Anda di halaman 1dari 3

ANESTESI LOKAL

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT. Puskesmas EDITA ACU, SKM


Singkawang Timur I 19590807 198210 2 003

Pengertian Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri atau sakit secara lokal
tanpa di sertai hilangnya kesadaran.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan anestesi lokal.
Kebijakan
Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat,Jilid Kedua.
Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014.
2. Siregar M.B, Bachsinar B. Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Bedah Minor.
Edisi I (Revisi). Widya Medika. Jakarta. 1995.
3. William De Jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EGC. Jakarta. 2005.
Prosedur* Anestesi lokal dengan menggunakan lidocain

A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :


a. Lidocain 2% atau lidocain compositum (lidocain dan epinephrine)
b. Spuit jarum suntik 1 ml atau 3 ml
c. Kapas alcohol 70%
d. Larutan Iodin Povidon 10%
B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi epinephrine)
petugas memastikan bukan merupakan kontraindikasi, meliputi :
a. Organ akral (end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kaki, cuping
hidung dan penis
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes melitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Infiltrasi, blok sarat, blok spinal pada persalinan spontan dengan bayi
yang belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. Memberitahukan pasien atau keluarga atas tindakan yang akan di
lakukan dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed
consent)
c. Mempersilakan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman.
D. Petugas memilih tekhnik anestesi :
Tiga tekhnik pilihan dalam anestesi lokal dengan lidocain :
1. Tekhnik Infiltrasi : penyuntikan lidocain langsung di arahkan di sekitar
tempat lesi, luka, atau insisi. Cara yang sering di gunakan adalah
blokade lingkar dan obat di suntikkan intradermal atau subkutan.
2. Tekhnik Field Block : obat di tempatkan pada cabang-cabang sarat
yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3. Tekhnik Block Saraf : obat di tempatkan pada batang sarat yang besar,
sehingga daerah yang di layani (distal) sarat yang bersangkutan akan
teranestesi.

PROSEDUR I (TEKHNIK INFILTRASI) :


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialis)
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik menyusur kulit secara subkutan.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambil mencabut jarum, bila tidak
masuk pembuluh darah.
6. Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu, di lakukan aspirasi kembali
dan penyuntikkan, demikian seterusnya sampai daerah yang di maksud
selesai di anestesi.
7. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah di anestesi agar zat
anestetik merata sambil menunggu kerja obat.

PROSEDUR II (TEKHNIK FIELD BLOCK) :


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik, arahkan pada satu sisi daerah yang akan
di anestesi.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikkan obat sambil jarum di tarik mundur.
6. Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu menyuntikkan ke arah
yang bersudut dengan arah suntikan pertama (sisi lain dari lesi).
7. Petugas melakukan aspirasi.
8. Petugas menyuntikkan obat sambil jarum suntik di tarik mundur. Petugas
mengulangi prosedur di atas pada benjolan satunya.
9. Petugas menyuntikkan obat dengan ujung-ujung suntikan pada kedua sisi
bertemu dengan ujung suntikan yang di buat pada benjolan lainnya.
10. Bila perlu, petugas memberikan suntikan pada lapisan yang lebih dalam atau
pada jaringan di bawah lesi.

PROSEDUR III (TEKHNIK BLOK SYARAF) :


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari daerah yang
akan di lakukan tindakan.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah merasa kesemutan pada saat jarum
di tusukkan (jika merasa kesemutan berarti posisi suntikan sudah tepat).
5. Setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase (pijatan pada daerah
suntikan untuk membantu penyerapan obat).
6. Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan di ajak bicara
sambil melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk daerah
yang akan di lakukan tindakan dengan benda tajam seperti jarum.
7. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil.
Diagram alir
( jika di butuhkan)
Unit terkait* 1. Unit BP-Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
Dokumen
Terkait
Rekaman
Histori No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan

Wajib tersedia dalam form


* SPO
Penambahan seperti Alat/Bahan,Dokumen terkait dsb,
disesuaikan dgn kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai