Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO

TINEA KRURIS

Presentan
Dr. Paramita Ekadeva Sari D

Pendamping
Dr. Dona Hamrita

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RSUD M. ZEIN PAINAN
2013

0
Borang Portofolio
No. ID dan Nama dr. Paramita Ekadeva Sari D
Peserta :
No. ID dan Nama Peserta: RSUD Dr. M. Zein Painan

Topik : Tinea Kruris

Tanggal Kasus : 19 September 2013

Nama Pasien : Ny. R Nomor RM : 159526

Tanggal Presentasi : 26 September 2013 Pendamping : dr. Dona Hamrita

Tempat Presentasi : Aula RSUD Dr. M. Zein Painan

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumi


l
Deskripsi : ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan berumur 38 tahun datang ke poliklinik umum
tanggal 19 September 2013 dengan :
Keluhan utama :
Bercak merah kecoklatan yang gatal pada kedua sela paha sejak 5 bulan
yang lalu
Tujuan : Mengidentifikasi penyebab, derajat, diagnosis, dan tatalaksana dari Tinea
Kruris.
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan : Pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Membahas
:
Data Nama : Ny. R No. Reg: 159526
Pasien
Nama Klinik : RSUD Dr. M. Zein Telp : (0756) 21428 Terdaftar sejak :
Painan
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

1
Bercak merah kecoklatan yang gatal pada kedua sela paha sejak 5 bulan yang lalu
Awalnya pasien merasa gatal di kedua sela paha, karena sangat gatal pasien
menggaruknya terus-menerus sehingga timbul bintik-bintik merah berisi air.
Semakin lama semakin gatal dan karena digaruk terus-menerus bintik merah berisi
air pecah kemudian timbul bercak merah kira-kira sebesar uang logam 500 rupiah
yang kemudian meluas.
Gatal bertambah bila berkeringat
Pasien mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari.
Jika pakaian lembab, karena berkeringat pasien tidak langsung menggantinya
Pasien hobi menggunakan celana yang ketat sebelum terkena penyakit ini
Riwayat keputihan tidak ada
Pasien memakai sabun dan handuk masing-masing
Tidak ada riwayat berkebun atau kontak dengan tanah
Keluhan kuku dan rambut tidak ada
Riwayat kontak dengan hewan (anjing dan kucing) tidak ada
Riwayat memakai obat-obatan, jamu dalam jangka waktu lama tidak ada
Riwayat Pengobatan : Pasien sudah berobat ke dokter, diberi salap dan obat tablet,
tetapi pasien tidak tahu nama obatnya, Keluhan gatal dan bercak merah berkurang,
tetapi keluhan gatal muncul kembali saat obat tidak dilanjutkan.
Riwayat Kesehatan/Penyakit dahulu:
- Tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya
- Riwayat menderita DM disangkal
Riwayat atopi : Riwayat menderita alergi makanan, bersin bersin di pagi hari,
nafas menciut, alergi obat tidak ada
2. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
3. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit
seperti pasien

Lain-lain:
Status Generalisata :
Keadaan umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : CMC
Nadi : 82 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 155 cm
Status gizi : sedang
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : dalam batas normal
KGB regional : tidak teraba pembesaran KGB

2
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :
Status Dermatologikus
L : kedua sela paha
D : terlokalisir
B/S: tidak khas, tidak khas
B : tegas
U : plakat
Eff: plak hiperpigmentasi, skuama halus, keropeng
Status venereologikus : tidak diperiksa
Kelainan selaput lendir : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : tidak ditemukan kelaina

Gambar 1. Lesi pada lipat paha kanan pasien


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula darah sewaktu : 114 mg/dl
Anjuran
Mikologi : kerokan kulit + KOH 10%

3
Kultur sediaan

Diagnosis :
Tinea kruris

Daftar Pustaka :
1. Ilmu penyakit kulit dan kelamin; 9th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2008
Hasil Pembelajaran :
1. Faktor resiko dan etiologi tinea kruris
2. Diagnosis tinea kruris
3. Penatalaksanaan tinea kruris
- Edukasi
- Farmakologi

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


Subjektif :
Seorang pasien wanita dating ke poli umum RSUD M.Zein Painan dengan keluhan
Bercak merah kecoklatan yang gatal pada kedua sela paha sejak 5 bulan yang lalu
Awalnya pasien merasa gatal di kedua sela paha, karena sangat gatal pasien
menggaruknya terus-menerus sehingga timbul bintik-bintik merah berisi air.
Semakin lama semakin gatal dan karena digaruk terus-menerus bintik merah berisi
air pecah kemudian timbul bercak merah kira-kira sebesar uang logam 500 rupiah
yang kemudian meluas.
Gatal bertambah bila berkeringat
Pasien mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali
sehari.
Jika pakaian lembab, karena berkeringat pasien tidak langsung menggantinya
Pasien hobi menggunakan celana yang ketat sebelum terkena penyakit ini
Riwayat keputihan tidak ada
Pasien memakai sabun dan handuk masing-masing
Tidak ada riwayat berkebun atau kontak dengan tanah
Keluhan kuku dan rambut tidak ada
Riwayat kontak dengan hewan (anjing dan kucing) tidak ada
Riwayat memakai obat-obatan, jamu dalam jangka waktu lama tidak ada
Objektif :
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :
Status Dermatologikus

4
L : kedua sela paha
D : terlokalisir
B/S: tidak khas, tidak khas
B : tegas
U : plakat
Eff: plak hiperpigmentasi, skuama halus, keropeng
Status venereologikus : tidak diperiksa
Kelainan selaput lendir : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelainan
Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan

Assesment :
Tinea Kruris (Penyakit Jamur Lipat Paha). Merupakan infeksi jamur lipat paha yang
dapat meluas ke paha bagian dalam dan daerah pantat. Sering ditemukan pada pelari, orang-
orang gemuk, dan orang yang suka mengenakan pakaian ketat. Kadas atau kurap sangat sering
menyerang kulit. Keluhan utama adalah rasa gatal yang dapat hebat wujudnya di kulit berupa
bercak berbentuk bulat atau lonjong dan berbatas tegas. Warnanya kemerahan, bersisik, dan
berbintil-bintil. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang-kadang timbul lecet akibat
garukan kuku. Jika infeksi ini menyerang daerah lipatan, ia sering disebut sebagai tinea kruris.
Sebaran geografisnya pada lipatan paha, daerah kelamin luar, sekitar lubang anus,dan lain-lain.
Pasien ini didiagnosis tinea kruris berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis pasien didapatkan mengeluhkan bercak merah kecoklatan yang gatal pada kedua
sela paha sejak 5 bulan yang lalu, awalnya pasien merasa gatal di kedua sela paha, karena
sangat gatal pasien menggaruknya terus-menerus sehingga timbul bintik-bintik merah
berisi air. Semakin lama semakin gatal dan karena digaruk terus-menerus bintik merah
berisi air pecah kemudian timbul bercak merah kira-kira sebesar uang logam 500 rupiah
yang kemudian meluas. Gatal bertambah bila berkeringat, selain itu pasien juga memiliki
faktor resiko yang cendrung untuk menyebabkan perkembangan jamur, yaitu kelembaban,
kebiasaan menggunakan celana yang ketat, serta higienitas yang kurang.
Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan gambaran klinis yang patognomonis untuk
tinea yaitu lesi polisiklik dengan central healing, dan pinggir yang meninggi. Hal ini
dikarenakan pasien sebelumnya sudah mendapatkan terapi obat anti jamur. Dermatofit
terutama hidup pada daerah yang mati, lapisan korneum kulit yang hangat, lembab dan
kondusif untuk proliferasi. Mereka umumnya tidak menyerang secara mendalam, karena

5
mekanisme pertahanan host spesifik. Setelah masa inkubasi 1-3 minggu, dermatofit
menginvasi perifer dalam pola sentrifugal. Sebagai tanggapan terhadap infeksi, pinggir
aktif memiliki peningkatan proliferasi sel epidermis dengan skala tertentu. Hal ini
menyebabkan mekanisme defense secara parsial sehingga terjadi penumpukan kulit yang
sehat dibagian tengah hingga bagian lesi. Gambaran tepi yang lebih aktif disertai bagian
tengah yang lebih tenang menghasilkan pola lesi berputar.
. Cara memastikan penyakit jamur adalah dengan pemeriksaan tampilan secara klinis
dan pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit, mukosa, kuku untuk
pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya.
Pemeriksaan mikroskopik (dengan menggunakan mikroskop) dengan KOH secara
langsung menunjukkan dengan menemukan hifa bercabang yang khas dari pemeriksaan
mikroskopis. Pada tinea kruris, bahan untuk pemeriksaan jamur sebaiknya diambil dengan
mengerok tepi lesi yang meninggi atau aktif. Khusus untuk lesi yang berbentuk lenting-
lenting, seluruh atapnya harus diambil untuk bahan pemeriksaan.
Menghilangkan faktor penunjang sangat penting, misalnya mengusahakan daerah
lesi selalu kering dengan memakai baju yang menyerap keringat. Obat anti jamur yang
dioleskan adalah terapi pilihan untuklesi yang terbatas dan dapat dijangkau. Berbagai
macam obat imidazol dan alilamin tersedia dalam beberapa formulasi. Semuanya
memberikan keberhasilan terapi yang tinggi (70-100%) dan jarang ditemukan efek
samping. Obat ini digunakan pagi dan sore hari selama sekurang-kurangnya 2-4 minggu.
Terapi dioleskan sampai 3 cm di luar batas lesi dan diteruskan sekurang-kurangnya 2
minggu setelah lesi menyembuh. Pengobatan dengan obat yang diminum diperlukan jika
lesi luas atau gagal dengan pengobatan topikal. Obat oral yang dapat digunakan adalah
Griseofulvin microsized 500-1000 mg/hari selam 2-6 minggu
Ketokonazol 200 mg/hari selama kurang lebih 4 minggu
Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau 200 mg/hari selama 1 minggu
Terbinafin 250 mg/hari selama 1-2 minggu

Plan :
Diagnosis :
Tinea kruris
Terapi :
Umum :
- menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari

6
- sering mengganti pakaian jika lembab
- memakai pakaian yang menyerap keringat
- memberitahukan pada pasien bahwa pengobatan memerlukan waktu yang
lama
- menjelaskan kepada pasien cara menggunakan salep yaitu hingga 3 cm dari
batas terluar lesi

Khusus
- Sistemik: Griseofulvin tab 1x500 mg
CTM tab 3x4 mg
- Topikal : Mikonazol cream 2%

Prognosis
Quo ad sanam : bonam
Quo ad vitam : bonam
Quo ad kosmetikum : bonam
Quo ad fungsionam : bonam

Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian kulit kelamin
Rujukan
Saat ini pasien belum perlu dirujuk.

Anda mungkin juga menyukai