PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai merupakan sumber air yang menampung dan mengalirkan air serta
material bahan yang dibawanya dari bagian hulu. Aliran sungai mengalir dari daerah
tinggi ke daerah yang lebih rendah dan pada akhirnya akan bermuara ke laut. sungai
mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dan setiap sungai tersebut memiliki
Akibatnya, banyak kawasan- kawasan hutan yang berfungsi sebagai pelindung tanah
mulai rusak, berkurangnya lahan sebagai daerah resapan air, menurunnya daya
dukung lingkungan terhadap fungsi kelestarian dan manfaat sumber daya air.
Jika hal tersebut terjadi terus menerus maka akan menimbulkan bahaya
erosi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari hasil erosi tersebut maka dapat
mengakibatkan rusaknya struktur sungai dan sungai tidak dapat lagi berfungsi sesuai
dengan fungsinya. Dengan adanya aliran air di dalam sungai akan mengakibatkan
adanya angkutan sedimen, yang berupa angkutan muatan dasar (bed load) dan
angkutan muatan layang (suspended load) sehingga terjadi sedimentasi. Hal ini
pada waktu-waktu tertentu. Pada sisi lain permintaan air untuk berbagai kebutuhan
(Dreedging) dengan tenaga manusia dan pengerukan (Dreedging) dengan tenaga alat
berat, namun cara tersebut tidak efektif karena memerlukan waktu yang lama dan
waktu tertentu. Oleh karena itu kami mengambil judul STUDI PENGARUH
GELONTOR
A. Rumusan Masalah
Berlatar belakang tersebut di atas, maka beberapa masalah yang akan di
carikan solusinya pada kegiatan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
a) Bagaimana pengaruh spasi lubang flusing conduit terhadap volume gelontor ?
b) Bagaimana pengaruh variasi spasi lubang flushing conduit terhadap volume
gelontor ?
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai antara lain :
a) Untuk mengetahui pengaruh spasi lubang flushing conduit terhadap volume
gelontor.
b) Untuk mengetahui pengaruh variasi spasi lubang flushing conduit terhadap
volume gelontor.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin menambah
sedimen pada waduk yang berkaitan dengan spasi lubang flushing conduit.
b) Dapat digunakan oleh pihak pemerintah dalam mengatasi masalah sedimentasi di
waduk.
D. Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penelitian tentang
ditetapkan batasan masalah. Adapun batasan masalah yang digunakan dalam studi ini
adalah:
a) Penelitian ini difokuskan pada spasi lubang flushing conduit di aliran masuk
tubuh waduk.
b) Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah saluran tertutup dengan
bentuk bulat.
c) Pemasangan spasi lubang flushing conduit diletakkan pada aliran masuk tubuh
waduk.
d) Dalam penelitian ini menggunakan air tawar yang tercampur dengan tanah dan
E. Sistematika penulisan
Sistematika laporan ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab
diperlukan dalam melakukan penelitian ini, meliputi teori tentang waduk, erosi,
sedimentasi, saluran tertutup, sifat-sifat aliran, dan perilaku aliran di lubang flushing
conduit.
Bab ini berisi metode penelitian yang terdiri atas waktu dan tempat penelitian
alat bahan, prosedur penelitian, gambar desain flushing conduit dan flow chart
penelitian.
Bab ini berisi hasil penelitian yang menguraikan tentang analisa mengenai
penulis yang berkaitan dengan faktor pendukung dan faktor penghambat yang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
disebutkan bahwa sungai adalah tempat- tempat dan wadah- wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya
lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar
menuju ke laut, danau, rawa atau sungai lain. Sungai adalah bagian dari permukaan
bumi yang karena sifatnya, menjadi tempat air mengalir ( Syarifuddin dkk,2000:63 ).
Dapat disimpulkan bahwa sungai adalah bagian dari daratan yang menjadi tempat-
tempat aliran air yang berasal dari mata air atau curah hujan.
