Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN EKSTRAK METANOL SEMANGGI AIR (Marsilea crenata C.

Presl)
PADA PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.) UNTUK MENGOBATI
INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

ULLIS AYU SAPUTRI


Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret
Surakarta 57126, Jawa Tengah, Indonesia
Email: ullisayus@yahoo.com

ABSTRAK

Ikan nila (Oreochromis niloticus L.) salah satu komoditas ikan yang banyak
dibudidayakan. Namun, pembudidayaannya menemui kendala karena infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila. Pengobatan infeksi bakteri selama ini menggunakan antibiotik tetapi
menyebabkan resistensi. Salah satu alternatif pengobatan infeksi bakteri Aeromonas
hydrophila adalah pemberian antibakteri alami. Tumbuhan yang berpotensi mempunyai
aktivitas antibakteri adalah semanggi air (Marsilea crenata C. Presl) karena kandungan
flavonoid, steroid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian
ekstrak metanol semanggi air pada pakan ikan nila dapat mengobati infeksi bakteri
Aeromonas hydrophila dan menentukan dosis optimum ekstrak metanol semanggi air pada
pakan ikan nila untuk mengobati infeksi bakteri Aeromonas hydrophila.
Ikan nila diinjeksi bakteri A. hydrophila. Tiap perlakuan diberikan dosis ekstrak metanol
semanggi air yang berbeda dalam pakan (ikan nila sehat dengan dosis ekstrak dalam pakan 0
g/100 g; ikan nila yang telah diinjeksi bakteri dengan dosis ekstrak dalam pakan 0 g/ 100 g;
0,2 g/ 100 g; 0,5 g/ 100 g; 0,8 g/ 100 g dan 1,1 g/100 g). Data kelulushidupan, respon ikan
terhadap pakan, laju pertumbuhan relatif, dan kualitas air dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap pengobatan infeksi bakteri.
Hasil menunjukkan pemberian ekstrak metanol semanggi air (Marsilea crenata C. Presl)
pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat mengobati infeksi bakteri Aeromonas
hydrophila ditandai adanya peningkatan kelulushidupan ikan nila. Dosis optimum ekstrak
metanol semanggi air pada pakan ikan nila untuk mengobati infeksi bakteri adalah 0,8 g/ 100
g pakan.

Kata Kunci : Aeromonas hydrophila, antibakteri, ekstrak metanol semanggi air, ikan nila
(Oreochromis niloticus L.)

PENDAHULUAN sering dijumpai adalah MAS (Motile


Ikan nila (Oreochromis niloticus L.) Aeromonad Septicemia) yang disebabkan
merupakan salah satu komoditas budidaya bakteri Aeromonas hydrophila, berakibat
perikanan air tawar di Indonesia. Ikan nila bercak merah pada ikan dan kerusakan
mempunyai laju pertumbuhan dan kulit, insang serta organ dalam.
perkembangan yang cepat serta kandungan Selama ini penanganan penyakit
protein yang cukup tinggi mencapai hingga MAS dilakukan dengan senyawa antibiotik
17,5 %, menjadikan ikan nila sebagai yang justru dapat menyebabkan bakteri
sumber protein murah dan bergizi menjadi resisten. Sehingga untuk itu perlu
(Khairuman dan Amri, 2008). Salah satu dilakukan alternatif pengobatan, salah
kendala yang dihadapi dalam budidaya ikan satunya dengan senyawa antibakteri alami.
nila adalah penyakit ikan. Penyakit yang Menurut Astuti (2013), komponen bioaktif

