1
Mata Pelajaran Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
2
KATA PENGANTAR
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Peta Kompetensi ................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup .................................................................................... 3
E. Saran Cara Penggunaan Modul .......................................................... 4
Kegiatan Pembelajaran 1:
A. Tujuan ................................................................................................. 6
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 6
C. Uraian Materi ....................................................................................... 6
1. Pengertian PTK .............................................................................. 6
2. Karakteristik PTK............................................................................. 9
iii
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 31
E. Latihan/Kasus/Tugas. ............................ 31
F. Rangkuman.. ......................................................................... 34
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................... 36
Kegiatan Pembelajaran 2:
A. Tujuan ................................................................................................. 37
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 37
C. Uraian Materi ....................................................................................... 37
1. Panel Kontrol .................................................................................. 37
Kegiatan Pembelajaran 3:
A. Tujuan ................................................................................................. 63
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 63
C. Uraian Materi ....................................................................................... 63
1. Sistem Kendali PLC ........................................................................ 63
III. PENUTUP
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9 : Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran ............. 47
Gambar 2.10 : Rangkaian Daya Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran .............. 48
Gambar 3.20 : Pengawatan I/O Program Sistem Star Bintang Segitiga .......... 88
Gambar 3.21 : Pengawatan motor operasi satu dan dua arah putaran ........... 89
vii
Gambar 3.22 : Pengawatan motor system star bintang segitiga ..................... 92
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4 : Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output .................... 67
Tabel 10 : Penetapan Bit I/O Motor Sistem Star Bintang Segitiga ................... 79
ix
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga
kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian
secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang
dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu
strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat
menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus
memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan
mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga
kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik
secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan
kebutuhan guru. Penyelenggaraan Guru Pembelajar dilaksanakan oleh
PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya.
Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber
belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang
untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Kegiatan PKB dilaksanakan oleh guru dan tenaga kependidikan
didasarkan profil kinerja guru dan tenaga kependidikan sebagai hasil dari
pelaksanaan uji kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Hasil uji
1
kompetensi ini menentukan kegiatan Modul Guru Pembelajar yang harus
dilaksanakan dan didukung dengan modul-modul sesuai dengan kebutuhan
pelatihan guru.
Prinsip pengembangan modul Guru Pembelajar diharapkan
memenuhi kegiatan PKB bagi guru dan tenaga kependidikan yang terfokus
dalam pemenuhan peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional
Modul diklat disusun untuk membantu guru dan tenaga kependidikan
meningkatkan kompetensinya, terutama kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik. Modul tersebut digunakan sebagai sumber belajar
(learning resources) dalam kegiatan pembelajaran tatap muka dan/atau
pembelajaran jarak jauh.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Modul Guru Pembelajar ini adalah memberikan
pemahaman bagi instansi penyelenggara pelatihan dan peserta diklat dalam
pemenuhan peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional.
Secara khusus tujuan penyusunan modul ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang
ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
2. Memenuhi kebutuhan guru dalam peningkatan kompetensi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai tenaga profesional.
4. Menumbuhkembangkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang
profesi guru.
5. Memastikan peran dan tanggung jawab PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya dalam mengembangkan modul yang
digunakan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran
6. Menjadi acuan dalam menyusun dan mengembangkan modul untuk
kegiatan Modul Guru Pembelajar dan Tenaga Kependidikan.
7. Menghasilkan Modul Guru Pembelajar yang sesuai dengan pedoman
yang ditentukan
2
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
Modul ini berjudul Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik Kelompok Kompetensi J. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka ruang lingkup
penyajian materi pembelajaran dalam modul ini diorganisasikan menjadi 3
(tiga) Kegiatan Belajar (KB), sebagai berikut.
3
Kegiatan Belejar 1 (satu) memuat sajian materi pedagogi. Materi
ini berisi bahan kajian melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran dengan indikator pencapaian kompetensi adalah
mampu menjelaskan Konsep penelitian tindakan kelas dijelaskan dengan
benar.
Kegiatan Belajar 2 (dua) memuat sajian materi profesional. Materi ini
berisikan kajian tentang materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu dengan indicator pencapaian
kompetensinya adalah mampu merancang proyek instalasi motor listrik
sesuai standar PUIL/SNI dan merancang instalasi pengontrolan motor listrik
dengan pemograman ( PLC ).
4
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan peralatan ke tempat semula.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada widyaiswara
atau instruktur yang mengajar kegiatan belajar tersebut.
5
II. Kegiatan Pembejaran
Kegiatan Pembelajaran KB 1
Penelitian Tindakan Kelas
A. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini peserta diklat
diharapkan mampu:
1. Memahami hakekat PTK secara komprehensif.
2. Mendiskripsikan langkah-langkah PTK
3. Memahami teknik pelaksanaan PTK
4. Menerapkan PTK dalam upaya memeperbaiki kualitas proses
pembelajaran
5. Menjelaskan Konsep PTK dengan benar.
6. Menjelaskan langkah-langkah melaksanakan PTK
7. Menyusun laporan hasil PTK.
C. Uraian Materi
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akhir-akhir ini telah menjadi
trend untuk dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah dan
peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk
memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya. Menurut Suharsimi
(2002) bahwa PTK merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata
penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati
suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang
berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang.
6
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian
periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa
yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas
(PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu suatu
Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.
Menurut John Elliot (1982) bahwa PTK adalah tentang situasi
sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di
dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup; telaah, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang
menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan
profesional. Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart (1988) mengatakan
bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan praktik sosial. Sedangkan Carr dan Kemmis menyatakan bahwa
PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan
(guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari: (a)
praktik-parktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b)
pengertian mengenai praktik-praktik tersebut, (c) situasi-situasi (lembaga-
lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Hardjodiputro,
1997).
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model
penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti
melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun
pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama
dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan
dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi
subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah.
Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya
tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada
umumnya.
7
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian
yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan
mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian
diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau
penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang
lebih baik.
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang
mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap
sekedar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas,
tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan
kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang
itulah yang melahirkan konsep PTK (Basuki 2009:2). Dalam konteks
pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut
Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas
adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan
belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam
sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja
dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru
yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat
pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik,
yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada
kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada
input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar).
PTK harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas. Agar Anda dapat lebih memahami makna PTK secara utuh dan
8
benar, sebaiknya kita kaji juga makna kelas dalam PTK.Makna kelas
dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar
yang tidak hanya terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat
juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktik di laboratorium,
bengkel, di rumah, atau di tempat lain, atau ketika siswa sedang
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian,
komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK adalah
(1) Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan
sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas / lapangan /
laboratorium atau bengkel, maupun ketika siswa sedang asyik
mengerjakan tugas rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang
mengikuti kerja bakti di luar sekolah.
(2) Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa yang sedang berdarmawisata, atau
ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
(3) Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
(4) Peralatan atau sarana pembelajaran, dapat dicermati ketika guru
sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan kualitas
pembelajaran, yang dicermati dapat guru, siswa, atau keduanya.
(5) Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan dan
terkait dengan proses pembelajaran, sarana pembelajaran, guru,
atau siswa itu sendiri.
(6) Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan
dapat diatur / direkayasa dalam bentuk tindakan. Misalnya yang
dapat digolongkan kegiatan pengelolaan adalah cara
mengelompokkan siswa, pengaturan tempat duduk, cara guru
memberikan tugas, penataan peralatan pembelajaran, dan
sebagainya.
2. Karakteristik PTK
Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat memperoleh ciri atau
karakteristik dari PTK dibandingkan dengan penelitian lain, yaitu:
9
1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus
diperbaiki dengan prakarsa perbaikan dari gru itu sendiri, bukan oleh
orang dari luar. Dengan demikian, masalah dalam PTK berasal dari
permasalahan nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di
kelas. Dengan kata lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan
problem teoritis.
2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self
reflective inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya bertanya
pada diri sendiri, misalnya:
Apakah penjelasan saya terlalu cepat?
Apakah saya sudah memberi contoh konkrit dan memadai?
Apakah hasil latihan di kelas / pekerjaan siswa sudah saya
komentari?
Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami
siswa?
3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan
pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam
beriteraksi.
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan.
Oleh sebab itu, dalam PTK dikenal adanya siklus tindakan yang
meliputi: perencanaan pelaksanaan observasi refleksi revisi
(perencanaan ulang).
5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan
profesinalisme guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk
berfikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan guru untuk menulis,
dan membuat catatan.
3. Langkah-Langkah PTK
Anda telah mempelajari bahwa PTK dilaksanakan melalui
tahapan-tahapan yang dikenal dengan istilah siklus (daur). Siklus / daur
dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
a. Identifikasi masalah
Salah satu ciri PTK adalah munculnya masalah memang dirasakan oleh
guru sebagai sesuatu yang masih sulit dipecahkan, namun guru
menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki guna memecahkan
masalah tersebut. Agar Anda dapat merasakan adanya masalah dan
mampu mengungkap masalah tersebut, maka Anda sebagai seorang
guru dituntut untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa
pembelajaran yang dikelola merupakan bagian penting dari dunia Anda.
