Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bergerak merupakan satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan
sehari – hari. Contoh kecilnya adalah berangkat ke kampus untuk mengikuti kuliah
dengan mengendarai sepeda motor. Ketika kita sedang mengendarai kendaraan baik
itu sepeda motor ataupun mobil, mungkin saja kita pernah beranggapan bahwa kita
bergerak sama seperti mobil atau sepeda motor tersebut. Sebagian besar dari kita
beranggapan bahwa gerakan mobil atau sepeda motor itu juga akan membuat badan
kita ikut bergerak sesuai lintasan yang dilalui oleh mobil tersebut. Apakah dalam
kenyataannya kita turut bergerak apabila kita sedang mengendarai mobil atau
sepeda motor? Apakah yang bergerak tersebut hanya mobil atau sepeda motor saja?
Masalah lain yang dapat kita ambil dari keadaan di atas salah satunya, ketika
kita berangkat ke kampus dari tempat tinggal kita, kita pasti bergerak. Berpindah
tempat dari tempat tinggak menuju kampus tentu tidak akan menempuh jalan yang
selalu lurus. Namun, pernahkah kita menyadari
Selain itu ada beberapa fenomena yang dapat kita lihat pada kehidupan
sehari-hari mengenai kinematika gerak lurus. Sering ada pertanyaan-pertanyaan
yang muncul, mengapa pada saat kita melajukan sepeda motor atau mobil, jalan
yang kita lalui sepertinya mengikuti gerak dari motor yang kita kendarai? Apakah
kecepatan dari mobil atau motor tersebut bisa dikatakan sama dengan kelajuan dari
mobil atau motor tersebut ? Bagaimanakah kecepatan dari mobil dan motor tersebut
apabila berada pada lintasan yang lurus? Apakah sama kecepatan benda pada
lintasan lurus terhadap benda yang berada pada lintasan yang tidak lurus?
Adapula orang berpendapat bahwa setiap gerak lurus pasti memiliki
kecepatan dan kelajuan yang saa besar, namun lain hal dengan kecepatan dari gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Gerak yang lintasannya lurus
dapat berubah apabila kecepatan dari benda itu berubah sewaktu-waktu. Dalam
kehidupan kita sering melihat buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, ternyata
jatuhnya buah kelapa tersebut juga memiliki kecepatan. Pada dasarnya sebuah
benda bergerak tentu memiliki kecepatan, kelajuan, percepatan yang berbeda-beda.

1
Pada bagian selanjutnya kelompok kami akan menjelaskan materi dari kinematika
gerak yang kami simpulkan menjadi sebuah makalah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut adapun masalah-masalah yang muncul
adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan kerangka acuan, jarak dan perpindahan ?
2. Apakah kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat sama dengan laju rata-rata ?
3. Apakah yang dimaksud dengan percepatan?
4. Bagaimanakah hubungan antara posisi, percepatan dan kecepatan dalam
penggunaan dalam bentuk integral dan turunan?
5. Bagaimanakah definisi dari gerak dan kecepatan relatif ?
6. Bagaimanakah perbedaan antara gerak lurus beraturan dengan gerak berubah
beraturan (termasuk gerak vertical dan gerak jatuh bebas) ?
7. Bagaimanakah kita menganalisis grafik dari gerak lurus ?
8. Bagaimanakah perpaduan antara GLB dan GLB, serta GLB dan GLBB?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan secara umum yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mampu mendefinisikan pengertian tentang kerangka acuan, jarak dan
perpindahan.
2. Mampu membedakan anatara kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat dengan
laju rata-rata.
3. Mampu mendefinisikan mengenai percepatan.
4. Mampu menjelaskan hubungan antara posisi, percepatan dan kecepatan dalam
penggunaan dalam bentuk integral dan turunan.
5. Mampu mendefinisikan pengertian dari gerak dan kecepatan relatif.
6. Mampu membedakan antara gerak lurus beraturan dengan gerak berubah
beraturan (termasuk gerak vertical dan gerak jatuh bebas).
7. Mampu menganalisis tentang grafik dari gerak lurus.
8. Mampu menjelaskan perpaduan antara GLB dan GLB, serta GLB dan GLBB.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

2
1. Memberikan suatu pengetahuan mengenai Kinematika Gerak Lurus bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa kelas 1/B1 Pendidikan Fisika.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai Kinematika Gerak Lurus.
3. Memberikan tambahan wawasan mengenai Kinematika Gerak Lurus.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GERAK


Kinematika adalah ilmu yang membahas tentang gerak tanpa meninjau
penyebab terjadinya gerak tersebut. Setiap hari kita berangkat dari rumah ke
kampus, tanpa kita sadari kita telah melakukan pergerakan atau perpindahan
kedudukan dari rumah ke kampus. Hal demikian yang disebut dengan
bergerak/mengalamai perpindahan.
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan
sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak bersifat
relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda
yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebagai contoh meja yang ada di
bumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada di bumi. Tetapi bila
matahari yang digunakan sebagai titik acuan, maka meja tersebut bergerak bersama
bumi mengelilingi matahari.
Berdasarkan lintasannya gerak dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Gerak lurus yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lurus
2. Gerak parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentuk parabola
3. Gerak melingkar yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
Sedangkan berdasarkan percepatannya gerak dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0)
atau gerak yang kecepatannya konstan.
2. Gerak berubah beraturan adalah gerak yang percepatannya konstan
(a = konstan) atau gerak yang kecepatannya berubah secara teratur.

2.2 KERANGKA ACUAN, JARAK, DAN PERPINDAHAN


2.2.1 Kerangka Acuan
Apabila kita mengukur posisi, jarak atau kelajuan suatu benda maka kita
berpatokan pada suatu kerangka acuan. Misalnya ketika saya mengendarai mobil
yang bergerak dengan laju 10 m/s, sebenarnya saya sedang bergerak di atas
permukaan bumi, sehingga kelajuan mobil tersebut berpatokan pada permukaan

4
bumi sebagai kerangka acuan. Atau ketika saya berada di dalam kereta api yang
bergerak dengan kelajuan 100 m/s, saya melihat seorang yang berjalan ke arah
saya, misalnya dengan kelajuan 2 m/s. Laju orang yang berjalan tersebut
sebenarnya ditetapkan dengan berpatokan pada kereta api sebagai kerangka acuan,
sedangkan laju kereta sebesar 100 m/s berpatokan pada permukaan bumi sebagai
kerangka acuan. Apabila orang tersebut berjalan searah dengan kereta api maka
kelajuan orang tersebut 102 m/s terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuan.
Dalam kehidupan sehari‐hari, ketika menyebutkan kelajuan suatu gerak benda,
maksud kita sebenarnya terhadap permukaan bumi sebagai kerangka acuannya,
hanya hal tersebut jarang dikatakan.
Lintasan adalah tempat kedudukan titik-titik yang dilalui oleh suatu benda
yang bergerak. Kedudukan adalah letak suatu benda pada waktu tertentu diukur
dari titik acuan tertentu, misalnya titik P yang kedudukannya di xp = 0. Kedudukan
suatu benda dapat terletak di sebelah kiri atau di sebelah kanan titik acuan. Untuk
membedakannya, digunakan tanda negatif untuk kedudukan di sebelah kiri titik
acuan dan tanda positif untuk kedudukan di sebelah kanan titik acuan. Selain tanda
negatif dan positif, kedudukan suatu benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap
titik acuan. Dengan demikian, maka kedudukan selain memiliki arah, juga memiliki
besar. Jadi kedudukan adalah besaran vektor. gambar 2.1 melukiskan titik O
sebagai titik acuan dan P, Q, A, B sebagai kedudukan-kedudukan suatu benda pada
garis lurus.

