Anda di halaman 1dari 21

TEORI DASAR KHUSUS

1. Surge Tower

Surge tower adalah sebuah tangki yang dihubungkan dengan katup.


Pada keadaan standar/normal, tangki terisi zat cair sampai batas tertentu. Jika
pada suatu saat di dalam pipa terjadi water hammer maka sebagian zat cair
akan masuk ke dalam tangki. Dengan demikian akan dapat dibatasi atau
ditekan/redam. Setelah tekanan dalam pipa menjadi normal lagi, zat alir akan
tertekan kembali masuk pipa. Sebaliknya tekanan jatuh dengan tiba-tiba, air
dari tangki akan keluar mengisi pipa sehingga penurunan tekanan akibat
perubahan katup secara tiba-tiba dapat diatasi. (Ramadhan, Akbar. 2013).
Jenis-jenis Surge Tower, antara lain:
1. Simple surge tower
Memiliki ujung yang tidak tertutup dan harus cukup besar agar fluida
tidak meluap keluar. Simple surge tower memiliki osilasi yang cukup
besar. (Ramadhan, Akbar. 2013).

Gambar 1. Simple Surge Tower.


Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower

2. Orifice Surge tower


Memiliki sebuah katup orifice antara pipa. Berikut gambar oriice surge
tower. (Ramadhan, Akbar. 2013).
Gambar 2. Orifice Surge Tower.
Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower

3. Diferensial Surge tower


Merupakan kombinasi dari simple surge tower dan orifice surge tower
pada penampang yang lebih besar dalam penahanan katup secara tiba-
tiba. (Ramadhan, Akbar. 2013).

Gambar 3. Deferensial Surge Tower.


Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower

2. Reservoir
Reservoir adalah suatu instalasi penampungan air yang mengalirkan air
dari atas kebawah ataupun dari bawah keatas (mengalir sendiri atau dengan
pompa). (Ramadhan, Akbar. 2013).
Jenis-jenis reservoir:
1. Reservoir alami
Penampungan air yang terbentuk dengan sendirinya oleh proses alam,
misalnya danau. (Ramadhan, Akbar. 2013).

Gambar 4. Danau
Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower

2. Reservoir buatan
Penampungan air yang dirancang/dibuat oleh hasil rekayasa manusia
dalam berbagai bentuk ukuran seperti waduk, menara air, dan
sebagainya. (Ramadhan, Akbar. 2013).

Gambar 5. Waduk
Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower

Gambar 6. Menara Air.


Sumber : https://www.scribd.com/document/136455581/Teori-Dasar-Surge-Tower
3. Efek Water Hammer

Efek water hammer adalah benturan air yang terjadi karena adanya
kenaikan tekanan yang timbul di dalam pipa sebagai akibat dari penurunan
kecepatan dan jarak fluida pada saat sebuah katup ditutup secara tiba-tiba.
(Ampry, Muhammad Samudra.2012).

Gambar 7. Efek Waterhammer


Sumber :http://muhammadsamudraampry.blogspot.co.id/2012/10/tugas-
pendahulua-mekflu-serge-tower.html