Daerah aliran sungai ( DAS ) secara umum didefenisikan sebagai suatu
hamparan wilayah/ kawasan yang dibatasi oleh pembatas tofografi (punggung bukit)
yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak- anak sungai dan keluar pada satu titik ( outlet ). Oleh
karena itu, pengelolaan DAS merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang
menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan yang pada dasarnya merupakan
usaha- usaha penggunaan sumber daya alam di suatu DAS secara rasional untuk
mencapai tujuan produksi pertanian yang optimum dalam waktu yang tidak terbatas
dipergunakan istilah drainage area atau river basin atau catchment area atau
wilayah yang mengalirkan air yang jatuh diatasnya beserta sedimen dan bahan larut
melalui titik yang sama sepanjang suatu alur atau sungai. DAS juga merupakan suatu
ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia
outflow dari material dan energi. Cakupan luas suatu DAS di bumi kita ini sangat
bervariasi mulai dari beberapa puluh meter persegi sampai dengan ratusan ribu
hektar. Suatu DAS yang sangat luas seperti Amazon biasanya disebut river basin .
Secara herarkis suatu DAS yang luas/besar biasanya terdiri atas beberapa DAS yang
lebih kecil. DAS-DAS yang lebih kecil tersebut dinamai sub DAS dari DAS yang
lebih besar.
2. Pengelolaan Das
tumbuhan, tanah dan air agar dapat memberikan manfaat maksimal dan
berkesinambungan. Pengelolaan DAS merupakan upaya manusia dalam
mengendalikan hubungan timbale balik antara sumber daya alam dan manusia
dengan segala aktifitasnya di dalam DAS. Tujuan pengelolaan DAS adalah untuk
ini diperlukan penyatuan kedua sisi pandang tersebut secara realistis melalui
B. Erosi
1. Pengertian Erosi
kemudian dipindahkan ke tempatn lain oleh kekuatan air, angin, dan garafitasi. Di
Indonesa, erosi yang terpenting adalah erosi yang di sebabkan oleh air. Erosi
dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat (accelerated
erosion). Erosi geologi merupakan erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah
tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini tidak
merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu
keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah ang
terbentuk. Erosi ini berjalan sangat ceat sehingga tanah di permukaan (top soil)
menjadi hilang.
Erosi juga dapat mneyebabkan longsor. Tanah longsor terjadi karena gaya
grafitasi . pada umumnya, karena di bagian bawa tanah terdapat lapisan yang licin
dan kedap air (sukar di tembus air) seperti batuan liat. Pada saat musim hujan, tanah
di atasnya menjadi jenuh air sehingga berat dan bergeser ke bawah melalui lapisan
Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang
a) Cura hujan
semakin besar erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di
halus dan dapat enutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air
kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya, aliran permukaan (run off) menjadi
b) sifat-sifat tanah.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah
tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan
organic.
c ) lereng / Topografi
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang.
d) Vegetasi
agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan
e) Manusia
3. Dampak erosi
erosi, tetapi juga kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Di
Indonesia akibat erosi telah mengahasilkan tanda kritis diberbagai tempat. Di jawa
saja terdapat lebih dari 1,5 juta tanah yang rusak berat, terutama daerah Majalengka
(Jawa Barat), Pengaron (Kalimantan Selatan), Selatan Banjar Negara (Jawa Tengah),
Sedimen adalah material bahan padat, berasal dari batuan yang mengalami
proses pelapukan, peluluhan (disintegration), pengangkutan oleh air, angin dan gaya
gravitasi, serta pengendapan atau terkumpul oleh proses atau agen alam sehingga
(Bates dan Jackson, 1987). Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh:
material biogenik yang berasal dari organisma; material autigenik hasil proses
kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor); material residual; material sisa
pengendapan sebelumnya, dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan
(seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung). Sedimen menurut Lonawarta (1996)
adalah lepasnya puing-puing endapan padat pada permukaan bumi yang dapat
pengendapan. Tekstur sedimen yaitu hubungan antara ukuran butir dalam batuan dan
pada umumnya ukuran butir ini dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
dalam batuan. Batuan klastik adalah batuan dimana material penyusun utamanya
berupa material detrital (misalnya batupasir dan serpihan). Batuan nonklastik adalah
batuan dimana material penyusun utamanya berupa material organik dan unsur kimia
(misalnya batugamping terumbu, halit, dan dolomit). Sedimen terutama terdiri dari
potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme laut. Ukuran-ukuran partikel
sedimen sangat ditentukan oleh sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang
terdapat di berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu
sama lainnya.
