Anda di halaman 1dari 101

RENCANA STRATEGIS

2013-2017

DINAS KOPERASI, UMKM


DAN PERDAGANGAN
PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
2013
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
KATA PENGATAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum, 3
1.3. Maksud dan Tujuan 6
1.4. Sistematika Penulisan 6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN 8
2.1. Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi 8
2.2. Sumber Daya 12
2.3. Kinerja Pelayanan 12
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 16
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 18
3.1. Telaah Visi. Misi dan program Kepala daerah dan
wakil kepala daerah 18
3.2. Telaah Renstra K/L 32
3.3. Telaah Rencana Tata ruang ilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis 45
3.4. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan 51
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 59
BAB IV VISI. MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 63
4.1. Visi dan Misi 63
4.2. Tujuan dan Sasaan Jangka Menengah 65
4.3. Strategi dan Kebijakan 70
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 82

BAB VI INDIKATOR KINERJA MENGACU PADA TUJUAN DAN


SASARAN RPJMD 90

BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN 94


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan


Perdagangan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Error! Bookmark not defined.3

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi,


UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Error! Bookmark not defined.15

Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Koperasi,


UMKM dan Perdagangan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Error! Bookmark not defined.1

Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian
Perdagangan RI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong
Keberhasilan Penanganannya
Error! Bookmark not defined.4

Tabel 3.2 Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian Koperasi
dan UKM RI beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Error! Bookmark not defined.9

Tabel 3.3 Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang
Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan
Penanganannya
Error! Bookmark not defined.50

Tabel 3.4 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas


Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 52

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Koperasi,
UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 67

Tabel 4.2 Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan 73

Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta 81

Tabel 6.1 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta 90

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi DINAS KOPERASI, UMKM DAN PERDAGANGAN


Err
or! Bookmark not defined.

iii

KATA PENGANTAR

Rencana strategis Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI


Jakarta merupakan rumusan pernyataan visi, misi, tujuan, dan sasaran, strategi,
kebijakan program dan kegiatan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah
ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2013 2017 yang akan menjadi pedoman dalam
penyiapan Rencana Kerja Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta selama 5 (lima) tahun kedepan.

Sebagai komitmen bersama dalam proses pencapaian harapan di masa yang


akan datang,hendaknya Rencana Strategis ini menjadi arah dan pedoman serta
motivasi peningkatan kinerjabagi para karyawan Dinas Koperasi, UMKM dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta didalammelaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Jakarta,
KEPALA DINAS KOPERASI, UMKM DAN PERDAGANGAN
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dra. Hj. RATNANINGSIH, Ak. MSi


NIP 19570805 198503 2 004

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai Ibukota Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


sekaligus Kota Metropolitan, peran dan posisi Jakarta sangat penting, yaitu
sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat
perdagangan, pusat pendidikan, pusat jasa perbankan dan keuangan,
pusat perkembangan budaya, dan gerbang utama wisatawan manca
negara. Untuk menunjang peran strategis tersebut, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI JAKARTA 2005-2025
telah menetapkan Visi Jakarta sebagai Ibukota NKRI yang aman, nyaman,
sejahtera, produktif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.

Visi RPJPD DKI JAKARTA 2005-2025 kemudian dijabarkan dalam


Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-
2017, yang menetapkan Jakarta sebagai kota yang modern, tertata rapi,
tempat hunian yang layak dan manusiawi, berkebudayaan, dan berorientasi
pada pelayanan publik. Pembangunan di bidang Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (KUMKM) dan Perdagangan, yang menjadi
tanggungjawab SKPD Dinas KUMKM dan Perdagangan memiliki kontribusi
penting untuk mendukung tercapainya visi dan misi pembangunan jangka
panjang dan menengah DKI Jakarta, utamanya dalam meningkatkan sistem
perekonomian masyarakat Jakarta yang kuat dan berkualitas.

Data aktual menggambarkan kontribusi sektor perdagangan dan jasa


pada PDRB DKI Jakarta yang saat ini mencapai 72,48%, nilainya
diharapkan terus meningkat menjadi 73,23% pada 2017 (lihat Gambar I.1.).
Pembangunan sektor Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM) dan Perdagangan juga diharapkan dapat memperkokoh
perekonomian DKI Jakarta, karena dapat mengurangi angka kemiskinan,
serta turun berperan dalam meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang
baik karena pelayanaan yang efektif dan didukung pegawai yang
berintegritas.

Pembangunan bidang KUMKM dan Perdagangan pada hakekatnya


diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kemandirian
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah secara sistimatis, berkelanjutan
dan terintegrasi melalui kontribusi nyata pemerintah daerah khususnya

1
Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan.

Dengan kondisi tersebut, maka pembangunan di wilayah DKI Jakarta


mempunyai potensi yang besar, tantangan dan permasalahan yang lebih
kompleks dibandingkan daerah lain. Untuk mengembangkan potensi-
potensi dan menangani tantangan serta permasalahan tersebut, diperlukan
suatu perencanaan pembangunan yang terarah, terpadu, dan menyeluruh
dengan memperhatikan empat pilar pembangunan yaitu pilar Ekonomi,
Sosial, dan Lingkungan Hidup yang didukung oleh pilar Aparatur atau
Birokrasi.

Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan kebijakan pembangunan


di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
yang lebih dinamis, proaktif, dan berkesinambungan yaitu dengan
menerapkan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan dan yang
berdaya saing sehingga diharapkan setiap upaya program pembangunan
harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan dan
perilaku yang mandiri.

Agar pembangunan KUMKM dan Perdagangan dapat mencapai


tujuan dan sasaran yang telah ditentukandalam jangka waktu lima tahun ke
depan, diperlukan sebuh dokumen perencanaan resmi sebagai bentuk
panduan untuk mengarahkan para aparat pemerintahan di Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya untuk mengembangkan sektor KUMKM dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta.

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) memuat program-program


strategis yang dibuat berdasarkan kepentingan dan kebutuhan setiap
bidang dalam Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan dokumen rencana strategis
ini dapat menjadi kerangka teknis dan pedoman bagi Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta,
untuk melaksanakan pembinaan, pengembangan, dan pengawasan
terhadap kegiatan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian pembangunan
ekonomi sektor Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta dapat berjalan lebih sistimatis,
komprehensif dan memberikan solusi terhadap pemecahan masalah, pada
periode tahun 2013 2017.

2
Dokumen Renstra ini bersifat jangka pendek dan menengah, namun
tetap berpedoman pada format jangka panjang sehingga rumusan visi, misi,
dan arah kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dapat tercapai sesuai target yang
direncanakan.Hal ini sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Periode 2013 2017 yang
telah memuat arahan kebijakan dan program pemberdayaan Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.

1.2. Landasan Hukum


Dalam penyusunan rencana kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, didasarkan
pada Landasan Hukum sebagai berikut.
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 204 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah bebereapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008;
5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025;
6) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4744);
7) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
8) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian
9) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1981 tentang
Metrologi Legal
10) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
11) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;

3
12) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemriantah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578)
15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diatur
beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 / 2011;
18) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19) Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri KUMKM dan
Menteri Perdagangan No.500-738.A/2010, No.
1320.1/M.DAG/MPU/IX/2010 dan No 12.1/NKB/ M.KUKM/ IX/2010
tentang sinergi program pengembangan ekonomi dan penataan
lingkungan perkotaan melalui penguatan usaha sektor mikro
20) Keputusan Menperindag No. 588/MPP/Kep/12/1998 tentang
Ketentuan Umum di Bidang Ekspor
21) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rl No.
61/MPP/Kep2/1998 dan No. 251/MPP/Kep/6/1999 tentang
Penyelenggaraan Kemetrologian
22) Permendag Rl No. 59/M-DAG/PER/12/2010 tentang Ketentuan
Penerbitan SKA Untuk Barang Ekspor Indonesia
23) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus

4
Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5);
24) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10
Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
25) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14
Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan
Penganggaran Terpadu;
26) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;
27) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
28) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2005-2025,
29) Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2017
30) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2009
tentang Organisasi danTata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
31) Peraturan Gubernur Nomor 63 tahun 2010 tentang Pembentukan
Organisasi danTata Kerja Unit Pengelola Dana Bergulir
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan tanggal 10 Maret
2010
32) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 91 tahun 2009 tentang
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Kawasan
Pusat Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Serta
Pemukiman Pulo Gadung
33) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 156 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan
34) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 157 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola
Lokasi Binaan Usaha Mikro dan Kecil
35) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Promosi
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
36) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 73 tahun 2010 tentang

5
pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Metrologi
37) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 156 Tahun 2010
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan
dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan.

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013
2017 ini dimaksudkan untuk memberikan acuan / landasan kebijakan
taktis strategi lima tahunan, merupakan suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1
(satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dalam kerangka
pencapaian visi dan misi sebagai tolok ukur pertanggungjawaban
anggaran pada setiap akhir tahun.

1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Rencana Strategis Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut :
a. Sebagai implementasi strategi dari visi dan misi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, dalam pembangunan ekonomi yang
berbasiskan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
b. Sebagai gambaran rencana kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
selaku pelaksana, pembina dan pengembangan Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan periode
2013 2017.
c. Sebagai pedoman kebijakan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dalam
melaksanakan Program Kerja.

1.4 Sistimatika Penulisan


Berisi uraian pokok bahasan dalam penulisan Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta, serta susunan garis besar isi dokumen. Sistematika penulisan
Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

6
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013 2017 ini terdiri dari 7 (tujuh)
bagian sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010, yaitu :

Bab I Pendahuluan mencakup : Latar Belakang, Landasan Hukum,


Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta mencakup :
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta,
Sumber Daya, Kinerja Pelayanan, Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi mencakup :


Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, Telaahan Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,
Telaahan Renstra K/L, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan mencakup : Visi
dan Misi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, Tujuan dan Sasaran Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta, Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran dan Pendanaan Indikatif.

Bab VII Indikator Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Yang Mengacu
Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Bab VII Kaidah Pelaksanaan

7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi


2.1.1 Tugas
Melaksanakan pembinaan, perlindungan dan pengembangan
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan

2.2.1 Fungsi
Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
sertaperumusan kebijakan teknis pelaksanaan tugas koperasi, usaha
mikro, kecil dan menengah dan perdagangan.
Pembinaan dan pengawasan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan usaha koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan
perdagangan barang dan jasa.
Pemantauan dan pengawasan ketersediaan,distribusi, harga, standard
mutu barang dan jasa serta perlindungan konsumen.
Pembinaan kemetrologian, pengawasan, pemeriksaan dan pengujian
alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya, serta barang dalam
keadaan terbungkus.
Penyelenggaraan bimbingan teknis dan penyuluhan dibidang koperasi,
usaha mikro, kecildan menengah, dan perdagangan barang dan jasa.
Perlindungan, pembinaan dan pengembangan perkoperasian, usaha
mikro, kecil dan menengah.
Fasilitas pengembangan kemitraan usaha mikro, kecil dan menengah
dan koperasi dan/atau dengan perusahaan besar.
Pengelolaan fasilitas perlindungan, pembinaan dan pengembangan,
usaha mikro dan kecil.
Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan bimbingan
teknis perkoperasian, usaha mikro, kecil dan menengah dan
perdagangan.
Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, sertifikasi
dan/atau perizinan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengahdan
perdagangan.
Pengembangan dan penyelenggaraan promosi perkoperasian, usaha
mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan.

8
Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggung
jawaban penerimaan restribusi dibidang Dinas KUMKM, dan
Perdagangan.
Penyediaan, penatausahaan, pengelolaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana kerja Dinas KUMKM, dan
Perdagangan.
Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah.
Pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia pengelola
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah, dan perdagangan.
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan
Dinas Dinas KUMKM, dan Perdagangan.
Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

2.3.1 Struktur Organisasi


a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Subbagian Umum
2. Subbagian Kepegawaian
3. Subbagian Program dan Anggaran
4. Subbagian Keuangan
c. Bidang Koperasi, terdiri dari :
1. Seksi Kelembagaan Koperasi
2. Seksi Pembiayaan Koperasi
3. Seksi Pengembangan Koperasi
d. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari:
1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan
2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen
3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri
e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari:
1. Seksi Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan
2. Seksi Pengadaan, Distribusi, dan Perlindungan Konsumen
3. Seksi Sarana Perdagangan dan Promosi Dalam Negeri
f. Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari :
1. Seksi Ekspor
2. Seksi Impor
3. Seksi Analisa Pasar dan Promosi Luar Negeri
g. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, terdiri dari:
1. Seksi Perdagangan
2. Seksi Kemetrologian
3. Seksi Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah

9
Selanjutnya guna mendukung efektifitas sasaran program hingga
ke daerah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dan Perdagangan di bantu pula oleh Kepala Suku Dinas dan Kepala
Unit Pelaksana Teknis,SERTA Kepala BLUD sebagai berikut:
a. Kepala Suku Dinas:
1. Kepala Suku Dinas Jakarta Pusat
2. Kepala Suku Dinas Jakarta Barat
3. Kepala Suku Dinas Jakarta Utara
4. Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan
5. Kepala Suku Dinas Jakarta Timur dan
6. Kepala Suku Dinas Kepulauan Seribu

b. Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas:


1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
2. Kepala Unit Pengelola Lokasi Binaan Usaha Mikro dan Kecil
3. Kepala Pusat Promosi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4. Kepala Balai Metrologi

c. Kepala Badan Layanan Umum Daerah


1. Kepala Unit Pengelola Dana Bergulir Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Kelurahan tanggal 10 Maret 2010
2. Kepala Unit Pengelola Kawasan Pusat Pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Serta Pemukiman Pulo Gadung

10
2) .

Gambar: II.1 Bagan Struktur Organisasi


Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta

11
2.2 Sumber Daya

Sumberdaya manusia (SDM) pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, termasuk Suku Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Kota Administrasi
dan Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Unit Pelayanan Teknis (UPT), pada
tahun 2010 berjumlah 484 pegawai. Jumlah pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta berjumlah 145
pegawai.

Potensi Pembinaan Koperasi UMKM & Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

No. Uraian Jumlah Satuan


1. Pegawai 440 Orang
2. Koperasi 7.775 Orang
3. Usaha Mikro/PKL (sensus Ekonomi 2006) 739.244 Orang
4. Usaha Kecil (sensus Ekonomi 2006) 364.784 Orang
5. Usaha Menengah (sensus Ekonomi 2006) 20.652 Orang
6. Sarana Perdagangan / Lokbin 3.408 Unit
7. Bidang Perdagangan Dalam Negeri 12.924 SIUP
8. Bidang Perdagangan Luar Negeri 228.059 SKA
Sumber: Dinas Koperasi UMKM Dan Perdagangan

Rekapitulasi Pegawai Dinas Koperasi UMKM, Dan Perdagangan


Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012

No. Wilayah Jumlah (Orang)


1. Pegawai Dinas Koperasi, UMKM & Perdagangan 129
2. Pegawai Suku Dinas Koperasi, UMKM & Perdagangan 183
3. Pegawai UPT/Balai 128
Jumlah 440

Sumber: Dinas Koperasi UMKM Dan Perdagangan

2.3 Kinerja Pelayanan


Bermacam upaya telah dilakukan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, guna meningkatkan pembinaan dan
pelayanan kepada dunia usaha, serta kelancaran arus distribusi perdagangan
barang dan jasa. Pelayanan yang diberikan kepada dunia usaha terutama dalam
rangka meningkatkan tertib usaha, berupa pelayanan perizinan usaha koperasi
dan perdagangan dilaksanakan oleh Dinas maupun Suku Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis.
Sesuai dengan tujuan dan sasaran program maka hasil pembinaan dan
pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan
dapat dikelompokan ke dalam kegiatan sebagai berikut:

12
Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
Indikator Kinerja sesuai Realisasi Capaian Tahun ke-
No
Tugas dan Fungsi 2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Pembinaan dan pengembangan koperasi
1.1 Jumlah koperasi 7.080 7.210 7.342 7.476 7.612
1.2 Jumlah koperasi aktif 4.611 4.734 4.860 4.990 5.126
1.3 Penyerapan tenaga kerja oleh koperasi 18.615 19.210 19.824 20.458 21.112
1.4 Permodalan Koperasi (Rp. 000) 1.880.351 2.070.871 2.280.694 2.511.777 2.767.940
1.5 Volume Usaha (Rp. 000) 3.174.918 4.065.651 4.890.367 5.716.738 6.699.904
1.6 SHU Koperasi (Rp. 000) 378.827 406.987 498.046 528.999 604.392
2 Pemberdayaan UMKM
2.1 Usaha PKL/Usaha Mikro yang dibina 19.864 18.498 16.409 14.413 12.739
2.2 Usaha Kecil yang dibina 12.212 12.675 13.071 13.718 14.792
2.3 Usaha Menengah yang dibina 2.978 3.038 3.105 3.166 3.291
3 Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
3.1 Penerbitan SIUP 15.987 17.787 20.367 26.980 29.699
3.2 Penerbitan TDP 15.645 17.677 19.483 21.234 18.891
3.3 Pelayanan Tera dan Tera Ulang 1.000.002 1.028.227 1.152.811 1.525.120 2.301.737
4 Pengembangan Perdagangan Luar Negeri
4.1 Nilai export melalui DKI Jakarta 34.987.134 36.878.183 37.861.173 39.648.260 46.475.750
4.2 Nilai export produk DKI Jakarta 5.784.981 6.137.972 6.874.135 8.464.900 11.038.710
4.3 Nilai import melalui DKI Jakarta 49.987.982 56.827.928 62.970.876 70.069.090 88.873.130
4.4 Penerbitan Angka Pengenal Import di DKI Jakarta 4.245 4.536 4.950 5.155 5.390
5 Pengembangan SDM
5.1 Pengelola dan anggota Koperasi telah mengikuti Diklat & Bimtek 2.230 2.010 1.628 1.048 775
5.2 Pengelola UKM yang ikut Diklat & Bimtek 330 310 280 235 200
13
6 Peningkatan Permodalan
6.1 Jumlah koperasi yang mendapatkan bantuan dana bergulir 175 190 210 230 250
6.2 Jumlah dana bergulir yang disalurkan - - - 139.434.000 223.693.800
6.3 Jumlah pemanfaat dana bergulir - - - 57.954 89.999
7 Penyediaan Sarana dan Prasarana
7.1 Jumlah Usaha kecil yang menempati Lokbin 3.408 3.408 3.408 3.408 3.408
7.2 Jumlah PKL yang menempati Lokasi Resmi/Sementara 13.121 12.545 12.223 11.005 9.331
8 Sumber Daya Penunjang
8.1 SDM Pembina yang telah mengikuti Diklat 231 212 200 179 162
8.2 Sarana & Prasarana penunjang
20 20 20 20 20
(Lokbin)
14
Tabel 2.2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
Tahun ke-
Uraian
Anggara
2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 Realisasi
n
(1) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Belanja
98.278.135.079 55.478.894.602 101.916.304.116 137.984.286.879 56.060.703.634 37.734.697.001 64.929.941.242 105.311.096.031 57,04% 68,02% 63,71% 76,32% 25,18% 33,86%
Langsung
Belanja Tidak
4.644.422.600 51.164.028.446 50.758.477.075 53.823.536.565 47.190.910.297 47.683.481.486 49.833.343.489 92,23% 93,94 92,59 335,62%
Langsung
Total 102.922.557.679 106.642.923.048 152.674.781.191 191.807.823.444 56.060.703.634 84.925.607.298 112.613.422.728 155.144.439.520 54,74% 79,64% 73,76% 80,89% 24,14%
15
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, mempunyai program kerja yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan di DKI Jakarta. Hal ini didasarkan pada
program pelayanan pada periode 20072012. Program tersebut menjadi
tantangan dan peluang untuk pengembangan pada periode lima tahun
mendatang. Program tersebut di bagi menjadi dua urusan :

2.4.1. Tantangan Pengembangan Pelayanan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah dan Perdagangan
1. Kemampuan menggalang modal dari anggota diluar Simpanan Pokok
dan Simpanan Wajib masih rendah,
2. Tim Manajemen Koperasi pada umumnya, status pendidikannya tidak
begitu tinggi, sehingga kemampuan mengakses pasar,managerial,
permodalan, kemitraan, manajemen dan teknologi tepat guna masih
kurang optimal.
3. Kurangnya pemahaman perkoperasian dikalangan anggota Koperasi
menyebabkan rendahnya rasa memiliki dan partisipasi anggota dalam
melaksanakan kewajiban
4. Terbatas Sarana Prasarana yang dimiliki UMKM dalam
mempromosikan dan memasarkan produknya. Disamping
itu,pemasaran masih terfokus pada internal Koperasi.
5. Belum terbentuk jaringan antar Koperasi, yang berdampak pada relatif
rendahnya daya saing. Untuk itu dilakukan peningkatan kemitraan dan
jaringan usaha antar Koperasi, UMKM dan Badan Usaha Lainnya
6. Dalam partisipasi pameran promosi luar negeri, seringkali terkendala
oleh lamanya pengurusan pengajuan surat izin perjalanan dinas baik
pengurusan izin ke sekab/setneg, paspor biru, maupun pengurusan.
Untuk itu dilakukan percepatan pengurusan izin perjalanan dinas
untuk pameran di luar negeri.