Gambar 8. Efek Waterhammer


Sumber :http://muhammadsamudraampry.blogspot.co.id/2012/10/tugas-
pendahulua-mekflu-serge-tower.html
a. Gambar (A)
Air di dalam reservoir mengalir ke dalam pipa masih dalam
keadaan sempurna dimana kecepatan aliran konstan karena tidak ada
perlakuan
b. Gambar (B)
Terjadi penutupan secara tiba-tiba sehingga kecepatan aliran sama
dengan nol di daerah dekat katup. Tekanan juga akan bertambah serta
gelombang akan dapat menuju reservoir
c. Gambar (C)
Tekanan balik yang terjadi akan terus bertambah memenuhi seluruh
pipa sehingga gelombang awal yang terjadi pada pipa bertambah sampai
memenuhi pipa dan kecepatan dalam pipa menjadi sama dengan nol
d. Gambar (D)
Gelombang yang memenuhi pipa akan bertambah dan kecepatan
aliran gelombang tertentu menuju kearah sumbu penutupan dan berakhir
pada waktut =21/c dan gerakan gelombang balik mengakibatkan adanya
aliran yang ditekan menuju reservoir dengan kecepatan Vs
e. Gambar (E)
Gelombang tersebut akan terus kearah sumbu penutupan sampai
batas waktu tertentu sehingga menekan air untuk kembali ke reservoir
dengan kecepatan Vo menuju keadaan stabil
f. Gambar ( F )
Gelombang yang telah sampai ke sumber penutupan
akan mengalami osilasi kebawah, dimana V = Vo ,V = O.
Terjadi kembali kearah sekitar sumber penutupan. Hal ini
akan berlangsung sampai tekanan air akan mencapai
keadaan stabil. (Ampry, Muhammad Samudra.2012).

Cara mencegah terjadinya efek water hammer antara lain :


1. Mencegah penutupan katup secara tiba-tiba sehingga tidak terjadi
tekanan yang berlebihan pada sekitar pipa.
2. Memasang surge tower sehingga diharapkan kemungkinan kerusakan
yang terjadi pada instalasi pipa itu sendiri dapat diminimalkan.(Ampry,
Muhammad Samudra.2012).

4. Aliran Dalam Pipa

Aliran dalam fluida terdiri dari tiga tipe yaitu :


1. Aliran laminar
Adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
partikel-partikel fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan
yang halus dan lancar, dengan satu lapisan meluncur secara mulus pada
lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan penting
dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady
maksudnya alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh
aliran air, debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah
menurut waktu. Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran
laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya
rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara satu
dengan yang lain.

Gambar 9. Aliran Laminar


Sumber : http://khammal.blogspot.co.id/2014/01/aliran-laminer-dan-turbulen.html

2. Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang
tidak laminar melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak
teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan
turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran
banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar
dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh
terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan
percampuran terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh
penampang aliran.

Gambar 10. Aliran Turbulen


Sumber :http://indrasyifai.blogspot.co.id/2012/04/materi-kuliah-mekanika-fluida-
tanggal.html

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat


suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds
Number). Angka ini dihitung dengan persamaan reaksi tersebut. Menurut
hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada
2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold
lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara
2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau turbulen tergantung pada faktor-
faktor lain yang mempengaruhi.

3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke
aliran turbulen. Aliran berdasarkan bisa tidaknya dikompres :
Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu
mampat.
Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.

Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
Kecepatan fluida
Friksi/gesekan fluida dengan pipa
Viskositas/kekentalan fluida
Densitas/kerapatan fluida

5. Pipa Pesat/ Penstock

Pipa pesat adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tanki
atas (head tank) atau langsung dari bangunan pengambilan sampai ke turbin.
Pipa pesat ditempatkan di atas atau di bawah pernukaan tanah sesuai dengan
keadaan geografis dan geologi di mana pipa tersebut ditempatkan.
(http://eprints.undip.ac.id/34401/5/2150_chapter_II.pdf)

Gambar 11. Penstock


Sumber : https://www.slideshare.net/sodikgrabag/penstock

Perhitungan awal diameter minimum penstock dapat diestimasi dengan


persamaan:

Rumus 1. Diameter Penstock


Sumber : http://eprints.undip.ac.id/34401/5/2150_chapter_II.pdfl

Dimana :
Q = Debit rencana (m3/detik)
Rumus 2. Tebal Penstock
Sumber : http://eprints.undip.ac.id/34401/5/2150_chapter_II.pdfl

