Anda di halaman 1dari 6

MOTIVASI DALAM BELAJAR

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya merupakan bagian dari motivasi secara


umum. Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yaitu
motivasi yang ada dalam dunia pendidikan atau motivasi yang dimiliki peserta
didik (siswa).

Sardiman (2006) mengemukakan bahwa motif dapat dikatakan sebagai


daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu
demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat. Selain itu, menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Nasution menyatakan motivasi peserta didik
(siswa) adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mau
melakukan apa yang dapat dilakukannya.

Menurut Winkel (2005) Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak


psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi
mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi
kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa


motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri
peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

2. Fungsi Motivasi

Motivasi belajar dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat
dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta
mengubah tingkah laku siswa. Menurut Sardiman (2001) mengemukakan tiga
fungsi motivasi yaitu:

a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.

Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah.

Artinya motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang diinginkan.


Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak.

Artinya mengerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu, motivasi belajar berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

3. Teori-Teori Motivasi

a. Teori Kebutuhan

Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan :

1. Kebutuhan Pencapaian: Dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar,


berusaha keras untuk berhasil. Individu dengan kebutuhan ini lebih menyukai
situasi-situasi pekerjaan yang memiliki tanggung jawab pribadi, umpan balik, dan
resiko tingkat menengah. Ketika karakteristik-karakteristik ini merata, individu
yang berprestasi tinggi akan sangat termotivasi.

2. Kebutuhan Kekuatan (nPow): Keinginan untuk memiliki pengaruh, dan


mengendalikan individu lain. Individu dengan nPow tinggi suka bertanggung
jawab, berjuang untuk mempengaruhi individu lain, senang ditempatkan dalam
situasi yang kompotitif dan berorientasi status, serta cendrung lebih khawatir
dengan wibawa.

3. Kebutuhan Hubungan: Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar


personal yang ramah dan akrab. Kebutuhan ini mendapatkan perhatian yang paling
sedikit dari para peneliti. Individu dengan motif hubungan yang tinggi berjuang
untuk persahabatan, lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif dari pada
situasi-situasi yang kompetitif dan menginginkan hubungan-hubungan yang
melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi.

b. Teori Efektifitas Diri

Teori Efektifitas diri ( Self-Efficacy yang juga dikenal sebagai teori kognisi
social atau teori pembelajaran social ) Merujuk padan keyakinan individu bahwa ia
mampu mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektifitas diri individu, semakin
tinggi rasa percaya diri yang ia miliki dalam kemampuan untuk berhasil dalam
suatu tugas. Jadi, dalam situasi-situasi sulit, individu merasa bahwa individu yang
memiliki efektifitas diri rendah cenderung mengurangi usaha atau menyerah,
sementara individu dengan efektifitas diri tinggi akan berusaha lebih keras untuk
mengalahkan tantangan.

Selain itu, individu yang memiliki efektifitas diri yang tinggi tampak
merespon umpan balik negative dengan usaha dan motivasi yang lebih tinggi,
sementara individu dengan efektifitas diri rendah cenderung mengurangi usaha
ketika diberi umpan balik negative.

c. Teori Penguatan ( Reinforcement Theory )

Dalam teori ini mempunyai sebuah pendekatan perilaku, yang menunjukkan


bahwa penguatan mempengaruhi perilaku. Teori ini mengabaikan keadaan batin
individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia
melakukan tindakan.

d. Teori Keadilan

Menyatakan bahwa individu cenderung membandingkan masukan-masukan


dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan masukan dan hasil pekerjaan orang
lain dan kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan.

e. Teori Harapan.

Menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak


dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan
tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu
terhadap individu tersebut.
2Teori ini berfokus pada tiga hubungan :

1. Hubungan usahaKinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang


mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.

2. Hubungan kinerja-Penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut


yakin bahwa bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang
diinginkan.

3. Hubungan penghargaanTujuan pribadi. Tingkat sampai mana penghargaan-


penghargaan yang diberikan memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-
kebutuhan seorang individu dan daya tarik dari penghargaan- penghargaan
potensial bagi individu tersebut.

4. Upaya Guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

A. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

1. Guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis agar belajar mnjadi
bermakna jika siswa memahami tujuan belajar tersebut.

2. Peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik
agar
belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahana masalah yang
menantangnya

3. Guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling
menantang karena kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah.

4. Guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar


agar siswa lebih bersemangat memahami prinsip penilaian dan faedah nilai
belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.

B. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

1. Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang


dialaminya.
2. Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud
tindak belajar.

3. Meminta kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi kesempatan
kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.

4. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.

5. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat


pada perilaku belajar.

6. Guru memberikan penguat agar siswa tetap percaya diri.

C. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa


1. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru
apa

yang tidak dimengerti.

2. Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.


3. Guru memecahkan hal-hal yang sukar.
4. Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik
kebenaran
mengatasi kesukaran.

5. Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.


6. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya.
7. Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran
belajarnya

sendiri.
8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar siswa belajar
secara
mandiri.

PEMBAHASAN :
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar antara
seorang guru dan siswanya, kemudian didalam motivasi belajar setiap individu bisa
jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti motivasi itu sendiri, agar kita dapat
memahami arti dari motivasi itu sendiri dan dapat melaksanakannya ke dalam
kehidupan kita. Jenis motivasi seperti apa yang kita butuhkan untuk
membangkitkan agar siswa termotivasi. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri antara lain motivasi belajar,
sedangkan faktor dari luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan faktor lingkungan. Bila faktor
lingkungan dalam keadaan baik maka akan berdampak baik pula terhadap siswa
dan sebaliknya jika lingkungan sekitar tidak baik maka akan berpengaruh negatif
dan kita sebagai calon guru harus tau upaya apa yang akan kita lakukan untuk
menghadapi situasi seperti itu. Jika semua dapat teratasi maka kita siap untuk
meraih cita-cita yang diharapkan. Setelah mengetahui arti penting motivasi bagi
siswa dan juga guru , maka di harapkan bagi guru agar selalu menjaga motivasi
belajar siswanya . Guru juga harus paham akan kebutuhan motivasi anak didiknya.
Karena motivasi yang di butuhkan masing-masing siswa itu berbeda.

SUMBER :

http://neyynuraeni.blogspot.com/2013/02/pengertian-motivasi-fungsi-serta-
jenis.html

http://funlearningenglishh.blogspot.com/2013/03/upaya-guru-dalam-
meningkatkan-motivasi.html

Anda mungkin juga menyukai