16
7. Partisipasi pelaku usaha (UKM) dalam mengikuti partisipasi di dalam
& luar negeri sangat kurang. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan
kemampuan keuangan UKM..
8. Adanya keluhan dari masyarakat pelaku usaha khususnya bidang
ekspor impor tentang akses Pelabuhan Tanjung Priok yang
merupakan salah satu penyebab biaya tinggi..
9. Terbatasnya Sarana dan Prasarana serta SDM dalam Penerbitan
SKA.

2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah dan Perdagangan
1. Fasilitasi akses permodalan UMKM melalui Pengembangan KJK
PEMK, dan Pengembangan Kemitraan dengan BUMN/D, Perbankan,
Lembaga Keuangan Non Bank serta Sosialisasi Program Pembiayaan
Kredit oleh Pemerintah Pusat (KUR, LPDB, Kredit Program Lainnya).
2. Tersedianya Fasilitasi dan dukungan akses pasar dan peluang pasar
bagi UMKM dengan menyediakan Sarana prasarana Promosi dan
Perdagangan, Penyelenggaraan pameran promosi dan partisipasi
3. pemberian subsidi anggaran untuk transportasi dan akomodasi UKM
para peserta pameran baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Sesuai Keppres Nomor : 58 Tahun 1971 tentang Penetapan Pejabat
Yang Berwenang Mengeluarkan SKA Serta Peraturan Menteri
Perdagangan No. 60/M-DAG/PER/12/2010 Tentang Instansi penerbit
SKA untuk Barang Ekspor Indonesia melalui Direktur Jenderal
Perdagangan luar negeri atas Nama menteri Perdagangan RI
menunjuk Kepala Dinas KUMKMP Provinsi DKI Jakarta sebagai
pejabat yang bewenang penerbitkan SKA di Provinsi DKI Jakarta.

17
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih

Visi dan Misi RPJM DKI Jakarta 2013-2017 adalah sebagai berikut.

Visi:
Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak
dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan
pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik
Misi:
1) Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
2) Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun
seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain,
3) Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau
bagi warga kota,
4) Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus
memiliki kesadaran dalam memelihara kota, dan
5) Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi
pada pelayanan publik.

Telaah Visi-Misi RPJMD 2013-2017 dalam Renstra Dinas KUMKM dan


Perdagangan 2013-2017 dijelaskan sebagai berikut.Berkaitan dengan pencapaian
Misi Pertama (Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta
konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah), maka Urusan KUMKM dan
Perdagangan mencakup sejumlah isu strategis berikut.

1. Peningkatan dan pengembangan kawasan-kawasan strategis yang berperan


dalam menggerakkan ekonomi kota, termasuk didalamnya Pusat Kegiatan
Primer dan Sekunder; serta Kawasan TOD(Transit Oriented Development),
sebagai perwujudan dari strategi pengembangan wilayah yang dirumuskan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2030.
Strategi operasionalnya meliputi:
a. Peningkatan dan pemantapan fungsi Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder,
b. Pengembangan baru Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder secara hirarkis
dan
c. Pengembangan TOD pada jalur sepanjang sistem angkutan massal.

2. Penguatan dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal perkotaan,


sebagaikomitmen untuk mewujudkan Jakarta Baru yang inklusif bagi semua

18
lapisan masyarakat. Tumbuh dan berkembangnya ekonomi informal dapat
menjadi pilar utama pembangunan ekonomi kota. Strategi operasional meliputi:
a. Penyediaan ruang bagi sektor informal pada kawasan perkantoran dan
perdagangan,
b. Pembangunan Lokasi Terpadu pedagang kaki lima (PKL),
c. Revitalisasi pasar tradisional dengan tidak menggusur PKL dan
d. Pengembangan kelembagaan koperasi dan UMKM untuk mendukung
formalisasi dari ekonomi informal.

3. Peningkataninvestasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan lapangan


kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal. Strategi yang dijalankan
adalah mengembangkan kelembagaan koperasi dan UKM untuk mendukung
formalisasi dari ekonomi informal

Sedangkan untuk pencapaian Misi Kelima RPJMD 2013-2017


(Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada
pelayanan publik), isu strategis yang berkaitan dengan pengelolaan KUMKM dan
Perdagangan mencakup hal-hal berikut.

1. Penataan kelembagaan, organisasi, dan kapasitas aparatur


pemerintahan,untuk mencapai kelembagaan dan organisasi pemerintahan yang
efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan kapasitas aparatur pemerintahan
yang profesional. Strategi operasional meliputi:

a. Pengembangan kelembagaan pemerintah yang efisien dan efektif,


b. Pengembangan struktur organisasi dan tata laksana pemerintahan yang
akuntabel,
c. Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel,
d. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang berkelanjutan, dan
e. Pengembangan sistem reward and punishment dalam pengembangan
sumberdaya manusia.
2. Meningkatnya ketersediaan SDM Pemprov yang sesuai dengan
kompetensinya. Strategi Operasionalnya melalui:
a. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang berkelanjutan
b. Pengembangan sistem reward and punishment dalam pengembangan
sumberdaya manusia
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pemerintahan yang transparan dan
akuntabel, untuk meningkatan peran serta masyarakat dalam setiap tahapan
pembangunan, dan adanya mekanisme kontrol terhadap penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Strategi operasional dilakukan melalui:
a. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan dan
b. Pengembangan mekanisme pengaduan berbasis sistem informasi yang
real-time.

19
4. Pengembangan kerjasama antar daerahdan atau antar pemangku kepentingan
atau (stakeholder)untuk mengatasi permasalahan pembangunan secara
bersama-sama dengan daerah sekitar dan melembagakan kerjasama antar
daerah sebagai salah satu pendekatan pembangunan. Strategi operasional
meliputi:

a. Pengembangan kerjasama antar daerah dan atau antar pemangku


kepentingan untuk isu-isu pembangunan regional dan
b. Revitalisasi kelembagaan kerjasama antar daerah dan antar pemangku
kepentingan.

5. Peningkatan pelayanan publik,untuk meningkatkan penyelenggaraan


pelayanan publik yang lebih baik melalui perbaikan di segala lini. Strategi
operasionalnya dilakukan melalui:

a. Penataan dan perbaikan sarana dan prasarana pelayanan publik yang


lebih baik (cepat dan berkualitas),
b. Peningkatan kapasitas aparatur sebagai garda tedepan pelayanan,
c. Pengembangan sistem informasi dalam mendukung pelayanan publik yang
lebih baik, dan
d. Penyelenggaraan Program Teknis urusan pemerintahan wajib dan pilihan.
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta maka Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta yang bertindak sebagai leading sector
harus mampu mengatasi semua hambatan, dan sekaligus mengakselesarasikan
semua faktor pendorong sehingga perwujudan dari Visi dan Misi akan menjelma
menjadi sebuah gambaran konkrit yang akan membawa warga DKI Jakarta
menjadi lebih sejahtera, mempunyai harkat dan lebih bermartabat tentunya.