Rumus 3. Tekanan Penstock


Sumber : http://eprints.undip.ac.id/34401/5/2150_chapter_II.pdfl

Rumus 4. Tinggi Dinamis Penstock


Sumber : http://eprints.undip.ac.id/34401/5/2150_chapter_II.pdfl

Dimana :
tp = Tebal plat (mm)
H = Tinggi terjun desain (m)
P = Tekanan air dalam pipa pesat (kg/cm2)
= Tegangan ijin plat (kg/cm2)
= Efisiensi sambungan las (0,9 untuk pengelasan dengan inspeksi x-ray dan
0,8 untuk pengelasan biasa )
= Korosi plat yang diijinkan (1-3 mm)

6. Katup/ Valve

Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran
suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari
jalannya aliran. Contoh yang mudah adalah keran air. Jenis-jenis valve yang
sering di gunakan yaitu gate valve, globe valve, butterfly valve, ball valve,
plug valve, dan check valve atau non-return valve. (Kapal, Cargo. 2011).
Jenis-jenis katup :
A. Gate Valve (Katup Pintu)
Jenis valve ini mempunyai bentuk penyekat piringan, atau sering
disebut wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan
menutup. Biasa digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan
tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.
Valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur
penutupan disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak
seperti sebuah rana yang memisahkan bagian dalam rumah dari luar
atau pintu yang memisahkan dua kamar.
Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide gerbang atas dan
bawah pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau
membuka katup. Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-
lock disc katup/ valve itu.

Gambar 12. Gate Valve Saat Menutup


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html

Gambar 13. Gave Valve Saat Membuka


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html
Gambar 14. Komponen Gate Valve
Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html

B. Globe Valve
Jenis valve globe valve/ katup biasanya Digunakan untuk
mengatur banyaknya aliran fluida.
1) Katup globe dinamai sesuai bentuknya. bentuk globe valve
memiliki partisi interior, dan katup inlet dan pusat-pusat outlet
yang inline. Konfigurasi ini memaksa perubahan arah aliran dalam
bentuk S.
2) Disk menghambat aliran cairan dengan menekan terhadap seat di
partisi. Konsep: force againts.
3) dengan mengubah posisi disc valve globe, globe valves dapat di
gunakan untuk both throttling dan untuk full-on, full-off flow
control.

Gambar 15. Komponen Valve Global


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html
C. Butterfly Valve (Katup kupu-kupu)
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu
putar di tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi
menjadi concentric dan eccentric. Eccentric memiliki disain yang
lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari concentric.
Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan valve
lainnya.

Gambar 16. Komponen Butterfly Valve


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html

D. Ball valve
Ball Valve (Katup Bola) adalah katup dengan bola disk, bagian
dari katup yang mengontrol aliran melalui itu. Bola memiliki lubang,
atau port, melalui tengah sehingga ketika port ini sejalan dengan
kedua ujung katup, aliran akan terjadi. Ketika katup tertutup, lubang
tegak lurus ke ujung katup, dan aliran diblokir. Katup bola biasa
digunakan untuk gas-gas. Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang
mempunyai lubang menerobos ditengahnya.

Gambar 17. Komponen Ball Valve


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html
E. Plug Valve
Plug valve (katup plug) seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya
bukan berbentuk bola, melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan
kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk fluida yang berat
atau mengandung unsur padat seperti lumpur. Biasa dipakai untuk
minyak dan pelumas kental.

Gambar 18. Komponen Plug Valve


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html

F. Check Valve
Check valve (katup cek) sebuah katup, katup klak, non-
kembali katup atau katup satu arah. Jenis valve ini mempunyai
fungsi untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan
mencegah aliran ke arah sebaliknya. Mempunyai beberapa tipe
lagi berdasarkan bagian dalamnya seperti double-plate, swing,
tilting, dan axial.

Gambar 19. Komponen Check Valve


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html
G. Diafraghma Valve
Untuk menggerakkan valve ini sendiri, seperti kebanyakan valve-
valve lainnya, digunakan aktuator baik itu motor aktuator, diafragma,
piston, ataupun aktuator lainnya. Namun ketika sistem mekanis
aktuator membutuhkan daya yang cukup besar dan butuh waktu yang
cepat, kebanyakan menggunakan diafragma, atau piston yang
keduanya merupakan pneumatic actuator.