sungai dan diendapkan disepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara
materi yang diangkut oleh angin. Bentuknya antara lainberupa gugus pasir (sand
antara lain endapan puing karang (beach), endapan gosong pasir (bar), dan
3. Bentuk sedimen
yang terklasifikasi pada pantai Sindulang Satu yaitu: pasir halus, pasir sedang, pasir
sangat halus, pasir kasar dan kerikil, selain itu didapati juga debu dan batu. Rataan
empirik dari distribusi granulometri sedimen yang terbanyak diperoleh yaitu: pasir
menjadi lempung, lempung lanauan, lempung pasiran, lanau lempungan, lanau, pasir
lempungan, pasir lanauan, pasir (sangat halus sampai sangat kasar), pasir kerakalan
dan kerakal. Sedimen berbutir kasar dengan kandungan kerikil-pasir kuarsa dijumpai
di wilayah selat, sedangkan sedimen yang lebih halus diendapkan di laut terbuka.
Komposisi mineral karbonat atau gamping meningkat pada sedimen sekitar pulau
karang dan terumbu karang. Mineral ini juga dijumpai pada sedimen laut terbuka dan
pantai berpasir, namun tidak teridentifikasi pada hutan bakau. Komponen tumbuhan
dibandingkan dengan wilayah lain. Batubara juga ditemukan pada sedimen hutan
4. Karakteristik sedimen
antara berat butiran dalam air dengan hambatan butiran selama butiran mengendap,
atau dengan kata lain berat butir di dalam air sama dengan gaya hambatan butiran.
VD = FL 2. g . D .(s1) (1)
Untuk FL dapat diperoleh dengan perbandingan antara diameter partikel dengan pada
24
CD = w
(2)
d . 1.V ts
Sedangkan untuk Re w = . gc
(3)
dan = viskositas zat cair, ibf.s/ft2, nilai C = 0,4 untuk angka Reynold partikel
D
(R ew ) > 1000
Menurut Chen (1994), nilai CD dapat ditentukan dengan kriteria di bawah ini :
(4)
Untuk Rapat relatif didefinisikan sebagai rasio antara berat jenis air dengan
berat jenis butir sedimen. Bilangan ini tak berdimensi dan diberi notasi (s) sebagai
berikut:
S= L(zat cair)/ m(butir) (5)
Dimana : L(zat cair) = rapat massa air
m(butir) = rapat massa butiran sedimen
5. Sifat sedimen
1. Distribusi ukuran butir
lumpur (Slit), pasir (sand), kerikil (gravel), koral (pebble), atau kerakal (cabbles),
dan batu (boulders). Menurut Wentworth klasifikasi berdasar ukuran butir dapat
1. Pengertian Waduk
Pengertian Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan
untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh. Fungsi waduk secara prinsip ialah menampung air saat
debit tinggi untuk di gunakan saat debit rendah. Seperti kontruksi sipil lainnya,
yang digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air / musim penghujan
sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air waduk terutama
menunjang kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi manusia.
ekonomi wilayah. Sumber daya air yang terbatas disuatu wilayah mempunyai
implikasi kepada kegiatan pembangunan yang terbatas dan pada akhirnya kegiatan
danau/waduk dapat digunakan untuk berbagai pemanfaatan antara lain sumber baku
air minum air irigasi, pembangkit listrik, penggelontoran, perikanan dsb. Ekosistem
danau memiliki peran penting dalam menjamin kualitas dan kuantitas ketersediaan
air tawar. Danau juga sangat peka terhadap perubahan parameter iklim. Variasi suhu
dan curah hujan misalnya, dapat langsung berpengaruh pada penguapan air, tinggi
permukaan dari volume air, keseimbangan air dan produktivitas biologis perairan
danau.
2. Klasifikasi Waduk
Waduk eka guna adalah waduk yang dioperasikan untuk memenuhi satu
kebutuhan saja, misalnya untuk kebutuhan air irigasi, air baku atau PLTA.
Pengoperasian waduk eka guna lebih mudah dibandingkan dengan waduk multi guna
dikarenakan tidak adanya konflik kepentingan di dalam. Pada waduk eka guna
kebutuhan.
Waduk multi guna adalah waduk yang berfungsi untuk memenuhi berbagai
kebutuhan, misalnya waduk untuk memenuhi kebutuhan air, irigasi, air baku dan
waduk.
3. Perencanaan Waduk
a) Data Primer
Data Primer adalah datadata yang diperoleh denganmelakukan percobaan
b) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data- data yang diperoleh dari instansi instansi.