20
Tabel 3.1..Faktor Penghambat dan Pendorong Terhadap Pencapaian Misi RPJMD 2013-2017 Dinas KUMKM dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Visi : Jakarta Baru, kota modern yang tertata rapi menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi yang berorientasi pada pelayanan publik
No. Misi dan Permasalahan
Faktor
Program RPJMD Pelayanan
Penghambat Pendorong
2013-2017
1. Misi 1: 1. Peningkatan dan - Kurangnya pelaku usaha perdagangan - Adanya program sosialisasi kepada pelaku
Mewujudkan pengembangan yang memenuhi persyaratan formal usaha agar mereka dapat melakukan
Jakarta sebagai kawasan-kawasan (SIUPP, TDP, IUI) dan sebagainya, distribusi penjualan barang dan jasa sesuai
kota modern yang strategis yang Mereka berusaha tidak di lokasi yang peraturan perundang-undangan yang berlaku,
tertata rapi serta berperan dalam ditetukan sesuai peruntukkan.
konsisten dengan menggerakan
Rencana Tata ekonomi kota,
Ruang Wilayah termasuk
didalamnya pusat
kegiatan primer dan
sekunder serta
Kawasan TOD.
- Masih relatif tingginya pelaku perdagangan - Adanya kunjungan ke tempat pelaku usaha
di sektor informal yang belum terdata. untuk memberikan pembinaan bagi pelaku
usaha yang belum mempunyai ijin untuk
usaha baik berupa SIUPP,TDP, IUI.
- Adanya sentralisasi pusat ekonomi khusus
untuk menampung kegiatan perdangangan
retail KUMKM.
2. Penguatan - Pengembangan jumlah dan kualitas - Dorongan bagi penempatan PKL UMKM di
dukungan terhadap penyediaan lokasi binaan dan lokasi lingkungan Mall dan pasar modern lainnya
21
keberadaan ekonomi sementara bagi PKL UMKM yang ada saat semakin digiatkan dalam kerangka
informal perkotaan. ini sangat terbatas, baik ditinjau dari penegakan peraturan daerah tentang
penyediaan pasokan lokasi, daya tampung penyediaan lahan atau space sebanyak 20
dan daya dukungnya. persen dari seluruh luar areal usahanya.
- Kurangnya koordinasi dengan instansi - Terbangunnya sarana dan fasilitas pendukung
pengelola perpasaran daerah dalam lainnya dalam kerangka
rangka penyediaan lahan berusaha bagi menumbuhkembangan UMKM dan koperasi
para PKL UMKM yang belum tertampung di provinsi DKI Jakarta dengan berdirinya
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan gedung serta sarana promosi yang berguna
seringnya PKL tumbuh dan berkembang di dalam menciptakan iklim usaha yang kondisif
lahan-lahan yang bukan semestinya bagi apresiasi keberadaan UMKM dan
mereka berada. Koperasi itu sendiri.
- Masih rendahnya kualitas dan daya - Adanya upaya untuk melaksanakan
kompetitif produk UMKM sesuai dengan perubahan dan Revisi Perda Perpasaran,
permintaan pasar domestik dan pengawasan, penertiban, dan sosialisasi
internasional, sehingga perlu pembinaan sehingga diharapkan dapat lebih dapat
dan pelatihan bagi para pelaku UMKM, memberdayakan peran Pasar Tradisional dan
bantuan pembukaan akses pasar dan UMKM,
permodalan, dan fasilitasi promosi dan
pemasaran,
- Adanya dorongan agar Pemerintah Pusat
berperan lebih aktif dalam menciptakan
kebijakan yang mendukung peningkatan
pemasaran UKM dan terdapat harmonisasi
kebijakan antara instansi yang satu dengan
yang lain.-
- Adanya dorongan untuk menjalin praktik
pemasaran produk UKM dengan
mengembangkan pola kemitraan UMKM
dengan ritel modern, sebagai cara menata
perdagangan yang win-win solution.
22
3. Peningkatan - Terbatasnya jumlah SDM yang ada di - Dukungan anggaran yang cukup besar dari
investasi ekonomi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
kota yang Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
mendorong sehingga kegiatan pendampingan bagi kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
penciptaan koperasi dan UMKM terkendala. dan Menengah dan Perdagangan DKI
lapangan kerja - Kurangnya kegiatan sosialisasi serta Jakarta diharapkan akan mampu
dan tumbuhnya penyuluhan kepada masyarakat dan terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
kelembagaan organisasi lainnya akan arti pentingnya koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
ekonomi lokal, Badan Hukum Koperasi. kegiatan sosialisasi serta penyuluhan
dicapai melalui - Keselarasan gerakan wadah organisasi kepada masyarakat dan organisasi lainnya
pengembangan koperasi yang ada saat ini masih perlu akan arti pentingnya Badan Hukum
Koperasi dan UKM disinkronkan dengan program kerja Dinas Koperasi.
. Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan - Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil DKI
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta diharapkan akan mampu menjadi
Jakarta. wadah penyelarasan gerakan koperasi yang
- Kurangnya keperdulian pengusaha besar ada sehingga pengembangan jaringan
sehingga upaya program penyelarasan koperasi menjadi akan terwujud.
kemitraan tidak berjalan sesuai harapan. - Kerjasama yang baik dan harmonis dengan
- Kelemahan UMKM dalam merespon Kadinda DKI Jakarta diharapkan akan
persyaratan yang diperlukan untuk proses mampu mengupayakan program
penambahan modal dari pihak ketiga penyelarasan kemitraan berjalan sesuai
(bank ataupun Lembaga Keuangan harapan.
Bukan Bank/LKBB) sangat dirasakan - Keberadaan UMKM yang berjumlah 44.559
sangat membebani. unit di seluruh DKI Jakarta menjadikan
- Kurangnya dukungan advokasi serta bagian yang cukup besar dari struktur wadah
penguatan legal dan goodwill yang ekonomi warga DKI Jakarta sehingga
terbatas terhadap UMKM sehingga diharapkan menjadi roda pengerak ekonomi
keberadaannya sulit diharapkan massal.
berkembang. - Kapitalisasi modal kerja UMKM tidak
- Faktor manajerial serta SDM UMKM bergantung kepada pinjaman pihak ketiga
masih sangat lemah dalam mengelola (terlebih yang terkait dengan nilai mata uang
dan mengorganisir usahanya disebabkan negara asing) dalam kaitan dengan
faktor edukasi serta keterbatasan polarisasi global sehingga ketahanan UMKM
ketrampilan yang dimiliki sehingga sangat dirasakan ketika krisis ekonomi
23
standar profesionalisme masih jauh dari melanda Indonesia.
yang diharapkan. - Cakupan usaha UMKM masih meliputi
- Minimnya faktor teknologi yang industri kecil yang bernuansakan content
dipergunakan dalam usahanya local sehingga pemakaian teknologi yang
menyebabkan tingkat efisiensi dan efektif disyaratkan tidak menuntut perlunya
kerja masih jauh dari kapasitas skala pemasangan kapasitas mesin yang terlalu
usaha ekonomis. canggih.
- Standar metodologi serta sistematika - Proses produksi UMKM yang ada saat ini
kerja UMKM masih bersifat tradisional masih berpolakan menggunakan aplikasi
dan belum mengembangkan prinsip- metodologi kerja yang simple dan sederhana
prinsip kerja berdasarkan prosedur kerja sehingga memungkinkan tercapainya
yang tersusun sesuai dengan tahapan korelasi dengan tingkat edukasi yang rendah
kerja industri modern dan berskala serta ketrampilan UMKM yang terbatas.
- Rendahnya kesadaran dari pelaku UMKM - Semakin banyaknya anggota dan pengurus
dan Pengurus Koperasi dalam upaya koperasi serta UMKM dari kalangan yang
peningkatan profesionalisme SDM yang berpendidikan cukup tinggi dan turut terjun di
berorientasi pengembangan jiwa kancah bisnis berpola UMKM sehingga
kewirausahaan, ketrampilan manajemen diharapkan semakin meningkatkan
usaha melalui Diklat, Bintek dan kesadaran upaya peningkatan
Sosialisasi. profesionalisme SDM yang berorientasi
- Terbatasnya ketrampilan teknis dari pengembangan jiwa kewirausahaan,
UMKM dan pengelola Koperasi dalam ketrampilan manajemen usaha.
penggunaan alat-alat produksi yang - Kemandirian permodalan UMKM serta
tergolong canggih, menyebabkan sulit koperasi yang ada menyebabkan mereka
pengadaptasian penyerapan teknologi mempunyai falsafah kemandirian mental
modern. yang tidak menggantungkan bantuan
permodalan dari pihak ketiga yang justru
mempunyai konsekuensi dalam beban
bunga serta cicilan yang mungkin akan
memberatkan.
- Tingginya tuntutan kebutuhan ekonomi yang
ada menyebabkan UMKM dan pengurus
koperasi berupaya sedemikian rupa
sehingga mampu memotivasi mereka dalam
pemenuhan aspirasi dan kebutuhan hidup
24
agar kondisi mereka akan meningkat dari
waktu-waktu sebelumnya.
Masalah Permodalan, mencakup: Masalah Permodalan, mencakup:
- Belum terciptanya kebijakan sistem - Pembentukan Lembaga Penjamin Kredit
pemupukan permodalan dari pihak ketiga Daerah (LKPD) di Daerah Khusus Ibukota
(Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Jakarta yang tidak lama lagi akan semakin
Bank / LKBB) yang lebih berpihak bagi menjadi harapan kalangan Koperasi dan
koperasi dan UMKM, serta belum UMKM DKI Jakarta untuk peningkatan
terbentuknya Lembaga Penjamin Kredit permodalan usahanya.
Daerah (LKPD). - Peran serta dari Koperasi Karyawan
- Kurangnya tenaga profesional dari (Kopkar) dan Koperasi Pegawai (Koppeg) di
kalangan UMKM dan Pengurus serta Provinsi DKI Jakarta sebagai komponen
Pengelola Koperasi dalam mengelola yang cukup besar di dalamnya, turut
keuangan internal sehingga akselerasi mempunyai andil yang cukup besar dalam
pemanfaatan pinjaman oleh anggota dari kemampuan daya serap kredit pinjaman
pihak ketiga tidak berjalan efektif. perbankan dikarenakan tingkat
- Terbatasnya koperasi serta UMKM yang profesionalisme kemampuan pengelolaan
berorientasi pada sektor produksi di DKI koperasi yang lebih baik dibandingkan
Jakarta menyebabkan kebutuhan akan dengan komponen gerakan koperasi
modal untuk investasi mesin dan masyarakat lainnya.
peralatan canggih menjadi tidak
signifikan.
- Kesadaran peningkatan volume berusaha
yang diperoleh dari laba hasil usaha yang
dijalankan oleh UMKM sebagai tambahan
akumulasi modal usahanya ternyata
masih sangat minim, disebabkan
polarisasi konsumerisme di kalangan
mereka cukup tinggi.
- Sisa hasil usaha yang diperoleh dalam
tahun berjalan oleh kalangan koperasi
tidak menunjukan kesadaran yang cukup
25
besar bagi peningkatan kapasitas modal
usaha dikarenakan adanya tuntutan dan
desakan anggota agar bagian SHU
mereka meningkat dari tahun ke tahun.
Masalah Sarana dan Prasarana, mencakup: Masalah sarana dan Prasarana, meliputi:
- Pengembangan jumlah dan kualitas - Dorongan bagi penempatan PKL UMKM di
penyediaan lokasi binaan dan lokasi lingkungan Mall dan pasar modern lainnya
sementara bagi PKL UMKM yang ada semakin digiatkan dalam kerangka
saat ini sangat terbatas, baik ditinjau dari penegakan peraturan daerah tentang
penyediaan pasokan lokasi, daya penyediaan lahan atau space sebanyak 20
tampung dan daya dukungnya. Hal ini persen dari seluruh luar areal usahanya.
disebabkan penyediaan lokasi-lokasi - Terbangunnya sarana dan fasilitas
tersebut harus berkoordinasi dengan pendukung lainnya dalam kerangka
instansi lainnya yang ada di jajaran penumbuhkembangan UMKM dan koperasi
Pemerintah Daerah DKI Jakarta. di provinsi DKI Jakarta dengan berdirinya
- Kurangnya koordinasi dengan instansi gedung serta sarana promosi yang berguna
pengelola perpasaran daerah dalam dalam menciptakan iklim usaha yang kondisif
rangka penyediaan lahan berusaha bagi bagi apresiasi keberadaan UMKM dan
para PKL UMKM yang belum tertampung Koperasi itu sendiri.
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan - Terbangunnya pengaturan tata ruang
seringnya PKL tumbuh dan berkembang wilayah DKI Jakarta untuk kawasan sektor
di lahan-lahan yang bukan semestinya informal yang meliputi pengembangan dan
mereka berada. pemeliharaan kawasan PKL UMKM sesuai
- Khusus untuk lokasi sementara (loksem) rencana tata ruang wilayah DKI Jakarta 2011
masih mengandalkan pihak ketiga / - 2030.
swasta dalam hal penggadaannya
sehingga sewaktu-waktu dapat beralih
fungsi tidak lagi sebagai lahan yang
diperuntukan bagi keberadaan PKL
UMKM sebelumnya.
26
Masalah Sumberdaya Penunjang, mencakup: Masalah Sumberdaya Penunjang, terdiri atas:
- Belum meratanya kemampuan pegawai di - Dengan penerapan sistem good governance
lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Kecil dan Menengah dan Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
DKI Jakarta dalam hal basic pengetahuan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
tentang koperasi, pengelolaan UMKM akan semakin profesional sehingga
sehingga efektifitas kerja pembinaan peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
kepada koperasi dan UMKM menjadi UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
tidak efektif dan berjalan sesuai dengan lagi.
harapan. - Terbentuknya semangat serta good will
- 3. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
- Kurangnya kemampuan penguasan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
sistem teknologi informasi yang up to date untuk meningkatkan harkat dan martabat
dan sesuai dengan kebutuhan terkini UMKM dan koperasi dengan berbagai
menyebabkan tingkat efisiensi program yang terarah dan terencana serta
pengembangan koperasi dan UMKM terukur dengan berbagai parameter yang
menjadi sangat lamban dan terkesan menunjukkan kinerja keberhasilan yang telah
tidak menunjukan perbaikan. dicapai.
2. Misi 2: 1. Penataan - Keterbatsan jumlah personil di lapangan - Adanya komitmen Pemerintah Provinsi untuk
Membangun kelembagaan, untuk mengawasi kegiatan ekonomi di mengimplementasikan kaidah good
pemerintahan organisasi, dan Provinsi DKI Jakarta yang sangat luas governance dalam penyelenggaraan Urusan
yang bersih dan kapasitas aparatur dan dinamis. Perdagangan, termasuk meningkatkan
transparan serta pemerintahan kompetensi dan profesionalisme petugas
berorientasi yang berwenang.
pada pelayanan
publik
- Penempatan SDM Perdagangan belum - Adanya dukungan anggaran yang memadai
berdasarkan kompetensi yang tepat untuk terus meningkatkan kapasitas SDM
sehingga profesionalisme kinerja mereka agar dapat melaksanakan pengawasaan dan
masih perlu ditingkatkan, pengendalian perdagangan melalui pelatihan
dan pendidikan.
27
- Banyaknya pengusaha yang kurang - Dukungan anggaran yang cukup besar dari
memahami regulasi tentang cara ekspor Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan impor yang benar, sesuai dengan dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
peraturan perundang-undangan. Hal ini kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
sangat berpengaruh terhadap dan Menengah dan Perdagangan DKI
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku Jakarta diharapkan akan mampu
usaha dan perkembangan perusahaan terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
tersebut. koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada
masyarakat dan organisasi lainnya akan arti
pentingnya Badan Hukum Koperasi.
- Terbatasnya jumlah SDM yang ada di - Dengan penerapan sistem good governance
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
sehingga kegiatan pendampingan bagi Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
koperasi dan UMKM terkendala. akan semakin profesional sehingga
peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
lagi.
- Belum meratanya kemampuan pegawai di
lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan
DKI Jakarta dalam hal basik pengetahuan
tentang koperasi, pengelolaan UMKM
sehingga efektifitas kerja pembinaan
kepada koperasi dan UMKM menjadi tidak
efektif dan berjalan sesuai dengan
harapan.
2. Peningkatan - Terbatasnya jumlah SDM yang ada di - Dukungan anggaran yang cukup besar dari
ketersediaan SDM Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Pemprov yang Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta yang dialokasikan
sesuai dengan sehingga kegiatan pendampingan bagi kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil
kompetensinya koperasi dan UMKM terkendala. dan Menengah dan Perdagangan DKI
28
Jakarta diharapkan akan mampu
terlaksananya kegiatan pendampingan bagi
koperasi, dan UMKM. Demikian juga untuk
kegiatan sosialisasi serta penyuluhan kepada
masyarakat dan organisasi lainnya akan arti
pentingnya Badan Hukum Koperasi.
- Belum meratanya kemampuan pegawai di - Dengan penerapan sistem good governance
lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, maka diharapkan pegawai yang bertugas di
Kecil dan Menengah dan Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
DKI Jakarta dalam hal basik pengetahuan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta
tentang koperasi, pengelolaan UMKM akan semakin profesional sehingga
sehingga efektifitas kerja pembinaan peningkatan pelayanan kepada koperasi dan
kepada koperasi dan UMKM menjadi tidak UMKM DKI Jakarta akan lebih meningkat
efektif dan berjalan sesuai dengan lagi.
harapan.
3. Peningkatan - Kurangnya kesadaran masyarakat atas - Adanya potensi untuk Meningkatkan
partisipasi hak-hak yang dimilikinya sebagai keterlibatan peran masyarakat dan komunitas
masyarakat dan konsumen sesperti telah diatur dalam UU profesional dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang perlindungan Konsumen, Perdagangan., misalnya melalui ;lembaga
transparan dan Yayasalan Lembaga Konsumen dan
akuntabel. sosialisasi ke media massa baik elektronik
dan cetak
- Kurangnya kesadaran pengusaha untuk
berlaku jujur dalam melaksanakan kegiatan
bisnis agar tidka melanggar hak-hak
konsumen
4. Pengembangan - Adanya komunikasi/koordinasi yang masih - Adanya kebijakan untuk mengkaji ulang
kerjasama antar belum lancar dengan otoritas pusat peraturan perundangan daerah tentang
daerah dan atau (Kemendag) terkait dengan keluarnya Perdagangan agar dapat mendukung
antar pemangku regulasi baru untuk dapat disosialisasikan penyelenggaraan urusan Perdagangan,
kepentingan dengan pengusaha supaya memahami
29
(stakeholder) cara impor dan ekspor sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
- Kurangnya sinkronisasi kebijakan - Saat ini Indonesia memiliki unit kerja di
pembiayaan, kelembagaan dan regulasi Kementerian Perdagangan yang bertugas
Perdagangan antar Lembaga terkait. untuk membela kepentingan para eksportir
Indonesia yang diperlakukan tidak adil oleh
negara-negara tujuan ekspor. Walaupun
demikian, dirasakan masih perlu untuk
memperkuat unit kerja tersebut, antara lain
terkait dengan peningkatan sumber daya
manusia dan pendanaan.
- Keselarasan gerakan wadah organisasi - Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil DKI
koperasi yang ada saat ini masih perlu Jakarta diharapkan akan mampu menjadi
disinkronkan dengan program kerja Dinas wadah penyelarasan gerakan koperasi yang
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan ada sehingga pengembangan jaringan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta. koperasi menjadi akan terwujud.
- Kurangnya koordinasi dengan instansi - Kerjasama yang baik dan harmonis dengan
pengelola perpasaran daerah dalam Kadinda DKI Jakarta diharapkan akan mampu
rangka penyediaan lahan berusaha bagi mengupayakan program penyelarasan
para PKL UMKM yang belum tertampung kemitraan berjalan sesuai harapan.
pada lokasi resmi sehingga menyebabkan
seringnya PKL tumbuh dan berkembang di
lahan-lahan yang bukan semestinya
mereka berada.
- Terbentuknya semangat serta goodwill Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dan Perdagangan DKI Jakarta untuk
meningkatkan harkat dan martabat UMKM dan
koperasi dengan berbagai program yang
30
terarah dan terencana serta terukur dengan
berbagai parameter yang menunjukkan kinerja
keberhasilan yang telah dicapai.
5. Peningkatan - Banyaknya pengusaha yang kurang - Adanya komitmen Pemerintah untuk
pelayanan publik memahami regulasi tentang cara ekspor menerapan kaidah good governance dalam
dan impor yang benar, sesuai dengan penyelenggaraan urusan Perdagangan,
peraturan perundang-undangan. Hal ini termasuk memberantas praktik korupsi, dan
sangat berpengaruh terhadap pelanggaran pungutan liar yang dapat meningkatkan biaya
yang dilakukan oleh pelaku usaha dan ekonomi,
perkembangan perusahaan tersebut.
- Adanya keterbatasan dana dan sumber - Adanya komitmen pengembangan
pembiayaan untuk meningkatkan kualitas laboratorium massa Direktorat Metrologi
laboratorium dan uji tera, dan alat ukur. menjadi laboratorium nasional untuk besaran
massa dengan melengkapi sarana dan
prasarana laboratorium serta sistem
manajemen mutu dalam 2 (dua) bahasa.
31
3.2 Telaahan Renstra K/L
Sasaran jangka menengah Renstra K/L Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta dalam penyelenggaran
urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) masing-masing SKPD di
lingkungannya.
3.2.1Telaahan Renstra Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan
RI 2010 2014 telah menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi Kementerian Perdagangan adalah:
Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan
dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat
Yang Berkeadilan
Adapun Misi Kementerian Perdagangan adalah:
1. Meningkatkan kinerja ekspor non-migas secara berkualitas.
2. Menguatkan pasar dalam negeri.
3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan
distribusi nasional
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian
Perdagangan, maka tujuan pembangunan perdagangan periode
2010- 2014 yang ingin dicapai yaitu:
1. Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitasi perdagangan
luar negeri untuk mengurangi ketergantungan pasar tujuan
ekspor ke negara-negara tertentu dan meningkatkan
kelancaran arus barang ekspor dan impor.
2. Perbaikan iklim usaha perdagangan luar negeri yang
berorientasi pada pelayanan publik yang optimal.
3. Peningkatan daya saing ekspor melalui peningkatan kualitas
produk ekspor dan peningkatan citra produk ekspor Indonesia
di pasar global.
4. Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan
internasional untuk memperjuangkan kepentingan nasional
32
Indonesia dalam forum multilateral, regional, bilateral yang
penuh tantangan dan kompleksitas.
5. Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam negeri dengan
melakukan reformasi birokrasi dan harmonisasi kebijakan
perdagangan dalam negeri di pusat dan di daerah.
6. Peningkatan kinerja sektor perdagangan dan ekonomi kreatif
melalui fasilitasi promosi dan penciptaan kebijakan
perdagangan yang sesuai.
7. Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan pasar
dalam negeri sehingga masyarakat terhindar dari produk-
produk yang menyebabkan kerugian, membahayakan
kesehatan, keamanan dan keselamatan konsumen serta
produsen dalam negeri terhindar dari praktek perdagangan
tidak sehat.
8. Stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok di
Indonesia, sehingga daya beli masyarakat terhadap bahan
pokok dapat terjaga.
9. Penciptaan jaringan distribusi yang efisien melalui penciptaan
sarana dan kebijakan distribusi serta layanan logistik yang
mendukung dan sinergis.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor
penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan
Dinas KUMKM&P yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
Dinas KUMKM & P ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra K/L (Kementerian Perdagangan) dapat dijelaskan dalam
Tabel 3.2. berikut.

33
Tabel 3.2.
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Perdagangan
RI Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka Menengah
No Renstra K/L Permasalahan Faktor
Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam 1. Peningkatan dan pemantapan
negeri dengan melakukan reformasi fungsi Pusat Kegiatan Primer dan
birokrasi dan harmonisasi kebijakan Sekunder, terdiri atas empat hal,
perdagangan dalam negeri di pusat dan di yaitu:
daerah.
1.1. Peningkatan pelayanan - Adanya persepsi kerumitan pengurusan - Adanya program sosialisasi kepada pelaku
perdagangan dalam negeri. perijinan usaha, usaha agar mereka dapat melaksanakan
kegiatan distribusi penjualan barang dan jasa
Untuk meningkatkan output sektor - Kurangnya kesadaran akan arti penting sesuai peraturan perundang-undangan yang
perdagangan besar dan dan fungsi aspek legal dalam pengurusan berlaku.
eceran.Adapun indikator yang kegiatan usaha, yang sebenarnya justru
termaktub dalam kinerja ini adalah: diharapkan dapat membantu - Adanya kunjungan ketempat pelaku usaha
pengembangan usaha. untuk memberikan pembinaan bagi pelaku
uaha yang belum mempunyai ijin untuk usaha
a. PDRB riil tahunan Provinsi DKI
baik itu berupa TDI, SIUP,TDP, IUI
Jakarta dari Sektor Perdagangan
Besar dan Eceran,
b. Jumlah SIUP dan TDI,
c. Frekuensi Sosialisasi Pentingnya
Peijinan Formal Usaha di DKI
Jakarta
2. Peningkatan daya saing ekspor melalui 1.2. Peningkatan perdagangan luar - Adanya komunikasi/koordinasi yang - Adanya dukungan potensi pengembangan
peningkatan kualitas produk ekspor dan negeri dan peningkatan daya masih belum lancar dengan otoritas produk ekspor baik yang diproduksi du
peningkatan citra produk ekspor Indonesia saing produk ekspor. pusat (Kemendag) terkait dengan wilayah DKI Jakarta maupun dari dari
di pasar global. keluarnya regulasi baru untuk dapat daerah lain seperti Lampung, Jawa Tengah
Untuk meningkatkan dan disosialisasikan dengan pengusaha dan Jawa Timur, dan lain-lain; yang
mengembangkan Nilai Ekspor. supaya memahami cara import dan dieskpor melalui pelabuhan DKI Jakarta.
Adapun indikator yang termaktub eksport sesuai dengan peraturan - Saat ini Indonesia memiliki unit kerja di
dalam kinerja ini adalah: perundang-undangan yang berlaku, Kementerian Perdagangan yang bertugas
34
- Sebagai bagian upaya dari penetrasi untuk membela kepentingan para eksportir
a. Nilai ekspor dari pintu ekspor di ekspor terutama pada pasar non Indonesia yang diperlakukan tidak adil oleh
DKI Jakarta tradisional, maka pemanfaatan berbagai negara-negara tujuan ekspor. Walaupun
b. Volume ekspor komoditas dari skema sepertii pembiayaan melalui demikian, dirasakan masih perlu untuk
pintu ekspor di DKI Jakarta Lembaga Pengembangan Ekspor memperkuat unit kerja tersebut , antara
c. Jumlah Surat SKA yang Indonesia (LPEI) dan fasilitas lainnya lain terkait dengan peningkatan sumber
diterbitkan di DKI Jakarta masih perlu lebih dioptimalkan. daya manusia dan pendanaan.
d. Rasio nilai ekspor produk-produk - Kurang optimalnya promosi dan - Potensi komoditas ekspor produk asal DKI
DKI Jakarta terhadap total nilai pengembangan ekspor, yaitu: atau produk daerah lain yang diekspor
ekspor melalui DKI Jakarta bagaimana meningkatkan nilai produk melalui DKI terus menerus mengalami
ekspor DKI Jakarta melalui fasilitasi kecenderungan peningkatan diversifikasi,
promosi terpadu antar sektor: industri, baik dari sisi produk maupun dari sisi pasar
perdagangan dan pariwisata tujuan ekspor. Walaupun demikian,
- Kurangnya sinkronisasi kebijakan diversifikasi tujuan pasar ekspor dan
pembiayaan, kelembagaan dan regulasi produk ekspor tetap perlu untuk terus
Perdagangan antar Lembaga terkait. ditingkatkan.
- Adanya komitmen Pemerintah Provinsi
untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme petugas yang berwenang
dalam penyelenggaraan Urusan
Perdaganga
- Adanya kebijakan untuk mengkaji ulang
peraturan perundangan daerah tentang
Perdagangan agar dapat mendukung
penyelenggaraan Urusan Perdagangan,
3. Peningkatan perlindungan konsumen dan 2. Pengendalian dan pengawasan - Kurangnya kesadaran masyarakat atas - Adanya potensi untuk meningkatkan
pengamanan pasar dalam negeri sehingga perdagangan serta perlindungan hak-hak yang dimilikinya sebagai keterlibatan peran masyarakat dan
masyarakat terhindar dari produk-produk konsumen konsumen sesperti telah diatur dalam komunitas profesional dalam
yang menyebabkan kerugian, UU perlindungan Konsumen, penyelenggaraan Urusan Perdagangan,
membahayakan kesehatan, keamanan dan Perlindungan Konsumen dan - Kurangnya kesadaran pengusaha untuk misalnya melalui lembaga Yayasalan
keselamatan konsumen serta produsen Pengamanan Perdagangan Pasar berlaku jujur dalam melaksanakan Lembaga Konsumen dan sosialisasi ke
dalam negeri terhindar dari praktek Dalam Negeri. Adapun indikator yang kegiatan bisnis agar tidak melanggar media massa baik elektronik dan cetak.
perdagangan tidak sehat. termaktub dalam kinerja ini adalah: hak-hak konsumen. - Adanya dukungan anggaran yang
- Keterbatsan jumlah personil di lapangan memadai untuk terus memningkatkan
untuk mengawasi kegiatan perekonomi kapasitas SDM agar dapat melaksanakan
a. Jumlah pelanggaran tertip niaga
di Provinsi DKI Jakarta yang sangat luas pengawasaan dan pengendalian
yang ditertipkan, dan
dan dinamis. perdagangan melalui pelatihan dan
b. Jumlah pelaku usaha yang telah
pendidikan.
menerapkan SNI
35
3. Peningkatan pelayanan - Keterbatasan sarana dan prasarana - Adanya peluang untuk melengkapi dan
kemetrologian dalam rangka peningkatan kualitas mengembangkan sarana dan prasarana
serta kuantitas pelayanan kemetrologian yang ada dalam rangka
Adapun indikator yang termaktub kemetrologian, peningkatan serta pengembangan cakupan
dalam kinerja ini adalah: pelayanan kemetrologian baik kualitas
- Rendahnya kepedulian masyarakat maupun kuantitasnya.
terhadap pemahaman dan - Adanya jaringan kerjasama kegiatan
a. Jumlah alat ukur yang ditera dan
permasalahan tentang kemetrologian. tentang keterlibatan masalah
ditera ulang serta pengujian
kemetrologian baik secara nasional
barang dalam keadaan
maupun internasional.
terbungkus, dan
- Adanya peluang untuk peningkatan SDM
b. Jumlah masyarakat yang
Kemetrologian melalui kerjasama dengan
memahami kemtrologian.
pendidikan dan pelatihan teknis baik dalam
maupun luar negeri.
36
3.2.1Telaahan Renstra Kementerian Koperasi dan UMKM Republik
Indonesia

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan


Usaha KeciL dan Menengah Tahun 2010 - 2014. telah menetapkan
Visi dan Misi sebagai berikut:

VISI Kementerian Koperasi dan Usaha KeciL dan Menengah adalah:

Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan


Koperasi dan UMKM yang Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru
Perekonomian Nasional

Adapun Misi Kementerian Koperasi dan Usaha KeciL dan


Menengah adalah:

1. Mengimplementasikan good governance (tata kelola


pemerintahan yang baik)

2. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi


dan UMKM

3. Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM

4. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan


UMKM

5. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran


berkoperasi.

