Saraf I . biasanya pada klien cedera tulang belakang tidakada kelaianan dan
fungsi penciuman tidak ada kelainan.
Saraf II. Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal.
Saraf III,IV, dan VI. Biasanya tidak mengalami gangguan mengangkat kelopak
mata,pupil isokor.
Saraf V . pada klien meningitis umumnya tidak didapatkan paralysys pada
otot wajah dan reflex kornea biasanya tidak ada kelainan .
Saraf VII. Persepsi pengecpan dalam batas normal, wajah simetris.
Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X. kemampuan menelan baik.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Adanya
usaha dari klien untuk melakukan fleksi leher dan kaku kuduk.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada defiasi pada satu sisi dan tidak
adafasikulasi. Indra pengecapan normal.
Pengkajian system motoric. Inspeksi umum didapatkan kelumpuhan pada
ekstremits bawah, baik bersifat paralisys , paraplegia, maupun quadriplegia. Trauma
pada kauda ekuina klien mengalami paralisys layu dari otot dibawah lutut yang
bersifat menetap. Pada klien dengan cedera dengan paraplegi yang lama sering
didapatyakan decubitus pada bokong akibat penekanan setempat tulang sekunder
dari kurangnya mobilisasi klien yang mengalami paraplegia.