Dengan adanya kejujuran dan kesadaran guru tersebut, maka untuk
dapat melakukan identifikasi masalah, guru perlu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri, misalnya:
1. Apa yang sedang terjadi di kelas tempat saya mengajar?
2. Apakah kejadian itu menjadi masalah yang perlu dipecahkan?
3. Apa pengaruh masalah tersebut terhadap kelas saya dan kinerja
saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan saja?
5. Apa yang dapat saya lakukan terhadap masalah tersebut dan
bagaimana saya melakukannya?
Contohnya:
a) Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah <
5,0
12
b) Kemampuan berfikir rasional siswa sangat lemah.
c) Tingkat kehadiran siswa rendah (setiap kali pertemuan lebih dari 3
orang bolos tanpa izin).
d) Siswa kurang aktif dan cenderung pasif, setiap diberi pertanyaan
tidak satupun siswa berani menjawabnya. Demikian juga, setiap
diberi kesempatan bertanya, tidak satupun siswa yang berani
untuk bertanya.
e) Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topik yang satu
dengan lainnya.
f) Perhatian siswa cenderung tidak fokus.
g) Kegiatan praktikum tidak pernah dilakukan, karena keterbatasan
alat dan bahan.
h) Sebagian besar (40 %) siswa berasal dari keluarga tidak mampu
(ekonomi lemah).
i) Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan
alam sekitarnya.
j) Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar anak.
k) Siswa kurang terampil, jika diberi tugas mengerjakan sebuah
keterampilan.
13
Dari pertanyaan tersebut, lalu pikirkanlah apa yang harus anda lakukan
untuk mengatasi masalah-masalah di atas, lalu seleksi masalah mana
yang paling mungkin dilakukan dan dipecahkan melalui PTK?. Perhatikan
rambu-rambu dalam merancang PTK dengan melihat bidang yang layak
dijadikan fokus PTK. Bidang tersebut adalah yang:
1. melibatkan proses belajar dan mengajar.
2. ditangani oleh guru
3. sangat menarik minat guru
4. ingin diubah / diperbaiki dan mudah dilakukan oleh guru melalui
PTK.
Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri,
analisis masalah dapat pula dilakukan dengan mengkaji ulang berbagai
dokumen, seperti pekerjaan rumah siswa, hasil latihan siswa, daftar hadir
siswa, atau daftar nilai, dan mungkin juga dapat dianalisis bahan
pelajaran yang telah disiapkan guru. Apa yang dikaji dalam analisis
masalah bergantung pada masalah yang diidentifikasi. Misalnya saja, jika
masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya aktivitas dan motivasi
belajar siswa, maka yang perlu dianalisis setidak-tidaknya adalah
dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan harian guru tentang respon
siswa dalam pembelajaran, dan yang paling penting adalah melakukan
refleksi, sehingga dapat diperoleh informasi yang jelas tentang prilaku
mengajar guru (strategi dan metode mengajar guru).
Masalah yang berhasil dianalisis mungkin lebih dari satu dan
masih cukup luas untuk dikaji. Oleh sebab itu, guru perlu memfokuskan
perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat dipecahkan dengan
PTK. Selanjutnya, masalah tersebut perlu dirumuskan yang pada
umumnya dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya dari contoh masalah
yang berhasil diidentifikasi di atas, masalah ekonomi orang tua, dukungan
orang tua, keterbatasan alat dan bahan, dan tidak layaknya prasarana
adalah masalah-masalah yang tidak mudah dipecahkan dengan PTK.
Diantara masalah-masalah tersebut yang mudah dipecahkan dan dapat
dilakukan oleh guru adalah masalah hasil belajar dan aktivitas / motivasi
belajar siswa atau partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Oleh
14
sebab itu, masalah hasil beljar dan motivasi belajar siswa adalah masalah
prioritas untuk segera dipecahkan melalui PTK.
Contoh rumusan masalah:
Apakah pembelajaran metakognisi dapat mempengaruhi sikap siswa
Kelas X SMKN 1 Padang?
Apakah penerapan metode eksperimen berbasis lingkungan dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas X SMAN 1 Padang dalam belajar
kimia?
Tugas dan bahan ajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP SS Gunungmadu dalam belajar
Bahasa Inggris?
e. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari
semua rencana tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario
pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan harus benar-benar
diterapkan dan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Tentu saja rencana
tindakan di atas harus sudah dilatihkan kepada pelaksana tindakan (guru
peneliti) untuk dapat dilaksanakan di kelas agar sesuai dengan skenario
pembelajaran yang dibuat.
Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan ini
umumnya dilakukan dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan, dengan jumlah
siklus tertentu. Waktu dan jumlah siklus yang dilakukan tersebut
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa materi pokok dari
mata pelajaran tertentu. Contoh berikut menyajikan ringkasan skenario
pembelajaran yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan.
17
Petunjuk: Berilah tanda () di bawah skor 5 apabila anda anggap bahwa
cara melakukan aspek aktivitas sangat tepat, skor 4 bila tepat,
skor 3 bila agak tepat, skor 2 bila tidak tepat, dan skor 1 bila
sangat tidak tepat atau tidak dilakukan untuk setiap pernyataan
di bawah ini!
18
1. Membimbing siswa diskusi dan membuat
kesimpulan
2. Mengaitkan materi dengan pelajaran yang
akan datang
3. Memberi tugas pada siswa
4. Mengadakan evaluasi
Keterangan: TA = tidak ada (tidak dilakukan), A = Ada (dilakukan), K =
(kurang dilakukan).
19
Contoh indikator yang ditetapkan oleh peneliti:
Pada PTK di kelas X SMA Swadhipa Natar dengan penerapan metode
eksperimen kimia berbasis lingkungan telah ditetapkan indikator
keberhasilan oleh peneliti bersama-sama guru mitra sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas ini berhasil, apabila terjadi peningkatan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya dan lebih dari 80 % siswa
memperoleh nilai 70, baik nilai kognitif maupun psikomotor.
g. Tahap refleksi
Melakukan refleksi ibarat bercermin didepan kaca untuk melihat diri sendiri.
Dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru merenungkan diri: mengapa
satu kejadian berlangsung? dan mengapa seperti itu kejadiannya?. Guru
juga merenung: mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan mengapa
usaha yang lain gagal?. Dengan melakukan refleksi, guru akan dapat
menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK yang dilakukannya, apa yang
belum dapat dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki lagi pada
pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, tahapan ini dimaksudkan
untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi
guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK
mencakup kegiatan analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Informasi dalam bentuk
data yang terkumpul diuraikan, dicari kaitan antara yang satu dengan yang
lainnya, dibandingkan dengan sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu
dan/atau hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hasil refleksi berupa
kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil refleksi digunakan untuk
menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan
PTK. Bila masalah PTK belum tuntas atau indikator belum tercapai, maka
PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnya melalui tahap-tahap yang
sama dengan siklus sebelumnya
b. Melaksanakan Tindakan
Setelah persiapan selesai, kini tiba saatnya guru melaksanakan
tindakan dalam kelas yang sebenarnya.
1) Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metode
penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu
23
komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh
mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakan.
Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi sebagai tugas
profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan
pembelajaran yang dikelolanya.
2) Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu
menyita waktu pembelajaran di kelas. Esensi pelaksanaan PTK
memang harus disertai dengan observasi, pengumpulan data,
dan interpretasi yang dilakukan oleh guru.
3) Metode yang diterapkan haruslah reliabel atau handal,
sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.
4) Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan
kemampuan dan komitmen guru.
5) Sebagai peneliti, guru haruslah memperhatikan berbagai aturan dan
etika yang terkait dengan tugas-tugasnya, seperti menyampaikan
kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan, atau menginformasikan kepada orang tua siswa jika
selama pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu di
luar kebiasaan rutin.
6) PTK harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat sekolah.
5) Balikan (Feedback)
Hasil observasi yang direkam secara cermat dan sistematis
dapat dijadikan dasar untuk memberi balikan yang tepat. Syarat
balikan yang baik: (i) diberikan segera setelah pengamatan, dalam
berbagai bentuk misalnya diskusi; (ii) menunjukkan secara
spesifik bagian mana yang perlu diperbaiki, bagian mana yang
sudah baik untuk dipertahankan; (iii) balikan harus dapat
memberi jalan keluar kepada orang yang diberi balikan tersebut.
d. Analisis Data
Agar data yang telah dikumpulkan bermakna sebagai
dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis atau
diberi makna.Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan
interpretasi yang dilakukan pada tahap observasi. Analisis data dilakukan
setelah satu paket perbaikan selesai diimplementasikan secara
keseluruhan.