Sebagai penjabaran dari Koperasi dan Usaha KeciL dan


Menengah , maka tujuan pembangunan perdagangan periode 2010-
2014 yang ingin dicapai yaitu:

1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam


perekonomian Nasional melalui :

a. Peningkatan jumlah Koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya.

b. Peningkatan peran dan kontribusi Koperasi dan UMKM dalam


perekonomian Nasional.

2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui:

a. Pengembangkan kebijakan dan program-program


pemberdayaan Koperasi dan UMKM berdasarkan hasil kajian,
dan

37
b. Peningkatan kualitas pengelolaan dan keterampilan 5DM
Koperasi dan UMKM.

3. Peningkatan Daya Saing Produk Koperasi dan UKM melalui


peningkatkan kemampuan Koperasi dan UKM dalam
mengembangkan produk-produk kreatif, inovatif, berkualitas dan
berdaya saing.

4. Peningkatan Pemasaran Produk Koperasi dan UKM melalui


Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran serta
pangsa pasar produk Koperasi dan UKM.

5. Peningkatkan Akses Pembiayaan dan Penjaminan Koperasi dan


UMKM melalui Penyediaan skema dan memperluas akses
pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan
UMKM.

6. Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui

a. Menumbuhkan wirausaha baru yang inovatif.

b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan


mengembangkan kewirausahaan dikalangan masyarakat.

7. Perbaikan Iklim Usaha yang lebih Berpihak kepada Koperasi dan


UMKM melalui:

a. Meningkatkan kuatitas Layanan publik yang transparan,


akuntabel dan kredibel.

b. Menyediakan peraturan perundang-udangan yang Lebih


berpihak pada Koperasi dan UMKM.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor


penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas
KUMKM&P yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas
KUMKM&P ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L
(Kementerian Koperasi dan UKM) dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2
berikut.

38
Tabel 3.2.
Permasalahan Pelayanan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI Beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
Sasaran Jangka
No Menengah Permasalahan Faktor
Renstra K/L Pelayanan SKPD Penghambat Penghambat
(1) (2) (3) (4) (4)
1. Peningkatan 1. Penyediaan ruang bagi sektor
Pemasaran Produk informal pada kawasan perkantoran
Koperasi dan UKM dan perdagangan., terdiri atas tiga
melalui peningkatan masalah, yaitu:
kelembagaan dan
jaringan pemasaran
serta pangsa pasar
produk Koperasi dan
UKM.
- Masih rendahnya kualitas dan daya - Adanya kecenderungan untuk lebih
1.1. Pemberdayaan Pasar Tradisional kompetitif produk UMKM sesuai dengan memberdayakan dan meningkatkan
dan UMKM permintaan pasar domestik dan Pasar Tradisional dan pengusaha ritel
internasional, menjawab tantangan katagori UMKM,
Adapun indikator yang termaktub dalam tersebut telah dilakukan pembinaan dan - Adanya upaya untuk melaksanakan
kinerja ini adalah: pelatihan bagi para pelaku UMKM, perubahan dan Revisi Perda
membuka akses pasar dan permodalan, Perpasaran, pengawasan dan
memfasilitasi promosi dan pemasaran. penertiban serta sosialisasi sehingga
a. Jumlah revitalisasi atau perbaikan
- Penguasaan pangsa pasar yang lebih diharapkan dapat lebi memberdayakan
fisik dan manajemen pasar;
didominasi oleh Pasar Modern sehingga peran Pasar Tradisional dan UMKM,
b. Frekuensi agenda kampanye hari
menimbulkan potensi persaingan yang - Adanya dorongan agar Pemerintah
pasar bersih nasional;
kurang sehat dan cenderung Pusat berperan lebih aktif dalam
c. Jumlah pelatihan penataan dan
mengeliminasi peran pasar tradisional. menciptakan kebijakan yang mendukung
pembinaan pasar tradisional dan
peningkatan pemasaran UKM dan
Toko ritel katagori KUMKM, dan
terdapat harmonisasi kebijakan antara
d. Jumlah program kemitraan antara
instansi yang satu dengan yang lain,
ritel modern dengan KUMKM yang
- Adanya dorongan untuk menjalin praktik
efektif.
pemasaran produk UKM dengan
mengembangkan pola kemitraan
UMKM dengan ritel modern, sebagai
cara menata perdagangan yang win win
solution.
39
2. Pengembangan 1.2. Peningkatan sarana dan prasarana - Pengembangan jumlah dan kualitas - Dorongan bagi penempatan PKL UMKM
Wirausaha Koperasi koperasi dan UMKM. penyediaan lokasi binaan dan lokasi di lingkungan Mall dan pasar modern
dan UMKM baru melalui Adapun capaian indikator yang sementara bagi PKL UMKM yang ada lainnya semakin digiatkan dalam
a. Menumbuhkan termaktub di dalam kinerja ini adalah saat ini sangat terbatas, baik ditinjau dari kerangka penegakan peraturan daerah
wirausaha baru : penyediaan pasokan lokasi, daya tentang penyediaan lahan atau space
yang inovatif. a. Jumlah usaha kecil yang tampung dan daya dukungnya. Hal ini sebanyak 20 persen dari seluruh luar
b. Meningkatkan menempati lokbin disebabkan penyediaan lokasi-lokasi areal usahanya.
kesadaran b. Jumlah PKL yang menempati tersebut harus berkoordinasi dengan - Terbangunnya sarana dan fasilitas
berwirausaha lokasi resmi atau sementara instansi lainnya yang ada di jajaran pendukung lainnya dalam kerangka
sebagai budaya Pemerintah Daerah DKI Jakarta. penumbuhkembangan UMKM dan
dan - Kurangnya koordinasi dengan instansi koperasi di provinsi DKI Jakarta dengan
mengembangkan pengelola perpasaran daerah (PD Pasar berdirinya gedung serta sarana promosi
kewirausahaan Jaya) dalam rangka penyediaan lahan yang berguna dalam menciptakan iklim
dikalangan berusaha bagi para PKL UMKM yang usaha yang kondisif bagi apresiasi
masyarakat. belum tertampung pada lokasi resmi keberadaan UMKM dan Koperasi itu
sehingga menyebabkan seringnya PKL sendiri.
tumbuh dan berkembang di lahan-lahan - Terbangunnya pengaturan tata ruang
yang bukan semestinya mereka berada. wilayah DKI Jakarta untuk kawasan
- Khusus untuk lokasi sementara (loksem) sektor informal yang meliputi
masih mengandalkan pihak ketiga / pengembangan dan pemeliharaan
swasta dalam hal penggadaannya kawasan PKL UMKM sesuai rencana
sehingga sewaktu-waktu dapat beralih tata ruang wilayah DKI Jakarta 2011 -
fungsi tidak lagi sebagai lahan yang 2030.
diperuntukan bagi keberadaan PKL
UMKM sebelumnya.
3. Peningkatan Daya 1.3. Pemberdayaan KUMKM - Kelemahan UMKM dalam merespon
Saing Produk Koperasi Adapun capaian indikator yang persyaratan yang diperlukan untuk proses - Keberadaan UMKM yang berjumlah
dan UKM melalui termaktub di dalam kinerja ini adalah : pemupukan modal dari pihak ketiga (bank 44.559 unit di seluruh DKI Jakarta
peningkatkan a. Usaha PKL / Usaha Mikro yang ataupun Lembaga Keuangan Bukan menjadikan bagian cukup besar dari
kemampuan Koperasi dibina Bank/LKBB) sangat dirasakan sebagai struktur wadah ekonomi warga DKI
dan UKM dalam b. Usaha Kecil yang dibina membebani. Jakarta sehingga diharapkan menjadi
mengembangkan c. Usaha Menengah yang dibina - Dukungan advokasi serta penguatan legal roda pengerak ekonomi massal.
produk-produk kreatif, dan goodwill yang terbatas terhadap - Kapitalisasi modal kerja UMKM tidak
inovatif, berkualitas dan UMKM sehingga keberadaannya sulit bergantung kepada pinjaman pihak
berdaya saing. diharapkan berkembang. ketiga (terlebih yang terkait dengan nilai
- Faktor manajerial serta SDM UMKM mata uang negara asing) dalam kaitan
masih sangat lemah dalam mengelola dan dengan polarisasi global sehingga
mengorganisir usahanya disebabkan ketahanan UMKM sangat dirasakan
faktor edukasi serta keterbatasan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia.
ketrampilan yang dimiliki sehingga standar - Cakupan usaha UMKM masih meliputi
profesionalisme masih jauh dari yang industri kecil yang bernuansakan content
diharapkan. local sehingga pemakaian teknologi yang
40
- Minimnya faktor teknologi yang disyaratkan tidak menuntut perlunya
dipergunakan dalam usahanya pemasangan kapasitas mesin yang
menyebabkan tingkat efisiensi dan efektif terlalu canggih.
kerja masih jauh dari kapasitas skala - Proses produksi UMKM yang ada saat
usaha ekonomis. ini masih berpolakan menggunakan
- Standar metodologi serta sistematika kerja aplikasi metodologi kerja yang simple
UMKM masih bersifat tradisional dan dan sederhana sehingga memungkinkan
belum mengembangkan prinsip-prinsip tercapainya korelasi dengan tingkat
kerja berdasarkan prosedur kerja yang edukasi yang rendah serta ketrampilan
tersusun sesuai dengan tahapan kerja UMKM yang terbatas.
industri modern dan berskala besar.
4. Peningkatkan Akses 1.4. Penyediaan dana bergulir dan - Belum terciptanya kebijakan sistem
Pembiayaan dan kemitraan Koperasi dan UMKM pemupukan permodalan dari pihak ketiga - Pemprov DKI Jakarta bersama KADIN
Penjaminan Koperasi Adapun capaian indikator yang (Bank dan Lembaga Keuangan Bukan DKI Jakarta berencana membentuk bank
dan UMKM melalui termaktub di dalam kinerja ini adalah : Bank / LKBB) yang lebih berpihak bagi infrastruktur untuk menunjang
Penyediaan skema dan a. Jumlah koperasi yang mendapatkan koperasi dan UMKM, serta belum pembangunan dan mendirikan
memperluas akses bantuan dana bergulir terbentuknya Lembaga Penjamin Kredit perusahaan penjamin kredit daerah
pembiayaan yang b. Jumlah dana bergulir yang Daerah (LKPD). untuk mendukung UMKM dalam
sesuai dengan disalurkan - Kurangnya tenaga profesional dari pembiayaan permodalan.
kebutuhan Koperasi c. Jumlah pemanfaatan dana bergulir kalangan UMKM dan Pengurus serta - Peran serta dari Koperasi Karyawan
dan UMKM. Pengelola Koperasi dalam mengelola (Kopkar) dan Koperasi Pegawai
keuangan internal sehingga akselerasi (Koppeg) di Provinsi DKI Jakarta sebagai
pemanfaatan pinjaman oleh anggota dari komponen yang cukup besar di
pihak ketiga tidak berjalan efektif. dalamnya, turut mempunyai andil yang
- Terbatasnya koperasi serta UMKM yang cukup besar dalam kemampuan daya
berorientasi pada sektor produksi di DKI serap kredit pinjaman perbankan
Jakarta menyebabkan kebutuhan akan dikarenakan tingkat profesionalisme
modal untuk investasi mesin dan kemampuan pengelolaan koperasi yang
peralatan canggih menjadi tidak lebih baik dibandingkan dengan
significant. komponen gerakan koperasi masyarakat
- Kesadaran peningkatan volume berusaha lainnya.
yang diperoleh dari laba hasil usaha yang
dijalankan oleh UMKM sebagai tambahan
akumulasi modal usahanya ternyata
masih sangat minim, disebabkan
polarisasi konsumerisme di kalangan
mereka cukup tinggi.
- Sisa hasil usaha yang diperoleh dalam
tahun berjalan oleh kalangan koperasi
tidak menunjukan kesadaran yang cukup
besar bagi peningkatan kapasitas modal
usaha dikarenakan adanya tuntutan dan
41
desakan anggota agar bagian SHU
mereka meningkat dari tahun ke tahun.
5. Peningkatan 1. Pengembangan kelembagaan
Pemberdayaan koperasi dan UKM untuk
Koperasi dan UMKM mendukung formalisasi dari ekonomi
melalui: informal
a. Pengembangkan
kebijakan dan
program-program
pemberdayaan
Koperasi dan
UMKM
berdasarkan hasil
kajian, dan
b. Peningkatan
kualitas
pengelolaan dan
keterampilan 5DM
Koperasi dan
UMKM.
6. Peningkatan jumlah dan 1.1. Pengembangan kelembagaan - Belum optimalnya kinerja Koperasi - Dukungan anggaran yang cukup besar
peran Koperasi dan koperasi karena terbatasnya dukungan SDM. dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
UMKM dalam - Masih relatif rendahnya kualitas dan Jakarta dan DPRD DKI Jakarta yang
perekonomian Adapun capaian indikator yang kompetensi kewirausahaan sumber daya dialokasikan kepada Dinas Koperasi,
Nasional melalui : termaktub di dalam kinerja ini adalah : manusia. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
- Masih terbatasnya akses Koperasi dan Perdagangan DKI Jakarta diharapkan
a. Peningkatan jumlah UMKM kepada pemasaran sehingga akan mampu terlaksananya kegiatan
a. Jumlah Koperasi
Koperasi yang mempengaruhi peningkatan kapasitas pendampingan bagi koperasi, dan
b. Jumlah koperasi aktif
sehat, kuat dan produksi dan usahanya. Di samping itu, UMKM. Demikian juga untuk kegiatan
c. Penyerapan tenaga kerja oleh
dipercaya. kinerja lembaga koperasi juga belum sosialisasi serta penyuluhan kepada
koperasi
menunjukkan perbaikan kualitas masyarakat dan organisasi lainnya akan
d. Permodalan koperasi
berkoperasi yang berarti karena masih arti pentingnya Badan Hukum Koperasi.
b. Peningkatan peran e. Volume usaha
banyak UMKM yang kurang memahami - Koordinasi yang baik dengan Dekopinwil
dan kontribusi f. SHU Koperasi
prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang DKI Jakarta diharapkan akan mampu
Koperasi dan
benar dalam berkoperasi. menjadi wadah penyelarasan gerakan
UMKM dalam
koperasi yang ada sehingga
perekonomian
pengembangan jaringan koperasi
Nasional
menjadi akan terwujud.
42
- Kerjasama yang baik dan harmonis
dengan Kadinda DKI Jakarta diharapkan
akan mampu mengupayakan program
penyelarasan kemitraan berjalan sesuai
harapan.
7. Pengembangan 1.2. Pengembangan SDM :
Wirausaha Koperasi - Rendahnya kesadaran dari pelaku - Semakin banyaknya anggota dan
dan UMKM baru melalui Adapun capaian indikator yang UMKM dan Pengurus Koperasi dalam pengurus koperasi serta UMKM dari
termaktub di dalam kinerja ini adalah : upaya peningkatan profesionalisme SDM kalangan yang berpendidikan cukup
a. Menumbuhkan yang berorientasi pengembangan jiwa tinggi dan turut terjun di kancah bisnis
wirausaha baru kewirausahaan, ketrampilan manajemen berpola UMKM sehingga diharapkan
a. Pengelola dan anggota koperasi
yang inovatif. usaha melalui Diklat, Bintek dan semakin meningkatkan kesadaran upaya
yang telah mengikuti diklat dan
Sosialisasi. peningkatan profesionalisme SDM yang
bimtek,
- Peningkatan ketrampilan serta berorientasi pengembangan jiwa
b. Meningkatkan b. Pengelola UKM yang telah
pengetahuan individu UMKM dan kewirausahaan, ketrampilan manajemen
kesadaran mengikuti diklaat dan bimtek
anggota serta Pengurus Koperasi tidak usaha.
berwirausaha
terlepas dari kemauan serta inisiatif - Kemandirian permodalan UMKM serta
sebagai budaya
untuk menambah wawasan melalui koperasi yang ada menyebabkan
dan
training serta pelatihan yang mereka mempunyai falsafah kemandirian
mengembangkan
diselengarakan pihak swasta. Hal ini mental yang tidak menggantungkan
kewirausahaan
disebabkan karena tidak tersedianya bantuan permodalan dari pihak ketiga
dikalangan
budget anggaran untuk penambahan yang justru mempunyai konsekuensi
masyarakat.
ilmu tersebut. dalam beban bunga serta cicilan yang
- Terbatasnya ketrampilan teknis dari mungkin akan memberatkan.
UMKM dan pengelola Koperasi dalam - Tingginya tuntutan kebutuhan ekonomi
penggunaan alat-alat produksi yang yang ada menyebabkan UMKM dan
tergolong canggih menyebabkan sulit pengurus koperasi berupaya sedemikian
pengadaptasian penyerapan teknologi rupa sehingga mampu memotivasi
modern. mereka dalam pemenuhan aspirasi dan
kebutuhan hidup agar kondisi mereka
akan meningkat dari waktu-waktu
sebelumnya.
1.3. Peningkatan Sumber Daya - Kurangnya pegawai di Dinas Koperasi, - Penerimaan pegawai baru yang berasal
Penunjang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan dari lulusan fresh graduate telah mulai
Perdagangan DKI Jakarta yang dilaksanakan pada Dinas Koperasi,
Adapun capaian indikator yang memahami ruh serta substansi koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
termaktub di dalam kinerja ini adalah : dan tata cara berkoperasi. Hal ini Perdagangan DKI Jakarta sehingga
disebabkan karena adanya gap diharapkan akan muncul kader-kader
43
penerimaan pegawai yang cukup lama perkoperasian yang memahami seluk
a. SDM pembina yang mengikuti diklat beberapa waktu yang lalu di Provinsi DKI beluk permasalahan dan solusi terbaik
b. Sarana dan prasarana penunjang Jakarta. bagi pengembangan UMKM dan
- Banyaknya pegawai senior dan yang koperasi di DKI Jakarta.
memahami makna koperasi serta - Banyaknya program bimbingan teknis
mendalami permasalahan UMKM di Dinas serta pelatihan dari Kementerian
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi UMKM RI yang diikuti oleh
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta pegawai di lingkungan Dinas Koperasi,
saat ini akan segera memasuki masa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan
pensiun atau purna bakti. Perdagangan DKI Jakarta sehingga
diharapkan kemampuan serta
ketrampilan kerja pegawainya akan lebih
meningkat sejalan dengan peningkatan
permasalahan yang muncul di lapangan.
44
3.3 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Dengan telah di syahkannya oleh DPRD DKI Jakarta tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2011-2030
menjadi Perda,yang akan menjadi pedoman dalam pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang Provinsi DKI Jakarta untuk 20 tahun ke
depan. Tata Ruang tersebut, akan diatur dalam Perda RTRW 2011-2030,
antara lain mitigasi bencana yang meliputi pemanfaatan dan pendayagunaan
kawasan evakuasi bencana, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pada
kawasan rawan banjir serta pengembangan sistem peringatan dini. Selain itu
mengatur struktur ruang dan pola ruang sistem pusat kegiatan, sistem dan
jaringan transportasi, sistem prasarana sumber daya air, sistem dan jaringan
utilitas perkotaan, kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Adapun visi Penataan Ruang DKI Jakarta adalah terwujudnya tata
ruang kota Jakarta yang nyaman, adil dan berkelanjutan dengan misi : a)
Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dalam penataan ruang, b)
Pelayanan prima dalam penataan ruang, dan c) Perencanaan kota yang
inovatif, berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk melaksanakan visi dan misi tersebut, diatur kawasan dalam
wilayah DKI Jakarta sebagai berikut :
1. Kawasan Sektor Informal, meliputi pengembangan dan pemeliharaan
kawasan pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah serta
penyediaan ruang bagi sektor informal dalam pengembangan pusat
perniagaan dan perkantoran.
2. Kawasan permukiman meliputi pengembangan berdasarkan karakteristik
kawasan, disesuaikan dengan pengembangan kawasan
3. TOD serta pemanfaatan ruang di kawasan strategis campuran
pemukiman dapat berbentuk pita dan superblock dengan proporsi 30-65
persen terkait resapan air.
4. Kawasan strategis kepentingan ekonomi, meliputi kegiatan
perdagangan, jasa dan campuran berintensitas tinggi untuk skala
pelayanan nasional dan internasional. Lalu, mengendalikan, membatasi
dan mengurangi pembangunan berpola pita seperti ruko sepanjang jalan
kecuali di kawasan ekonomi berintensitas tinggi atau berlantai banyak.