Gambar 19. Diafragma Valve


Sumber : http://kapal-cargo.blogspot.co.id/2011/04/jenis-jenis-valve-katup.html

7. Penutupan Katup Dalam Fungsi Waktu

Gambar 20. Detail Pembacaan Katup


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html
Dari simbol katup di atas menunjukkan jumlah lubang/port bawah
ada tiga (1,3,5) sedangkan di bagian output ada 2 port (2,4). Katup tersebut
juga memiliki dua posisi/ruang yaitu a dan b. Penggerak katup berupa
udara bertekanan dari sisi 14 dan 12. Sisi 14 artinya bila disisi tersebut
terdapat tekanan udara, maka tekanan udara tersebut akan menggeser
katup ke kanan sehingga udara bertekanan akan mengalir melalui port 1 ke
port 4 ditulis 14. Demikian pula sisi 12 akan mengaktifkan ruang b
sehingga port1 akan terhubung dengan port 2 ditulis 12. Berdasarkan pada
data-data di atas, maka katup di atas diberi nama: katup 5/2 penggerak
udara bertekanan. (Sumbodo. Wirawan. 2008).

Gambar 21. Penutupan Katup 5/2


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html

Katup ini memiliki tiga port dan dua posisi/ruang, penggerak


knop dan pembalik pegas, maka katup tersebut diberi nama Katup 3/2
knop, pembalik pegas. (Sumbodo. Wirawan. 2008).

Katup-katup pneumatik memiliki banyak jenis dan fungsinya.


Katup tersebut berperan sebagai pengatur/pengendali di dalam sistem
pneumatik. Komponen-komponen kontrol tersebut atau biasa disebut
katup-katup (Valves) menurut desain kontruksinya dapat dikelompokan
sebagai berikut:
A. Katup Poppet (Poppet Valves)
- Katup Bola (Ball Seat Valves)
- Katup Piringan (Disc Seat Valves)
B. Katup Geser (Slide valves)
- Longitudinal Slide
- Plate Slide
Sedangkan menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan
sebagai berikut:
a) Katup Pengarah (Directional Control Valves)
b) Katup Satu Arah (Non Return Valves)
c) Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)
d) Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
e) Katup buka-tutup (Shut-off valves). (Sumbodo. Wirawan. 2008).

1. Katup Pengarah (Directional Control Valves)


Katup 3/2 Way valve (WV) penggerak plunyer, pembalik pegas
(3/2 DCV plunger actuated, spring centered), termasuk jenis katup
piringan (disc valves) normally closed (NC).

Gambar 22. Penutupan Katup Pembalik Pegas 3/2


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html

Katup 4/2 penggerak plunyer, kembali pegas (4/2 DCV plunger


actuated, spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc seat
valves). (Sumbodo. Wirawan. 2008).

Gambar 23. Penutupan Katup Pembalik Pegas 4/2


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html
Katup 4/3 manually jenis plate slide valves dan katup 5/2,
DCV-air port jenis longitudinal slide. (Sumbodo. Wirawan. 2008).
Gambar 24. Penutupan Katup Pembalik Pegas 4/3
Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html

Gambar 25. Penutupan Katup Pembalik Pegas 5/2


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.html

2. Katup Satu Arah (Non Return Valves)


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran udara kempa
hanya satu arah saja yaitu bila udara telah melewati katup tersebut
maka udara tidak dapat berbalik arah. Sehingga katup ini juga
digolongkan pada katup pengarah khusus. Macam-macam katup
searah:
2.1 Katup Satu Arah Pembalik Pegas
Katup satu arah hanya bisa mengalirkan udara hanya dari satu
sisi saja. Udara dari arah kiri (lihat gambar 30) akan menekan pegas
sehingga katup terbuka dan udara akan diteruskan ke kanan. Bila
udara mengalir dari arah sebaliknya, maka katup akan menutup dan
udara tidak bisa mengalir kearah kiri. Katup satu arah dalam sistem
elektrik identitik dengan fungsi dioda yang hanya mengalirkan arus
listrik dari satu arah saja. (Sumbodo. Wirawan. 2008).