1
pada ekstrak metanol semanggi air meliputi Farmasi dan MIPA Terpadu Fakultas
komponen steroid, saponin, alkaloid, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
flavonoid, karbohidrat, gula pereduksi, dan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
asam amino. Aktivitas antibakteri yang Alat yang digunakan adalah LAFC
diperoleh dari ekstrak metanol semanggi air (Laminar Air Flow Cabinet), autoklaf
terdeteksi pada konsentrasi 2 mg/disc (merek TOMYTM), bunsen burner,
dengan zona hambat 0,5 mm pada bakteri mikropipet, spektrofotometer UV-Vis,
uji Escherichiacoli. tabung reaksi, hot plate, jarum ose,
Dinding bakteri yang terkena inkubator biasa, incubatorshaker,gelas
flavonoid akan kehilangan permeabilitas sel ukur, gelas beker, sumbat,pengaduk kaca,
(Harborne, 1987). Menurut de Winter dan cawan petri, erlenmeyer, masker, sarung
Amaroso (2003), steroid/terpenoid tangan, timbangan digital, aluminium foil,
mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. toples kaca besar, oven, gelas ukur, gelas
Alkaloid juga dapat mengganggu beker, nampan, kain warna hitam, rotary
terbentuknya jembatan silang komponen evaporator, pengaduk kaca, blender,
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, saringan, kertas saring Whatman 42, water
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk bath, botol ekstrak, akuarium berukuran
secara utuh, hal ini dapat menyebabkan 40x40x40 cm, aerator, selang berdiameter
kematian sel tersebut (Robinson, 1998). 3-4 cm, jaring ikan, ember, penggaris, pH
Penggunaan semanggi air untuk meter, DO meter dan termometer, blender,
pengobatan penyakit ikan, khususnya saringan teh, timbangan analitik, wadah
penyakit bakterial pada ikan belum banyak tertutup, sendok, ember, sterile insulin
diujicobakan sehingga perlu dilakukan syringe ukuran 1 mL dan pencetak ulang
penelitian untuk mengetahui kemampuan pakan.
semanggi air sebagai antibakteri karena Bahan yang digunakan adalah batang
memiliki kandungan flavonoid, steroid dan dan daun semanggi air (M. crenata C.
alkaloid, salah satunya untuk mengobati Presl) yang didapatkan dari wilayah
infeksi bakteri A. hydrophila pada ikan nila. Boyolali yang masih segar, metanol, isolat
Penggunaan ekstrak metanol semanggi air murni bakteri A. hydrophila dari Balai
yang diberikan ke dalam pakan ikan nila Laboratorium Kesehatan di Yogyakarta,
dinilai lebih efektif dan efisien jika media Trypton Soy Agar (TSB), Trypton
dibandingkan dengan cara ikan nila yang Soy Agar (TSA) dan garam fisiologis 0,9
direndam dalam ekstrak karena senyawa %, pakan ikan nila, CMC (Carboxy Methyl
kimia aktif pada ekstrak akan lebih mudah Cellulose) 10%, ikan nila yang berumur
untuk menyerang bakteri dan efisien karena 1,5 bulan dengan ukuran 10-13 cm yang
meminimalkan ekstrak yang terbuang, lebih diperoleh dari Pasar Depok Surakarta.
mudah serta cepat dalam pemberian Penelitian ini dilakukan dalam
ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk beberapa tahapan yaitu:
mengetahui apakah pemberian ekstrak 1. Pembuatan Ekstrak Semanggi Air
metanol semanggi air pada pakan ikan nila Semanggi air segar seberat 10 kg
dapat mengobati infeksi bakteri A. didapatkan dari wilayah Boyolali, diambil
hydrophila dan menentukan dosis optimum daun dan batangnya, kemudian dikeringkan
ekstrak metanol semanggi air pada pakan di bawah sinar matahari. Selanjutnya
ikan nila untuk mengobati infeksi bakteri A. setelah simplisia kering kemudian
hydrophila. diblender hingga halus. Serbuk semanggi
air sebanyak 500 g dimasukkan ke dalam 2
METODE PENELITIAN bejana maserasi. Setelah itu direndam
Penelitian dilaksanakan selama 4 dengan metanol sebanyak 500 mL selama
bulan, yaitu pada bulan Januari sampai 3x24 jam. Maserat kemudian disaring
April 2015 di Laboratorium Biologi, menggunakan kertas saring sehingga