45
5. Kawasan strategis kepentingan lingkungan, terdiri dari kawasan di
sepanjang Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat dan Sungai Ciliwung.
Kelima, Kawasan strategis kepentingan sosial budaya, meliputi,
revitalisasi kawasan kota tua sebagai pusat kegiatan pariwisata sejarah
dan budaya, serta fokus kawasan di kota tua, Taman Ismail Marzuki dan
Menteng.
Selain itu, Perda ini juga mengatur masalah kependudukan yang
memprediksi jumlah penduduk di Jakarta akan mencapai 12,5 jiwa dengan
distribusi penduduk di Jakarta Pusat sekitar 1.150.000 jiwa, Jakarta Utara
sekitar 2.325.000 jiwa termasuk di areal reklamasi, Jakarta Barat sekitar
3.162.000 jiwa, Jakarta Selatan sekitar 2.825.000 jiwa, Jakarta Timur
3.012.000 jiwa dan Kepulauan Seribu sekitar 25 ribu jiwa.
Untuk masalah transportasi, meliputi antara lain, jalur pedestrian dan
jalur sepeda di pusat kegiatan primer, sekunder dan kawasan TOD, kawasan
pariwisata dan kawasan permukiman.Membangun sistem angkutan umum
massal seperti busway, MRT dan monorail sebagai tulang punggung
transportasi dengan target 60 persen pejalanan penduduk.Penyediaan
terminal angkutan barang untuk mendukung kawasan industri serta kegiatan
ekspor dan impor. Serta Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Muara
Baru, Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Kepulauan Seribu dan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Marunda.
Terkait Ruang Terbuka Hijau (RTH), meliputi tersedianya 30 persen
RTH dengan rincian RTH publik 16 persen, RTH privat 10 persen dan RTH
privat didedikasikan sebagai RTH publik 4 persen. Serta pengembangan RTH
secara multifungsi, baik secara ekologis, sosial, estetis dan kebencanaan
sebagai ruang evakuasi bencana.
Pembangunan sarana dan prasarana ekonomi di DKI Jakarta tidak
hanya memperhatikan pada sisi pola ruang peruntukan, pengembangan,
pelestarian, pemanfaatan dan pengendalian saja tetapi juga harus
menggunakan KLHS yang adalah salah satu instrumen pengelolaan
lingkungan hidup, dimana penyelenggaraan pembangunan bidang ekonomi
secara terintegrasi yang yang ramah lingkungan.
Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menegah dan Perdagangan DKI Jakarta,harus sejalan
dengan prinsip prinsip pembangunan yang berkelanjutan sehingga

46
diharapkan dapat mengurangi atau bahkan lebih antisipatif terhadap
terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) menjadi kerangka integrative bagi Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menegah dan Perdagangan DKI Jakarta.
Terkait telaahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan kajian
lingkungan hidup (KLH), berikut ini faktor penghambat dan pendorong dalam
pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah dan
Perdagangan DKI Jakarta :
Faktor penghambat :
Ada paradigma sektor informal sebagai penghambat pembangunan,
karenaketidak rapihannya dalam berjualan, kurang bersih dan tertib serta
membuat pemandangan kota tidak rapih dan bersih
Keterbatasan lahan dalam pengembangan sektor informal dan daya
tampungyang tersedia di DKI Jakarta, terutama di daerah yang strategis
dan sesuai pasar
Masih kurang baiknya koordinasi antar dinas terkait dalam koordinasi
pengembangan lahan untuk sektor informal dan usaha kecil.
Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota hingga perizinan
yangmasih kurang pro ke sektor informal dan usaha kecil.
Lemahnya pengawasan untuk produk yang beredar di masyarakat yang
tidak ramah lingkungan.
Masih terbatasnya pusat distribusi untuk bahan kebutuhan pokok yang
berorientasi pada hajat hidup banyak dan bukan profit semata.
Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang jelas, antara
pedagang tradisional dan kecil dengan waralaba besar dan modern.
Faktor pendorong :
Disetujuinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta
2011-2030 menjadi Perda oleh DPRD DKI Jakarta,yang akan menjadi
pedoman dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
Provinsi DKI Jakarta untuk 20 tahun ke depan.
Komitment dari Pemerintah Kota DKI Jakarta untuk menjadikan Kota DKI
menjadi kota yang nyaman, adil dan berkelanjutan bagi penduduknya,
yang di implementasikan dalam misi kerjanya.
Adanya kerjasama pengembagan Wilayah Jabodetabekjur sehingga
dapat menjadikan posisi Jakarta semakin strategis sebagai pusat
47
perekonomian Kawasan. Itu khususnya berkaitan denganpembangunan
terminal agribisnis, sebagai pusat pengelolaan usaha terminal agro
(sayuran,buah, bunga, dairy product, daging, ikan, beras dan tepung
terigu, minyak goreng) untuk kepentingan Jabodetabekjur dan kepentingan
ekspor.
Adanya kerjasama wilayah Banten-DKI Jakarta-Jawa Barat.
Adanya program pengembangan kawasan ekonomi regional untuk
merespon ASEAN Economic Community.
Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta,
diantaranya menempatkan sejumlah daerah sebagai Pusat Perdagangan
dan Jasa, yaitu:
- Program pengembangan Kota Jakarta Pusat, meliputi masalah: 1)
Pengembangan kawasan ekonomi prospektif skala internasional di
kawasan Thamrin-Sudirman, Senayan, Kemayoran, Karet Tengsin,
dan Waduk Melati; dan 2) Peningkatan dukungan infrastruktur kota
untuk kawasan: Tanah Abang (pusat perdaganan tekstil), Mangga Dua
(pusat perdagangan pakaian jadi), Kemayoran (pusat eksibisi dan
informasi bisnis), dan Kawasan Senen;
- Program pengembangan Kota Jakarta Utara, meliputi permasalahan:
Fasilitasi pengembangan kawasan Pusat Niaga dan Jasa terpadu;
Fasilitasi pengembangan pusat distribusi barang di Tanjung Priok dan
distribusi bahan bakar minyak di Plumpang; dan Pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus di Marunda;
- Program pengembangan Kota Jakarta Barat, meliputi permasalahan:
Fasilitasi pengembangan kawasan perdagangan/jasa dan campuran
berintensitas tinggi di Sentra Primer Barat dan Cengkareng; dan
Pengembangan Kawasan Glodok (pusat perdagangan elektronik).
- Program pengembangan Kota Jakarta Selatan, meliputi
permasalahan:Fasilitasi pengembangan kawasan ekonomi prospektif
di kawasan Segitiga Kuningan, Casablanca, Manggarai, penataan
kawasan Blok M, serta kawasan Pasar Minggu terpadu;
Dikembangkannya Kawasan Kemang dan Manggarai; dan Penataan
Kawasan Mayestik.
- Program pengembangan Kota Jakarta Timur, meliputi sejumlah
permasalahan sebagai berikut. Dilanjutkannya pengembangan Sentra

48
Primer Timur di Pulo Gebang sebagai pusat kegiatan wilayah; dan
Dikembangkannya kawasan ekonomi Jatinegara.
- Program pengembangan Kabupaten Kepulauan Seribu, meliputi
permasalahan: Pengembangan perekonomian berbasis SDA kelautan;

49
Tabel3.3.
PermasalahanPelayananDinasKUMKM&PBerdasarkanTelaahanRencanaTataRuangWilayahbesertaFaktorPenghambatdanPendorong
RencanaTataRuangWilayah Permasalahan Faktor
NO
TerkaitTugas&FungsiDinas Pelayanan Penghambat Pendorong
1 Kawasan Sektor Informal, meliputi Pertumbuhan sektor informal a). Ada paradigma sektor informal sebagai penghambat a). Disetujuinya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
pengembangan dan pemeliharaan terkadang melebihi kapasitas pembangunan, karena ketidak rapihannya dalam berjualan, Provinsi DKI Jakarta 20112030 menjadi Perda oleh DPRD
kawasan pusat pedagang kaki lima yangdisediakanataupunareal kurang bersih dan tertib serta membuat pemandangan kota tidak DKI Jakarta, yang akan menjadi pedoman dalam
dan usaha kecil menengah serta yang disediakan selama ini rapihdanbersih pemanfaatandanpengendalianpemanfaatanruangProvinsi
penyediaan ruang bagi sektor sehingga pengembangan daya b). Keterbatasan lahan dalam pengembangan sektor informal dan DKIJakartauntuk20tahunkedepan.
informaldalampengembanganpusat tampung harus disesuikan dayatampingyangtersediadiDKIJakarta,terutamadidaerah b). Komitment dari Pemerintah Kota DKI Jakarta untuk
perniagaandanperkantoran dengan kebijkan instansi yangstrategisdansesuaipasar menjadikan Kota DKI menjadi kota yang nyaman, adil dan
lainnya. c). Masih kurang baiknya koordinasi antar dinas terkait dalam berkelanjutan bagi penduduknya, yang di implementasikan
koordinasi pengembangan lahan untuk sektor informal dan usaha dalammisikerjanya.
kecil.
d). Berbagai peraturan pemerintah daerah dari tata kota hingga
perizinan yang masih kurang pro ke sektor informal dan usaha
kecil.
e). Lemahnya pengawasan untuk produk yang beredar di masyarakat
yangtidakramahlingkungan.
f). Masih terbatasnya pusat distribusi untuk bahan kebutuhan pokok
yang berorientasi pada hajat hidup banyak dan bukan profit
semata.
g). Masih belum adanya pengaturan dan pembatasan yang jelas,
antara pedagang tradisional dan kecil dengan waralaba besar dan
modern.












50
3.4. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan
Berdasarkan gambaran pelayanan Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta pada Bab II,
Kajian terhadap Visi Misi Gubernur terpilih, Kajian terhadap Renstra
K/L, Kajian terhadap RT-RW, maka berikut adalah permasalahan-
permasalahan pelayanan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Identifikasi permasalahan didasarkan pada hasil
analisa kondisi internal maupun eksternal dan disajikan pada Tabel
3.4.

51
Tabel 3.4. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD
Faktor yang Mempengaruhi
Capaian/Kondisi Standar yang
Aspek Kajian Internal Eksternal (diluar Permasalahan Pelayanan
Saat ini Digunakan
(Kewenangan SKPD) kewenangan SKPD) SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Peningkatan pelayanan
perdagangan dalam
negeri
1.1 Jumlah SIUP dan 31.644 - Jumlah pelaku usaha - Kendala SDM dalam - Adanya persepsi - Perlu diefektifkannya
TDI yang dilengkapi SIUP dan hal kuantitas dan kerumitan pengurusan program sosialisasi
TDI perusahaan kualitas perijinan usaha, kepada pelaku usaha
- Kendala Sarana dan agar mereka dapat
Prasarana melaksanakan kegiatan
distribusi penjualan
barang dan jasa sesuai
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1.2 Jumlah izin usaha 0 - Jumlah izin usaha yang - Kurangnya kesadaran - Perlu diefektifkannya
yang ditertibkan ditertibkan di kawasan akan arti penting dan kunjungan ketempat
Tanah Abang, Segitiga fungsi aspek legal dalam pelaku usaha untuk
Emas Setiabudi, pengurusan kegiatan memberikan pembinaan
Manggarai, Jatinegara, usaha, yang sebenarnya bagi pelaku uaha yang
Kemayoran, Dukuh Atas, justru diharapkan dapat belum mempunyai ijin
Mangga Dua,Sentra membantu untuk usaha baik itu
Primer Barat, dan Sentra pengembangan usaha. berupa TDI, SIUP,TDP,
Primer Timur. IUI
2. Peningkatan pelayanan
perdagangan luar
negeri dan
peningkatan daya
saing produk ekspor.
52
1.1 Jumlah Surat SKA 247.358 - Jumlah Surat Keterangan - Perlu peningkatan - Adanya - Kurang optimalnya
yang diterbitkan di Asal (SKA) yang kualitas dan komunikasi/koordinasi promosi dan
DKI Jakarta diterbitkan di DKI Jakarta kuantitatas SDM yang masih belum pengembangan ekspor,
yang profesional lancar dengan otoritas yaitu: bagaimana
pusat (Kemendag) meningkatkan nilai
terkait dengan keluarnya produk ekspor DKI
regulasi baru untuk Jakarta melalui fasilitasi
dapat disosialisasikan promosi terpadu antar
dengan pengusaha sektor: industri,
supaya memahami cara perdagangan dan
import dan eksport pariwisata
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
1.2 Nilai ekspor dari 964 juta dolar AS - Jumlah nilai ekspor - Kurangnya sinkronisasi
pintu ekspor di DKI produk DKI Jakarta kebijakan pembiayaan,
Jakarta kelembagaan dan
regulasi Perdagangan
antar Lembaga terkait.
3. Pengendalian dan
pengawasan
perdagangan, serta
perlindungan
konsumen,
1.1. Jumlah pelanggaran 20 Kasus - Keterbatsan jumlah - Kurangnya kesadaran - Perlunya ditingkatkan
tertip niaga yang personil di lapangan masyarakat atas hak-hak keterlibatan peran
ditangani untuk mengawasi yang dimilikinya sebagai masyarakat dan
kegiatan perekonomi konsumen sesperti telah komunitas profesional
di Provinsi DKI diatur dalam UU dalam penyelenggaraan
Jakarta yang sangat perlindungan Konsumen, Urusan Perdagangan,
luas dan dinamis. misalnya melalui
lembaga Yayasalan
Lembaga Konsumen
dan sosialisasi ke media
massa baik elektronik
dan cetak.
53
1.2. Jumlah pelaku 20 Pelaku Usaha Kurangnya kesadaran
usaha yang pengusaha untuk berlaku
menerapkan SNI jujur dalam melaksanakan
kegiatan bisnis agar tidak
melanggar hak-hak
konsumen.
4. Peningkatan pelayanan
kemetrologian
1.1 Jumlah alat ukur 3.331.000 - Keterbatasan sarana - Pengembangan jaringan - Perlunya untuk
yang ditera dan dan prasarana kerjasama dengan melengkapi dan
ditera ulang, serta dalam rangka organisasi metrologi meningkatkan sarana
pengujian Barang peningkatan kualitas internasional, dan dan prasarana
Dalam Keadaan dan kuantitas pengembangan kemetrologian yang
Terbungkus (BDKT) pelayanan kemajuan teknologi alat- ada dalam rangka
kemetrologian, alat ukur yang peningkatan serta
digunakan dalam pengembangan
masyarakat. cakupan pelayanan
kemetrologian baik
kualitas maupun
kuantitasnya.
1.2 Jumlah masyarakat 3.331.000 - Rendahnya kepedulian - Perlu peningkatan
yang memahami masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas
kemetrologian pemahaman dan SDM
permasalahan tentang
kemetrologian
5. Pengembangan
kelembagaan Koperasi
1.1. Jumlah Koperasi 20 1. Pemeringkatan 1. Assestment / 1) Minimnya informasi 1) Kurangnya kegiatan
pedagang pasar, Koperasi, Pendampingan, 2) Inisiatif internal pendampingan
koperasi pedagang 2. Pembentukan koperasi 2. Advokasi Pengurus Koperasi administrasi koperasi
lokbin, dan koperasi baru Pembentukan 3) Penghargaan dan fasilitasi
PKL yang berfungsi 3. Penilaian kesehatan koperasi, Pengusaha terhadap pembentukan Badan
KSP 3. Fasilitasi kebijakan Koperasi Hukum Koperasi
54
4. Pembinaan dan Kemitraan 4) Penguatan & 2) Keterbatasan fasilitasi
Pengembangan koperasi 4. Hubungan revitalisasi pengembangan
sektoral Kelembagaan kelembagaan koperasi jaringan koperasi
5. Audit Koperasi 5. Review indikator sehingga
6. Verifikasi Badan Hukum pemeringkatan terkendalanya akses
Koperasi koperasi pasar dan inovasi
7. Peningkatan 6. Penyuluhan pengembangan
kelembagaan Non perkoperasian kualitas produk usaha
Badan Hukum koperasi 3) Kurangnya upaya
8. Akurasi data dan profile program penyelarasan
koperasi kemitraan dengan
9. Omzet Koperasi pengusaha besar
10. Keterserapan tenaga
kerja
1.2. Jumlah Koperasi 7612
1.3. Jumlah Pengelola 4582 1. Kemampuan Pengurus 1. Pengembangan 1. Dukungan Vendor IT 1. Terbatasnya program
Koperasi yang untuk kelola koperasi Profesionalisme untuk bimbingan purna peningkatan
mengikuti Diklat dan 2. Bintek Tingkat Dasar Manajemen jual profesionalisme SDM
Bintek dan Lanjutan bagi 2. Anggaran teralokasi yang berorientasi
Pengawas koperasi pengembangan jiwa
kewirausahaan,
ketrampilan manajemen
usaha melalui Diklat,
Bintek dan Sosialisasi
2. Terkandalanya
budget/anggaran guna
menunjang penerapan
teknologi informasi tepat
guna
6. Peningkatan usaha
koperasi
1.1. Peningkatan jumlah 5117 Koperasi 1. Pemeringkatan 1. Assestment / 1. Minimnya informasi 1. Kurangnya kegiatan
Koperasi aktif Koperasi, Pendampingan 2. Inisiatif internal pendampingan
2. Pembentukan koperasi 2. Advokasi 3. Pengurus Koperasi administrasi koperasi
baru Pembentukan 4. PenghargaanPengusaha dan fasilitasi
3. Penilaian kesehatan koperasi terhadap Koperasi pembentukan Badan
KSP 3. Fasilitasi kebijakan 5. Penguatan & revitalisasi Hukum Koperasi
55
4. Pembinaan dan Kemitraan kelembagaan koperasi 2. Keterbatasan fasilitasi
Pengembangan koperasi 4. Hubungan pengembangan jaringan
sektoral Kelembagaan koperasi sehingga
5. Audit Koperasi 5. Review indikator terkendalanya akses
6. Verifikasi Badan Hukum pemeringkatan pasar dan inovasi
Koperasi koperasi pengembangan kualitas
7. Peningkatan 6. Penyuluhan produk usaha,
kelembagaan Non perkoperasian 3. Kurangnya upaya
Badan Hukum koperasi program penyelarasan
8. Akurasi data dan profile kemitraan dengan
koperasi pengusaha besar
9. Omzet Koperasi
10. Keterserapan
tenaga kerja
1.2. Peningkatan volume Rp. 6,6 Triliun
usaha koperasi
7. Peningkatan sarana
dan prasarana
Koperasi dan UMKM,
1.1. Luas ruang untuk 200.975 m2 1). Peningkatankemampuan 1). Ketersediaan Sarana 1). Keterlibatan swasta 1). Keterbatasan
pedagang kaki lima SDM atas produk legal dan Prasarana Up dalam peningkatan penyediaan sarana dan
(m 2) di lokasi internal Grading SDM kualitas individu SDM prasarana dan
binaan dan lokasi 2). Peningkatan SDM internal peningkatan kualitas
sementara Badan Hukum koperasi SDM pegawai Dinas
Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah
dan Perdagangan DKI
Jakarta
1.2. Jumlah pedagang 2484
kaki lima di lokasi
binaan
1.3. Jumlah mall khusus 0
pedagang kaki lima
56
1.4. Tersedianya 0
peraturan untuk
menampung usaha
mikro kecil/PKL
pada lokasi
perkantoran
8 Pemberdayaan UMKM
1.1. Jumlah pengelola 204 1. Kemampuan Pengurus 1. Pengembangan 1. Dukungan Vendor IT 1. Terbatasnya
UKM dan Koperasi untuk kelola koperasi Profesionalisme untuk bimbingan purna program
yang mengikuti 2. Bintek Tingkat Dasar Manajemen jual peningkatan
Diklat dan Bintek dan Lanjutan bagi 2. Anggaran teralokasi profesionalisme
Pengawas koperasi SDM yang
berorientasi
pengembangan
jiwa
kewirausahaan,
ketrampilan
manajemen usaha
melalui Diklat,
Bintek dan
Sosialisasi
2. Terkandalanya
budget/anggaran
guna menunjang
penerapan
teknologi informasi
tepat guna
1.2. Jumlah UMKM yang 57.948 1). Fasilitasi sarana dan 1). Koordinasi antar 1). Partisipasi swasta 1). Lemahnya koordinasi
dibina (Lokbin, Prasarana Lokbin instansi pengelola Loksem dengan instansi terkait
Loksem, Lokasi 2). Penataan Loksem PKL 2). Aktualisasi data sehingga menyebabkan
Promosi, Pemanfaat UMKM support lokasi Lokbin kurangnya ketersediaan
Dana Bergulir, dan dan Loksem pasokan lokasi, daya
Mengikuti Diklat) tampung dan daya
dukung bagi lokbin dan
loksem untuk PKL
UMKM yang ada saat ini
57
9 Penyediaan dana
bergulir dan kemitraan
koperasi dan UMKM
1.1. Jumlah dana 1). Peningkatan akses 1). Penguatan kebijakan 1). Penyederhanaan 1). Lemahnya kebijakan
bergulir yang permodalan UMKM dan Permodal Skematisasi kredit yang ada terkait
disalurkan koperasi 2). Percepatan Lembaga koperasi & UMKM program sinkronisasi
Penjamin Kredit 2). Penyempurnaan kredit pembiayaan bagi
Daerah / LPKD program Koperasi & permodalan koperasi
UMKM dan UMKM
1.2. Jumlah pemanfaat
dana bergulir
(Usaha Mikro
Kecil/UMK)
1.3.
58
3.5 Penentuan Isu Isu Strategis