A B O P Q
.A . . . . . . . . . . . . . . .
-8
A -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
A
A Gambar 2.1
A (Kedudukan benda pada suatu garis lurus)
a
a
Jadi, Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem
a
diamati.
A Dalam bidang fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat
koordinat
A relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan
A
A
5
A
A
A
posisi semua titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi objek di
dalamnya.
2.2.2 Jarak
Jarak adalah seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan
tertentu yang dinyatakan dalam angka. Dalam pengertian sehari-hari, jarak dapat
berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu
(misalnya jarak tempuh antara Klungkung-Singaraja). Dalam bidang matematika,
jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu. Berbeda dengan koordinat posisi, jarak
tidak mungkin bernilai negatif. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan
perpindahan merupakan besaran vektor.
Jarak yang ditempuh oleh kendaraan (biasanya ditunjukkan dalam
speedometer), orang atau objek haruslah dibedakan dengan jarak antara titik satu
dengan lainnya. Jadi, jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu
obyek yang bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir.
2.2.3 Perpindahan
Perpindahan merupakan perubahan posisi suatu benda dalam selang waktu
tertentu. Perpindahan adalah seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya.
------------------------------

Gambar 2.2
(Perpindahan dan Jarak)

6
Perpindahan adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Besaran adalah
vektor. Konsep jarak dan perpindahan dapat dijelaskan dengan contoh sebuah bola
yang digulirkan pada sebuah bidang datar lurus yang digambarkan pada sebuah
sumbu koordinat pada gambar 2.3.
A O B

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Gambar 2.3
(gerak pada satu sumbu kordinat)

Misalkan ada 2 bola yang digulirkan dari O :


- bola pertama digulirkan ke kanan dan berhenti di B
- bola kedua digulirkan ke kiri dan berhenti di A
Kita lihat pada gambar di atas panjang suatu lintasan yang ditempuh oleh dua
bola tersebut adalah sama-sama 3 satuan. Namun, jika diperhatikan arahnya
berbeda (kedua bola berpindah posisi ke arah yang berlawanan).
Mengenai jarak tidak dipersoalkan arah kemana suatu benda bergerak
sementara perpindahan tidak mempersoalkan bagaimanakah lintasan benda tersebut
karena perpindahan hanya memperhitungkan kedudukan, awal, dan akhir benda
tersebut.
Dua buah benda boleh saja menempuh jarak yang sama namun mengalami
perpindahan yang berbeda. Seperti contoh di bawah ini:
C O D

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Gambar 2.4
(perubahan posisi)

Apabila ada bola ketiga yang bergerak dari O ke kanan, sampai di D kemudian
balik bergerak ke kiri melewati O lalu berhenti di C, bagaimanakah jarak dan
perpindahan yang terjadi?
Dengan menganalisisnya maka diperoleh:

7
- Jarak yang ditempuh bola adalah Panjang dari lintasan ODC = OD + DC,

sODC = sOD +sDC


Persamaan 2.1

Dengan menggunakan persamaan 2.1maka jarak (s) = 6 + 9 = 15 satuan


- Perpindahan yang terjadi pada bola adalah OE (kedududan awalnya di O dan
kedudukan akhirnya di C),

xOC = xC– xO
Persamaan 2.2

Dengan menggunakan persamaan 2.2, maka ΔxOC = -3 satuan.

Catatan:
Tanda minus pada Δx menunjukkan arah perpindahan bola ke kiri dari titik acuan.
Perbedaan antara jarak dan perpindahan bukan saja ditandai oleh ada tidaknya arah
namun juga ditandai oleh besar kedua besaran itu (s = 15 satuan sedangkan Δx= 3
satuan).
Suatu jarak dan perpindahan memiliki nilai yang sama besar apabila benda
bergerak ke satu arah tertentu.

Contoh :

Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C.


Pada peristiwa ini jarak yang ditempuh adalah (menggunakan persamaan 2.1) AB
+ BC = 200 m + 90 m = 290 m .
Sedangkan perpindahannya adalah (menggunakan persamaan 2.2) AB – BC = 200
m – 90 m = 110 m.

Kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa:

8
- jarak adalah Panjang lintasan yang ditempuh, sedangkan
- perpindahan dapat diartikan sebagai perubahan posisi/kedudukan benda dari
kedudukan awal sampaipada kedudukan akhir.

2.3 KECEPATAN RATA-RATA DAN KECEPATAN SESAAT, LAJU RATA-


RATA
Kecepatan merupakan besaran perpindahan suatu benda tiap satuan waktu.
Sedangkan kelajuan merupakan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan
waktu. Kelajuan hanya memiliki besar saja sehingga disebut besaran skalar.
Sebagai contoh, speedometer sebuah sepeda motor yang sedang bergerak dan
menyatakan bahwa sepeda motor sedang bergerak 40 km/jam, maka yang
dimaksudkan disini adalah kelajuan sepeda motor tersebut. Sedangkan kecepatan
memiliki besar dan arah sehingga disebut besaran vektor. Misalkan sepeda motor
sedang bergerak 40 km/jam ke timur, maka yang dimaksudkan disini adalah
kecepatan sepeda motor tersebut. Jadi, konsep kelajuan tidak sama dengan
kecepatan. Besarnya kecepatan sesaat = kelajuan sesaat pada waktu sesaat. Dalam
selang waktu relatif lama, dan arah gerakan mengalami perubahan disini dikatakan
bahwa kelajuan rata-rata berbeda dengan kecepatan rata-rata. Jika gerakan hanya
terjadi sepanjang garis lurus, maka besarnya kecepatan sama dengan kelajuan.

v=x/t Persamaan 2.3


Keterangan : v= Kecepatan (m/s)
x = Perpindahan (m)
t = Waktu (s)
Alat untuk mengukur kelajuan adalah speedometer. Alat untuk mengukur
kecepatan benda disebut velocimeter. Velocimeter merupakan speedometer jenis
linier yang memiliki skala bergerak dari angka negatif hingga positif.
2.3.1 Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata merupakan kecepatan yang besar perpindahan yang
ditempuh dibagi dengan selang waktu yang diperlukan selama benda berpindah.

9
Δx
O A B P X
Gambar 2.5
( Benda bergerak lurus dari A ke B )
Kecepatan rata-rata antara A dan B didefinisikan sebagai berikut:

x x B  x A Persamaan 2.4
v 
t tB  t A

Keterangan : v = kecepatan rata-rata (m/s)


Δx= besar perpindahan (m)
Δt = waktu yang diperlukan untuk berpindah (s)
2.3.2 Kecepatan Sesaat
Kecepatan Sesaat merupakan kecepatan pada suatu waktu tertentu.
Kecepatan sesaat pada waktu kapanpun adalah kecepatan rata-rata selama selang
waktu sangat kecil. Dalam hal ini, kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata
pada limit Δt yang menjadi sangat kecil, mendekati nol.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai berikut :
𝑣 = lim 𝑣 rata-rata
∆𝑡→0

∆𝑥
𝑣 = lim ( ) Persamaan 2.5
∆𝑡→0 ∆𝑡

Kecepatan dan kecepatan sesaat memiliki makna yang sama. Ketika


menyebutkan kata kecepatan, yang kita maksudkan sebenarnya kecepatan sesaat.
Kecepatan atau kecepatan sesaat merupakan perbandingan antara Perpindahan
yang sangat kecil dengan selang waktu yang sangat singkat. Sebaliknya kecepatan
rata‐rata merupakan perbandingan antara perpindahan total dengan selang waktu
total selama terjadi perpindahan.

2.3.3 Laju Rata-Rata


Kelajuan rata-rata merupakan hasil bagi antara jarak total yang ditempuh
dengan selang waktu untuk menempuhnya. Kita ambil contoh, seorang siswa

10
berangkat dari rumah menuju sekolah dengan jarak 10 km dengan waktu 1 jam.
Untuk contoh ini, kelajuan rata-rata adalah 10 km/1 jam sehingga menjadi 10
km/jam. Ini adalah kelajuan rata-rata. Itu artinya siswa tersebut tidak setiap hari
pergi berangkat ke sekolah dengan laju 10 km/jam. Pasti ada juga perlambatan,
macet di jalan, dll.

s s B  s A
v 
t t B  t A
Persamaan 2.6

Keterangan : v = kecepatan rata-rata (m/s)


Δx = jarak total yang ditempuh (m)
Δt = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (s)
2.4 PERCEPATAN
Percepatan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang terjadi selama
selang waktu tertentu bersifat tetap. Perubahan kecepatan persatuan waktu.
Percepatan menyatakan seberapa cepat perubahan kecepatan sebuah benda.

v
a
t Persamaan2.7
2.4.1 Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi perubahan kecepatan
(v) dengan selang waktu (t) yang diperlukan untuk terjadinya perubahan
kecepatan tersebut.

v
a Persamaan 2.8
t

2.4.2 Percepatan Sesaat


Percepatan Sesaat didefinisikan sebagai analogi terhadap kecepatan sesaat
dalam suatu saat atau waktu.

∆𝑣 Persamaan 2.9
𝑎 = lim ( )
∆𝑡→0 ∆𝑡

11
2.5 HUBUNGAN UMUM ANTAR POSISI, KECEPATAN, DAN PERCEPATAN
Berikut adalah gambaran umum hubungan antar posisi, kecepatan, dan
percepatan:

Posisi
TURUNAN

Kecepatan
INTEGRAL
Percepatan

Gambar 2.6
Berikut juga disampaikan penjelasan secara singkat mengenai konsep
(Hubungan umum posisi, kecepatan dan percepatan)
Penggunaan gambar 2.6, misalnya: jika diketahui fungsi posisi, maka fungsi
kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi posisi. Serta fungsi percepatan adalah
turunan kedua dari fungsi posisi. Intinya: turun satu tingkat = turunan pertama,
turun dua tingkat = turunan kedua.
Sementara itu, misalnya: jika diketahui fungsi percepatan, maka fungsi
kecepatan adalah integral pertama dari fungsi percepatan. Serta fungsi posisi adalah
integral kedua dari fungsi percepatan. Intinya: naik satu tingkat = integral pertama,
naik dua tingkat = integral kedua.
Selanjutnya akan dijelaskan secara lebih mendetail mengenai hubungan
umum yang ada pada gambar 2.6.Kecepatan dapat dicari dengan turunan dari
fungsi posisinya. Sebaliknya, jika fungsi kecepatan diketahui, fungsi posisi dapat
ditentukan dengan mengintegralkan fungsi kecepatan tersebut.

𝑑𝐱
v = 𝑑t
Persamaan 2.10
dx = v·dt

Apabila persamaan 2.10 diintegralkan, maka dihasilkan persamaan di bawah


ini:
∫ 𝑑𝒙 = ∫ 𝒗·dt
𝑥 𝑡
∫𝑥 𝑑𝒙 = ∫𝑡 𝒗 · 𝑑t
0 0
𝑡
x – x0 = ∫𝑡 𝒗 · 𝑑t
0

12
𝑡 Persamaan 2.11
x =x0 + ∫𝑡 𝒗 · 𝑑t
0

Dengan:
x0 = posisi awal (m)
x = posisi pada waktu t (m)
v = kecepatan yang merupakan fungsi waktu (m/s)

Komponen posisi pada arah sumbu x dan sumbu y adalah:

𝑡
x =x0 + ∫𝑡 𝒗𝒙 · 𝑑t Persamaan 2.12
0

𝑡
y =y0 + ∫𝑡 𝒗𝒚 · 𝑑t Persamaan 2.13
0

Percepatan merupakan turunan pertama dari fungsi kecepatanterhadap waktu


dan turunan kedua dari fungsi posisi terhadap waktu.

𝑑𝒗 𝑑2 𝒙 Persamaan 2.14
a = 𝑑𝑡
= 𝑑𝑡2

Fungsi kecepatan dapat ditentukan dengan mengintegralkan fungsi


percepatan.

∫ @𝒗 = ∫ 𝒂·dt Persamaan 2.15

Apabila saat t0kecepatannya v0dan pada saat t kecepatannya v, maka batas-


batas integralnya:
𝑣 𝑡
∫𝑣 𝑑𝒗 = ∫𝑡 𝒂 · 𝑑𝑡
0 0
𝑡
v – v0 = ∫𝑡 𝒂 · 𝑑𝑡
0

𝑡 Persamaan 2.16
v =v0 + ∫𝑡 𝒂 · 𝑑𝑡
0

Dengan:
v0 = kecepatan awal (m/s)
v = kecepatan pada waktu t (m/s)

13
a = percepatan yang merupakan fungsi waktu (m/s2)

Komponen posisi pada arah sumbu x dan sumbu y adalah:

𝑡
Persamaan 2.17
vx =v0x + ∫𝑡 𝒂𝒙 · 𝑑𝑡
0

𝑡
vy =v0y + ∫𝑡 𝒂𝒚 · 𝑑𝑡 Persamaan 2.18
0

2.6 GERAK DAN KECEPATAN RELATIF


Gerak relatif merupakan gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya. Benda yang bergerak juga dapat dikatakan tidak bergerak, sebagai
contoh kursi di bumi dipastikan tidak bergerak jika dilihat oleh manusia yang ada di
bumi. Akan tetapi jika matahari yang dijadikan titik acuan maka meja bergerak
bersama bumi mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif lainnya adalah ibu menggendong anak dan ayah
diam melihat ibu berjalan menjauhi ayah. Menurut ayah maka anak dan ibu
bergerak karena ada perubahan posisi keduanya terhadap ayah. Sedangkan menurut
ibu adalah anak tidak bergerak karena tidak ada perubahan posisi anak terhadap
ibu. Disinilah letak kerelatifan gerak. Jika diibaratkan benda. Benda A yang
dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. selain itu,
menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang dikatakan seolah-olah bergerak padahal benda
tersebut tidak bergerak. Itu dikarenakan oleh gerakan pengamat. Contoh yang
dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita naik bus kota yang berjalan maka
rumah yang ada dipinggir jalan kelihatan bergerak. Ini berarti rumah tersebut telah
melakukan gerak semu. Itu dikarenakan kita yang melihat, sambil bergerak.
Kecepatan relatif dapat didefinisikan sebagai kecepatan dengan pengamatan
yang dilakukan pada kerangka acuan yang berbeda, berhubungan antara satu
dengan yang lainnya. Contohnya, dua sepeda motor saling mendekat, masing-
masing dengan kecepatan 60 km/jam terhadap bumi. Pengamat di sisi jalan akan

14
mengukur 60 km/jam sebagai kecepatan setiap sepeda motor. Pengamat yang
mengendarai masing-masing sepeda motor (kerangka acuan yang lain) akan
mengukur kecepatan 120 km/jam untuk sepeda motor yang mendekatinya.
Dengan cara yang sama, ketika satu mobil berjalan dengan kecepatan 90
km/jam melewati mobil kedua yang berjalan dengan arah yang sama pada 75
km/jam, mobil pertama mempunyai kecepatan relatif terhadap mobil kedua sebesar
90 km/jam – 75 km/jam = 15 km/jam. (Giancoli, 2011:77)
Pada saat suatu kecepatan yang berada di sepanjang jalur yang sama, cukup
dilakukan penambahan atau pengurangan sederhana untuk mendapatkan kecepatan
relatif. Akan tetapi, jika kecepatan tersebut tidak terdapat di jalur yang sama, maka
harus digunakan penambahan vektor.
Berikut disampaikan mengenai konsep dan contoh soal untuk menentukan
kecepatan relatif dari kecepatan-kecepatan yang berada di jalur yang berbeda.

vAT
Arus sungai

vPT

vPA

Gambar 2.7
(Contoh soal penentuan kecepatan relatif dari
kecepatan-kecepatan yang tidak sejalur)

Sebagai contoh pada gambar 2.7, perahu akan menyeberangi sungai ke sisi
seberang secara tegak lurus. Langkah yang harus dilakukan adalah menentukan vPA
sebagai kecepatan perahu tehadap air (kecepatan relatif perahu terhadap tepian, jika
air tidak bergerak). vPT adalah kecepatan perahu terhadap tepi sungai. Serta vAT
adalah kecepatan air terhadap tepi sungai (arus sungai).

15
Berikut adalah contoh soal sesuai dengan gambar 2.7. Kecepatan perahu
pada air tenang vPA = 1,85 m/s. Jika perahu tersebut akan menyeberang lurus ke
seberang sungai (kecepatan arus, vAT = 1,20 m/s), berapa arah sudut perahu ke hulu
sungai?
Penyelesaian: Perhatikan bahwa vPT = vPA + vAT, untuk mencapai hal ini, perahu
harus diarahkan ke hulu untuk mengatasi arus yang menariknya ke hilir. Dengan
demikian, vPA menunjuk ke hulu dengan sudut  sebagaimana digambarkan.
𝐕AT
Sehingga didapat: Sin  = 𝐕PA

𝟏,𝟐𝟎𝐦/𝐬
= 𝟏,𝟖𝟓𝐦/𝐬

= 0,648

Dengan demikian  = 40,4°, sehingga perahu harus mengarah ke hulu dengan sudut
40,4°. (Giancoli, 2001:79)

2.7 GERAK LURUS BERATURAN (GLB)


Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya
selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan dan arah kecepatan
selalu konstan. Karena besar kecepatan dan arah kecepatan selalu konstan maka
bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan.

Misalnya sebuah mobil bergerak lurus ke arah timur dengan kelajuan konstan
10 m/s. Ini berarti mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 10 meter setiap sekon.
Karena kelajuannya konstan maka setelah 2 sekon, mobil bergerak lurus ke arah
timur sejauh 20 meter, setelah 3 sekon mobil bergerak lurus ke arah timur sejauh 30
meter, dst.

Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama
dengan kecepatan rata‐rata. Mengapa bisa begitu? Dalam gerak lurus beraturan
(GLB) kecepatan benda selalu konstan. Kecepatan konstan berarti besar kecepatan
(besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu konstan. Besar kecepatan
atau kelajuan benda konstan atau selalu sama setiap saat karenanya besar kecepatan
atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata‐rata. Secara ringkasnya yaitu
sebagai berikut.

16
Gerak lurus beraturan adalah suatu gerak yang berkecepatan konstan pada
lintasan yang lurus. Gerak lurus beraturan (GLB) memiliki ciri-ciri, yaitu:
a. Bergerak pada lintasan lurus.
b. Kecepatannya konstan.
c. Percepatannya sama dengan nol.
Pada gerak lurus beraturan (GLB), kecepatan rata-rata ( v ) sama dengan kecepatan
sesaat (v), jika kecepatannya konstan, maka notasi vektor yang berupa cetak tebal
atau tanda panah diatasnya tidak perlu lagi ditulis.
Persamaan umum untuk kecepatan pada gerak lurus beraturan, yaitu:

x x  x0
v  Persamaan 2.19
t t  t0

Keterangan :
v= kecepatan benda
x0= kedudukan awal benda
x= kedudukan akhir benda
t0= waktu pada saat benda berada pada kedudukan awal
t= waktu pada saat benda berada pada kedudukan akhir
Jika awalnya benda itu diam atau pada saat benda berada pada kedudukan
awal sama dengan nol (x0=0), waktunya sama dengan nol (t0=0), maka persamaan
2.19 menjadi:

x
v  Persamaan 2.20
t

2.8 GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dapat didefinikan sebagai suatu


gerak yang berada pada lintasan lurus dengan percepatan konstan. Suatu benda
dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya
selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai
besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu

17
konstan setiap saat. Akan tetapi arah percepatan selalu berubah maka percepatan
benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya.

Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda bertambah secara konstan)

Misalnya mula‐mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan
3 m/s. Setelah 2 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s. Setelah 3 detik mobil
bergerak dengan kelajuan 9 m/s. Setelah 4 detik mobil bergerak dengan kelajuan 12
m/s, dst. Tampak bahwa setiap detik kelajuan mobil bertambah 3 m/s. Kita bisa
mengatakan bahwa mobil mengalami percepatan konstan sebesar 3 m/s per sekon =
3 m/s2. Secara ringkasnya yaitu sebagai berikut.

