Anda di halaman 1dari 7

Nama Peserta : dr.

Sartika Ayuningsih Sipahutar

Nama Wahana : Padang Lawas Utara (PALUTA)

Topik : Asma Bronkial

Tanggal Kasus : 07 November 2016 No. RM : -

Nama Pasien : Putri Nama Pendanmping : dr. Abriyanti Batubara

Tanggal Presentasi : -

Tempat Presentasi : -

Obyektif Presentasi : -

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : perempuan, 9 tahun, sesak nafas sejak 2 hari SMRS, sesak dipengaruhi perubahan cuaca dingin. Mengi (+),
batuk berdahak (+), Demam sejak 1 hari, Asma Bronkial.

Tujuan : Memberikan penanganan awal pada penyakit Asma Bronkial.


LAPORAN PORTOFOLIO KASUS
Bahan bahasan: Tinjau Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas: Diskusi Presentasi & Diskusi Email Pos

Data Pasien: Nama : Putri Nomor Register : -

Nama RS: RSUD Gunung Tua Telp : - Terdaftar sejak : 7 November 2016

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Asma Bronkial. Sesak nafas sejak 2 hari. Sesak dipengaruhi perubahan cuaca dingin. Mengi (+),
batuk berdahak (+), Demam sejak 1 hari.
2. Riwayat Pengobatan : Salbutamol, Ventolin inhaler

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : Pasien telah di diagnosa Asma Bronkial sejak 2 tahun yll. Asma seringkali kambuh saat cuaca
dingin atau aktivitas berat. Dalam 1 bulan, asma bisa kambuh 2 kali periode. Serangan singkat, berkurang dengan pemberian
ventolin inhaler, tidak mengganggu aktivitas dan tidur.

4. Riwayat Keluarga : Pasien adalah putra pertama dari 2 bersaudara. Ayah pasien riwayat asma bronkial.

5. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang siswa SD yang duduk di kelas 4. Sekolah pasien tidak jauh dari rumahnya,
berangkat sekolah dengan berjalan kaki.
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : -

7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : Tidak jelas

8. Lain lain
Pemeriksaan fisik :
Kes : Compos mentis BB : 26 kg
T : 38,5o C HR : 102 x/I RR : 40 x/i

Kepala : Mata: Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) Thoraks : I = simetris fusiform
Hidung: deformitas (-/-) keluar darah (-/-) P = SF ka=ki
Gigi: berdarah (-/-) P = Sonor
A = Sp. Exprirasi memanjang
ST. Wheezing (+)
Abdomen : I = Simetris
P = Soepel, nyeri tekan (-)
P = Timpani Ekstremitas : -Superior: Ptekie (-)
A = Peristaltik (+) normal -Inferior: tidak dijumpai
kelainan
Pemeriksaan Laboratorium :
- Darah rutin: Hb 11 mg/dl
Leukosit: 13.000 mg/dl.
Trombosit: 250.000 mg/dl
KGD ad-random : 110 mg/dl

Terapi yang diberikan di IGD


- Tirah baring
- O2 2-4 ltr/menit
- Semi fowler posisi
- IVFD RL 20 gtt/I micro
- Nebule ventolin 1 flacon + Nacl 0,9% 2 cc di evaluasi dalam 2 jam wheezing menghilang
- Inj. Cefotaxime 500 mg / 12 j (iv)
- Inj. Dexametason 1 amp / 8 j (iv)
- Inj. Novalgin 120 mg / 8 j (iv)
- Inj. Ranitidin 200 mg / 12 j (iv)
- Salbutamol syr 3xcth
- Ambroxol syr 3xcth
DAFTAR PUSTAKA
a. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Ilmu penyakit Dalam. Edisi keempat. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Jakarta 2006 : 462 463
b. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9 Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran. 1997

c. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : FKUI 2000

HASIL PEMBELAJARAN

1. Diagnosis Asma bronkial

2. Waspadai faktor pencetus kambuhnya Asma bronkial

3. Pertolongan pertama saat asma menyerang

4. Mekanisme terjadinya asma bronkial

5. Edukasi untuk mencegah ke kambuhan asma bronkial

6. Motivasi untuk kepatuhan berobat dan hidup sehat


RANGKUMAN :
1. Subyektif
Pasien mengeluh sesak nafas, batuk berdahak, mengi (+), demam (+) yang dialamai 2 hari SMRS. Sudah diberi ventolin
inhaler tetapi sesak tidak juga berkurang.

2. Obyektif
Hasil pemeriksaan jasmani, pemeriksaan darah rutin dan faktor atopi yang didapat dari Ayah pasien mendukung diagnosis
Asma bronkial. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis (sesak nafas yang timbul saat perubahan cuaca dingin disertai batuk dan demam)
- Riwayat penyakit asma bronkial sejak 2 tahun
- Riwayat atopi dari ayah pasien

3. Assessment
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran pernafasan yang dihubungkan dengan hipperresponsif, keterbatasan aliran
udara yang reversible dan gejala pernafasan. Asma bronkial adalah salah satu penyakit paru yang ditandai oleh tanggap reaksi
yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas
yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh di saluran nafas. Penyempitan ini bersufat dinamis dan derajat
penyempitan dapat berubah, baik secara spontan maupun karena pemberian obat.

Serangan asma terjadi karena adanya gangguan pada aliran udara akibat penyempitan pada saluran napas atau bronkiolus.
Penyempitan tersebut sebagai akibat adanya aterosklerosis atau penebalan dinding bronkiolus, disertai dengan peningkatan
ekskresi mukus atau lumen kental yang mengisi bronkiolus, akibatnya udara yang masuk akan tertahan di paru-paru sehingga
pada saat ekspirasi udara dari paru-paru sulit dikeluarkan., sehingga otot polos akan berkontraksi dan terjadi peningkatan
tekanan saat bernafas. Karena tekanan pada saluran nafas tinggi khususnya pada saat ekspirasi., maka dinding bronkiolus
tertarik kedalam (mengerut) sehingga diamter bronkiolus semakin kecil atau sempit, dapat dilihat pada gambar :
4. Plan
Diagnosis : Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dipastikan diagnosis pasien adalah Asma Bronkial
Pengobatan : Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol penyakit disebut juga asma terkontrol. Asma terkontrol
adalah kondisi stabil minimal dalam waktu satu bulan. Penatalaksanaan asma bronkial terdiri dari pengobatan non-farmakologi
dan farmakologi.
- Pengobatan non-farmakologi
1. Penyuluhan
2. Menghindari faktor pencetus
3. Menjaga aktivitas yang berat

- Pengobatan farmakologi
1. Pengontrol (Controller) untuk mengontrol asma jangka panjang dan mempertahankan keadaan asma terkontrol.
a. Korikostreroid inhalasi
b. Kortikostreroid sistemik
c. Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi

2. Pelega (Reliever) untuk dilatasi jalan nafas melalui retraksi otot polos, mengobati atau menghambat
bronkostriksi.
a. Agonis beta-2 kerja singkat. Contoh: salbutamol, terbutallin, fenoterol, prokaterol
b. Kortikosteroid sistemik.
c. Aminofilin
d. Adrenalin dapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat

Anda mungkin juga menyukai