3.1. Hasil
Setelah direbus
: 32,3 gr
3.2. Pembahasan
Daya ikat air juga dipengaruhi oleh pH daging (Alvarado dan McKee,
2007; Allen,et al., 1998) air yang tertahan di dalam otot meningkat sejalan dengan
naiknya pH, walaupun kenaikannya kecil. faktor yang dapat mempengaruhi daya
ikat air daging selain protein pH dan yaitu, stress, bangsa, pembentukan akto-
myosin (rigormortis), temperatur dan kelembaban, pelayuan karkas dan daging,
tipe otot dan lokasi otot, spesies, umur, fungsi otot, pakan, dan lemak
intramuskuler (Soeparno, 2005).
Tingkat keasaman (pH) adalah indikator untuk menentukan derajat keasaman atau
kebasaan dari daging segar ataupun produk yang dihasilkan. Dari hasil penelitian
terhadap sampel daging ayam dan daging sapi, didapatkan bahwa kedua sampel
tersebut memiliki nilai pH yang masih tergolong normal yaitu pH daging ayam
berkisar rata-rata 5,7 dan pH daging sapi berkisar antara
Berdasarkan standar SNI nilai pH daging yang normal berkisar antara 5,4-
5,8, daging sapi dan ayam masih tergolong mempunyai nilai pH yang normal.
Dari hasil praktikum, menunjukkan bahwa nilai pH daging ayam tidak berbeda
nyata karena rata rata pH daging yang diukur mengunakan kertas lakmus dan
pH meter adalah 5,7. Praktikum daya ikat air terhadap sampel daging sapi dan
ayam, didapatkan bahwa kedua sampel tersebut tidak terdapat perbedaan yang
terlalu bervariasi.
Perhitungan driplos :
a. daging sapi
5,0 4,4 100 % = 12%
5,0
Menurut Nurwantoro dan Mulyani (2003), cooking loss atau susut masak
menggambarkan jus daging yang merupakan fungsi suhu dan lama waktu
pemasakan atau pemanasan. Pada filamen filamen pemasakan 75oC, daging yang
mengalami pemendekan dingin pada pH normal 5,4-5,8 menghasilkan susut
masak yang lebih besar daripada susut masak (cooking loss) daging regang
dengan panjang serabut yang sama. Pemasakan pada filamen-filamen 90oC juga
dapat menghasilkan susut masak otot. Susut masak menurun secara linear dengan
bertambahnya umur ternak. Daya ikat air atau yang dapat juga disebut Water
Holding Capaity (WHC) atau Water Binding Capacity (WBC) adalah kemampuan
daging untuk mengikat airnya atau air yang ditambahkan selama ada pengaruh
kekuatan dari luar, misalnya pemotongan daging, pemanasan, pendinginan dan
tekanan (Soeparno, 1992).
a. Daging sapi
45,5
b. Daging ayam
50,0 36,8 100 % = 26,4%
50,0
Kualitas daging dipengaruhi oleh nilai pH daging. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Lukman (2010) bahwa daging dengan pH akhir yang tinggi
(penurunan pH yang lambat) akan menghasilkan daging Dark Firm and Dry
(DFD). Sedangkan daging dengan pH akhir rendah (penurunan pH yang cepat)
akan menghasilkan daging PSE. Pada praktikum kali ini daging ayam merupakan
daging DFD, sedangkan daging SAPI merupakan daging PSE.
DAFTAR PUSTAKA
JUDGE, M.D., E.D. ABERLE, J.C. FORREST, H.B. HEDRICK and R.A.
MERKEL. 1989. Principles of Meat Science. 2nd Ed. Kendall/Hunt Publishing
Co., Dubuque, Iowa.
Lukman. 2010. Sifat Fisik dan Palatabilitas Bakso Daging Sapi dan
Daging Kerbau pada Lama Postmortem yang Berbeda. Skripsi. Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.