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dapat didefinikan sebagai suatu gerak
yang berada pada lintasan lurus dengan percepatan konstan. Ciri-ciri dari GLBB,
yaitu:
a. Bergerak pada lintasan lurus
b. Kecepatannya berubah secara beraturan
c. Percepatannya konstan
Karena dalam GLBB percepatan benda selalu konstan, maka percepatan
sesaat benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadi, besar pecepatan benda
sama dengan besar percepatan rata-ratanya begitupun dengan arahnya. Jadi, notasi
vektor yang menggunakan tanda panah di atasnya atau dicetak tebal tidak perlu
dibuat lagi. Definisi percepatan rata-rata yaitu hasil bagi antara perubahan
kecepatan (Δv) dengan selang waktu (Δt) yang diperlukan untuk terjadinya
perubahan kecepatan tersebut. Persamaan umum untuk percepatan yaitu:
Persamaan 2.21
v v  v0
a 
t t  t0
18
Jika ditetapkan bahwa kedudukan awal adalah keadaan dimana waktu awal sama
dengan nol (t0 = 0), maka persamaan 2.21 menjadi:

v = v0 + at
Persamaan 2.22

Berdasarkan persamaan 2.22, jika benda memulai gerakan dari kedudukan


awal (x0) pada saat waktu awal sama dengan nol (t0=0), maka persamaannya akan
menjadi:

x – x0  v t
Persamaan 2.23

Karena dalam GLBB kecepatan benda berubah secara beraturan, maka kecepatan
rata-rata benda adalah nilai tengah dari kecepatan awal dengan kecepatan
akhirbenda tersebut.
Persamaan 2.24
v  12 (v0  v)

Dengan mensubstitusikan persamaan 2.24 ke persamaan 2.23, maka diperoleh


persamaaan :
Persamaan 2.25
x  x0  v0 t  12 at 2

Jika ditetapkan keadudukan awal sama dengan nol (x0=0), maka persamaan 2.25
dapat ditulis:
Persamaan 2.26
x  v0 t  12 at 2

dengan membalik persamaan 2.22 terlebih dahulu sehingga menjadi :

v  v0
t Persamaan 2.27
a

Setelah itu persamaan 2.27 disubstitusikan pada persamaan 2.23 sehingga didapat
persamaan :
v  v0 v  v 0
x-x0  ( )( )
2 a

19
x-x0 = (v2 – v02)/2a

v2=Persamaan 2.28
v02 + 2a(x-x 0)
Persamaan 2.28

Jika ditetapkan kedudukan awal benda sama dengan nol (x0= 0), maka persamaan
2.28 dapat ditulis menjadi:
Persamaan 2.29
v2 = v02 + 2ax

2.9 GERAK JATUH BEBAS DAN GERAK VERTIKAL KE ATAS


Gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke atas merupakan contoh dari GLBB.
Gerak jatuh bebas merupakan suatu gerak benda yang jatuh tanpa kecepatan awal
pada ketinggian tertentu. Artinya, Gerak jatuh bebas atau GJB adalah salah satu
bentuk gerak lurus dalam satu dimensi yang hanya dipengaruhi oleh adanya gaya
gravitasi. Variasi dari gerak ini adalah gerak jatuh dipercepat dan gerak peluru..
Besarnya percepatan gravitasi (g) ini adalah sebesar 9,8 m/s2 ( namun untuk
mempermudah dalam perhitungan seringkali nilai g dianggap 10 m/s2 ) yang
arahnya ke bawah yaitu menuju pusat bumi atau ke bawah.
Besar percepatan gravitasi sebenarnya bergantung pada letak lintang tempat
pengukuran dan ketinggian benda dari pusat bumi, tetapi untuk gerak yang dekat
dengan permukaan bumi, percepatan gravitasi dianggap konstan. Karena kebiasaan
kita mengambil orientasi vertikal sebagai sumbu y dengan arah positif ke atas.
Persamaan untuk gerak jatuh bebas sama dengan persamaan(2.22),

(2.25),(2.28)dengan mengganti a dengan –g ( karena arah positif ke atas ) serta


menghilangkan kecepatan awalnya (v0), sehingga didapat persamaan :

ay = -g Persamaan 2.30

vy = -gt Persamaan 2.31

y – y0 = – 1/2 gt2 Persamaan 2.32

20
Persamaan 2.33
vy2 = - 2g (y-y0)

Jika kecepatan awal benda lebih dari nol (v0y> 0), maka gerak yang terjadi
adalah lemparan vertikal ke atas. Sehingga persamaan yang didapat sama dengan
persamaan (2.22), (2.25), (2.28) hanya mengganti nilai a dengan –g sehingga
menjadi:

vy = v0y -gt Persamaan 2.34

y - y0 = v0yt - 1
2 gt 2 Persamaan 2.35

vy2 = v02 - 2g (y-y0) Persamaan 2.36

2.10 ANALISIS GRAFIK PADA GLB

1. Grafik antara kecepatan dengan waktu (v - t)

grafik 2.1

Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa besar kecepatan bernilai tetap pada
tiap satuan waktu. Besar kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t =
0 hingga t akhir. Untuk menghitung besarnya perpindahan sesuai dengan grafik
tersebut, dapat dilakukan dengan menghitung luas dibawah grafik v-t tersebut.
Contoh : perhatikan grafik di bawah ini ( ket: v dalam m/s dan t dalam sekon) :

21
grafik 2.2

Dari grafik tersebut, besar perpindahan yang terjadi adalah 15 m.

2. Grafik perpindahan terhadap waktu ( x-t )

grafik 2.2

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa besar perpindahan sebanding dengan
selang waktu yang diperlukan. Jangan bingung dengan kemiringan pada garis yang
mewakili v.

Perhatikan contoh grafik di bawah ini :

grafik 2.3

22
Pada saat t = 0 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda adalah 0 m.
Pada saat t = 1 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda adalah 2 m. Pada
saat t = 2 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda adalah 4 m. Pada saat t =
3 s, besar perpindahan yang ditempuh oleh benda adalah 6 m dan seterusnya.
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa benda bergerak dengan kecepatan
konstan sebesar 2 m/s.

2.11 ANALISIS GRAFIK PADA GLBB


A. Grafik antara kecepatan dengan waktu
Pertama, benda yang mengalami percepatan positif ( penambahan kecepatan):

A.1 Grafik antara kecepatan dengan waktu (v – t ) dengan v0= 0

grafik 2.4

A.2 Grafik v‐t untuk kecepatan awal (vo) tidak sama dengan nol

grafik 2.5

Dari kedua grafik tersebut, terlihat bahwa kecepatan benda bertambah secara
beraturan sesuai dengan perubahan waktu. Garis miring pada grafik (v-t)
menyatakan percepatan benda yang selalu konstan. Untuk menghitung besarnya

23
perpindahan pada grafik tersebut dapat dilakukan dengan menghitung luas daerah
dibawah grafik ( v-t ) tersebut.

Kedua, benda mengalami perlambatan (percepatan negatif) :

A.3 Grafik v‐t untuk kecepatan akhir (vt) = 0

grafik 2.6

A.4 Grafik v‐t untuk kecepatan akhir (vt) tidak sama dengan nol

grafik 2.7

Berdasarkan grafik (2.6) dan (2.7), terlihat bahwa kecepatan berbanding


terbalik dengan perlambatan (percepatan negatif). Semakin lama waktunya,
kecepatan benda semakin berkurang secara beraturan.

B. Grafik antara percepatan dengan waktu (a‐t)

grafik 2.8

24
Berdasarkan grafik (2.8), terlihat bahwa percepatan benda selalu konstan
berapapun lamanya benda itu bergerak.

C. Grafik antara perpindahan dengan waktu (x‐t)


Pertama, pada saat benda mengalami percepatan
C.1 Grafik x‐t untuk kedudukan / posisi awal (xo) = 0

grafik 2.9

C.2 Grafik x‐t untuk kedudukan / posisi awal (xo) tidak sama dengan nol

grafik 2.10

Berdasarkan grafik (2.9) dan (2.10), terlihat bahwa besar perpindahan


berbanding lurus dengan selang waktu yang diperlukan. Semakin lama waktu yang
ditempuh, semaki besar juga perpindahannya.

