangkaian 0,5 – 1,5 Ω
Indikator Keterangan pompa L1-L2, L2-L3,
L1-L3
Rotor pompa Masih bisa dipakai Hambatan rangkaian Lebih besar dari
pompa dengan Ground 100 kΩ
Sambungan Masih bisa dipakai
Kopel kopling pompa Rusak Pengukuran dilakukan pada 3 sampel
Karet kopling Rusak pompa. Dari pengukuran yang dilakukan
diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel
Dinding pipa dalam Rusak
berikut ini:
Dinding Pipa Luar Rusak Tabel 3. Tabel pengukuran hambatan
Scalling kapur Dapat mengganggu pompa (dalam Ohm)
Parameter Pompa Pompa Pompa
masuknya air ke 6 8 9
dalam pompa L1-L2 1,3 1,3 1,3
L2-L3 1,3 1,3 1,3
L1-L3 1,3 1,3 1,3
Pompa mengalami banyak kerusakan
L1-Ground ~ ~ ~
pada komponen mekaniknya. Kerusakan L2-Ground ~ ~ ~
pompa didominasi akibat korosifitas dan L3-Ground ~ ~ ~
faktor yang sangat penting dalam pompa.
Nilai yang diperoleh ini menunjukkan Kondisi ini memberikan rasa optimis bahwa
bahwa nilai hambatan motor pada terminal pompa masih dapat digunakan. Namun
masih bernilai diantara 0,5-1,5 ohm. Selain diperlukan beberapa perlakuan khusus untuk
itu, indikator kedua yaitu hambatan antara memperbaiki pompa. Perbaikan dilakukan
terminal dengan ground juga menampilkan mayoritas pada bagian mekanik pompa
data yang baik. Dengan demikian kondisi seperti: rotor pompa, kopling rotor, dan karet
pompa masih dalam kondisi baik secara kopling dan sambungan pompa ke pipa.
elektrikal. Komponen elektrik merupakan
elektronik. Berdasakan penugjian dapat
IV.6. Kajian Karakteristik Kontroller dikatahui bahwa semua kontroller dalam
Kontroller berfungsi sebagai berikut : kondisi rusak.
1. Mengubah arus masukan DC dari
Tabel 4.6. Kondisi Kontroller
panel surya menjadi arus AC yang
Kontroller Kondisi
dibutuhkan oleh pompa.
2. Menjalankan fungsi kemanan Kontroller 3 Regulator terbakar
komponen pompa dan baterai jika ada MOST FET baik
dengan mekanisme sensor yang
AT Mega tidak Berfungsi
diletakkan pada sumber air dan tandon.
3. Sebagai fungsi switching sistem jika Kontroller 4 Regulator masih baik
diperlukan sistem dimatikan atau 2 buah Most FET rusak
dihidupkan.
AT Mega masih baik
Untuk menjalankan fungsi tersebut
kontroller memiliki 3 komponen utama yaitu Kontroller 7 Rehulator terbakar
regulator, inverter, dan sensor. Regulator Most FET baik
berfungsi sebagai pembagi tegangan untuk
AT Mega Baik
menyesuaikan dengan masing-masing
komponen elekronik pada kontroller.
Untuk mengetahui karakteristik dan
Inverter berfungsi untuk merubah arus DC
kondisi kontroller, maka kontroller
hasil dari panel surya mejadi arus AC yang
diperlakukan sebagai black box. Kontroller
sesuai dengan spesifikasi pompa. Sedangkan
kemudian diberikan tegangan input sesuai
sensor berfungsi sebagai pendeteksi keadaan
dengan spesifikasinya dan pengukuran
yang membahayakan pompa agar tidak
dilakukan pada terminal output yaitu pompa.
mudah rusak. Sensor yang digunakan adalah
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
sensor level air yang dipasang di sumber air
kontroller yang diuji mengalami kerusakan.
dan tandon. Sensor diatur dalam suatu
Indikasi yang perolah adalah kecilnya
pemrograman yang disimpan dalam AT
tegangan keluaran pada kontroller.