2
dihasilkan filtrat lalu dilakukan pengentalan dalam persamaan y= ax + b, dimana x
menggunakan rotary evaporator sehingga adalah jumlah sel bakteri dan y adalah nilai
didapatkan ekstrak dalam bentuk pasta. OD.
2. Pembuatan Pakan Ikan Nila. 6. Uji LD50
Pakan ikan bentuk pelet kemudian Uji ini dilakukan untuk mengetahui
dihancurkan setelah itu ditambahkan patogenitas dari bakteri A. hydrophila
ekstrak metanol semanggi air. Kemudian terhadap ikan nila sehingga didapatkan
ditambahkan dengan CMC sebanyak 10% jumlah koloni bakteri (CFU/mL) yang
dari campuran pakan yang dibuat sebagai dapat menyebabkan ikan sakit. Bakteri
perekat dan dikeringkan. ditumbuhkan pada media TSB selama 12-
3. Pembuatan Media 18 jam lalu dibuat pengenceran berseri,
Media TSB (Trypton Soy Broth) setelah itu dilakukan pengukuran OD
dibuat dengan cara melarutkan 15 g TSB dengan spektrofotometer UV-Vis dengan
instan ke dalam 500 mL aquades, kemudian panjang gelombang 580 nm. Ikan diinjeksi
dipanaskan pada hot plate sampai sebanyak 1 mL/kg. Seri pengenceran
homogen, setelah itu disterilkan dengan tersebut dilakukan uji LD50 terhadap ikan
menggunakan autoklaf selama 15 menit nila selama 96 jam. Nilai LD50 digunakan
pada suhu 121oC. Media TSA (Trypton Soy untuk penentuan dosis infeksi bakteri, yaitu
Agar) dibuat dengan cara melarutkan 15 g konsentrasi dengan tingkat mortalitas diatas
TSB instan dan 7,5 g Bacteriological Agar 50%.
ke dalam 500 mL aquades kemudian 7. Penginjeksian Bakteri Aeromonas
disterilkan. hydrophila pada Ikan Nila.
4. Regenerasi Bakteri Kultur A. hydrophila yang telah
Sebanyak 1 ose isolat murni bakteri diinkubasi 12-18 jam dengan suhu 30 oC
yang didapatkan dari Balai Laboratorium pada media TSB kemudian diencerkan
Kesehatan (BLK) Yogyakarta, dimasukkan dalam garam fisiologis 0,9% sampai
ke dalam 10 mL media TSB dalam tabung konsentrasi yang sesuai (>LD50). Setelah
reaksi setelah itu diinkubasi selama 12-18 itu diinjeksikan pada ikan nila secara
jam pada inkubator shaker dengan intramuscular (dekat ventral) sebanyak 1
kecepatan 120 rpm pada suhu 30oC. mL/kg ikan.
5. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri 8. Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Kultur dalam media TSB yang telah Akuarium dicuci bersih dengan
diinkubasi 12-18 jam kemudian dilakukan sabun dan dikeringkan. Kemudian diisi
pengenceran berseri dalam media TSB. dengan air ledeng. Air didiamkan dan
Setelah itu dilakukan pengukuran OD diaerasi selama 24 jam. Ikan nila dari
(Optical Density) dengan menggunakan Pasar Depok, Surakarta yang berumur 1,5
Spektrofoto-meter UV-Vis dengan panjang bulan dengan ukuran 10-13 cm. Ikan nila
gelombang 580 nm, dipilih pengenceran diadaptasikan selama 7 hari. Selama proses
dengan OD 0,4-0,2. Pengenceran yang aklimatisasi, ikan diberi pakan komersil
memenuhi syarat OD tersebut kemudian sebanyak dua kali sehari. Untuk menjaga
dimasukkan ke dalam garam fisologis 0,9 kualitas air, dilakukan pembersihan kotoran
% dan dilakukan pengenceran berseri. dan sisa pakan setiap 2 hari sekali dan
Setelah itu masing-masing seri pengenceran pergantian air setiap 3-5 hari sekali. Setelah
ditumbuhkan pada cawan petri berisi media masa adaptasi, ikan dimasukkan ke dalam
TSA dengan metode spread dan diinkubasi akuarium berukuran 40x40x40 cm3 dengan
selama 12-18 jam pada suhu 30oC. kepadatan 10 ekor/akuarium.
Kemudian dilakukan perhitungan jumlah 9. Pelaksanaan Perlakuan
koloni bakteri (CFU/mL) masing-masing Pakan yang diberikan pada ikan nila
pengenceran. Jumlah bakteri dapat sebesar 3% dari total berat ikan dalam
diketahui dengan memasukkan nilai OD ke akuarium. Dosis ekstrak metanol semanggi