Berdasarkan pada gambaran pelayanan Dinas Koperasi, Usaha


Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta; Visi, Misi, dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, sasaran jangka
menengah pada Renstra K/L, implikasi RTRW bagi Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan; dan identifikasi masalah
tersebut diatas, selanjutnya diidentifikasi isu strategis sebagai berikut:

3.5.1 Urusan Perdagangan


A. Pengembangan Perdagangan Luar Negeri

Kurangnya kompetensi SDM Perdagangan yang responsif dan


proaktif terhadap potensi pengembangan pemasaran berbagai
komoditas potensial yang tumbuh di masyarakat,

Kurangnya kemampuan pengelolaan informasi pasar, misalnya


penggunaan akses teknologi informasi yang lebih transparan
dan mudah di akses, yang dapat mendorong terjalinnya
perdagangan ekspor-impor,

Kurangnya kemampuan dalam merancang dan


mengimplementasikan program-program Perdagangan yang
dapat mengantisipasi potensi perkembangan perdagangan di
masa depan,

Kurangnya partisipasi masyarakat bisnis dan komunitas


profesional untuk berkoordinasi dan bersinergi dalam
pengelolaan dan penyusunan kebijakan Perdagangan.

Peningkatan total nilai volume golongan komoditas yang


diimpor dari luar negeri,

Serbuan produk impor yang didatangkan oleh para pengusaha


ritel besar dan memberi label sendiri,

Lemahnya pengawasan terhadap kualitas dan beredarnya


produk illegalyang diperdagangkan.

Kurangnya kebijakan yang dapat mendorong peningkatan daya


saing produk ekspor non migas, peningkatan diversifikasi
pasar tujuan ekspor; serta peningkatan keberagaman, kualitas
dan citra produk ekspor.

59
Kecenderungan peningkatan penerapan hambatan non-tarif.

Adanya permasalahan - permasalahan yang mendorong


berlangsungnya praktik ekonomi berbiaya tinggi.

B. Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri

Belum optimalnya sistem jaringan distribusi produk


perdagangan,

Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku


usaha dalam distribusi penjualan barang dan jasa dan
banyaknya perusahaan yang tidak mengurus perijinan untuk
melakukan usaha.

Kurangnya pelaku usaha perdagangan yang memenuhi


persyaratan formal (SIUPP, TDI dan sebagianya),

Masih relatif tingginya pelaku perdagangan di sektor informal


yang belum terdata (Tidak memiliki SIUPP dan TDI),

Kurang optimalnya kebijakan yang dapat mendorong


pengembangan Pasar Tradisional dan jasa retail katagori
UMKM.

Menjamurnya usaha ritel besar dalam bentuk minimarket yang


berpotensi mematikan pelaku bisnis UMKM,

Kurang efektifnya pembangunan kemitraan antara pelaku retail


UMKN dengan pelaku jasa ritel modern (pemodal besar),

Kurang efektifnya pengawasan pemerintah terhadap praktik


bisnis pelaku ritel besar dan modern (misalnya berkaitan
dengan kebijakan jarak operasi dan jam buka usaha) sehingga
berpotensi mematikan pasar tradisional dan UMKM.

C. Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan:

Terjadinya pelanggaran peraturan Perdagangan, khususnya


berkaitan dengan aspek-aspek yang mengatur perijinan sektor
Perdagangan,

Lemahnya pengawasan kualitas komoditi yang


diperdagangkan serta beredar luasnya produk-produk illegal,

Lemahnya perlindungan konsumen dan penyediaan bahan


pokok masyarakat dengan target terlaksananya pengawasan

60
dan pengendalian barang beredar dan jasa lainnya serta
terpenuhinya 19 bahan pokok dengan prioritas.

Lemahnya kompetensi dan profesionalisme para petugas yang


diharapkan dapat melaksanakan pengawasan dan
pengendalian perdagangan di lapangan dengan efektif dan
efisien.

Kurangnya kompetensi dan profesionalisme para petugas


untuk memahami aturan pelaksanaan pengawasan dan
pengendalian perdagangan di lapangan. Sebagai ilustrasi,
dalam rangka pengawasan, telah disusun petunjuk teknis tata
cara pengawasan untuk komoditii (SNI wajib), yaitu: pupuk (15
jenis), lampu swaballast, tepung terigu, dan ban (5 jenis).

Masih adanya petunjuk teknis pengawasan dan pengendalian


perdagangan yang masih belum dibuat. Misalnya, untuk alat
elektronik (4 jenis) masih dalam proses penyusunan.

D. Sarana dan Prasarana Kemetrologian

Kurangnya fasilitas yang dapat mendukung proses


pengawasan dan pengendalian perdagangan, antara lain
masih perlu dibangunnya beberapa laboratorium untuk
melaksanakan pengawasan barang beredar yang terkait
dengan mutu,.

Perlu ditingkatkannya sarana, prasarana, dan kemampuan


SDM yang dimiliki; sehingga upaya perlindungan konsumen
dapat lebih diefektifkan melalui pengembangan kemetrologian
alat ukur yang lebih akurat.

3.5.2 Urusan Koperasi dan UMKM

A. Pembinaan dan Pengembangan Koperasi:

Kurangnya kegiatan pendampingan administrasi koperasi dan


fasilitasi pembentukan Badan Hukum Koperasi.

Keterbatasan fasilitasi pengembangan jaringan koperasi


sehingga terkendalanya akses pasar dan inovasi
pengembangan kualitas produk usaha.

Kurangnya upaya program penyelarasan kemitraan dengan


pengusaha besar.

61
B. Pemberdayaan UMKM

Kurangnya kebijakan keberpihakan kepada UMKM terhadap


aspek pasar sehingga mempengaruhi peningkatan kapasitas
produksi dan usahanya.

C. Pengembangan SDM

Terbatasnya program peningkatan profesionalisme SDM yang


berorientasi pengembangan jiwa kewirausahaan, ketrampilan
manajemen usaha melalui Diklat, Bintek dan Sosialisasi.

Terkandalanya budget/anggaran guna menunjang penerapan


teknologi informasi tepat guna.

D. Peningkatan Permodalan :

Lemahnya kebijakan yang ada terkait program sinkronisasi


pembiayaan bagi permodalan koperasi dan UMKM.

E. Fasilitasi Sarana dan Prasarana :

Lemahnya koordinasi dengan instansi terkait sehingga


menyebabkan kurangnya ketersediaan pasokan lokasi, daya
tampung dan daya dukung bagi lokbin dan loksem untuk PKL
UMKM yang ada saat ini.

F. Sumber Daya Penunjang :

Keterbatasan penyediaan sarana dan prasarana


danpeningkatan kualitas SDM pegawai Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI
Jakarta.

62
BAB IV
VISI, MISI TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi


Dalam menetapkan visi dan misinya, Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKIJakarta menselarakan
dengan visi dan misi dari Pemerintah DKI Jakarta yang tertuang dalam
Visi-Misi RPJMD 2013-2017, sehingga lebih lanjut dapat mendukung
pencapaian Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta..
Adapun visi dan misinya :

Visi:
Mewujudkan Jakarta Baru melalui peningkatan pelayanan publik dan
pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta
Perdagangan sebagai penggerak Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas
dan berdaya saing

Berdasarkan rumusan Visi tersebut, terkandung pengertian


pemahaman empat bidang strategis yang masing-masing memiliki tujuan
akhir yang ingin diwujudkan, yaitu
1. Jakarta Baru mempunyai pengertian bahwa Kota Jakarta :
Kota yang dapat menjamin kehidupan yang aman, nyaman, dan
berkelanjutan.
Kota yang berbudaya dan didukung oleh masyarakat produktif dan
sejahtera
Kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan
transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang
berkualitas.
2. Peningkatan pelayanan publik pada sektor koperasi mempunyai
pengertian memberikan pelayanan agar koperasi menjadi lebih baik
dalam segi struktur kelembagaan, permodalan, peningkatan volume
usaha, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan keuntungan.
3. Peningkatan pelayanan publik pada sektor UMKM mempunyai
pengertian terdapat peningkatan kualitas pelayanan dalam kemudahan
pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi pelaku usaha
UMKM dan kemudahan akses permodalan bagi pelaku usaha UMKM

63
4. Peningkatan pelayanan publik untuk sector perdagangan (termasuk di
dalamnya Usaha Besar) mempunyai pengertian lebih meningkatkan
pelayanan serta adanya kepastian hukum bagi pemohon perizinan.
5. Pengembangan Koperasi mempunyai pengertian bahwa Koperasi harus
dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan
usahanya, kualitas SDM/pengelola koperasi dan meningkatkan akses
pembiayaan koperasi
6. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai
pengertian mengembangkan sector UMKM agar mampu menjadi salah
satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi di Jakarta.
7. Pengembangan Perdagangan mempunyai pengertian peningkatan
pasar dalam negeri melalui kemudahan regulasi terhadap pelaku usaha
dalam pelayanan perizinan
8. Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi
yang mampu membuka lapangan kerja serta bisa menurunkan angka
pengangguran dan kemiskinan, dan dapat memicu pertumbuhan atau
perkembangan sektor ekonomi yang lainnya.
9. Pertumbuhan Ekonomi yang berdaya saing adalah pertumbuhan
ekonomi yang dapat tumbuh di dalam persaingan global.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata


dalam bentuk 4 (empat) pernyataan misi sesuai dengan peran dan fungsi
Dinas Koperasi, dan UMKM, dan Perdagangan.

Misi:
1. Meningkatkan Pelayanan Publik secara prima kepada seluruh dunia usaha
dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik
2. Mengembangkan dan menata Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan
prinsip ramah lingkungan pada kawasan-kawasan strategis sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
3. Memberdayakan, menumbuhkan dan rnengembangkan Koperasi menjadi
Koperasi yang mandiri, modern dan berdaya saing
4. Meningkatkan dan mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
5. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitasi perdagangan dalam dan
luar negeri untuk mengembangkan kinerja ekspor non-migas dan
menguatkan pasar dalam negeri.

64
6. Meningkatkan kerjasama pemerintah, masyarakat dan dunia usaha
untuk pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta
Perdagangan

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah


Berdasarkan dari tujuan dan perumusan misi di atas, Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta lebih rinci akan dijabarkan dalam tujuan dan sasaran jangka
menengah. Sasaran-sasaran strategis Dinas yang merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis organisasi dirumuskan untuk
masing-masing tujuan yang telah ditetapkan.
4.2.1 Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan
menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan,
sebagai berikut:
1. Peningkatan dan pemantapan fungsi Pusat Kegiatan Primer dan
Sekunder
2. Tersedianya ruang untuk ekonomi informal pada kawasan
perkantoran dan perniagaan kota, serta permukiman
3. Meningkatnya investasi ekonomi kota yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal.
4.2.2 Sasaran
Untuk memastikan pencapaian tujuan yang diharapkan seperti
diatas berkualias, maka sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan pelayanan perdagangan dalam negeri,
2. Pengembangan Pusat Kegiatan Primer dan Sekunder secara
Hierarkis,
3. Peningkatan pelayanan perdagangan luar negeri dan peningkatan
daya saing produk ekspor,
4. Pengendalian dan pengawasan perdagangan, serta perlindungan
konsumen,
5. Peningkatan pelayanan kemetrologian,
6. Pembangunan mall khusus bagi pedagang kaki lima (PKL),
7. Pengembangan kelembagaan Koperasi,
8. Peningkatan usaha koperasi,

65
9. Pemberdayaan UMKM,
Dalam perkembangannya, dengan diberlakukannya Dokumen
Anggaran Satuan Kerja maka sasaran strategis yang ditetapkan
adalah sasaran strategis yang mendukung pencapaian tujuan
strategis yang dituangkan dalam Dokumen Anggaran Satuan
Kerja.Tujuan, sasaran, indikator, dan target kinerja yang ditetapkan
untuk Bidang KUMKM diuraikan berikut.

66
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Target Kinerja Pada Tahun ke-
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja 2013 2014 2015 2016 2017
1. Peningkatan dan 1. Peningkatan 1. Jumlah pelaku usaha yang dilengkapi SIUP dan 31.644 31.644 31.644 31.644 31.644
pemantapan fungsi pelayanan TDP perusahaan
Pusat Kegiatan perdagangan dalam
Primer dan Sekunder negeri
2. Pengembangan Pusat 1000 1100 1200 1300 1400
Kegiatan Primer dan 1. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Tanah
Sekunder secara Abang,
Hierarkis
2. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan 400 500 600 700 800
Segitiga Emas Setiabudi,
3. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan 300 400 500 600 700
Manggarai,
4. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan 1000 1100 1200 1300 1400
Jatinegara,
5. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan 350 450 550 650 750
Kemayoran,
6. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Dukuh 400 410 420 430 440
Atas,
7. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan 1000 1100 1200 1300 1400
Mangga Dua,
8. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Sentra 450 500 550 600 650
Primer Barat, dan
9. Jumlah izin usaha yang ditertibkan di kawasan Sentra 400 450 500 550 600
Primer Timu
3. Peningkatan 1. Jumlah Surat SKA yang diterbitkan di DKI Jakarta 247.358 247.358 247.358 247.358 247.358
pelayanan
perdagangan luar
negeri dan
peningkatan daya
saing produk ekspor
67
2. Nilai ekspor dari pintu ekspor di DKI Jakarta 5% 5% 5% 5% 5%
4. Pengendalian dan 1. Jumlah pelanggaran tertip niaga yang ditangani 30 kasus 40 kasus 50 kasus 70 kasus 80 kasus
pengawasan
perdagangan, serta
perlindungan
konsumen
20 20 20 pelaku 20 pelaku 20 pelaku
2. Jumlah pelaku usaha yang menerapkan SNI pelaku pelaku usaha usaha usaha
usaha usaha
5. Peningkatan 1. Jumlah alat ukur yang ditera dan ditera ulang, serta 3.331.00 3.331.00 3.331.000 3.331.000 3.331.000
pelayanan pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus 0 0
kemetrologian (BDKT)
2. Jumlah masyarakat yang memahami kemetrologian 5% 5% 5% 5% 5%
2. Tersedianya ruang 1. Penyediaan ruang bagi 1. Luas ruang untuk pedagang kaki lima 5% 5% 5% 5% 5%
untuk ekonomi informal sektor informal (m 2) di lokasi binaan dan lokasi sementara
pada kawasan
perkantoran dan
perniagaan kota, serta
permukiman
2. Jumlah pedagang kaki lima di lokasi binaan 5% 5% 5% 5% 5%
2. Pembangunan Lokasi 1. Jumlah Lokasi Terpadu pedagang kaki lima 1 1 1
Terpadu bagi
pedagang kaki lima
(PKL)
2. Tersedianya peraturan untuk menampung usaha 1 1 1
mikro kecil/PKL pada lokasi perkantoran
3. Meningkatnya investasi 1. Pengembangan 1. Jumlah Koperasi pedagang pasar, koperasi pedagang 25 40 40 40 40
ekonomi kota yang kelembagaan Koperasi lokbin, dan koperasi PKL yang berfungsi
mendorong penciptaan
lapangan kerja dan
tumbuhnya
kelembagaan ekonomi
lokal5 %
2. Jumlah Koperasi 5% 5% 5% 5% 5%
3. Jumlah Pengelola Koperasi yang mengikuti Diklat dan 1000 1000 1000 1000 1000
Bintek
68
2. Peningkatan usaha 5% 5% 5% 5% 5%
1. Peningkatan jumlah Koperasi aktif
koperasi
2. Peningkatan volume usaha koperasi 5% 5% 5% 5% 5%
1. Jumlah pengelola UKM dan Koperasi yang mengikuti 2000 2000 2000 2000 2000
3. Pemberdayaan UMKM
Diklat dan Bintek
2. Jumlah UMKM yang dibina 5% 5% 5% 5% 5%
4. Penyediaan dana 1. Jumlah dana bergulir yang disalurkan 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
bergulir dan kemitraan
koperasi dan UMKM
2. Jumlah pemanfaat dana bergulir (Usaha Mikro 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %
Kecil/UMK)
69
4.3 Strategi dan Kebijakan

Strategi dan Arah Kebijakan pembangunan perekonomian yang


menjadi domain Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta adalah mendukung terwujudnya visi dan
misi pembangunan jangka menengah Provinsi DKI Jakarta, yaitu untuk
meningkatkan aktivitas perdagangan dan jasa yang mendorong penciptaan
lapangan kerja dan tumbuhkembangnya kelembagaan ekonomi lokal. Dalam
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan tersebut lebih diorientasikan
pada pemberdayaan ekonomi rakyat dengan memberi perhatian yang lebih
besar pada upaya pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi dan perdagangan.