Mega yang dipasang terintegerasi dalam
sistem kontroller.
V.7. Kajian Karakteristik Perkabelan
Sampel kontroler yang diuji
Perkabelan yang paling penting untuk
berjumlah 3 buah. Analsis diawali dengan
dianalisis adalah kabel penghubung antara
mengamati kondisi rangkaian kontroller.
panel surya dengan pompa. Selain panjang
Parameter yang paling utama adalah adanya
yang mencapai ratusan meter kabel ini pun
hot spot atau gosong pada rangaian
sangat rentan mengalami kerusakan karena VI. Kesimpulan dan Saran
penempatannya yang berdekatan dengan VI.1. Kesimpulan
lokasi aktifitas manusia seperti ladang dan
1. Secara umum, kondisi Panel surya masih
jalan. Masing-masing pompa dihubungkan
dalam keadaan baik walaupun sudah
dengan 4 kabel dengan rincian 3 buah
mengalami penurunan efisiensi. Rata-
jaringan inti 3 phase dan satu buah ground.
rata efisiensi panel surya yang terukur
Panjang kabel dari panel surya ke R1 adalah
adalah berkisar pada 10,88-7,10 % lebih
sebesar 153,205 m dan panjang kabel dari
kecil dibandingkan efisiensi pabrik
panel surya ke dasar gua adalah sebesar 260
sebesar 13,89%. Sedangkan panel surya
m.
dengan hot spot memiliki efisiensi
sebesar 4,98 – 5,7 %.
V.6.1. Karakteristik Kabel Berdasarkan
2. Pompa mengalami kerusakan yang
Kajian Teoritik
disebabkan oleh efek korosi dan scaling
Secara teoritik, hambatan kabel
pada komponen mekaniknya. Namun
alamiah dapat dihitung menggunakan rumus
secara elektikal kondisi pompa masih
3.9. Dengan data karakteristik yang
dalam kondisi baik. perbaikan dapat
diperoleh maka dapat ditentukan bahwa nilai
dilakukan dengan mengganti komponen
hambatan kabel adalah
153,205 J mekanik pada pompa.
= 0,0328 H. JJK /J 3. Kontroller mayoritas mengalami
10 JJK
= 0,502 H kerusakan. Kerusakan yang dominan
Jadi, nilai hambatan alamiah pada kabel 6 terjadi pada regulator. Upaya perbaikan
sampai 10 adalah 0,502 H. dapat dilakukan dengan probabilitas
33,3 %. Rekomendasi yang dapat
V.6.2. Karakteristik Kabel Berdasarkan dilakukan adalah mengganti kontroller.
Hasil Pengukuran 4. Sistem perkabelan masih dalam kondisi
Berdasarkan hasil pengukuran diketahui baik meskipun sudah terjadi peningkatan
bahwa nilai hambatan kabel telah mengalami nilai hambatan dibandingkan teoritik.
peningkatan nilai hambatan dibandingkan Sehingga sistem perkabelan masih dapat
dengan teoritik. Hal ini menunjukkan digunakan.
terdapat penurunan kinerja pada sistem 5. Biaya investasi yang diperlukan untuk
perkabelan. berdasarkan hasil pengamatan memperbaiki sistem berdasarkan
lapangan terdapat beberapa lokasi kabel yang rekomendasi yang diberikan adalah Rp
mengalami lecet sampai terkelupas. Lokasi 127.507.000,-
terkelupas memiliki resiko terpaparnya
logam kabel ke udara dan juga berpotensi VI.2. Rekomendasi
masuknya air hujan yang menyebabkan Rekomendasi yang dapat dilakukan
korosi. Korosi pada kabel dapat adalah:
meningkatkan nilai hambatan. Mengganti panel surya yang memiliki
hot spot area dengan panel surya dengan
spesifikasi yang sama dengan kondisi
normal.