Jika perbaikan ini direncanakan untuk enam kali pembelajaran,
maka analisis data dilakukan setelah pembelajaran tuntas dilaksanakan.
Dengan demikian, pada setiap pembelajaran akan diadakan interpretasi
yang dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian, dan pada akhir
paket perbaikan diadakan analisis data secara keseluruhan untuk
menghasilkan informasi yang dapat menjawab hipotesis perbaikan yang
dirancang guru.
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap
pertama, data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi
karena itu tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Kemudian
data diorganisaskan sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian
yang ingin dicari jawabannya. Tahap kedua, data yang sudah
terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk
narasi, grafik, maupun tabel. Akhirnya, berdasarkan paparan atau
26
deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam bentuk
pernyataan atau formula singkat.
e. Refleksi
Saat refleksi, guru mencoba merenungkan mengapa satu
kejadian berlangsung dan mengapa hal seperti itu terjadi. Ia juga
mencoba merenungkan mengapa satu usaha perbaikan berhasil dan
mengapa yang lain gagal. Melalui refleksi, guru akan dapat
menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai,
serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
27
a. Format Proposal
Pada umumnya format proposal penelitian, baik penelitian formal
maupun PTK sudah baku. Salah satu format proposal yang ada saat
ini adalah sebagai berikut:
1. Halaman Judul (kulit luar)
Berisi judul PTK, nama peneliti dan lembaga, serta tahun
proposal itu dibuat.
2. Halaman Pengesahan
Berisi identitas peneliti dan penelitian yang akan dilakukan,
yang ditandatangani oleh ketua peneliti dan ketua/kepala lembaga
yang mengesahkan. Di perguruan tinggi yang mengesahkan proposal
penelitian adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Dekan.
3. Kerangka Proposal
(1) Judul Penelitian
(2) Bidang Ilmu
(3) Kategori Penelitian
(4) Data Peneliti:
Nama lengkap dan gelar
Golongan/pangkat/NIP
Jabatan fungsional
Jurusan
Institusi
(5) Susunan Tim Peneliti
Jumlah Anggota
(6) Lokasi Penelitian
(7) Biaya Penelitian
(8) Sumber Dana
b. Perencanaan PTK
Berdasarkanformat proposal tersebut di atas, tugas peneliti
selanjutnya adalah mengembangkan rancangan (desain) PTK.
Rancangan tersebut adalah:
28
(1) Judul
Judul PTK dinyatakan dengan jelas dan mencerminkan tujuan, yaitu
mengandung maksud, kegiatan atau tindakan dan penyelesaian
masalah
(2) Latar Belakang
Berisi informasi tentang pentingnya penelitian dilakukan, mengapa
Anda tertarik dengan masalah ini? Apakah masalah tersebut
merupakan masalah riil yang Anda hadapi sehari-hari? Apakah ada
manfaatnya apabila diteliti dengan PTK? Untuk ini perlu didukung
oleh kajian literatur atau hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan baik oleh Anda sendiri maupun orang lain.
(3) Permasalahan
Masalah dalam PTK harus diangkat dari pengalaman sehari-hari.
Anda perlu mengkaji masalah tersebut, melakukan analisis, dan jika
perlu menanyakan kepada para siswa Anda tentang masalah
tersebut.Setelah Anda yakin dengan masalah tersebut, rumuskan
ke dalam bentuk kalimat yang jelas. Biasanya rumusan masalah
dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
(4) Cara Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah dilakukan setelah Anda melakukan analisis dan
pengkajian terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga ditemukan
cara pemecahannya. Untuk menemukan cara pemecahan terhadap
suatu masalah, Anda dapat melakukannya dengan mengacu pada
pengalaman Anda selama ini, pengalaman teman Anda, mencari dalam
buku literatur dan hasil penelitian, atau dengan berkonsultasi dan
berdiskusi dengan teman sejawat atau para pakar. Cara penyelesaian
masalah yang Anda tentukan atau pilih harus benar-benar applicable,
yaitu benar-benar dapat dan mungkin Anda laksanakan dalam proses
pembelajaran.
(5) Tujuan dan manfaat PTK
Berdasarkan masalah serta cara penyelesaiannya, dapat merumuskan
tujuan PTK. Rumuskan tujuan ini secara jelas dan terarah, sesuai
dengan latar belakang masalah dan mengacu pada masalah dan cara
penyelesaian masalah. Sebutkan pula manfaat dari PTK ini, yaitu nilai
29
tambah atau dampak langsung atau pengiring terhadap kemampuan
siswa Anda
(6) Kerangka Teoritis dan Hipotesis
Dalam bagian ini, Anda diminta untuk memperdalam atau memperluas
pengetahuan teoritis Anda berkaitan dengan masalah penelitian
yang akan diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari
buku-buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah
tersebut. Kajian teoritis ini sangat berguna untuk memperkaya Anda
dengan variabel yang berkaitan dengan masalah tersebut. Selain
itu, Anda juga akan memperoleh masukan yang dapat membantu
Anda dalam melaksanakan PTK, terutama dalam merumuskan
hipotesis.
(7) Rencana Penelitian
Mencakup penataan penelitian, faktor-faktor yang diselidiki, rencana
kegiatan (persiapan, implementasi, observasi dan interpretasi, analisis,
dan refleksi), data dan cara pengumpulan data, dan teknik analisis
data penelitian.
(8) Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi bentuk aktivitas terkait dengan penelitian dan
rancangan waktu kapan dilaksanakan dan dalam jangka berapa lama.
Untuk membuat jadwal penelitian Anda harus menginventarisasi jenis-
jenis kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari awal perencanaan,
penyusunan proposal sampai dengan selesainya penulisan laporan.
Jadwal PTK umumnya ndisusun dalam bentuk bar chart.
(9) Rencana Anggaran
Cantumkan anggaran yang akan digunakan dalam PTK Anda, terutama
jika PTK ini dibiayai oleh sumber dana tertentu. Rencana biaya meliputi
kegiatan sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan
laporan. Pada tiap-tiap tahapan diuraikan jenis-jenis pengeluaran yang
dilakukan serta berapa banyak alokasi dana yang disediakan untuk
tiap- tiap kegiatan
30
D. Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Aktifitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian
dari kegiatan pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara
berurutan, sehingga anda mengetahui tujuan dan indikator capaian
kompetensi. Belajar dengan menggunakan modul ini dituntut kemandirian
dan kejujuran anda terhadap diri sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus
anda lakukan:
E. Latihan/Kasus/Tugas
Latihan 1:
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban berikut ini dengan cara memberikan tanda silang
(X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang dianggap paling tepat.
1. Apabila dikaitkan dengan tanggung jawab guru terhadap pembelajaran,
PTK dapat membantu guru untuk
a. Mengatasi masalah siswa
b. Berkolaborasi dengan guru lain
c. Berkembang secara professional
d. Memperbaiki pembelajaran
31
2. Berikut ini yang bukan merupakan rumusan masalah PTK adalah..
a. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran materi pokok
permutasi dan kombinasi di SMA?
b. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
materi pokok permutasi dan kombinasi di SMA?
c. Bagaimanakah pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis yang
dapat mengoptimalisasikan pembelajaran matematika pada siswa kelas
VIII SMP?
d. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Open Ended
ditinjau dari kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada materi pokok statistika di SMA Negeri 1 Padang?
32
6. Keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat diukur dari
a. Perkembangan intelegensi siswa yang cukup berarti
b. Adanya perubahan dalam strategi belajar siswa
c. Adanya perbaikan dalam pembelajaran
d. Kemampuan siswa mengatasi masalahnya sendiri
10. Yang merupakan salah satu kegiatan PTK pada tahap refleksi antara lain :
a. Menentukan pokok materi matematika sebagai focus materi PTK
b. Menyiapkan media pembelajaran
c. Melakukan evaluasi tindakan pada tiap siklus
d. Menyiapkan sumber belajar
== Selamat Bekerja ==
33
F. Rangkuman
Tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik- praktik pembelajaran yang
dilakukan bersama dikelas secara profesional.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
34
memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program
sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan
tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara
berkesinambungan.
Seorang guru yang profesional adalah guru yang selalu mencari hal-hal
bariu yang penuh dengan tantangan dalam pembelajaran dan selalu
menyadari bahwa guru dituntut untuk terus melakukan inovasi-inovasi
pendidikan dan pembelajaran. Inovasi tersebut dapat dicapai melalui
penelitian yang tidak mengganggu tugasnya seharoi-hari, yaitu penelitian
yang dilakukan dalam kontek kelas atau dikenal dengan istilah penelitian
tindakan kelas (PTK).