Kedua, pada saat benda mengalami perlambatan (percepatan benda bernilai


negatif) :

25
C.3 Grafik x‐t untuk kedudukan/posisi awal (xo) = 0

grafik 2.11

C.4 Grafik x-t untuk kedudukan / posisi awal tidak sama dengan nol

grafik 2.12

Berdasarkan grafik 2.11 dan 2.12, terlihat bahwa besar pertambahan


perpindahan semakin berkurang seiring dengan pertambahan waktu. Misalnya,
sebuah benda bergerak dengan kecepatan awal 10 m/s dan mengalami perlambatan
sebesar 2 m/s2. Maka pada saat t= 1s benda bergerak sejauh 9m. Pada saat t=2s
benda bergerak sejauh 16 m,jadi pertambahan perpindahannya dari t=1s sampai
dengan t= 2s sebesar 7 m. Pada saat t=3s benda bergerak sejauh 21 m, maka besar
pertambahan perpindahan benda dari t=2s sampai dengan t= 3s pertambahan

26
perpindahan benda sebesar 5 m. Jadi, pertambahan perpindahan akan terus
berkurang sampai dengan benda tersebut berhenti.

2.12 PERPADUAN ANTARA GLB DENGAN GLB


Sebelumnya anda telah mempelajari Gerak Lurus Beraturan (GLB). Disana
dijelaskan bahwa Gerak lurus beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerakan suatu
benda pada lintasan lurus dengan kecepatan konstan dengan percepatan yaitu nol.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang ditemukan benda-benda yang bergerak
pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.
Di dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa contoh GLB tersebut. kita
ambil contoh, kapal laut yang menyeberangi lautan. Ketika melewati laut lepas,
kapal laut biasanya bergerak pada lintasan yang lurus dengan kecepatan tetap.
Ketika sampai di pelabuhan tujuan, biasanya kapal baru mengubah haluan dan
mengurangi kecepatannya.
Dalam hal ini terjadi dua GLB, yaitu GLB yang dilakukan perahu dan GLB
yang dilakukan oleh arus sungai. Peruhu melakukan GLB karena pada saat
menyeberangi sungai perahu bergerak dengan lintasan lurus dan kecepatan konstan.
Sedangkan arus sungai dikatakan melakukan GLB karena kecepatan arus sungai
tetap atau konstan dan lintasannya lurus.
2.13 PERPADUAN ANTARA GLB DENGAN GLBB
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah suatu gerak sepanjang lintasan lurus
dengan kelajuan konstan. Sedangkan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah secara
teratur.
Gerak peluru atau parabola merupakan contoh dari perpaduan antara GLB
dengan GLBB. Gerak peluru atau parabola merupakan gerak dua dimensi,
perpaduan dua sumbu yaitu sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Jika posisi benda
setiap saat dinyatakan dengan x (sumbu horizontal) dan y (sumbu vertikal), maka
gerak peluru ditandai oleh gerak lurus beraturan (GLB) untuk komponen x dan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) untuk komponen y. Untuk lebih jelasnya
lihat pada penjelasan gerak parabola.

27
2.14 GERAK PELURU ATAU PARABOLA
Gerak peluru atau parabola merupakan suatu gerak yang lintasannya
berbentuk parabola. Gerak peluru atau parabola adalah gerak dua dimensi, yang
memadukan dua sumbu yaitu sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Banyak sekali
contoh gerak peluru/parabola yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari‐hari.
Diantaranya adalah gerak bola volly, gerakan bola basket, bola tenis, bom yang
dijatuhkan, peluru yang ditembakkan, gerakan lompat jauh atau lompat tinggi yang
dilakukan atlet, bola golf, bola yang ditendang ke udara, dan lain sebagainya.

Jenis‐jenis Gerak Peluru/Parabola

Dalam kehidupan sehari‐hari terdapat beberapa jenis gerak peluru/parabola,


antara lain sebagai berikut:

1. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut
teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Dalam
kehidupan sehari‐hari terdapat banyak gerakan benda yang berbentuk demikian.
Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang oleh pemain sepak bola,
gerakan bola basket yang dilemparkan ke dalam keranjang, gerakan bola tenis,
gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan gerakan peluru atau rudal yang
ditembakan dari permukaan bumi.

Gambar 2.8

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

hmaks

28
θ

0 xGambar 2.9

2. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada


ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam
kehidupan sehari‐hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

Gambar 2.10

3. Gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari ketinggian
tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah.

Gambar 2.11

29
2.15 MENGANALISIS GERAK PELURU ATAU PARABOLA

Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana melibatkan sumbu horisontal
dan vertikal. Jika posisi benda setiap saat dinyatakan dengan (x,y), maka gerak
peluru ditandai oleh gerak lurus beraturan (GLB) untuk komponen x dan gerak
jatuh atau gerak lurus berubah beraturan (GLBB) untuk komponen y. Terlebih
dahulu kita rumuskan kecepatan awal untuk komponen gerak horisontal (v0y) dan
kecepatan awal untuk komponen gerak vertikal (v0y), sebagai berikut:

v0x = v0 cos θ Persamaan 2.37

v0y = v0 sin θ
Persamaan 2.38

Persamaan gerak untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

Komponen-x (GLB)
Persamaan 2.39
ax = 0
Persamaan 2.40
vx = vox = vo cos θ
Persamaan 2.41
x-xo = vxt

Komponen -y (GLBB)
Persamaan 2.42
ay = -g
Persamaan 2.43
vy = voy - gt = vo sin ө – gt

Persamaan 2.44
1
y-yo = voyt – gt2
2

Persamaan posisi, kecepatan, dan arah benda setiap saat:


Posisi:
Persamaan 2.45
posisi  x 2  y 2

30
Kecepatan: Persamaan 2.46

v  v x2  v y2

Dengan arah:
Persamaan 2.47
vy
tan θ 
vx

Pada kebanyakan kasus, seringkali titik awal yang dipilih gerak peluru adalah
titik asal koordinat, jadi xo = yo = 0. Pada kasus ini, persamaan lintasan peluru
diperoleh dengan mensubstitusi nilai t pada persamaan 2.44dengan nilai t pada
persamaan 2.41, diperoleh:

 v0 y   g  2
y    x   2  x Persamaan 2.48
 vox   2vox 

persamaan parabola.