Azas dan prinsip dari upaya pengembangan Urusan KUMKM dan


Perdagangan di Provinsi DKI Jakarta, secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai


penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Pusat Kegiatan Primer,
Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented
Development),dicapai melalui:
- Peningkatan perdagangan luar negeri dan peningkatan daya saing
produk ekspor
- Peningkatan pelayanan perdagangan dalam negeri.
- Pengendalian dan pengawasan perdagangan serta
perlindungan konsumen
- Peningkatan pelayanan kemetrologian
2. Memperkuat dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal
perkotaan, melalui penggembangan daya saing UMKM dan
penataan Usaha Mikro / PKL, dicapai melalui penataan pedagang
Kakilima dan Usaha Skala Mikro dalam upaya menyediakan
lapangan kerja dan menjadikan kota Jakarta tertib dan nyaman,
3. Mengembangkan kelembagaan koperasi dan UKM untuk
mendukung formalisasi ekonomi informal, dicapai melalui
pemberdayaan kelembagaan Koperasi UMKM Dan Perdagangan ,

70
dan meningkatkan investasi ekonomi kota yang dapat mendorong
penciptaan lapangan kerja dan tumbuhkembangnya kelembagaan
ekonomi lokal melalui pengembangan kelembagaan koperasi dan
UKM, dicapai melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro.

4.3.1 Strategi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


dan Perdagangan Provinsi DKI

Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan


Perdagangan Provinsi DKI Jakarta merupakan Instansi Pemerintah
Daerah yang menangani Bidang Pembinaan Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan di pimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
melalui Sekretaris Daerah dan dikoordinasikan oleh Asisten
Perekonomian. Kedudukan tersebut menunjukkan adanya aspek
strategis dalam tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta.
Sebagai bagian integral dari Organisasi Pemerintah daerah
Provinsi DKI Jakarta, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya akan
mendukung Gubernur Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam
menjalankan peran strategisnya, yaitu menjadikan Pemerintah Daerah
yang akuntabel.
Sasaran strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta merupakan bagian
integral dalam proses perencanaan strategis Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau
pencapaian kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta serta lebih menjamin suksesnya
pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang
berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Dinas

71
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta.

Pada tiap-tiap sasaran ditetapkan program yang akan


dijalankan untuk mencapai sasaran terkait. Dalam setiap program
terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif yang
dikandung dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program.
Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran
strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi
organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun.
Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis
yang berturut-turut diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi.

4.3.2 Kebijakan
Kebijakan Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dan Perdagangan dapar diuraikan lebih rinci
dalam Tabel sebagai berikut:

72
Tabel 4.2. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 : Penanggungjawab :
Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Bidang PDN, Bidang UMKM, Bidang Wasdal. Enam (6)
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan Sudin KUMKM dan P. UPT Metrologi.
Masyarakat dan Dunia Usaha.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Peningkatan dan
Peningkatan
pemantapan fungsi Pusat Sosialisasi pelaku usaha agar mereka melaksanakan
pelayanan Meningkatkan pemahaman dan kesadaraan pelaku bisnis mengikuti
Kegiatan Primer dan kegiatan distribusi barang dan jasa sesuai peraturan
perdagangan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
Sekunder perundang-undangan yang berlaku
negeri.
Mendorong semakin banyak pengusaha untuk mengurus aspek legal Perbaikan iklim usaha Perdagangan Dalam Negeri,
usaha perdagangan (SIUP dan TDP), untuk memperkuat sistem meliputi perbaikan layanan perizinan dan non-perizinan
logistik dan memperkuat jaringan distribusi produk, sektor perdagangan dalam negeri,
Memberikan kemudahan dan keuntungan nyata atas proses
pengurusan perijinan aspek legal berusaha (SIUP) dan TDP.
Mengimplementasikan good governance untuk meyakinkan lebih
banyak pengusaha mengurus aspek legal mereka (SIUPP dan TDP),
Memberikan kemudahan proses pengurusan perijinan aspek legal.
Membangun sinergi dan merancang kemitraan antara pelaku bisnis Penertipan pelanggaran kegiatan usaha yang menyalahi
besar dengan KUMKM di kawasan pengembangan ekonomi dan perundang-undangan yang berlaku, dengan
perdagangan di DKI Jakarta melaksanakan kegiatan kunjungan ke tempat pelaku
usaha secara terus menerus dan berkelanjutan.
Melaksanakan pembinaan pelaku usaha yang belum mempunyai ijin
usaha berupa TDP, SIUP, IUI
73
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 : Penanggungjawab:
Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Bidang PLN, Enam (6) Sudin KUMKM dan P; Bidang
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan Wasdal, dan UPT Balai Diklat.
Masyarakat dan Dunia Usaha.
Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi
Peningkatan dan Peningkatan Sinkronisasi kebijakan pembiayaan, kelembagaan dan regulasi Pengembangan ekspor melalui sejumlah kegiatan berikut:
- Koordinasi dan harmonisasi dengan Kemendag dan Asosiasi terkait
pemantapan fungsi Pusat perdagangan luar Perdagangan antar Lembaga terkait.
untuk mensinkronkan peraturan dan kebijakan yang dapat
Kegiatan Primer dan negeri dan menghambat perkembangan produk eskpor tertentu.
Sekunder peningkatan daya - Harmonisasi kebijakan pusat dan daerah, utamanya berkaitan
saing produk ekspor. dengan penyederhanaan prosedur dan perijinan ekspor-impor,
- Mengesahkan peraturan dan fasilitasi program untuk mendorong
kinerja lembaga bantuan pembiayaan ekspor, seperti kelembagaan
free financing untuk ekspor, untuk aktif memfasilitasi modal kerja
dengan bunga non komersial bagi UKM/IKM yang berorientasi ekspor
Menjalin sinergi dengan pengusaha dan Asosiasi terkait untuk Sosialisasi, pelatihan, dan workshop untuk
meningkatkan koordinasi dan komunikasi untuk memecahkan menginformasikan berbagai perubahan peraturan terkait
permasalahan dan hambatan perdagangan internasional, dengan masalah perdagangan internasional,
Mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang Perbaikan iklim usaha Perdagangan Luar Negeri, melalui
baik (good governance) untuk mengurangi dan mencegah praktik penyederhanaan prosedur ekspor-impor , dan
korupsi, penyalahgunaan kewenangan, dan pungutan liar tidak resmi penyederhanaan sistem tata niaga untuk komoditi
yang menjadi penyebab ekonomi biaya tinggi strategis dan yang tidak memerlukan pengawasan,
Meningkatan nilai produk ekspor DKI Jakarta dengan memfasilitasi Peningkatan Daya Saing Produk Ekspor melalui
promosi terpadu antar sektor: industri, perdagangan dan pariwisata revitalisasi organisasi kelembagaan promosi ekspor untuk
melaksanakan promosi terpadu antar sektor industri,
perdagangan dan pariwisata
Menjalin sinergi dengan pengusaha dan Aosiasi terkait terlibat dalam Dukungan keikutsertaan pengusaha dan Asosiasi pada
even promosi, pameran dagang, ekspo dan sebagainya di Negara- berbagai even promosi, pameran dagang, ekspo dan
negara potensial tujuan ekspor. sebagainya di Negara-negara potensial tujuan ekspor
Membangun sistem jejaring dan kemitraan antar para
pemangku kepentingan (sektor bisnis, pemerintahan, dan
masyarakat madani), untuk menghasilkan sinergi, dan
peningkatan kinerja secara simultan dan berkelanjutan.
Pengendalian dan pengawasan impor, melalui kegiatan
mendorong berkurangnya secara bertahap
ketergantungan bahan baku dan barang modal impor
74
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 : Penanggungjawab :
Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Bidang PDN,
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan Enam Sudin KUMKM dan P.
Masyarakat dan Dunia Usaha.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Peningkatan dan
Pengendalian dan Peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaku bisnis Pengamanan Perdagangan dan Perlindungan Konsumen meliputi:
pemantapan fungsi Pusat pengawasan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
Kegiatan Primer dan perdagangan serta berkaitan dengan aspek tertip niaga sosialisasi pencegahantertip niaga dan perlindungan konsumen dari praktik
Sekunder perlindungan konsumen perdagangan yang merugikan.sesuai amanat UU No.2 tahun 1981 tentang Metrologi
Legal
Peningkatan kesadaran konsumen akan hak dan Melaksanakan kampanye perlindungan konsumen
kewajibannya
Meningkatkan partisipasi dan peran masyarakat dan Mendorong partisipasi komunitas profesional dan masyarakat madani dalam
komunitas profesional dalam mengawasi pelanggaran pengawasan barang beredar.
tertip niaga di masyarakat.
Menjalin kerjasama dengan komunitas profesional dan masyarakat madani untuk
tercapainya peningkatan pengawasan terhadap perdagangan produk illegal
Peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaku bisnis Sosialisasi pentingnya penggunaan SNI untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa
untuk menerapkan produk SNI
75
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 1 : Penanggungjawab :
Meningkatkan dan mengembangan kawasan-kawasan strategis sebagai penggerak ekonomi kota, utamanya kawasan Bidang Pengawasan dan Pengendalian, UPT
Pusat Kegiatan Primer, Pusat Kegiatan Sekunder, dan Kawasan TOD (Transit Oriented Development), dengan melibatkan Kemetrologian.
Masyarakat dan Dunia Usaha.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Peningkatan dan pemantapan
Peningkatan pelayanan Melengkapi dan Mengembangkan Menjadikan tempat pelayanan kemetrologian yang professional
fungsi Pusat Kegiatan Primer
kemetrologian laboratorium UPT Balai Metrologi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang representative.
dan Sekunder
dengan melengkapi sarana dan
prasarana laboratorium serta sistem
manajemen mutu dalam rangka
mewujudkan pelayanan prima.
Mendorong partisipasi komunitas profesional dan masyarakat
madani dalam pengawasan kemterologian
Melaksanakan pengawasan untuk mewujudkan tertib ukur, takar,
timbang disegala bidang sesuai amanat UU No.2 tahun 1981 tentang
Metrologi Legal,
Meningkatkan pemahaan dan Sosialisasi pentingnya aspek kemtrologian dalam menunjang
kesadaraan pelaku bisnis mengikuti pelaksanaan tertip niaga
peraturan perundang-undangan yang
berlaku berkaitan dengan aspek alat
ukur dan timbangan
Melaksanakan pembinaan bagi pelaku Menjalin kerjasama dengan LSM dan masyarakat untuk menggalang
usaha yang masih melaksanakan dukungan tentang pentingnya agenda perlindungan konsumen.
pelanggaran alat ukur dan timbangan
Meningkatkan partisipasi dan peran Melaksanakan kampanye perlindungan konsumen berkaitan dengan
masyarakat dan komunitas profesional masalah kemetrologian.
dalam mengawasi pelanggaran tertip
niaga di masyarakat.
76
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 2 : Penanggungjawab :
Memperkuat dukungan terhadap keberadaan ekonomi informal perkotaan, melalui penggembangan daya saing Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Enam Sudin KUMKM dan
UMKM dan penataan Usaha Kecil-Mikro. P, UPT Lokbin, UPT Promosi, UPT Balai Diklat, dan UPKPP
UMKMP
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tersedianya ruang untuk ekonomi Penyediaan ruang bagi sektor informal
informal pada kawasan Melakukan penataan pedagang Kakilima Penataan Kaki Lima Dan Usaha Skala Mikro meliputi beberapa
perkantoran dan perniagaan kota, dan Usaha Skala Mikro dalam upaya Kebijakan Operasional sebagai berikut:
serta permukiman menyediakan lapangan kerja dan - Penataan dan pemberian fasilitas pedagang Kakilima yang tertib
menjadikan kota Jakarta tertib dan dan aman dalam rangka penciptaan lapangan kerja.
nyaman. - Mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha mikro,
- Meningkatkan akses yang lebih luas bagi usaha mikro kepada
sumber daya produktif,
- Mengembangkan budget ekonomi yang lebih kuat bagi kehidupan
ekonomi partisipatik.
Merevitalisasi pasar tradisional dan Peremajaan dan penataan pasar tradisional
mengembangan pengusaha KUKM,
Memberdayakan dan meningkatkan
Pasar Tradisional dan pengusaha ritel
katagori UMKM.
Memberdayakan dan meningkatkan Peningkatan kemampuan manajerial SDM atau pelaku usaha
peran Pasar Tradisional dan pengusaha KUMKM,
ritel katagori UMKM untuk mengatasi
persaingan yang tidak sehat antara
pengusaha ritel besar dengan pasar
tradisional dan KUKM.
Peningkatan SDM Badan Hukum koperasi
Pembangunan Lokasi Terpadu bagi
pedagang kaki lima (PKL) Mendorong terwujudnya peningkatan Mendorong terwujudnya peningkatan efektifitas pola kemitraan untuk
efektifitas pola kemitraan untuk menjamin kontinuitas dan sinergi produk antara pelaku usaha besar,
menjamin kontinuitas dan sinergi produk menengah dan kecil,
77
antara pelaku usaha besar, menengah
dan kecil,
Mendorong Pemerintah Pusat berperan Mendorong Pemerintah Pusat berperan lebih aktif dalam
lebih aktif dalam menciptakan kebijakan menciptakan kebijakan yang mendukung peningkatan pemasaran
yang mendukung peningkatan UKM dan terdapat harmonisasi kebijakan antara instansi yang satu
pemasaran UKM dan terdapat dengan yang lainnya.
harmonisasi kebijakan antara instansi
yang satu dengan yang lainnya.
Meningkatkan efektifitas pengawasan pemerintah terhadap
pelanggaran praktik bisnis sesuai aturan yang berlaku.
Mendorong komunitas professional untuk aktif terlibat dalam agenda
kampanye Gerakan produk nasional, khususnya produk KUMKM
78
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 3 : Penanggungjawab :
Mengembangkan kelembagaan koperasi dan UMKM untuk mendukung formalisasi ekonomi informal. Bidang Koperasi, Bidang UMKM, Enam Sudin KUMKM
dan P, UPT Lokbin, UPT Promosi, UPT Balai Diklat, dan
UPKPP UMKMP
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya investasi ekonomi
kota yang mendorong penciptaan Pemberdayaan KUMKM Meningkatkan profesionalisme SDM yang
lapangan kerja dan tumbuhnya berorientasi pengembangan jiwa kewirausahaan,
kelembagaan ekonomi lokal5 % ketrampilan manajemen dan usaha
Melakukan program study banding dengan
mengadakan kunjungan kerja bagi koperasi yang
tengah berkembang ke koperasi yang telah eksis dan
mapan di bidangnya, utama nya penerapan teknologi
tepat guna.-
Mengefektifkan pelatihan terpadu dengan instansi
Pemda DKI lainya terkait dengan ketrampilan yang
teknis sifatnya sehingga kemajuan koperasi dapat
meningkat
Bekerjasama dengan Statiun Televisi milik
Pemerintah untuk membuat gelar acara yang
menampilkan ilmu pengetahuan baru dari teknologi
aplikatif bagi usaha kecil yang produktif.
Bekerjsama dengan lembaga swasta dan pihak
ketiga yang telah maju di bidang aplikasi teknolgi
terapan bagi kepentingan unit jasa produksi usaha
kecil.
Koordinasi dengan instansi terkait untuk mengatasi
kekurangan atau ketidaktersediaan pasokan lokasi,
daya tampung dan daya dukung bagi lokbin dan
loksem untuk Usaha Mikro dan Kecil yang ada saat
ini
79
Memperluas akses pasar dan kualitas produk
Koperasi, Usaha kecil dan Menengah, dan
Perdagangan dengan melakukan kemitraan dengan
Pengusaha Besar.
80
Visi:
Meningkatkan pelayanan publik Urusan Perdagangan, Koperasi, dan UMKM untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri, berkualitas dan berkeadilan menuju Jakarta Baru
Misi 4 : Penanggungjawab :
Meningkatkan investasi ekonomi kota yang dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan tumbuhkembangnya Bidang Koperasi, Bidang UMKM, UPT Dana Bergulir.
kelembagaan ekonomi lokal melalui pengembangan kelembagaan koperasi dan UKM
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatnya investasi ekonomi
kota yang mendorong penciptaan Penyediaan dana bergulir dan Penyederhanaan Skematisasi kredit Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Meliputi Beberapa
lapangan kerja dan tumbuhnya kemitraan koperasi dan UMKM koperasi & UMKM Kebijakan Operasional sebagai berikut :
kelembagaan ekonomi lokal5 % - Menciptakan Skema Kredit Usaha Kecil yang menjunjung rasa
keadilan, transparansi dan akuntabilitas publik.
- Membentuk Lembaga Keuangan Mikro yang mengarah kepada
pelayanan satu atap.
- Meningkatkan Koordinasi lintas pelaku untuk mengoptimalkan
penyaluran dan pengembalian kridit usaha Kecil
81
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF

82
Tabel 5.1
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikato Kinerja Data Capaian UKPD
Program Kondisi
Indikator Program pada Tahun PENANG
Tujuan Sasaran Kode dan Kinerja pada Lokasi
Sasaran (Outcome) dan Awal 2013 2014 2015 2016 2017 GUNG
Kegiatan akhir periode
Kegiatan (Output) Perencanaan JAWAB
Renstra
Targ Rp Rp Rp Rp Rp Targ Rp
Target Target Target Target
et (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) (Juta) et (Juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Menin Peningk Peningkat Program 1 persentase 5,117 Kop. 5% 2,500 5% 2,500 5% 2,500 5% 2,500 5% 2,500 6,400 Bidang
gkatn atan an Jumlah Peningkata Peningkatan Kop. Koperasi;
ya usaha Koperasi n usaha Jumlah 6 Sudin
invest Koperasi Aktif Koperasi Koperasi Aktif KUKMP;
asi Bidang
ekono Wasdal
mi Peningkat 2 persentase Rp. 6,6 5% 3,000 5% 3,000 5% 3,000 5% 3,000 5% 3,000 Rp.8, Bidang
kota an Peningkatan Trilyun 2 Koperasi;
yang Volume Volume Trilyu 6 Sudin
mend Usaha Usaha n KUKMP
orong Koperasi Koperasi dan UPT
penci dabna
ptaan bergulir
lapan Pengem Jumlah Program 1 Jumlah 70 Kop 25 750 40 1,000 40 1,000 40 1,000 40 1,000 160 Bidang
gan bangan Koperasi Pengemba Koperasi kop Koperasi;
kerja Kelemba pedagang ngan pedagang 6 Sudin
dan gaan pasar, Kelembaga pasar, KUKMP
tumbu Koperasi koperasi an koperasi dan UPT
hnya pedagang Koperasi pedagang Lokbin9:0
kelem lokbin dan lokbin dan 0 AM
bagaa Koperasi Koperasi PKL idang
n PKL yang yang wasdal
ekono berfungsi berfungsi
83
mi Peningkat 2 persentase 7,612 Kop. 5% 3,500 5% 3,500 5% 3,500 5% 3,500 5% 3,500 9.515 Bidang
lokal5 an Jumlah Peningkatan Kop Koperasi;
% Koperasi Jumlah 6 Sudin
Baru Koperasi Baru KUKMP
dan UPT
Lokbin
umlah 3 Jumlah 4,582 1000 5000 1000 5000 1000 5000 1000 5000 1000 5000 9.582 Bidang
Pengelola Pengelola orang Koperasi;
Koperasi Koperasi 6 Sudin
Yang Yang KUKMP
mengikuti mengikuti dan UPT
Diklat dan Diklat dan Balai
Bintek Bintek Diklat
KUMKMP
Pember Jumlah Program 1 Jumlah 1,060 2,000 10,000 2,000 10,000 2,000 10,000 2,000 10,000 2,000 10,000 1160 Bidang
dayaan pengelola Pemberday pengelola UKM UMKM,; 6
UMKM UKM aan UMKM UKM yang Sudin
yang mengikuti KUKMP;
mengikuti pelatihan UPT
pelatihan Diklat & Promosi,
Diklat & Bimtek UPT
Bimtek Lokbin,
UPK
PPUMKM
P; dan
UPT Balai
Diklat
KUMKMP
Jumlah 2 Jumlah 52,914 5% 25,000 5% 25,000 5% 25,000 5% 25,000 5% 25,000 66,142 Bidang
UMKM UMKM UMKM,; 6
mandiri/di mandiri/dibina Sudin
bina KUKMP;
UPT
Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P;
84
Penyedi Peningkat Program 1 persentase 290 Milyar 10% 22,300 10% 22,300 10% 22,300 10% 22,300 10% 22,300 Rp467 UPT
aan an Jumlah Penyediaa Peningkatan ,646,6 Dana
Dana Dana n Dana Jumlah Dana 87,618 Bergulir,
Bergulir Bergulir Bergulir Bergulir yang Bidang
dan yang dan Disalurkan Koperasi,
Kemitraa Disalurka Kemitraan Bidang
n n Koperasi UMKM,; 6
Koperasi dan UMKM Sudin
dan KUKMP;
UMKM dan UPT
Balai
Diklat
PPUMKM
P
Peningkat 2 persentase 109.911 10% 10,000 10% 10,000 10% 10,000 10% 10,000 10% 10,000 177.01 UPT
an Jumlah Peningkatan 3 Dana
Pemanfaa Jumlah peman Bergulir,
faat
t dana Pemanfaat Bidang
bergulir dana bergulir Koperasi,
(Usaha (Usaha Mikro Bidang
Mikro Kecil/UMK) UMKM,; 6
Kecil/UM Sudin
K) KUKMP;
dan UPT
Balai
Diklat
PPUMKM
P
Terse Penye peningkat Program 1 persentase 200.975 m2 20% 803,900 20% 803,900 20% 803,900 20% 803,900 20% 803,900 402.00 Bidang
diany diaan an luas Peningkata peningkatan 0 m2 UMKM,; 6
a ruang ruang n Sarana luas ruang Sudin
ruang bagi untuk dan untuk KUKMP;
untuk sektor pedagang Prasarana pedagang UPT
ekono inform kaki lima Koperasi kaki lima (m2) Promosi,
mi al (m2) di dan UMKM di lokasi UPT
inform lokasi binaan dan Lokbin,
al binaan lokasi UPK
pada dan lokasi sementara PPUMKM
kawa sementar P; Bidang
a Wasdal
85
san Pemba Tersedian 1 Tersedianya 0 1 500 1 500 1 500 1 500 1 500 4 Bidang
perka nguna ya peraturan Peratu UMKM,; 6
ntora n peraturan untuk ran Sudin
n dan Lokasi untuk menampung KUKMP;
pernia Terpad menampu pedagang UPT
gaan u bagi ng informal pada Promosi,
kota, pedag pedagang lokasi UPT
serta ang informal perkantoran Lokbin,
perm kaki pada UPK
ukima lima lokasi PPUMKM
n (PKL) perkantor P; Bidang
an WASDAL
Jumlah 2 Jumlah lokasi 0 1 150,000 1 1 150,000 1 150,000 1 150,000 5 Bidang
lokasi terpadu 150,000 lokasi UMKM,; 6
terpadu Usaha Mikro, Sudin
Usaha Kecil/PKL KUKMP;
Mikro, UPT
Kecil/PKL Promosi,
UPT
Lokbin,
UPK
PPUMKM
P;
Peni 1. Pen Jumlah Program 1 Jumlah izin 0 1000 400 1100 400 1200 400 1300 400 1400 400 6000 Bidang
ngkat ge izin usaha Peningkata usaha PDN ; 6
an mb perdagan n perdagangan Sudin
ang gan di Pelayanan di kawasan KUKMP;
dan
an kawasan Perdagang Tanah abang Bidang
pema Pus Tanah an Dalam yang Wasdal
ntapa at abang Negeri diterbitkan
n Keg yang
fungs iata diterbitkan
i n Jumlah 2 Jumlah izin 0 400 300 500 300 600 300 700 300 800 300 3000 Bidang
Pusa Pri izin usaha usaha PDN ; 6
t mer perdagan perdagangan Sudin
Kegi dan gan di di kawasan KUKMP;
atan Sek kawasan segitiga emas Bidang
und segitiga setiabudi yang Wasdal
Prim er emas diterbitkan
er sec setiabudi
dan ara yang
Seku Hier diterbitkan
86
nder arki Jumlah 3 Jumlah izin 0 300 200 400 200 500 200 600 200 700 200 2500 Bidang
s izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan manggarai Bidang
manggara yang Wasdal
i yang diterbitkan
diterbitkan
Jumlah 4 Jumlah izin 0 1000 400 1100 400 1200 400 1300 400 1400 400 6000 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan jatinegara Bidang
jatinegara yang Wasdal
yang diterbitkan
diterbitkan
Jumlah 5 Jumlah izin 0 350 200 450 200 550 200 650 200 750 200 2750 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan bandar Bidang
bandar kemayoran Wasdal
kemayora yang
n yang diterbitkan
diterbitkan
Jumlah 6 Jumlah izin 0 400 200 410 200 420 200 430 200 440 200 2100 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan dukuh atas Bidang
dukuh yang Wasdal
atas yang diterbitkan
diterbitkan
Jumlah 7 Jumlah izin 0 1000 400 1100 400 1200 400 1300 400 1400 400 6000 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan mangga dua Bidang
mangga yang Wasdal
dua yang diterbitkan
diterbitkan
87
Jumlah 8 Jumlah izin 0 450 300 500 300 550 300 600 300 650 300 2750 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan sentra primer Bidang
sentra barat yang Wasdal
primer diterbitkan
barat
yang
diterbitkan
Jumlah 9 Jumlah izin 0 400 200 450 200 500 200 550 200 600 200 2500 Bidang
izin usaha usaha PDN ; 6
perdagan perdagangan Sudin
gan di di kawasan KUKMP;
kawasan sentra primer Bidang
sentra timur yang Wasdal
primer diterbitkan
timur
yang
diterbitkan
Penin Jumlah 1 Jumlah pelaku 30,500 30,50 2,000 30,500 30,500 30,500 2,000 30,500 2,000 152,50 Bidang
pelaku 0 usaha yang 0 2,000 2,000 0 PDN ; 6
gkata
n usaha dilengkapi Sudin
pelaya yang aspek legal KUKMP;
dilengkapi (SIUPP, TDP) Bidang
nan aspek (Persh) Wasdal
perda legal
ganga (SIUPP,
n TDP)
dalam (Persh)
negeri
Pening Jumlah Program 1 Jumlah Surat 247,358 247,3 2,000 247,358 2,000 247,358 2,000 247,358 2,000 247,358 2,000 247,35 Bidang
katan Surat Pengemba Keterangan 58 8 PLN ; 6
pelaya Keteranga ngan Daya Asal (SKA) Sudin
nan n Asal Saing yang KUKMP;
perdag (SKA) Ekspor dan diterbitkan Bidang
angan yang Pelayanan Wasdal
luar diterbitkan Perdagang
negeri Jumlah an Luar 2 Jumlah nilai $ 964 Juta 5% 6,000 5% 6,000 5% 6,000 5% 6,000 5% 6,000 $ 1,2 Bidang
dan nilai Negeri ekspor produk milyar PLN ; 6
pening ekspor DKI Jakarta Sudin
katan produk KUKMP;
daya DKI Bidang
saing Jakarta Wasdal
88
produk
ekspor
Penge Jumlah Program 1 Jumlah 20 Kasus 30 1,500 40 1,500 50 1,500 70 1,500 80 1,500 80 Bidang
ndalian pelanggar Perlindung pelanggaran kasu kasus kasus kasus kasus kasus PLN,
dan an tertib an tertib niaga s Bidang
penga niaga Konsumen, yang PDN ; 6
wasan yang Pengendali ditangani Sudin
perdag ditangani an dan KUKMP;
angan, Pengawasa Bidang
serta n Wasdal
perlind Jumlah Perdagang 2 Jumlah pelaku 20 pelaku 20 1,000 20 1,000 20 1,000 20 1,000 20 1,000 20 Bidang
ungan pelaku an Usaha yang usaha pelak pelaku pelaku pelaku pelaku pelaku PDN ; 6
konsu Usaha menerapkan u usaha usaha usaha usaha usaha Sudin
usah
men yang SNI KUKMP;
a
menerapk Bidang
an SNI Wasdal
Pening Jumlah Program 1 Jumlah alat 3,331,000 3,331 10,000 3,331,0 10,000 3,331,0 10,000 3,331,0 10,000 3,331,0 10,000 3,331, UPT
katan alat ukur peningkata ukur yang di ,000 00 00 00 00 000 Metrologi;
pelaya yang di n tera dan ditera Bidang
nan tera dan pelayanan ulang, serta PDN ; 6
kemetr ditera kemetrologi pengujian Sudin
ologian ulang, an Barang Dalam KUKMP;
serta Keadaan Bidang
pengujian Terbungkus Wasdal
Barang (BDKT)
Dalam
Keadaan
Terbungk
us
(BDKT)
Jumlah 2 Jumlah 3,331,000 5% 5,000 5% 5,000 5% 5,000 5% 5,000 5% 5,000 4,163, UPT
masyarak masyarakat 750 Metrologi;
at yang yang Bidang
memaha memahami PDN ; 6
mi kemetrologian Sudin
kemetrolo KUKMP;
gian Bidang
Wasdal
89
.

BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KOPERASI, UMKM DAN
PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif


atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran ata utujuan yang telah
disepakati dan ditetapkan dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun setelahnya petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan
atau sasaran.

Dalam rangka mengukur kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta secara ke seluruhan dalam melaksanakan
rencana kerjas trategis, masing-masing kegiatan telah ditentukan indikato rkinerja output
maupun indicator kinerja outcome. Indikator kinerja output dan indicator kinerja outcome
beserta target pencapaianmasing-masing digabungkan dengan rencana kegiatan yang
telahdisusun, baik untuk kegiatan prioritas maupun kegiatan penunjang.

Ada Sembilan (9) indikator untuk menilai kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta, yang disesuaikan dengan
program sebagai berikut:

1. Pengembangan Kelembagaan Koperasi


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Jumlah Koperas ipedagang pasar, koperasi pedagang lokbin dan Koperasi PKL
yang berfungsi
Meningkatnya Jumlah Koperasi
Meningkatnya Jumlah Pengelola Koperasi Yang mengikuti Diklat dan Bimtek

2. Peningkatan Usaha Koperasi


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja in. I adalah :

Meningkatnya Jumlah Koperasi Aktif


Meningkatnya Volume Usaha Koperasi

3. Peningkatan Sarana Prasarana Koperasidan UMKM


Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Luas ruang untuk pedagang kaki lima (m2) di lokasi binaan dan lokasi sementara
Jumlah pedagang kaki lima di Lokasi Binaan
Jumlah mall khusus pedagang kaki lima
Tersedianya peraturan untuk kmenampung Usaha Mikro, Kecil/PKL pada lokasi
perkantoran

90
.

4. Pemberdayaan UMKM
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :

Bertambahnya Jumlah pengelola UKM yang mengikuti pelatihan Diklat & Bimtek
Berkurangnya PKL/Usaha Mikro yang tergolong liar
Jumlah UMKM yang dibina (UMKM yang menempati Lokbin, Loksem, Lokasi
Promosi, Pemanfaat Dana Bergulir, Mengikuti Diklat
5. Penyediaan Dana Bergulir dan Kemitraan Koperasi dan UMKM
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :
Jumlah Dana Bergulir yang disalurkan
Jumlah Pemanfaat dana bergulir (Usaha Mikro Kecil/UMK)
6. Peningkatan Pelayanan Perdagangan Dalam Negeri
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan Tanah abang yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan segi tiga emas setiabudi yang
diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan manggarai yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan jatinegara yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan Bandar kemayoran yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan dukuh atas yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan mangga dua yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan sentra primer barat yang diterbitkan
Jumlah izin usaha perdagangan di kawasan sentra primer timur yang diterbitkan
Jumlah pelaku usaha yang dilengkapi aspek legal (SIUPP, TDP) (Persh)
7. Peningkatan pelayanan perdagangan luar negeri dan peningkatan daya saing
produk ekspor
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :
Jumlah Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan
Jumlah nilai ekspor produk DKI Jakarta
8. Pengendalian dan pengawasan perdagangan serta perlindungan konsumen
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :
Jumlah pelanggaran tertib niaga yang ditangani
Jumlah pelaku Usaha yang menerapkan SNI
9. Peningkatan pelayanan kemetrologian
Adapun indikator yang termaktub di dalam kinerja ini adalah :
Jumlah alat ukur yang ditera dan ditera ulang, serta pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus (BDKT)
Jumlah masyarakat yang memahami kemetrologian

91
.
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Kondisi Kinerja
pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir
NO. Indikator periode RPJMD periode RPJMD
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
JumlahKoperasipedagangpasar, 70 25 40 40 40 40 160 Kop
1 koperasipedaganglokbindanKoperasi PKL yang berfungsi
1 MeningkatnyaJumlahKoperasi 7,612 Kop. 5% 5% 5% 5% 5% 9.515 Kop
2
MeningkatnyaJumlahPengelolaKoperasi Yang 4,582 1000 1000 1000 1000 1000 5000\ orang
3 mengikutiDiklatdanBintek
1 MeningkatnyaJumlahKoperasiAktif 5,117 Kop. 5% 5% 5% 5% 5% 6,400 Kop.
2
2 Meningkatnya Volume Usaha Koperasi Rp. 6,6 Trilyun 5% 5% 5% 5% 5% Rp.8,2 Trilyun
Luasruanguntukpedagang kaki lima (m2) di 200.975 m2 20% 20% 20% 20% 20% 402.000 m2
1 lokasibinaandanlokasisementara
2 Jumlahpedagang kaki lima di LokasiBinaan 2,484 5% 5% 5% 5% 5% 3105
3 Jumlah mall khususpedagang kaki lima 0 1 1 1 1 1 5
3
Tersedianyaperaturanuntukmenampung Usaha Mikro, Kecil/PKL 0 1 1 1 1 1 5
4 padalokasiperkantoran
SemakinbertambahnyaJumlahpengelola UKM yang 204 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 10. 000 UMKM
1 mengikutipelatihanDiklat&Bimtek
2 berkurangnya PKL/Usaha Mikro yang tergolong liar 87% 5% 5% 5% 5% 5% 62%
4
Jumlah UMKM yang dibina (UMKM yang menempatiLokbin, 52,914 5% 5% 5% 5% 5% 66142
3 Loksem, LokasiPromosi, Pemanfaat Dana Bergulir,
MengikutiDiklat
1 Jumlah Dana Bergulir yang Disalurkan Rp. 223 Milyar 10% 10% 10% 10% 10% Rp. 1,1 Trilyun
5
2 JumlahPemanfaatdanabergulir (Usaha Mikro Kecil/UMK) 57.954 Orang 10% 10% 10% 10% 10% 86,931 Orang
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasan Tanah abang yang 0 1000 1100 1200 1300 1400 6000
1 diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansegitigaemassetiabudi 0 400 500 600 700 800 3000
6 2 yang diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanmanggarai yang 0 300 400 500 600 700 2500
3 diterbitkan
92
.
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanjatinegara yang 0 1000 1100 1200 1300 1400 6000
4 diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanbandarkemayoran 0 350 450 550 650 750 2750
5 yang diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasandukuhatas yang 0 400 410 420 430 440 2100
6 diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasanmanggadua yang 0 1000 1100 1200 1300 1400 6000
7 diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansentra primer barat 0 450 500 550 600 650 2750
8 yang diterbitkan
Jumlahizinusahaperdagangan di kawasansentra primer timur 0 400 450 500 550 600 2500
9 yang diterbitkan
Jumlahpelakuusaha yang dilengkapiaspek legal (SIUPP, TDP) 31,644 31,644 31,644 31,644 31,644 31,644 31,644
10
(Persh)
1 JumlahSuratKeteranganAsal (SKA) yang diterbitkan 247,358 247,358 247,358 247,358 247,358 247,358 247,358
7
2 Jumlahnilaieksporproduk DKI Jakarta $ 964 Juta 5% 5% 5% 5% 5% $ 1,2 milysar
1 Jumlahpelanggarantertibniaga yang ditangani 20 Kasus 30 kasus 40 kasus 50 kasus 70 kasus 80 kasus 80 kasus
8 Jumlahpelaku Usaha yang menerapkan SNI 20 pelakuusaha 20 20 20 20 20 20 pelakuusaha
2
pelakuusaha pelakuusaha pelakuusaha pelakuusaha pelakuusaha
Jumlahalatukur yang di teradanditeraulang, 3,331,000 3,331,000 3,331,000 3,331,000 3,331,000 3,331,000 3,331,000
1 sertapengujianBarangDalamKeadaanTerbungkus (BDKT)
9
2 Jumlahmasyarakat yang memahamikemetrologian 3,331,000 5% 5% 5% 5% 5% 4,163,750
93

BAB VII

KAIDAH PELAKSANAAN

Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta Tahun 20132017 sebagaipenjabarandarivisi, misi, dan program
Gubernur yang tertuangdalam RPJMD 20132017, merupakan pedoman bagi setiap
UKPD di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, untuk menyusun Renja (Rencana Kerja) Urusan
Koperasi dan UMKM dan Urusan Perdagangan. .

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai


berikut:

1. UKPD di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, berkewajiban melaksanakan program-program
dalam Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
Perdagangan 20132017 denga sebaik-baiknya.
2. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan
daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan 20132017 .. dengan
menggerakkan secara optimal semua potensi dankekuatan Dinas,
3. Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan Perdagangan 20132017 .
4. Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan
Provinsi DKI Jakarta 20132017 .merupakan pedoman dalam penyusunan Renja
UKPD di lingkungan Dinas KUMKM dan P,
5. Kebijakan, program, kegiatan pokok, dan unggulan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsinya, menjadi pedoman dalam menyusun Renja UKPD di lingkungan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta Jakarta setiap tahun.
6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2013-2017, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI
Jakarta berkewajiban untuk memandu proses perencanaan pembangunan,
pemantauan, fasilitasi dan mediasi dalam penyusunan Renstra Dinas Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun
2013-2017;

94

7. Penjabaran lebih lanjut Renstra Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 . untuk setiap tahunnya
dilakukan melalui penyusunan Renja Dinas KUMKM dan P setiap tahun,
8. Dalam hal pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renstra Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-
2017, dilaksananakan oleh Dinas KUMKPM dan P.
9. Apabila RPJMD Provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan, maka Renstra Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI
Jakarta juga disesuaikan untuk mendapatkan pertimbangan lebih lanjut dalam
proses pelaksanaannya

95

Anda mungkin juga menyukai