Melakukan perhitungan penurunan Kidul. Skripsi, Jurusan Teknik Fisika,
kinerja sehingga perancangan yang Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
dilakukan dapat lebih baik dan akurat Mada. Yogyakarta. 2012
Membuat sistem pemasangan permanen [4] Yusuf Bachtiar. Studi Analisis dan
pada solar array panel surya dengan Evaluasi Sistem Penyediaan Air Minum
sudut 8o ke arah utara Bertenaga Surya di Dusun Sejati Desa,
Melakukan perbaikan pada pompa Desa Sumberarum, Kecamatan
terutama pada komponen mekanik Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah
pompa Istimewa Yogyakarta. Skripsi, Jurusan
Memberikan filter pada sumur untuk Teknik Fisika, Fakultas Teknik,
mencegah terjadinya scaling pada Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
pompa atau melakukan perawatan 2013.
pompa secara berkala [5] Ramadhan Ilham. Analisis Pemompaan
Melakukan perbaikan kontroller dengan Air Tenaga Surya Tahap I di Dusun
metode kanibal komponen dan sisanya Sureng, Desa Purwodadi, Kecamatan
dilakukan penggantian kontroller dengan Tepus Kabupaten Gunung Kidul
yang baru Yogyakarta. Skripsi, Jurusan Teknik
Pemindahan jalur perkabelan ke lahan Fisika, Fakultas Teknik, Universitas
dengan akitifitas manusia rendah atau Gadjah Mada. Yogyakarta. 2013
membuat jalur kabel di dalam tanah [6] Igib Prasetyaningsari. Optimasi
Memberikan pelindung berupa pipa pada Konfigurasi Komponen Penyusun dari
jaringan kabel Sistem Pemompaan Air Bertenaga
Pelatihan dan pembelajaran kepada Surya. Skripsi, Jurusan Teknik Fisika,
pengelola dalam mengoperasikan PATS Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
dan perawatan Mada, Yogyakarta, 2012.
[7] Scott S. Reliability and MTBF
VII. Daftar Pustaka Overview. Dokumen teknis. Vicor
Reability Engineering. 2008. Diakses di
[1] Petunjuk Teknis Pelaksanaan www.vicr.com/documents/quality/Rel_MTBF.
Pengembangan SPAM Sederhana. pdf pada tanggal 12 Januari 2014.
Dokumen Teknis, Direktorat Jenderal [8] S.R. Wenham, M.A. Green, M.E. Watt,
Cipta Karya, Jakarta, 2007. R. Corkish. Applied Photovoltaics
[2] Nurwanto A, dkk. Eksploitasi Air Gua Second Edition. ARC Centre for
Plawan Dengan Energi Terbarukan : Advanced Silicon Photovoltaics and
Sebuah Upaya Penanggulangan Photonics, London, 2007.
Bencana Kekeringan Di Desa [9] Anonim. Semikonduktor. Dokumen
Giricahyo, Kecamatan Purwosari, teknis, Semikonduktor, 2009
Kabupaten Gunung Kidul. Laporan [10] Fluid Piping System. Dokumen Teknis,
penelitian. PKMK-2-6-2, Jurusan Devki Energy Consultancy Pvt. Ltd,
Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, India, 2006
Yogyakarta. 2006. [11] Muhammad dan Hendari S.
[3] Eka Roni A. Perancangan Sistem “Peningkatan Efisiensi Modul Surya 50
Pengangkatan Air Tenaga Surya di Wp Dengan Penambahan Reflektor”.
Kecamatan Tepus Kabupaten Gunung Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Tahun ke-2. Hal 45-50,
Universitas Wahid Hasyim, Semarang,
2011
[12] Yuni A dan Suprihanto. Pelunakan Soda
Kapur Dengan Rekarbonasi untuk
Menurunkan Kesadahan dan Nilai LSI
Air Bribin Gunungkidul. Tesis, Megister
Teknik Lingkungan, ITB, Bandung,
2009
[13] PS1800-HR-14H. Manual book PS 1800
HR-14H. Dokumen teknis, Lorentz,
Germany, 2009.

Anda mungkin juga menyukai