2.15.1 Menganalisis Gerak Peluru pada Bidang Miring


𝑣𝑜𝑦 = 𝑣𝑜 . 𝑠𝑖𝑛𝛽

1. 𝛽 𝑦

𝑣𝑜𝑥 = 𝑣𝑜 . 𝑐𝑜𝑠𝛽

Gambar 2.12

31
Pada sumbu X terjadi gerak GLBB, sehingga ax = g sin α

dan pada sumbu Y terjadi gerak GLBB, sehingga ay = g cos α

Maka persamaan posisi x dan y dapat di jabarkan sebagai berikut :

1
x = Vox t + 2 ax t2 Persamaan 2.49

1
y = Voy t - 2
ay t2 Persamaan 2.50

Hubungan antara y terhadap x :

Dari persamaan 2.49:

1
x = Vox t + 2 ax t2
1
0 = Vox t + 2 ax t2 – x
0 = ax t2 + 2 Vox t – 2x

−2𝑉𝑜𝑥 ± √(2𝑉𝑜𝑥)2 − 4𝑎𝑥 (−2𝑥)


𝑡=
2𝑎𝑥
−2𝑉𝑜𝑥±√4𝑉𝑜𝑥 2 +8𝑎𝑥𝑥
𝑡= 2𝑎𝑥

−2𝑉𝑜𝑥+√4𝑉𝑜𝑥 2 +8𝑎𝑥𝑥 Persamaan 2.51


𝑡= 2𝑎𝑥

Substitusi persamaan (3) ke persamaan (2) :

1
y = Voy t - 2
ay t2

2
−2𝑉𝑜𝑥+√4𝑉𝑜𝑥 2 +8𝑎𝑥𝑥 1 −2𝑉𝑜𝑥+√4𝑉𝑜𝑥 2 +8𝑎𝑥𝑥
𝑦 = 𝑉𝑜𝑦 ( ) − 2 ay ( )
2𝑎𝑥 2𝑎𝑥

Persamaan 2.52

Untuk mencari nilai ekstrim :

32
1. Mencari waktu untuk mencapai ketinggian maksimum (dari acuan x dan
y sesuai asumsi)
Vy = Voy – ay t
0 = Voy – ay t
Voy 𝑉𝑜 sin 𝛽
ty maks = 𝑎𝑦
= 𝑔 cos 𝛼

Voy 𝑉𝑜 sin 𝛽
tR maks = 2 ty maks = 2 =2 Persamaan 2.53
𝑎𝑦 𝑔 cos 𝛼

2. Mencari Ymaks
Vy2 = Voy2 – 2ay Ymaks
0 = Voy2 – 2ay Ymaks

2ay Ymaks = Voy2

𝑉𝑜𝑦2 (𝑉𝑜 sin 𝛽)2


Ymaks = 2𝑎𝑦
= 2 𝑔 cos 𝛼 Persamaan 2.53

3. Mencari Xmaks
1
Xmaks = Vox tx maks + 2 ax tx maks 2

2𝑉𝑜 sin 𝛽 1 4 𝑉𝑜2 𝑠𝑖𝑛2 𝛽


= Vox 𝑔 cos 𝛼
+ 2
𝑔 sin 𝛼 2𝑔2 𝑐𝑜𝑠2 𝛼

𝑉𝑜 cos 𝛽 2 𝑉𝑜 sin 𝛽 𝑔 sin 𝛼 2 𝑉𝑜2 𝑠𝑖𝑛2 𝛽


= 𝑔 cos 𝛼
+ 𝑔2 𝑐𝑜𝑠2 𝛼

𝑉𝑜2 cos 𝛽 2 sin 𝛽 2𝑉𝑜2 𝑠𝑖𝑛2 𝛽 sin 𝛼


= 𝑔 cos 𝛼
+ 𝑔𝑐𝑜𝑠2 𝛼

2𝑉𝑜2 sin 𝛽 cos 𝛽𝑐𝑜𝑠𝛼 2𝑉𝑜2 𝑠𝑖𝑛2 𝛽𝑠𝑖𝑛2 𝛼


= 𝑔𝑐𝑜𝑠 𝛼2 + 𝑔𝑐𝑜𝑠2 𝛼

2𝑉𝑜2 sin 𝛽 (cos 𝛽𝑐𝑜𝑠𝛼+sin 𝛽 sin 𝛼)


X maks = 𝑔𝑐𝑜𝑠2 𝛼

2𝑉𝑜2 sin 𝛽 cos( 𝛽+𝛼 )


X maks = 𝑔𝑐𝑜𝑠2 𝛼
Persamaan 2.55

33
2.

v0y v0 y
𝛽
𝛼

Pada sumbu x terjadi vgerak


ox
GLB, sehingga ax = 0 x
Pada sumbu y terjadi gerak GLBB, sehingga ay = g sin α
Gambar 2.13
Maka persamaan posisi dapat dijabarkan sebagai berikut :

x = Vox t Persamaan 2.56

𝑥
t = 𝑉𝑜𝑥

1
y = Voy t - 2 𝑎𝑦 𝑡2
𝑉𝑜𝑦 𝑥 1 𝑥 2
𝑦= − 𝑎𝑦 ( )
𝑉𝑜𝑥 2 𝑉𝑜𝑥

𝑉𝑜𝑦 𝑥 1 𝑥2
𝑦= − 2 𝑔 sin 𝛼 (𝑉𝑜2 )
𝑉𝑜𝑥 𝑥

𝑉𝑜𝑦 sin 𝛽 1 𝑥2
𝑦= 𝑥 − 2 𝑔 sin 𝛼 (𝑉𝑜2 𝑐𝑜𝑠2 𝛽) Persamaan 2.57
𝑉𝑜 cos 𝛽

Untuk mencari nilai ekstrim :

1. Waktu mencapai tinggi maksimum

Vy = Voy – ay t

34
0 = Voy – ay t

𝑉𝑜𝑦 𝑉𝑜 sin 𝛽
t = =
𝑎𝑦 𝑔 sin 𝛼

𝑉𝑜𝑦 2𝑉𝑜 sin 𝛽 Persamaan 2.58


t Rmaks = 2t = 2 =
𝑎𝑦 𝑔 sin 𝛼

2. Mencari nilai Ymaks

Vy2 = Voy2 – 2 ay Ymaks

0 = Voy2 – 2 ay Ymaks

2 ay Ymaks = Voy2

𝑉𝑜𝑦 2
Ymaks = 2𝑎𝑦

(𝑉𝑜 sin 𝛽)2


Ymaks = 2 𝑔 sin 𝛼

𝑉𝑜 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛽
Ymaks = Persamaan 2.59
2 𝑔 sin 𝛼

3. Mencari nilai Xmaks

Xmaks = Vox . tmaks

2 𝑉𝑜 sin 𝛽
= 𝑉𝑜 cos 𝛽 𝑔 sin 𝛼

𝑉𝑜 2 sin 2𝛽
𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 = Persamaan 2.60
𝑔 sin 𝛼

2.16 PENYELESAIAN MASALAH YANG MELIBATKAN GERAK


PARABOLA
Pada pertandingan Real Madrid v Barcelona, Cristiano Ronaldo sang
pengeksekusi tendangan bebas menendang bola dengan sudut 30o terhadap sumbu x
positif dengan kecepatan 30 m/s. Bola meninggalkan kaki Ronaldo pada ketinggian
permukaan lapangan. Jika percepatan gravitasi = 10 m/s2, hitunglah :
a. Tinggi maksimum