35
Dalam merancang PTK sebaiknya buat dulu usulan PTK. Usulan /
proposal PTK merupakan langkah awal dari kegiatan PTK, sedangkan
langkah akhirnya adalah pelaporan PTK dan desiminasi. Proposal PTK
tentu mempunyai ciri khsus yang membedakannya dengan penelitian
biasa. Namun, substansi proposal PTK tidak jauh berbeda dengan
substansi penelitian non-PTK, hanya pengemasannya saja yang
berbeda.Usulan / proposal PTK merupakan langkah awal dari kegiatan
PTK, sedangkan langkah akhirnya adalah pelaporan PTK dan
desiminasi. Proposal PTK tentu mempunyai ciri khsus yang
membedakannya dengan penelitian biasa. Namun, substansi proposal
PTK tidak jauh berbeda dengan substansi penelitian non-PTK, hanya
pengemasannya saja yang berbeda
JumlahJawabanbenar
Tingkat Penguasaan = 100%
10
Kriteria tingkat penguasaan :
36
Kegiatan Pembelajaran 2:
Merancang proyek instalasi motor listrik sesuai standar
PUIL/SNI
A. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini peserta diklat
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan fungsi panel control motor listrik
2. Menyebutkan komponen panel kontrol motor listrik
3. Menggunakan komponen panel kontrol listrik untuk keperluan instalasi
motor listrik
4. Merancang panel kontrol tenaga listrik untuk keperluan instalasi motor
listrik
C. Uraian Materi
1. Panel Kontrol
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk
mengatur dan mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri
yang mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor
listrik berdaya besar diindustri selalu dilengkapi dengan panel kontrol listrik.
Guna mengopersikan motor listrik dimana motor listrik dapat dikendalikan
dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai penghubung
sekaligus sebagi pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus
dipertimbangkan mesin maupun alat kontrolnya. Dalam praktek
penggunaan alat kontrol disesuaikan kebutuhannya contohnya:
Pengontrolan permulaan jalan (start)
Pengontrolan berhenti ( Stop)
Pengontrolan membalik arah putaran (Foword Reverse)
Pengontrolan pengaturan kecepatan (speed regulation)
37
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis
manual dan jenis otomatis.
1. Pengontrolan manual
Yang dimaksud pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik
yang dilayani dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara
lain menggunakan :TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan
tromol (drum controller)
2. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang
menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Untuk
komponen pengontrolan otomatis atau pada panel kontrol motor
umumnya ada sebagian yang sama dengan komponen pada panel
distribusi, bedanya pada panel kontrol motor dilengkapi dengan
pengaman motor SPM atau Over Load dan ELCB sesuai kebutuhan
pada beban yang di kontrol. Komponen-komponen utama antara lain:
Saklar magnet/Magnetic Contactor
Pengaman motor
Time Delay relay (TDR)
Tombol tekan ON (Push button on)
Tombol tekan OFF(Push button off)
Lampu indikator
Konduktor/Kabel
Rel omega
Rel sirip
Terminal deret legrand
38
sedang kontaktor arus bolak-balik inti magnet dipasang
kumparan hubung singkat.
A1 1 3 5
97 95
A2
2 4 6 98 96
2) Pengaman motor
Over Load /saklar termis selalu dipasang seri dengan beban
yang berfungsi sebagai pengaman. Apabila terjadi kelebihan
beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan
40
bekerja memutuskan arus listrik dengan beban sehingga
keamanan beban terjaga.
Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas. Saklar termis ini
dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bi
metal yang masing-masing mempunyai koefisien muai yang
berbeda (yang satu mudah memuai dan yang lainya tidak muda
memuai). Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik
melewati ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjahui
plat yang tidak mudah memuai akhirnya tidak plat tidak
sambung, dan apa bila arus yang mengalir normal atau panas
norma maka plat tersebut akan ke posisi semula yang akhirnya
arus listrik akan mengalir lagi.
Perhatikan gambar:
42
Gambar 2.4. Time Delay Relay (TDR)
5) Saklar Tekan
Saklar tekan/tombol (push button), ada dua macam yaitu
tombol tekan normally open (NO) dan tombol tekan normallly
close (NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis,
yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada
juga yang dibuat satu tempat. Jenis ini untuk satu tombol dapat
43
untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaan nya.
Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol
tekan ganda terdiri dari empat terminal
6) Lampu indikator
Lampu tanda indikator berfungsi untuk memberi tanda
bagi operator bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan
atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan
kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel
dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian/beban listrik.
Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja
3 phase dengan warna lampu merah kuning hijau.
44
b. Tata letak komponen panel kontrol
Tata letak komponen pada panel kontrol motor 3 phase putar
kanan-kiri dengan tombol tekan dan pengaman Relay thermid
beban lebih, harus diatur sedemikian rupa sehingga dalam
pengerjaan dan pemeliharaaan dan perawatan panel tersebut
mudah dilaksanakan. Maka letak komponen harus diperhatikan:
1). Pemasangan komponen
(a) Letak komponen MCB dan kontaktor terpasang dari kanan
dengan jarak 0 15 mm dari tepi kanal.
(b) Penyusunan komponen tidak terbalik posisinya
(c) Pemasangannya semua komponen harus sesuai dengan
ukuran tata letak dengan toleransi 5 mm, misalnya kanal
dengan kanal, rel omega dengan kanal atas dan bawah
dan sebagainya
(d) Pemasangan semua komponen harus kuat, rapi.
(e) Pemasangan terminal dengan urutan terminal utama
sebelah kiri dan terminal kontrol sebelah kanan terminal
utama.
2). Pengawatan
(a) Gunakan sepatu kabel pada terminal-terminal : MCB, MC
dan Thermo relay, dan komponen terminal I/O
(b) Semua sambungan pada semua komponen harus kuat
(c) Mengunakan warna kabel harus sesuai PUIL dan rapi,
kabel pada pintu harus dibungkus dengan spiral plastik dan
ditempel pada pintu panel dengan isolasi perekat.
(d) Perlu label setiap komponen
(e) Kabel PE pada pintu dan landasan panel harus kuat.
Kanal Sirip
Rel Omega
Kanal Sirip
Rel Omega
Kanal Sirip
Rel Omega
Terminal Deret
Rel Klem
380 mm
46
2. Perancangan Instalasi Motor Listrik
Untuk mempermudah didalam memahami cara kerja rangkaian
kontrol, setelah kita mempelajari fungsi masing-masing komponen didalam
panel kontrol maka kita mengenal dua macam gambar rangkaian, yaitu
rangkaian diagram lingkaran arus atau rangkaian pengendali dan
rangkaian utama. Rangkaian pengendali yaitu rangkaian yang
berhubungan dengan kontrol saja, dan pada umumnya menggunakan arus
dan peng -hantar yang tidak terlalu besar. Sedangkan rangkaian utama
adalah rangkaian yang dikendalikan. Pada umumnya arus yang mengalir
adalah cukup besar tergantung yang dikendalikan, maka penghantarnya
harus menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang berlaku (PUIL). Misalnya
beban motor-motor listrik di suatu industri. Untuk lebih jelas perhatikan
gambar rangkaian pengendali di lembar berikut ini :
3 4 5 6 7 8 9
95
96
1
13 13 53 53 97
14 14 54 54 98
71
72
4 3
61 61 71
62 62 72
5 6 7
A1 A1
A2 A2
8
K . Ut am a NC NO K . Ut am a NC NO
1 5 4 2 3 6
9 7 9 8
Gambar 2.9. Rangkaian Kontrol Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran
47
1 2
Gambar 2.10. Rangkaian Daya Motor Tiga Fase Dua Arah Putaran
48
3. Diagram Kontrol Instalasi Motor Listrik
a) Diagram Blok
Diagram blok tersusun atas beberapa persegi panjang yang
masing-masing memiliki sebuah bagian alat kontrol beserta penjelasan
rinci mengenai fungsinya. Persegi panjang-persegi panjang tersebut
dihubungkan dengan tanda panah yang menunjukkan arah dari aliran
dayanya. Diagram blok dapat dilihat seperti pada gambar berikut
49
Gambar 2.12. Diagram Satu Garis Sistem Pengontrolan
c) Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan menunjukkan hubungan antar komponen-
komponen, dilihat dari posisi penempatan fisik terminal-terminal dan
bahkan juga warna penghantarnya. Diagram pengawatan digunakan
pada saat merangkai peralatan/komponen kontrol sistem tenaga listrik
atau pada saat menghubungkan sebuah rangkaian sistem tenaga listrik
ke sumber catu daya. Diagram pengawatan dapat dilihat seperti pada
gambar berikut;
52
b) Metode Pengasutan Bintang Segitiga
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan
bintang segitiga dari sumber catu daya tiga fasa. Pengasutan motor
induksi tiga fasa dengan metode pengasutan bintang segitiga dapat
dilakukan dengan menggunakan saklar manual bintang segitiga atau
dengan menggunakan magnetik kontaktor.
Suatu belitan stator motor induksi tiga fasa sebagian besar telah
di desain untuk tegangan tertentu. Dalam kondisi normal motor selalu di
sambung secara segitiga. Dalam pengasutan dengan metode bintang
segitiga, pertama kali motor di sambung dengan hubungan bintang ()
dan setelah motor berputar maksimum baru kemudian sambungan
dirubah menjadi hubungan segitiga ().