3
air yang digunakan adalah 0,2 g/100 g t : Lamanya percobaan (hari)
pakan; 0,5 g/100 g pakan; 0,8 g/100 g (Zonneveld et al., 1991)
pakan dan 1,1 g/100 g pakan. Pemberian d. Kualitas Air
pakan dilakukan 2 kali sehari. Pemberian Pengukuran parameter kualitas air
pakan dilakukan selama 7 hari. Kemudian meliputi suhu air dengan menggunakan
ikan nila diinjeksi bakteri setelah itu termometer, kadar oksigen terlarut dalam
dipelihara kembali selama 7 hari. air (DO = Dissolved Oxygen) yang diukur
10. Pengamatan dengan DO meter dan pH air yang diukur
Pengamatan dilakukan terhadap dengan menggunakan pH meter.
variabel kelulushidupan, respon ikan
terhadap pakan, laju pertumbuhan relatif Analisis Data
dan kualitas air pada hari ke-0 sampai hari Data kelulushidupan (SR), laju
ke-15. pertumbuhan relatif (RGR), respon ikan
a. Kelulushidupan (Survival Rate) terhadap pakan dan kualitas air dianalisis
Kelulushidupan dihitung dengan secara deskriptif untuk mengetahui
menggunakan rumus sebagai berikut : pengaruhnya terhadap tingkat pengobatan
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila.
Nt
SR 100% HASIL DAN PEMBAHASAN
No
Pada penelitian ini dilakukan uji LD50
Keterangan : (Lethal Dosage) untuk mengetahui dosis
SR : Kelulushidupan (%) infeksi bakteri yang dapat menyebabkan
Nt : Jumlah ikan pada akhir penelitian kematian 50% pada ikan nila. Konsentrasi
(ekor) bakteri yang digunakan sebagai dosis
No : Jumlah ikan pada awal penelitian injeksi yaitu konsentrasi bakteri yang dapat
(ekor) (Effendi, 2002). menyebabkan mortalitas ikan diatas 50%.
b. Respon Ikan Terhadap Pakan Uji LD50 dilakukan dengan menyuntikkan
Respon ikan terhadap pakan diamati suspensi bakteri sebanyak 1 mL/kg bobot
saat pemberian pakan dilihat seberapa cepat ikankemudian dilakukan pengamatan
ikan memakan pakan yang diberikan selama 4 hari.
(Normalina, 2007). Menurut Putri (2012), Berdasarkan hasil Survival Rate
rentang waktu kecepatan ikan dalam diketahui konsentrasi bakteri dengan nilai
menghabiskan pakan yang diberikan yaitu LD50 diperoleh dari perlakuan dengan
3-7 menit (baik), 8-12 menit (normal), dan konsentrasi bakteri 193x103 sel/mL dengan
13-17 menit (lambat). tingkat mortalitas ikan sebesar 50%.
c. Laju Pertumbuhan Relatif / RGR Konsentrasi bakteri yang digunakan
(Relative Growth Rate) sebagai dosis injeksi mempunyai tingkat
Laju pertumbuhan relatif dapat mortalitas ikan nila diatas 50% yaitu
dihitung dengan rumus berikut ini: perlakuan konsentrasi bakteri 234x104
sel/mL sebesar 83,33% dengan Survival
Wt Wo Rate sebesar 16,67%.
RGR 100%
Wo t
A. Hasil Pengamatan Kelulushidupan/
SR (Survival Rate) Ikan Nila
Keterangan:
Kelulushidupan/ SR (Survival Rate)
RGR : Laju pertumbuhan relatif (%/hari)
merupakan tingkat kelulushidupan ikan
Wt : Bobot rata-rata ikan uji pada akhir
yang dinyatakan dalam persen (Effendi,
penelitian (g)
2002). Pada hari ke-8 ikan diinjeksi dengan
Wo : Bobot rata-rata ikan uji pada awal
bakteri A. hydrophila. Selama penelitian
penelitian (g)
hari ke-0 sampai hari ke-15 ikan diberi

4
pakan sesuai dengan rancangan percobaan, perlakuan untuk mengetahui pengaruh
sehingga diketahui jumlah ikan nila yang variasi jumlah ekstrak metanol semanggi
dapat bertahan hidup dari masing-masing air yang diberikan pada pakan.