Setelah memperoleh data data, barulah nantinya adasebuah keputusan layak atau
volume hidup (live storage), volume mati (dead storage), tinggi muka air (TMA)
rencana. Dari karakteristik fisik waduk tersebut didapatkan hubungan antara elevasi
dan volume tampungan yang disebut juga liku kapasitas waduk. Liku kapasitas
4.Manfaat Waduk
Manfaat waduk sebagai berikut :
a) Sumber Irigasi
Manfaat paling penting dari sebuah waduk sebenarnya adalah sebagai
sumber irigasi di mana air akan disediakan oleh waduk untuk membantu kebutuhan
tiba.
b) Mengalirkan Air ke PLTA
Manusia tentu membutuhkan listrik dan waduk dapat menyediakannya
bagi kita di mana aliran air dalam bendungan akan dimanfaatkan oleh Pembangkit
Listrik Tenaga Air atau PLTA untuk menghasilkan listrik. Debit air akan dapat diatur
oleh waduk dengan tekanan tertentu supaya turbin listrik dapat bergerak dan
tinggal berada di dekat area waduk, danau buatan juga memiliki air yang bersih
untuk bisa dimanfaatkan oleh para penduduk. Khusus untuk waduk pelayanan, air
yang tersedia dijamin bersih karena sudah melalui proses sterilisasi sehingga
diri.
d) Memberikan Lokasi untuk Budidaya Perikanan
Waduk adalah danau yang akan menyediakan lokasi bagi manusia yang
ingin membudidayakan perikanan. Walau danau buatan, tersedia lahan yang biasanya
dijadikan sebagai tempat keramba jaring apung. Hal ini dapat dimanfaatkan secara
karena itulah waduk bermanfaat sebagai tempat penyediaan atau cadangan air yang
bakal berguna untuk kepentingan pertanian, industri dan rumah tangga. Walau
kemarau datang, warga tidak akan panik dan khawatir akan kekurangan air.
E. Saluran Tertutup
1996 : 25). Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan
tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di
dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran terbuka atau
karena tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa
permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada
pipa adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada
saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada
rongga yang berisi udara maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran
pada saluran terbuka (Kodoatie, 2002: 215). Misalnya aliran air pada gorong-
gorong. Pada kondisi saluran penuh air, desainnya harus mengikuti kaidah aliran
pada pipa, namun bila mana aliran air pada gorong-gorong didesain tidak penuh
maka sifat alirannya adalah sama dengan aliran pada saluran terbuka. Perbedaan
yang lainnya adalah saluran terbuka mempunyai kedalaman air (y), sedangkan pada
pipa kedalam air tersebut ditransformasikan berupa (P/y). Oleh karena itu konsep
analisis aliran pada pipa harus dalam kondisi pipa terisi penuh dengan air.
Menurut steeter V ; dkk. (1988) Pipa pipa yang saling berhubungan yang
menjadi laluan aliran ke suatu lubang keluar tertentu yang dapat datang dari beberapa
rangkaian disebut jaringan pipa, dalam banyak hal analog dengan aliran yang melalui
hubung tersebut.
c. Persamaan Dasrcy- Weisbach, atau rumus gesekan eksponensial yang setara,
harus dipenuhi untuk tiap pipa; yakni hubungan yang sesuai antara kerugian
dikejutkan dan terjadi fluktuasi. Proses ini terjadi apabila tekanan di dalam pipa
bahan sedimen granuler (non kohesif) oleh air yang sedang mengalir, dan gerak
endapan lumpur dan pengerukan (dredging). Manfaat sistem ini dalam kedua bidang
tersebut adalah untuk memindahkan sedimen/endapan pada minimum head loss tanpa
pengendapan. Aspek penting dari syistem ini adalah bagaimana memprediksi head
loss dan kecepatan minimum atau kecepatan kritis agar supaya pipa terhindar dari
pengendapan.
Faktor-faktor yang menetukan transpor sedimen adal;ah sebagai berikut
1) Sifat-sifat aliran air (flow characteristics)
2) Sifat-sifat sedimen (flow charasteristics)
3) Pengaruhnya timbal balik antara sifat aliran air dan sifat sedimen (interection)
Dalam desain transpor sedimen dalam Pipa, dua jenis regime aliran yang
dihindari yaitu:
a) Stationary bed regime karena ini tidak akan menghasilkan transpor zat padat
apapun
b) moving bed regime sebab jika dibawah kondisi normal, regime ini menghasilkan