Gambar 26. Penutupan Satu Arah


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.htm

2.2 Shuttle Valve


Katup ini akan mengalirkan udara bertekanan dari
salah satu sisi, baik sisi kiri saja atau sisi kanan saja. Katup ini
juga disebut katup OR (Logic OR function).

Gambar 27. Shuttle Valve


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

3. Katup Dua Tekan (Two Pressure Valve)


Katup ini dapat bekerja apabila mendapat tekanan dari kedua
saluran masuknya, yaitu saluran X, dan saluran Y secara bersama-
sama. Bila udara yang mengalir dari satu sisi saja, maka katup akan
menutup, namun bila udara mengalir secara bersamaan dari kedua
sisinya, maka katup akan membuka, sehingga katup ini juga disebut
AND (Logic AND function). (Sumbodo. Wirawan. 2008).
Gambar 28. Two Pressure Valve
Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

4. Katup Buang Cepat (Quick Exhaust Valve)


Quick Exhaust Valve bekerja mengalirkan udara bertekanan
dari lubang P menuju lubang A, akan tetapi jika ada udara yang masuk
dari lubang A maka udara langsung dibuang cepat ke lubang R.

5. Katup Pengatur Tekanan


Pressure Regulation Valve, katub ini berfungsi untuk
mengatur besarkecilnya tekanan udara kempa yang akan keluar dari
service unit dan bekerja pada sistim pneumatik (tekanan kerja).

Gambar 29. Katup Pengatur Tekanan


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

6. Katup Pembatas Tekanan/Pengaman (Pressure Relief Valve)


Katup ini berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum
pada sistem. Apabila terjadi tekanan lebih maka katup out-let akan
terbuka dan tekanan lebih dibuang, jadi tekanan udara yang mengalir ke
sistem tetap aman. (Sumbodo. Wirawan. 2008).
7. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya
fungsinya berbeda yaitu untuk membuat urutan kerja dari sistem.
Perhatikan gambar berikut. (Sumbodo. Wirawan. 2008).

Gambar 30. Sequence Valve


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

8. Time Delay Valve (Katup Tunda Waktu)


Katup ini berfungsi untuk menunda aliran udara hingga pada waktu
yang telah ditentukan. Udara akan mengalir dahulu ke tabung
penyimpan, bila sudah penuh baru akan mengalir ke saluran lainnya.
Katup penunda ini juga dikenal pula dengan timer. (Sumbodo.
Wirawan. 2008).

Gambar 31. Time Delay Valve


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

9. Katup Pengatur Aliran (Flow Control Valve)


Katup ini berfungsi untuk mengontrol/ mengendalikan besar-
kecilnya aliran udara kempa atau dikenal pula dengan katup cekik,
karena akan mencekik aliran udara hingga akan menghambat aliran
udara. Hal ini diasumsikan bahwa besarnya aliran yaitu jumlah volume
udara yang mengalir akan mempengaruhi besar daya dorong udara
tersebut. Macam-macam flow control:
a) Fix flow control yaitu besarnya luban laluan tetap (tidak dapat disetel)
b) Adjustable flow control yaitu lubang laluan dapat disetel dengan baut
penyetel
c) Adjustable flow control dengan check valve by pass. Adapun
penampang dan simbol flow control valve adalah sebagai berikut:

Gambar 32. Katup Pengatur Aliran Udara


Sumber : http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/katup-katup-pneumatik.hml

10. Shut of Valve


Katup ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran udara.
(Sumbodo. Wirawan. 2008).

Anda mungkin juga menyukai