Tabel 1. Data Kelulushidupan/SR (Survival Rate) Ikan Nila pada Awal Penelitian (hari
ke-0) hingga Akhir Penelitian (hari ke-15) untuk masing-masing perlakuan.
Perlakuan Kelulushidupan
K1. Ikan nila sehat+pakan tanpa campuran ekstrak metanol semanggi 100%
air (0 g/100 g pakan)
K2. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan tanpa 50%
campuran ekstrak metanol semanggi air (0 g/100 g pakan)
K3. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan yang telah 60%
dicampur dengan ekstrak metanol semanggi air 0,2 g/100 g pakan
K4. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan yang telah 80%
dicampur dengan ekstrak metanol semanggi air 0,5 g/100 g pakan
K4. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan yang telah 80%
dicampur dengan ekstrak metanol semanggi air 0,8 g/100 g pakan
K4. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan yang telah 70%
dicampur dengan ekstrak metanol semanggi air 1,1 g/100 g pakan

Berdasarkan data kelulushidupan pakan yang diberikan tanpa penambahan


(Tabel 1) dapat diketahui bahwa dengan ekstrak metanol semanggi air sehingga
adanya peningkatan jumlah ekstrak metanol tidak diperlukan adanya adaptasi terhadap
semanggi air pada pakan secara umum pakan. Perlakuan K3 (0,2 g/100 g pakan),
mengakibatkan peningkatan nilai K4 (0,5 g/100 g pakan), K5 (0,8 g/100 g
kelulushidupan ikan nila yang telah pakan) dan K6 (1,1 g/100 g pakan) ikan
diinjeksi bakteri A. hydrophila. Hal ini merespon lambat terhadap pakan yang
menunjukkan adanya pengaruh ekstrak diberikan karena pakan ditambahkan
metanol semanggi air pada pakan untuk ekstrak metanol semanggi air sehingga
mengobati infeksi bakteri A. hydrophila perlu adaptasi terhadap pakan. Adaptasi
pada ikan nila. Ekstrak metanol semanggi terhadap pakan dengan penambahan
air dapat mengobati infeksi bakteri A. ekstrak metanol semanggi air berlangsung
hydrophila karena mempunyai senyawa selama 2-3 hari.
yang bersifat antibakteri. Menurut Astuti Respon ikan uji terhadap pakan
(2013), ekstrak metanol semanggi air setelah diinjeksi dengan bakteri A.
mengandung flavonoid, alkaloid dan hydrophila pada hari ke-8 untuk semua
steroid. Flavonoid berperan sebagai perlakuan mengalami penurunan kecuali
antimikroba dan steroid mempunyai perlakuan K1 (0 g/100 g pakan) karena
aktivitas sebagai antibakteri (de Winter dan ikan uji tidak diinjeksi dengan bakteri A.
Amaroso, 2003). Alkaloid juga mempunyai hydrophila sehingga tidak mengalami stress
aktivitas antibakteri (Robinson, 1998). karena penyuntikan. Menurut Kurniawan
(2010), penyuntikan merupakan salah satu
B. Hasil Pengamatan Respon Ikan Nila faktor pemicu stress pada ikan. Setelah
terhadap Pakan diinjeksi ikan uji tidak langsung diberi
Berdasarkan hasil penelitian respon makan. Respon ikan terhadap pakan untuk
ikan uji sebelum diinjeksi, waktu yang semua perlakuan secara umum juga
diperlukan ikan untuk menghabiskan pakan mengalami penurunan kecuali K1 (0 g/100
pada perlakuan K1 (0 g/100 g pakan) dan g pakan). Pada hari ke-11 secara umum
K2 (0 g/100 g pakan) ikan uji memiliki ikan mulai merespon pakan yang diberikan
respon yang normal terhadap pakan karena dengan baik. Ikan uji yang terinfeksi