Jaringan distribusi tegangan rendah PLN pada umumnya
memiliki tegangan 220/380 V. Sebuah motor induksi tiga fasa harus
digunakan dalam hubungan bintang atau segitiga, tergantung pada
jaringannya. Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor,
biasanya dinyatakan pada nameplat motor tersebut,misalnya 380/660 V.
Jika sebuah motor induksi tiga fasa pada nameplat diberi tand
tegangan 220/380 V, serta misalnya kumparannya harus mendapat
tegangan 380 V. Jadi kalau motor dihubungkan dengan jaringan
220/380 V. maka motor harus digunakan dalam hubungan segitiga. Jika
digunakan hubungan bintang kumparan stator hanya akan mendapat
tegangan 220 V sehingga tegangan yang terlalu rendah akan
menyebabkan motor tidak berputar.
(1) Pengasutan Menggunakan Saklar Manual Bintang Segitiga
Pengasutan menggunakan saklar manual bintang segitiga
sebuah motor induksi tiga fasa dihubungkan langsung dengan
sumber tegangan tiga fasa menggunakan saklar bintang segitiga.
Pada saat start saklar pada posisi bintang dan pada saat motor
telah berputar maksimum maka saklar segera dipindahkan ke posisi
segitiga. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian pengasutan
menggunakan saklar manual bintang segitiga.
Pengasutan menggunakan saklar manual bintang segitiga
sebuah motor induksi tiga fasa dihubungkan langsung dengan
53
sumber tegangan tiga fasa menggunakan saklar bintang segitiga.
Pada saat start saklar pada posisi bintang dan pada saat motor
telah berputar maksimum maka saklar segera dipindahkan ke posisi
segitiga. Gambar berikut memperlihatkan rangkaian pengasutan
menggunakan saklar manual bintang segitiga.
55
c) Metode Pangasutan Resistor Primer
Pengasutan motor induksi tiga fasa dengan metode resistor
primer dilakukan dengan menggunakan saklar magnetik kontaktor dan
tahanan asut yang diseri dengan belitan stator motor.
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan
resistor primer terdiri dari tiga buah resistor yang ditempatkan secara
seri dengan belitan stator selama pengoperasian awal motor atau pada
saat start. Pada Gambar 8 terlihat bahwa kontaktor K1 menutup terlebih
dahulu dan pada saat motor telah hampir mencapai kecepatan sinkron,
sedangkan kontaktor K2 menghubungkan resistor-resistor pengasutan.
Cara ini memberikan start yang sangat halus tanpa ada sama sekali
kejutan mekanik. Tegangan jatuh pada semua resistor pada awalnya
tinggi namun berangsur-angsur berkurang selama motor menambah
kecepatan dan arus turun, sehingga tegangan pada terminal motor
bertambah dengan demikian kecepatan motor bertambah.
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan
resistor primer dapat mengurangi kejutan listrik dan motor dapat
berputar dengan halus. Dalam metode pengasutan ini terdapat
komponen utama yaitu kontaktor K1 dan K2 sebagai sklar magnetik dan
timer sebagai tunda waktu kontaktor K2. Gambar rangkaian pengasutan
dengan metode resistor primer dapat dilihat pada gambar berikut ini :
56
Gambar 2.20. Rangkaian Pelaksanaan Pengasutan
dengan Resistor Primer
57
berfungsi sebagai penukar dua dari ketiga fasa pada motor induksi tiga
fasa. Seperti terlihat pada gambar 19, dimisalkan K1 berfungsi untuk
mengoperasikan motor saat berputar maju dan k2 sebagai pengoperasian
putaran mundur. Pengaturan motor ini biasanya untuk mempermudah
suatu pekerjaan angkat mengangkat pada industri-industri. Untuk
mengangkat barang dari satu tempat ke tempat lain banyak menggunakan
metode pengaturan motor putaran maju mundur secara manual.
58
D. Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Aktifitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian
dari kegiatan pembelajaran ini, disarankan anda membaca secara
berurutan, sehingga anda mengetahui tujuan dan indikator capaian
kompetensi. Belajar dengan menggunakan modul ini dituntut kemandirian
dan kejujuran anda terhadap diri sendiri. Beberapa kegiatan yang juga harus
anda lakukan:
Alat
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.....
Bahan
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
...................
Keselamatan Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................
Langkah Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
..............
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................................
60
E. Latihan/Kasus/Tugas
Latihan 2:
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1. Sebutkan empat hal penting untuk memilih kontaktor
2. Jelaskan tiga hal penting untuk memilih Termorelay.
3. Berikan kode terminal jenis kontak bantu pada diagram kontak
termorelay
4. Gambar diagram kontak dari rangkaian kontaktor dengan termorelay
5. Jelaskan artinya penulisan kode pada kontaktor utama dan termo relay
6. Apakah fungsi dari diagram blok dan diagram satu garis ?
7. Apakah fungsi dari diagram pengawatan dan diagram skematik ?
8. Mengapa pada saat start, tombol start segitiga ditekan motor tidak
berputar?
9. Apakah fungsi resistor pada metode pengasutan resistor primer ?
10. Apakah keuntungan pengasutan metode resistor primer?
F. Rangkuman
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang
mengunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual
dan jenis otomatis.
Pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani
dengan alat kontrol manual. Alat kontrol manual anatara lain menggunakan
:TPDT, Saklar pisau, Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum
controller).
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang
menggunakan peralatan listrik tanpa melibatkan manual. Komponen dalam
panel kontrol antara lain: Saklar magnet/Magnetic Contactor, Pengaman
motor, Time Delay relay (TDR), Tombol tekan ON (Push button on),
Tombol tekan OFF(Push button off), Lampu indikator, Konduktor/Kabel, Rel
omega, Rel sirip, Terminal deret legrand.
61
Diagram blok berfungsi untuk menggambarkan sistem kontrol dalam
bentuk persegi panjang yang masing-masing memiliki sebuah bagian alat
kontrol beserta penjelasan rinci mengenai fungsinya.
Diagram satu garis berfungsi untuk menggambarkan komponen-
komponen-nya ditunjukkan dengan simbol-simbol dari masing-masing
komponen.
Diagram pengawatan berfungsi untuk menggambarkan dan menunjukkan
hubungan antar komponen-komponen, dilihat dari posisi penempatan fisik
terminal-terminal dan bahkan juga warna peghantarnya.
Diagram skematik berfungsi untuk menggambarkan dan menunjukkan
keseluruhan hubungan rangkaian listrik antar komponen, tanpa melihat
penempatan posisi komponen-komponen ataupun pengaturan terminalnya.
JumlahJawabanbenar
Nilai Akhir = 100%
10
62
Kegiatan Pembelajaran 3:
Merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan
pemograman (PLC).
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat mampu :
1. Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC
2. Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC
3. Mengidentifikasi struktur PLC
4. Merancang program kendali PLC sederhana
5. Memasukkan program ke dalam PLC
6. Mengecek kebenaran program
7. merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan pemograman PLC
C. Uraian Materi
1. Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh
relay elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan
teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian
terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC
(Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai
peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem
kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan
memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian
sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan jantung sistem kendali.
Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya,
PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input,
63
kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi
pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas
sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain
menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut:
Catu Peralatan
Daya Penunjang
interfis output
Peralatan
Peralatan
interfis input
CPU
output
input
memori
65
d) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam
sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara
nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu
yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang
itu, antara lain :
Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.
e) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau
dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya
dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada
unit.
a. Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut
jenis catu daya
jumlah terminal input/ output
tipe rangkaian output
1)
2) Jenis Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu
daya untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
3) Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O
nya. Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC.
66
Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O
sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat
dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga
dimungkinkan memiliki 100 I/O.
Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan
tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki
terminal input 6 dan terminal output 4.
Tabel 4. Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.
67
Gambar 3.2 Jumlah I/O pada PLC
Penjelasan Komponen
1. Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke
terminal ini
2. Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe
AC) untuk meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan
mengurangi resiko kejutan listrik.
3. Terminal Ground Pengaman
Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi
resiko kejutan listrik
4. Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal
output catu daya 24 VDC untuk mencatu daya peralatan input.
5. Terminal input
Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini.
6. Terminal Output
Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini.
68
7. Indikator status PLC
Indikator ini menunjkkan status operasi PLC, seperti
ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 5: Indikator Status PLC
Indikator Status Arti
PWR ON Daya sedang dicatukan ke PLC
(hijau) OFF Daya tidak sedang dicatu ke PLC
RUN ON PLC beroperasi dalam mode
(hijau) RUN atau MONITOR
OFF PLC beroperasi dalam mode
PROGRAM, atau terjadi
kesalahan fatal
COMM Berkedip Data sedang ditransfer melalui
(kuning) port peripheral atau port RS-
232C
OFF Data tidak sedang ditransfer
melalui port peripheral atau port
RS-232C
ERR/ALM ON Terjadi kesalahan fatal
(merah) Berkedip Terjadi kesalahan tidak fatal
OFF Operasi berlangsung normal
8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON.
Indikator input menyala selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai
berikut :
Tabel 6. Indikator Input
Kesalahan fatal Indikator input
Kesalahan unit CPU, Padam
kesalahan bus I/O, atau terlalu
banyak unit I/O
Kesalahan memori atau Indikator akan berubah
kesalahan FALS (sistem fatal) sesuai status sinyal input,
tetapi status input tidak
akan diubah pada memori.
69
9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250
dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, atau komputer
12. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, komputer, atau Programmable Terminal.
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-
232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC Setup
atau settng standar.
14. Bateray
Bateray ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit
ekspansi (unit I/O analog, unit sensor suhu).
70
c. Spesifikasi PLC
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi
umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Butir Spesifiasi
Tegangan catu AC 100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz
DC 24 VDC
Tegangan operasi AC 85 s.d 264 VAC
DC 20,4 s.d 26,4 VDC
Penggunaan daya AC 60 VA maks
DC 20 W maks
Catu daya luar Tegangan catu 24 VDC
Kapasitas output 300 mA
Tahanan isolasi 20 M minimum
Kuat dielektrik 2300 VAC 50/60 Hz selama 1 menit
Suhu ruang 0o s.d 55o
Ukuran sekerup terminal M3
Berat AC 650 g
DC 550 g
2. Spesifikasi Input
Butir Spesifikasi
+10%
Tegangan input 24 VDC /-15%
Impedansi input 2,7 k
Arus input 8 mA
Tegangan/ arus on 17 VDC input, 5 mA
Tegangan/ arus off 5 VDC maks, 1 mA
Tunda on 10 ms
Tunda off 10 ms
Konfigurasi rangkaian input
71
3. Spesifikasi Output
Butir Spesifikasi
Kapasitas switching 2 A, 250 VAC (cos = 1)
maksimum 2 A, 24 VDC
Kapasitas switching 10 mA, 5 VDC
minimum
Usia kerja relay Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik : 20.000.000 operasi
Tunda on 15 ms maks
Tunda off 15 ms maks
Konfigurasi rangkaian
output
72
a. Jenis-Jenis Alat Pemrogram
73
dapat beroperasi dalam mode Host Link atau mode peripheral bus.
Port RS-232C beroperasi hanya dalam mode Host Link
Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC dengan
adapter RS- 232C : CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.
75
Tabel 7. Daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA
Daerah Data Words Bit
Input 0 0.00 0.11
IR (Internal Relay) Output 10 10.00 10.07
Kerja (internal) 200 231 200.00 231.15
TR (Temporarilly Relay) TR0 TR7
Timer/counter TC0 TC7
76
Tabel 8. Penetapan Bit I/O Motor Satu Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
2)
3 Kontaktor 10.00 Menghubungkan motor ke
jaringan
Keterangan :
1) Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara umum
operasi menjalankan motor adalah dengan menekan tombol
Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor akan tetap
berputar. Maka, selanjutnya untuk menjalankan motor cukup
disebutkan dengan menekan tombol Start saja.
2) Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke PLC. Tetapi,
untuk motor berdaya cukup dengan arus nominal diatas
kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor sebagai
penghubung motor ke jaringan.
77
motor berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP
digunakan untuk menghentikan operasi motor setia saat.
b. Penetapan Bit I/O
Tabel 9 Penetapan Bit I/O Motor Dua Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi
motor
2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah
jarum jam
3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor
berlawanan arh jarum jam
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah
jarum jam
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran
berlawanan arh jarum jam
78
motor berputar dalam kecepatan tinggi. Motor tidak dapat
distart langsung pada kecepatan tinggi dan pada kecepatan
tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke kecepatan rendah.
Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.
79
Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam
sambungan bintang. Lima detik kemudian, motor berputar
dalam sambungan segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan
operasi motor setiap saat.
80
6. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC
Memasang PLC pada tempat yang tepat akan menaikkan keandalan dan
usia kerjanya. Terapkan petunjuk pemasangan unit seperti yang tercantum
pada manual sebagai berikut :
1. Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai
berikut :
Terkena sinar matahari langsung.
Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
Berdebu.
Terkana kejutan atau getaran.
Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
2. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
Terkena muatan listrik statis.
Terkena medan elektromagnet yang kuat.
Terkena pancaran radiasi.
Dekat dengan jaringan catu daya.
3. Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang
membangkitkan panas seperti heater, transformer, atau resistor
berukuran besar.
Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55
o
C.
Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan
tegangan tinggi.
Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.
81
4. PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini untuk menjamin pendinginan yang tepat.
82
Gambar 3.11. Penyambungan Catu daya PLC
83
Gambar 3.12. Pengawatan input
84
13. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock,
rangkaian pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada
rangkaian kendali luar (yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin
keselamatan pada sistem jika terjadi ketidak-normalan yang
disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar lainnya yang
mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak, dapat mengakibatkan
kecelakaan serius.
Diagram berikut menunjukkan contoh rangkaian interlock.
Off On
L N COM 00 01 02 03 04 05 06
K1
L
N
L N COM 00 01 02 03 04 05 06
K1 K2
L
N
86
Off Low High
L N COM 00 01 02 03 04 05 06
K1 K2 K3
L
N
Off On
L N COM 00 01 02 03 04 05 06
K1 K2 K3
L
N
87
7. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor
Pengawatan beban pada sistem kendali PLC sama seperti pengawatan
beban pada rangkaian kendali elektromagnet karena perbedaan kedua
sistem kendali hanya terletak pada sistem kendalinya.
R R
S S
T T
F1 F1
K1 K1 K2
U V W U V W
M3F M3F
Gambar 3.20. Pengawatan Motor Operasi Satu dan Dua Arah Putaran
88
R
F1
K1 K2 K3
U1 U2
V1 V2
M3F
W1 W2
S
T
F1
K1 K2 K3
U1 U2
V1 V2
M3F
W1 W2
89
8. Pengecekan Pengawatan
Mengecek Pengawatan Input
Pengawatan input dapat dicek tanpa menggunakan alat pemrogram.
Begitu PLC dihubungkan ke catu daya, dengan meng-on-kan peralatan
input, maka indikator input yang sesuai akan menyala. Jika tidak
demikian, berarti terjadi kesalahan penyambungan peralatan input.
Mengecek Pengawatan Output
Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik
dengan Konsol Pemrogram atau software ladder. Operasi yang
digunakan adalah Force Set/Reset. Operasi ini dapat dilakukan dalam
mode operasi PROGRAM atau MONITOR.
91
Misalkan, program kendali PLC berikut telah dimasukkan ke
dalam PLC dan pengawatan I/O telah disambung. Langkah-langkah
pengecekan sambungan pengawatan I/O sebagai berikut :
200.00
TIM
002
#100
10.01
TIM
003
#100
200.01
TIM
004
#100
END(01)
Menggunakan CX-Programmer
a. Beralih ke operasi on-line
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 on. Indikator output 00 pada PLC menyala dan K1
on.
d. Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 off. Indikator output 01 pada PLC padam dan K1 off.
92
e. Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk
mengembalikan status asli bit output 10.00 (atau membebaskan
bit output 10.00 dari paksaan on).
f. Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01
93
Menggunakan Konsol Pemrogram
a. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
b. Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
c. Tekan SHIFT>CONT/#>1>MONTR untuk memonitor bit 0.01.
d. Tekan SET untuk memaksa bit input yang ditampilkan on. Operasi
ini seperti sedang menekan tombol Start. Program dieksekusi
seperti dalam operasi normal.
e. Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
Operasi ini seperti sedang melepas tombol Start. Eksekusi
program tetap berlangsung terus, karena operasi program
sekarang tidak lagi bergantung kepada status bit 0.01.
f. Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli. Eksekusi program tetap berlangsung.
g. Tekan SHIFT>CONT/#>0>MONTR untuk memonitor bit 0.00.
Operasi ini seperti sedang menekan tombol Stop. Eksekusi
program berhenti.
h. Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli.
Catatan :
Jangan sampai lupa untuk melakukan operasi Force Cancel
setelah operasi Force Set/Reset. Jika tidak, dalam
pengoperasian normal, program tidak dieksekusi secara normal
meskipun program yang dimaksud benar.
Jika dikehendaki, Jalannya arus pada diagram ladder dapat
dimonitor sehingga mudah diketahui proses eksekusi program
kendali. Gunakan operasi monitoring setelah beralih ke operasi
on-line dengan prosedur sebagai berikut : Klik PLC > Monitor >
Monitoring.
Jika dalam monitoring program ditemui kesalahan dalam
penetapan bit operand, jenis kontak NC atau NO, kendali waktu
Timer/Counter dapat dilakukan penyuntingan program sambil
mengeksekusi program. Operasi ini disebut penyuntingan on-
line.
94
D. Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Aktifitas pembelajaran
dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan pembelajaran ini,
disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga anda mengetahui
tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan menggunakan
modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri sendiri.
Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
3. Dalam mode operasi manakah uji coba program PLC dapat dilakukan
8. Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan operasi Force Cancel
setelah melakukan operasi Force Set/Reset suatu bit I/O ?
95
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2
Alat
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.....
Bahan
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
...................
Keselamatan Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................
Langkah Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
..............
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................................
96
E. Latihan/Kasus/Tugas
Latihan 3:
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali ?
2. Apakah perbedaan sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup ?
3. Apakah sesungguhnya PLC itu ?
4. Sebutkan masing-masing tiga contoh :
a. Alat input
b. Alat output
c. Alat penunjang
5. Gambarkan diagram blok yang menunjukkan hubungan masing-
masing peralatan sistem kendali PLC !
6. Sebutkan lima keunggulan PLC dibandingkan sistem kendali
elektromagnet !
7. Jelaskan bahwa sistem kendali PLC lebih murah jika dibandingkan
sistem kendali elektromagnet !
8. Sebutkan daerah penerapan PLC !
9. Mengapa sumber tegangan untuk rangkaian input menggunakan arus
searah ?
10. Apakah tujuan disediakan lebih dari satu terminal COMM pada output
PLC ?
F. Rangkuman
PLC adalah kependekan dari Programmable Logic Controller yang berarti
pengendali yang bekerja secara logika dan dapat diprogram.
Peralatan sistem kendali PLC terdiri atas Unit PLC, peralatan input,
peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
Pemilihan suatu unit PLC didasarkan atas pertimbangan jenis catu daya
untuk PLC, jumlah I/O dan tipe rangkaian output.
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
Dibandingkan sistem kendali elektromagnet, PLC lebih unggul dalam
banyak hal, antara lain pengawatan sistem lebih sederhana, gambar sistem
97
kendali mudah dicetak, lebih murah dalam kasus rangkaian kendali yang
rumit, mempunyai fungsi self diagnostic, dll.
PLC diterapkan dalam hampir segala lapangan industri sebagai pengendali
mesin dan proses kerja alat.
Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu alamat, instruksi dan
operand.
Program PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik.
Pemilihan tipe program ditentukan oleh alat pemrogram yang akan
digunakan.
Untuk dapat membuat program kendali PLC, pemrogram harus memahami
struktur daerah memori PLC yang akan digunakan. Daerah memori PLC
berbeda-beda sesuai dengan tipe PLC.
Memahami instruksi pemrograman memegang peranan paling penting
dalam pembuatan program kendali. Terdeapat banyak sekali instruksi
pemrograman, tetapi tidak semua instruksi dapat duterapkan pada semua
tipe PLC.
Pembuatan program PLC harus dilakukan secara sistematis, yaitu
mendeskripsikan sistem kendali, menetapkan operand untuk alat input/
output, baru membuat program.
Banyak sekali variasi program kendali motor sebagai penggerak mesin.
Tetapi, untuk operasi motor induksi, suatu motor yang paling banyak
digunakan sebagai penggerak mesin, secara prinsip hanya ada beberapa
operasi motor yaitu operasi motor satu arah putaran, operasi dua arah
putaran, operasi dua kecepatan, operasi dengan start bintang segitiga,
operasi berurutan dan operasi bergantian.
Pengoperasian sistem kendali PLC sama seperti pengoperasian sistem
kendali elektromagnetik, kecuali bahwa pada sistem kendali PLC, eksekusi
program dapat dimonitor.
98
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bandingkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang tersedia. Hitunglah
jumlah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar.
JumlahJawabanbenar
Nilai Akhir = 100%
10
1. D 6. C
2. D 7. B
3. D 8. A
4. C 9. B
5. C 10.C
99
2. Tiga hal penting untuk memilih Termorelay.
a) Kemampuan hantar arus (KHA).
b) Tegangan kerja nominal.
c) Nilai nominal arus beban lebih (seting arus beban lebih).
A1 1 3 5
97 95
A2
2 4 6 98 96
5. Penulisan kode pada kontaktor utama dan termo relay diartikan sebagai
berikut:
a. Kontaktor fungsi utama.
b. Konstruksi dan kemampuan hantar arus (A).
c. Tegangan kerja kontak (V).
d. Jumlah kontak bantu (NO/NC).
e. Seting arus maksimum termorelay
6. Diagram blok berfungsi untuk menggambarkan sistem kontrol dalam
bentuk persegi panjang yang masing-masing memiliki sebuah bagian alat
kontrol beserta penjelasan rinci mengenai fungsinya. Diagram satu garis
berfungsi untuk menggambarkan komponen-komponen-nya ditunjukkan
dengan simbol-simbol dari masing-masing komponen.
100
terminal-terminal dan bahkan juga warna peghantarnya. Diagram
skematik berfungsi untuk menggambarkan dan menunjukkan keseluruhan
hubungan rangkaian listrik antar komponen, tanpa melihat penempatan
posisi komponen-komponen ataupun pengaturan terminalnya.
10. Pengasutan halus, membatasi arus asut, meredam kejutan listrik dan
surja torsi.
3. PLC adalah alat pengendali mesin atau suatu proses yang dapat
diprogram.
Peralatan
Peralatan
interfis
CPU interfis
output
input
input output
memori
8. Penerapan PLC
a. Pengandali lampu lalu lintas
102
b. Pengendali robot
c. Pengendali mesin
d. Pengendali lift
e. Pengendali conveyor
9. Karena sinyal input untuk sistem digital harus memnuhi sistem biner :
bertegangan penuh (on) atau tidak bertegangan (off). Ini hanya bisa
diwujudkan oleh sumber tegangan searah.
III. Evaluasi
A.Tes Formatif Pedagogik
1. Soal Tes Kegiatan Pembelajaran Pedagogik
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban berikut ini dengan cara memberikan tanda
silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang dianggap paling tepat.
1. Apabila dikaitkan dengan tanggung jawab guru terhadap pembelajaran,
PTK dapat membantu guru untuk
a. Mengatasi masalah siswa
b. Berkolaborasi dengan guru lain
c. Berkembang secara professional
d. Memperbaiki pembelajaran
2. Berikut ini yang bukan merupakan rumusan masalah PTK adalah..
a. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction
dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran materi pokok
permutasi dan kombinasi di SMA?
b. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based
Instruction yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
materi pokok permutasi dan kombinasi di SMA?
c. Bagaimanakah pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis yang
dapat mengoptimalisasikan pembelajaran matematika pada siswa kelas
VIII SMP?
103
d. Apakah terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran Open Ended
ditinjau dari kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada materi pokok statistika di SMA Negeri 1 Padang?
3. Latar belakang masalah merupakan factor penting yang perlu
diuraikan pada bagian pendahuluan. Berikut ini yang bukan merupakan isi
dari latar belakang masalah adalah :
a. Identifikasi alternative tindakan untuk pemecahan masalah
b. Argumentasi logis terhadap pilihan tindakan
c. Menulis kenyataan yang ada (kondisi awal)
d. Perumusan dan pemecahan masalah PTK
105
d. Mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial di sekitar
siswa.
13. Upaya guru menggunakan hasil analisis untuk menentukan ketuntasan
belajar antara lain sebagai berikut...
a. Menentukan kriteria keberhasilan belajar
b. Mengklasifikasi siswa berdasarkan hasil capaian belajarnya
c. Mencari letak kelemahan secara umum dilihat dari kriteria keberhasilan
yan diharapkan
d. Merencanakan pengajaran remedi.
14. Langkah guru dalam mengolah hasil penilaian tes belajar untuk soal
pilihan ganda antara lain...
a. Membuat tabel berisi nama-nama siswa, nomor soal pilihan ganda
b. Menklasifikasi jawaban semua siswa terhadap setiap soal
c. Mencari berapa rata-rata nilai kelas
d. Memberikan pembobotan nilai untuktiap soal.
15. Kemampuan proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika
tapi masih terikat dengan objek-objek bersifat kongkrit merupakan ciri-ciri
kemampuan anak berusia....
a. 1 - 2 tahun
b. 2 - 7 tahun
c. 7 - 11/12 tahun
d. 11/12 - 14/15 tahun
16. Kegemaran anak akan dongeng/cerita yang bersifat kritis seperti kisah
perjalanan riwayat para pahlawan dan sebagainya merupakan ciri-ciri
anak berusia....
a. 35 tahun
b. 6 -- 8 tahun
c. 10 12 tahun
d. 15 18 tahun
17. Menggunakan potongan sapu lidi, kelereng, globe, gambar-gambar yang
menyangkut pembelajaran IPA serta IPS sebagai media adalah sesuai
dengan tahapan perkembangan berfikir anak yang dikenal sebagai
tahapan....