35
b. waktu tempuh sebelum bola menyentuh tanah
c. jarak terjauh yang ditempuh bola sebelum bola tersebut menyentuh tanah
d. kecepatan bola pada tinggi maksimum
e. percepatan bola pada ketinggian maksimum
Penyelesaian:
Karena diketahui kecepatan awal, maka kita dapat menghitung kecepatan
awal untuk komponen horisontal dan vertikal.
v0x = v0 cos 30° = (30 m/s)(1/2√3) = 15√3 m/s
v0y = v0 sin 30° = (20 m/s)(½) = 15 m/s
a. Tinggi maksimum (y)
Untuk ketinggian maksimum, posisi benda pada sumbu vertikal (y) ketika
benda berada pada ketinggian maksimum dan bola dianggap bergerak dari
permukaan tanah, maka yo = 0. Kita tulis persamaan posisi benda pada gerak
vertikal
y = y0 + (v0 sin θ) t – ½ gt2
y = (v0 sin θ) t – ½ gt2
Pada ketinggian maksimum hanya bekerja kecepatan horisontal (vx),
sedangkan kecepatan vertikal (vy) = 0. Karena vy = 0 dan percepatan gravitasi
diketahui, maka:
vy = (v0 sin θ) – gt
(v0 sin θ) = gt
(v₀ sin θ)
t= g
30 sin 30°
t= 10
1
30
2
t= 10

t = 1,5 sekon
Berdasarkan perhitungan di atas, bola mencapai ketinggian maksimum
setelah bergerak 1 sekon. Kita substitusi nilai t = 1s ini pada persamaan y.
y = (v0 sin θ ) t – ½ g t2
y = (30 sin 30°)(1,5) – ½ (10)(1,5)2
y = 30 (½) (1,5)– 11,25
y = 22,5 – 11,25

36
y = 11,25 m.
Jadi, ketinggian maksimum yang dicapai bola adalah 11,25 meter.
b. Waktu tempuh bola sebelum menyentuh permukaan tanah
Ketika menghitung ketinggian maksimum, kita telah mengetahui waktu yang
diperlukan bola untuk mencapai ketinggian maksimum. Sekarang, yang
ditanyakan adalah waktu tempuh bola sebelum menyentuh permukaan tanah. Yang
dimaksudkan di sini adalah waktu tempuh total ketika benda melakukan gerak
peluru. Untuk menjawab soal ini, ada dua cara, yaitu:
 Cara pertama
Ketika menyentuh permukaan tanah, ketinggian bola dari permukaan tanah (y) = 0,
sehingga posisi awal bola y0 = 0. Maka:
y = y0 + (v0 sin θ) t – ½ gt2
0 = 0 + (30 sin 30°) t – ½ 10 t2
15 t – ½ 10 t2 = 0
15 t = 5 t2
10 = 5 t
t = 15/5
t = 3 sekon
 Cara kedua
Sebenarnya kita juga bisa menggunakan cara cepat. Cermatilah gambar dibawah
ini!

Gambar 2.14
Dari gambar diatas kita dapat mengetahui bahwa waktu tempuh benda untuk
mencapai ketinggian maksimum setengah dari waktu tempuh total. Sehingga untuk
mencari waktu tempuh total, kita bisa langsung mengalikan waktu tempuh bola
ketika mencapai ketinggian maksimum dengan 3.

37
ttotal = 3 . 1 = 2 sekon
Jadi, waktu tempuh total adalah 3 sekon.
c. Jarak terjauh yang ditempuh bola sebelum bola tersebut mencium tanah
Jika ditanya jarak tempuh total, maka yang dimaksudkan di sini adalah posisi
akhir benda pada arah horisontal (atau s pada gambar 2.12). Karena kita
menghitung jarak terjauh, maka waktu (t) yang digunakan adalah waktu tempuh
total.
x = v0x t = (15√3 m/s) (2 s)
x = 30√3 m
Jadi, jarak terjauh yang ditempuh bola adalah 30√3 m.
d. Kecepatan bola pada tinggi maksimum
Pada titik tertinggi, tidak ada komponen vertikal dari kecepatan. Hanya ada
komponen horisontal (yang bernilai tetap selama bola melayang di udara). Dengan
demikian, kecepatan bola pada pada tinggi maksimum adalah :
v = v0x
v = 15√3 m/s
Jadi, kecepatan bola pada tinggi maksimum adalah 15√3 m/s.
e. percepatan bola pada ketinggian maksimum
Pada gerak peluru, percepatan yang bekerja adalah percepatan gravitasi yang
bernilai tetap, baik ketika bola baru saja ditendang, bola berada di titik tertinggi dan
ketika bola hendak menyentuh permukaan tanah.
Jadi, percepatan bola pada ketinggian maksimum sama dengan percepatan
gravitasi, yaitu 10 m/s2

38
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Dari penjelasan materi di atas maka kami dapat menyimpulkan :
1. Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diamati,
jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek yang
bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir,
perpindahan adalah seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya.
2. Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai besarnya perpindahan yang
ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan selama benda
bergerak/berpindah, Kecepatan Sesaat merupakan kecepatan pada suatu
waktu tertentu, dan Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi
antarajaraktotal yang ditempuh dengan selang waktu untuk
menempuhnya.
3. Percepatan adalah perubahan kecepatan yang terjadi selama selang waktu
tertentu bersifat tetap atau perubahan kecepatan persatuan waktu.
4. Jika diketahui fungsi posisi, maka fungsi kecepatan adalah turunan
pertama dari fungsi posisi. Serta fungsi percepatan adalah turunan kedua
dari fungsi posisi. Intinya: turun satu tingkat = turunan pertama, turun
dua tingkat = turunan kedua, jika diketahui fungsi percepatan, maka
fungsi kecepatan adalah integral pertama dari fungsi percepatan. Serta
fungsi posisi adalah integral kedua dari fungsi percepatan. Intinya: naik
satu tingkat = integral pertama, naik dua tingkat = integral kedua.
5. Gerak relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya, Kecepatan relatif berarti kecepatan dengan pengamatan yang
dilakukan pada kerangka acuan yang berbeda, berhubungan antara satu
dengan yang lainnya.
6. Gerak lurus beraturan adalah suatu gerak pada lintasan lurus dengan
kecepatan konstan. Ciri-ciri dari gerak lurus beraturan (GLB) yaitu:
 Bergerak pada lintasan lurus
 Kecepatannya konstan

39
 Percepatannya sama dengan nol
Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah Gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) yaitu suatu gerak yang berada pada lintasan lurus dengan
percepatan konstan. Ciri-ciri dari GLBB, yaitu:
 Bergerak pada lintasan lurus
 Kecepatannya berubah secara beraturan
 Percepatannya konstan
7. Gerak Lurus beraturan dapat dianalisis dengan menggunakan:
 Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t)
 Grafik Perpindahan terhadap waktu (x-t)
Gerak Lurus Berubah Beraturan dapat dianalisis menggunakan:
 Grafik kecepatan terhadap waktu (v-t)
 Grafik percepatan terhadap waktu (a-t)
 Grafik Perpindahan terhadap waktu (x-t)
8. Perpaduan antara GLB dengan GLB dapat kita lihat pada saat ada perahu
yang bergerak lurus menyeberangi sungai yang lurus. Dalam hal ini
terjadi dua GLB, yaitu GLB yang dilakukan perahu dan GLB yang
dilakukan oleh arus sungai, Perpaduan antara GLB dengan GLBB dapat
dilihat pada gerak peluru atau parabola. Gerak peluru atau parabola adalah
gerak dua dimensi, yang memadukan dua sumbu yaitu sumbu horizontal
dan sumbu vertikal.
9. Gerak Parabola atau Gerak peluru adalah gerak dua dimensi, di mana
melibatkan sumbu horisontal dan vertikal.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Hendaknya para mahasiswa lebih fokus dalam memahami materi
mengenai kinematika gerak lurus.
2. Hendaknya para mahasiswa berlatih menerapkan teori-teori dari
kinematika gerak lurus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan teori kinematika gerak lurus.

40

Anda mungkin juga menyukai