5
dengan bakteri A. hydrophila mengalami hydrophila yang diinjeksikan pada ikan uji
penurunan nafsu makan. Menurut Kabata karena adanya senyawa yang bersifat
(1985), ikan nila yang terinfeksi bakteri A. antibakteri. Senyawa tersebut adalah
hydrophila memperlihatkan tanda nafsu flavonoid, alkaloid dan steroid. Senyawa
makan menurun. Semakin baik respon antibakteri ini mampu mengobati infeksi
makan ikan maka semakin cepat pula bakteri A. hydrophila. Kondisi ikan uji
terjadi proses penyembuhan ikan terhadap yang tetap baik sehingga ikan memiliki
penyakit MAS (Motile Aeromonad nafsu makan yang baik. Permukaan tubuh
Septicemia) (Yuhana et al., 2008). ikan juga terlihat seperti ikan sehat ditandai
Ekstrak metanol semanggi air yang dengan tidak adanya lesi dan berwarna
ditambahkan pada pakan secara umum cerah (Gambar 1).
mampu mengobati infeksi bakteri A.

(a) (b)
Gambar 1. Perbandingan morfologi ikan nila sehat (a) dan ikan nila yang
terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila (b)

C. Hasil Pengamatan Laju Pertumbuhan tertinggi. Perlakuan K2 (0 g/100 g pakan)


Relatif/ RGR (Relative Growth Rate) mempunyai nilai laju pertumbuhan relatif
Ikan Nila terendah karena pakan tanpa penambahan
Pengukuran laju pertumbuhan relatif ekstrak metanol semanggi air dan
untuk mengetahui pengaruh pakan terhadap dilakukan penginjeksian dengan bakteri A.
pertumbuhan ikan. Pakan yang diberikan hydrophila. Ikan yang terinfeksi bakteri
berupa pakan komersial dengan salah satunya ditandai dengan penurunan
penambahan ekstrak metanol semanggi air nafsu makan. Penurunan nafsu makan ikan
sesuai dengan perlakuan. Berdasarkan berpengaruh terhadap respon ikan pada
penelitian, nilai laju pertumbuhan relatif pakan. Rendahnya respon ikan terhadap
pada ikan nila selama penelitian tersaji pakan juga mempengaruhi rendahnya laju
pada Tabel 2. pertumbuhan relatif ikan. Pemberian
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui ekstrak metanol semanggi air pada pakan
bahwa perlakuan K5 (0,8 g/100 g pakan) mempunyai pengaruh yang relatif kecil
mempunyai nilai laju pertumbuhan relatif terhadap laju pertumbuhan relatif ikan nila.

6
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Relatif Ikan Nila Pada Awal Penelitian (hari ke-0) hingga
Akhir Penelitian (hari ke-15) untuk masing-masing perlakuan
Perlakuan Laju Pertumbuhan Relatif
(%/hari)
K1. Ikan nila sehat+pakan tanpa campuran ekstrak metanol 0,364
semanggi air (0 g/100 g pakan)
K2. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan 0,363
tanpa campuran ekstrak metanol semanggi air (0 g/100
g pakan)
K3. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan 0,392
yang telah dicampur dengan ekstrak metanol semanggi
air 0,2 g/100 g pakan
K4. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan 0,499
yang telah dicampur dengan ekstrak metanol semanggi
air 0,5 g/100 g pakan
K5. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan 0,636
yang telah dicampur dengan ekstrak metanol semanggi
air 0,8 g/100 g pakan
K6. Ikan nila yang telah diinjeksi dengan bakteri+pakan 0,537
yang telah dicampur dengan ekstrak metanol semanggi
air 1,1 g/100 g pakan