106
a. Pengamatan dan penginderaan yang intensif terhadap lingkunganya
(sensomotor).
b. Dominasi pengamatan bersifat egosentris
c. Anak memahami bilangan dan angka tetapi masih terkait dengan
obyek bersifat kongkrit (operasional konkrit)
d. Kemampuan mengoperasikan kaidah logika yang tidak terikat lagi
dengan obyek yang bersifat konrit (operasional formal)
18. Individu memandang apa yang diharapkan oleh keluarga, kelompok,
masyarakat dan bangsa serta setia mendukung aturan social bukan
hanya untuk ketenangan tetapi disadari sebagai sesuatu yang berharga.
Pernyataan tersebut merupakan tahapan perkembangan moral....
a. Prekonvensional
b. Konvensional.
c. Postkonvensional
d. Interkonvensional
19. Pandangan dan paham ke-Tuhan-an diterangkan secara nasional
berdasarkan kaidah-kaidah logika yang bersumber pada tanda alam
semesta sebagai pengejawantahan (manifestasi) dari keberadaan dan
keagungan-Nya.Pernyataan ini merupakan tahapan perkembangan moral
keagamaan pada masa....
a. Kanak-kanak.
b. Anak sekolah
c. Remaja
d. Masa remaja akhir
20. Masa anak berusia 13-16 tahun (remaja awal) mencapai tahap
perkembangan sosial dengan hubungan aku engkau atau hubungan
subyektif-obyektif perkembangan dalam tahapan ini berlangsung
secara....
a. Subyektif
b. Subyektif menuju obyektif
c. Pra-puber.
d. Obyektif
107
21. Beberapa siswa memiliki kecenderungan belajar berupa mengerjakan
soal atau tugas dengan cepat tetapi hasilnya banyak kesalahan. Gaya
belajar para siswa tersebut adalah....
a. Impulsive
b. Reflektif
c. Gaya berfikir terikat
d. Gaya berfikir bebas.
109
14. Konversikan program mneumonik berikut ini menjadi program
diagram ladder !
110
3. Tes Praktik (Proyek)
Buat Program PLC sebagai berikut:
Jika tombol Start ditekan, motor bergerak dari kiri ke kanan hingga
mencapai Limis Switch LS1 kemudian berhenti. Lima detik kemudian,
motor bergerak ke kiri hingga mencapai Limit Switch LS2, kemudian
berhenti. Buatlah program ladder untuk merealisasikan kendali motor.
== Selamat Berkarya ==
111
III. Penutup
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan
kompetensi, yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan
pengetahuan ketrampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan. Penekan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan
seseorang setelah mengikuti pelatihan.
Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan berdasarkan
kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja. Dalam
Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi, fokusnya tertuju kepada
pencapaian kompetensi dan bukan pada pencapaian atau pemenuhan waktu
tertentu. Dengan demikian maka dimungkinkan setiap peserta pelatihan
memerlukan atau menghabiskan waktu yang berbeda-beda dalam mencapai
suatu kompetensi tertentu.
Jika peserta belum mencapai kompetensi pada usaha atau
kesempatan pertama, maka pelatih atau pembimbing akan mengatur rencana
pelatihan dengan peserta. Rencana ini memberikan kesempatan kembali
kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensinya sesuai dengan
level yang diperlukan. Jumlah usaha atau kesempatan yang disarankan
adalah tiga kali.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta dalam mengikuti
modul ini, setiap peserta dievaluasi baik terhadap aspek pengetahuan
maupun keterampilan. Aspek pengetahuan dilakukan melalui latihan
latihan dan tes tertulis, sedang aspek keterampilan dilakukan melalui tugas
praktek.
Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti
tes paktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda
dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini,
maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah
pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem
penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi
profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu
kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi
dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur dapat dijadikan
112
sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian
selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard
pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak
mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau
asosiasi profesi.
113
Glosarium
A. Glosarium Kegiatan Pembelajaran 1 dan 2 (Pedagogik)
Istilah Keterangan
Afektif Ranah hasil belajar yang berkaitan dengan
pengembangan sikap dan nilai
Evidence Bukti otentik atau fakta hasil belajar
Hasil belajar Kemampuan yang diperoleh peserta didik
setelah melakukan proses belajar
Kognitif Ranah hasil belajar yang berkaitan dengan
intelektual
Kompetensi Pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam cara berpikir dan bertindak
secara konsisten
Konstruk Konsep yang dapat diukur dan dapat diamati.
Indikator Ukuran hasil belajar yang spesifik dan dapat diukur
yang menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
Pembelajaran Suatu proses komunikasi timbal balik antara guru
dengan peserta didik serta lingkungan agar terjadi
tindakan belajar pada diri peserta didik
Penilaian Suatu proses pengumpulan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria
tertentu melalui pengukuran
Psikomotor Ranah hasil belajar yang berkaitan dengan
keterampilan atau gerakan tubuh
Refleksi Perenungan kembali atas apa yang dilakukan
sebagai cermin perbaikan kegiatan selanjutnya
Reliabilitas Derajat konsistensi suatu alat ukur
Representatif Harus betul-betul mewakili
Sistem Keseluruhan komponen yang saling berhubungan
dan mempengaruhi
Validitas Derajat ketepatan suatu alat ukur
114
B. Glosarium Kegiatan Pembelajaran 3 dan 4 (Profesional))
Istilah Keterangan
Alamat Nomor yang digunakan untuk mengidentifikasi
lokasi data atau instruksi pemrograman pada
memori atau untuk mengidentifikasi lokasi jaringan.
Bit Binary Digit; Angka biner 0 atau 1 yang mewakili
keadaan sinyal listrik OFF atau ON.
Bit I/O Bit dalam memori yang digunakan untuk
menyimpan status I/O. Bit input mencerminkan
status terminal input; bit output menyimpan status
terminal output.
Bit Kerja Bit pada daerah word kerja.
Blok Instruksi Sekelompok instruksi yang berkait secara logika
pada program diagram ladder. Instruksi blok logika
mencakup seluruh garis instruksi yang interkoneksi
satu dengan yang lain.
Blok Logika Sekelompok instruksi yang berkait secara logika
pada program diagram ladder dan yang
memerlukan instruksi blok logika untuk mengaitkan
dengan instruksi atau blok logika yang lain.
Bus Jalur komunikasi yang digunakan untuk
melewatkan data diantara unit-unit yang
tersambung.
Bus Bar Garis vertikal di sebelah kiri dan kadang-kadang di
sisi kanan dari diagram ladder. Eksekusi instruksi
melaju ke bawah bus bar yang mana ia merupakan
titik awal untuk semua garis instruksi.
Coil Instruksi program ladder secara grafik yang
mewakili instruksi output pada rung logika ladder.
Completion Flag (tanda) yang digunakan oleh timer dan
Flag counter yang ON saat pewaktuan timer telah usai
atau timer telah mencapai nilai setnya.
Counter Fungsi yang digunakan untuk mencacah berapa
kali bit atau kondisi eksekusi berubah dari OFF ke
ON.
CPU Central Prossessing Unit ; Chip pemroses yang
mengen dalikan PLC.
Daerah DM Daerah yang digunakan untuk menyimpan data
115
word saja. Word pada daerah DM tidak dapat
diakses bit per bit.
Daerah Suatu daerah pada PLC yang digunakan untuk
Memori menyim-pan data atau program.
Debug Mode operasi PLC online untuk melacak kesalahan
program
Default Preset. Setting default adalah setting yang
digunakan program kecuali diinstruksikan lain.
Diagram Bentuk program sistem kendali berbasis relay yang
Ladder menggunakan diagram untuk menunjukkan alur
logika instruksi pemrograman.
Download Menstransfer program atau data dari komputer
dengan level lebih tinggi atau komputer pemandu
ke komputer dengan level lebih rendah, termasuk
PLC.
EEPROM Electricaly Erasable Programmable Read Only
Memory; tipe ROM di mana data yang disimpan
dapat dihapus dan dapat diprogram ulang.
EPROM Erasable Programmable Read Only Memory; Tipe
ROM di mana data yang disimpan dapat dihapus
menggunakan sinar ultraviolet atau peralatan lain
dan dapat diprogram ulang.
Error Log Dialog yang mendaftari riwayat kesalahan program
yang sedang berlangsung.
Flag Bit pada daerah memori yang diset oleh sistem
untuk menunjukkan beberapa tipe status operasi.
Force Reset Proses meng-off-kan bit secara paksa melalui
peralatan pemrogram. Bit umumnya di-off-kan
sebagai hasil ekse-kusi program.
Port Penyambung pada PLC atau komputer yang
melayani penyambungan dengan peralatan luar.
PROM Programmable Read Only Memory; tipe ROM yang
dapat ditulisi program atau data oleh pemakai
setelah dibuat oleh pabrik.
RAM Random Access Memory ; Media penyimpanan
data. RAM tidak mempertahankan data saat daya
diputuskan.
116
Daftar Pustaka
Kemmis, Stephen and Robbin Mc Taggart, 1988. The Action Research Planner,
3nd ed. Deakin University . Victoria.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerbit: Bina
Aksara, Jakarta.
117