D. Hasil Pengamatan Kualitas Air sebab hidup atau matinya ikan uji. Hasil
Parameter kualitas air digunakan pengamatan parameter kualitas air adalah
sebagai data pendukung untuk memastikan sebagai berikut :

Tabel 3. Rata-rata Parameter Kualitas Air Akuarium pada Awal Penelitian (hari ke-0)
dan Akhir Penelitian (hari ke-15)
Parameter Awal Penelitian Akhir Penelitian
o
Suhu ( C) 26,4 28,1
DO (Dissolved Oxygen) (mg/L) 3,3 3,1
pH 6,72 6,61

Adanya sisa pakan yang terkumpul ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat
pada dasar akuarium dapat memicu mengobati infeksi bakteri Aeromonas
terjadinya perubahan suhu, pH dan kadar hydrophila karena secara umum dapat
oksigen terlarut dalam air (Tabel 3). meningkatkan kelulushidupan ikan nila.
Menurut Ghufran dan Kordi (2004), pakan Dosis optimum ekstrak metanol semanggi
yang tidak habis dimakan dan tertimbun di air (Marsilea crenata C. Presl) pada pakan
dasar kolam akan mempercepat penurunan ikan nila (Oreochromis niloticus) untuk
kualitas air karena pakan merupakan mengobati infeksi bakteri Aeromonas
sumber organik yang dapat mengalami hydrophila adalah 0,8 g/100 g pakan.
dekomposisi. Kualitas air pada awal dan
akhir perlakuan menunjukkan kualitas air DAFTAR PUSTAKA
yang masih layak untuk kehidupan ikan Astuti, F. 2013. Analisis Fitokimia dan
nila. Aktivitas Antibakteri Semanggi Air
(Marsilea crenata Presl.). Skripsi.
KESIMPULAN Departemen Teknologi Hasil Perairan
Pemberian ekstrak metanol semanggi Fakultas Perikanan dan Ilmu
air (Marsilea crenata C. Presl) pada pakan

7
Kelautan Institut Pertanian Bogor, oleh K. Padmawinata. Penerbit ITB,
Bogor. Bandung.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. de Winter, W.P. and Amaroso, V.B. 2003.
Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka Plant Resorces of South-East Asia 15.
Nusantara, Yogyakarta. Fern Cryptogams and Fern Allies.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Prosea Foundation, Bogor.
Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh K. Yuhana, M.,Normalina, I., dan Sukenda.
Padmawinata dan Iwang Soediro. 2008. Pemanfaatan Ekstrak Bawang
Penerbit ITB, Bandung. Putih (Allium sativum)Untuk
Kabata, Z. 1985. Parasites dan Disease of Pencegahan Dan Pengobatan Pada
Fish Cultured in the Tropics. Taylor Ikan Patin (Pangasionodon
and Fancis Press, London and hypophthalmus)Yang Diinfeksi
Philadelphia. Aeromonas hydrophila.Jurnal
Khairuman dan Amri. 2008. Buku Pintar Akuakultur Indonesia 7(1): 95-107.
Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Zonneveld, N., Huisman, E.A., dan Boon,
Media Pustaka, Tangerang J.H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya
Kurniawan, D. 2010. Efektifitas Campuran Ikan. Diterjemahkan oleh M.
Tepung Meniran (Phyllanthus Sutjiwati. PT. Gramedia Pustaka
niruri)Dan Bawang Putih (Allium Utama, Jakarta.
sativum)Dalam Pakan Untuk
Pencegahan Infeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila Pada Ikan
Lele Dumbo (Clarias sp.). Skripsi.
Departemen Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Normalina, I. 2007. Pemanfaatan Ekstrak
Bawang Putih (Allim sativum)Untuk
Pencegahan Dan Pengobatan Pada
Ikan Patin (Pangasionodon
hypophthalmus)Yang Diinfeksi
Aeromonas hydrophila. Skripsi.
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Putri, A.R. 2012. Penggunaan Ekstrak
Metanol Rimpang Segar Lengkuas
(Alpinia galanga) Sebagai Agen
Penghambat Infeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila Pada Pakan
Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Robinson, T. 1998. Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan

Anda mungkin juga menyukai