Anda di halaman 1dari 39

-1 -

KEPUTUSAN
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 115/KEP-BKIPM/2017

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN MEDIA PEMBAWA/


HASIL PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN X-RAY

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,


PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pemeriksaan


serta pencegahan lalu lintas media
pembawa/hasil perikanan yang tidak
memenuhi ketentuan peraturan
perundangan, perlu petunjuk teknis
pemeriksaan media pembawa/hasil
perikanan dengan menggunakan mesin
x-ray;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan


sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Karantina Ikan, Pengendalian
Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan
tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan
Media Pembawa/Hasil Perikanan Dengan
Menggunakan Mesin X-Ray;
-2 -

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992


tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3482);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004


tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433)
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun


2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4197);

4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015


tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015


tentang Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 111)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 5);
-3 -

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor PER.05/MEN/2005 tentang
Tindakan Karantina Ikan Untuk
Pengeluaran Media Pembawa Hama dan
Penyakit Ikan Karantina;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor PER.20/MEN/2007 tentang
Tindakan Karantina Untuk Pemasukan
Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan
Karantina Dari Luar Negeri dan dari Suatu
Area ke Area Lain di Dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor PER.19/MEN/2012 tentang
Larangan Pengeluaran Benih Sidat
(Anguilla spp) Dari Wilayah Negara
Republik Indonesia Ke Luar Wilayah
Negara Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1032);

9. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor


44/M-DAG/PER/7/2012 tentang Barang
Dilarang Ekspor;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor 21/PERMEN-KP/2014 tentang
Larangan Pengeluaran Ikan Hias Anak
Ikan Arwana, Benih Ikan Botia Hidup, dan
Ikan Botia Hidup Dari Wilayah Negara
Republik Indonesia Ke Luar Wilayah
Negara Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
714);
-4 -

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor 41/PERMEN-KP/2014 tentang
Larangan Pemasukan Jenis Ikan
Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1370);

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor 48/PERMEN-KP/2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor
59/PERMEN-KP/2014 tentang Larangan
Pengeluaran Ikan Hiu Koboi (Carcharhinus
Longimanus) dan Hiu Martil (Sphyrna spp)
Dari Wilayah Negara Republik Indonesia
Ke Luar Wilayah Negara Republik
Indonesia (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1901);

13. Peraturan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Nomor 56/PERMEN-KP/2016
tentang Larangan Penangkapan dan/atau
Pengeluaran Lobster (Panulirus spp.),
Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) dari Wilayah Negara
Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1999);

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan


Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
220);
-5 -

15. Peraturan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Nomor 54/PERMEN-KP/2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil
Perikanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1758);

16. Keputusan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Nomor 18/KEPMEN-KP/2013
tentang Penetapan Status Perlindungan
Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus);

17. Keputusan Menteri Kelautan dan


Perikanan Nomor 37/KEPMEN-KP/2013
tentang Status Perlindungan Terbatas Ikan
Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus);

18. Keputusan Menteri Kelautan dan


Perikanan Nomor 4/KEPMEN-KP/2014
tentang Penetapan Status Perlindungan
Penuh Ikan Pari Manta;

19. Keputusan Menteri Kelautan dan


Perikanan Nomor 46/KEPMEN-KP/2014
tentang Penetapan Status Perlindungan
Terbatas Bambu Laut (Isis spp);

20. Keputusan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Nomor 43/KEPMEN-KP/2016
tentang Penetapan Status Perlindungan
Terbatas Ikan Terubuk (Tenualosa ilisha);

21. Keputusan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Nomor 64/KEPMEN-KP/2016
tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Hama dan
Penyakit Ikan Karantina;
-6 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,


PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL
PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PEMERIKSAAN MEDIA PEMBAWA/HASIL
PERIKANAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN
X-RAY.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemeriksaan


Media Pembawa/Hasil Perikanan Dengan
Menggunakan Mesin X-Ray sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Pemeriksaan Media Pembawa/


Hasil Perikanan Dengan Menggunakan Mesin
X-Ray sebagaimana dimaksud diktum KESATU
merupakan acuan bagi petugas Unit Pelaksana
Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan (UPT KIPM) dalam
melakukan pemeriksaan lalu lintas media
pembawa/hasil perikanan dengan menggunakan
mesin x-ray.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Desember 2017

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,


PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 115/KEP-BKIPM/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN MEDIA
PEMBAWA/HASIL PERIKANAN DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN X-RAY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era globalisasi memberikan banyak dampak positif maupun
negatif diberbagai bidang seperti bidang ekonomi, informasi dan
komunikasi serta transportasi. Salah satu dampak positif dari
globalisasi adalah peluang bisnis internasional semakin terbuka
lebar sehingga pasar yang dijangkau semakin luas, pasar bebas
yang semakin memudahkan ekspor dan impor barang,
meningkatnya produk global ke pasar domestik, kemudahan
memperoleh informasi dan melakukan komunikasi, dan
kemudahan transportasi darat, laut maupun udara. Namun
demikian globalisasi juga dapat berdampak negatif khususnya
pada sektor perikanan antara lain meningkatnya peluang
penyebaran hama dan penyakit ikan karantina maupun
kemungkinan pemasukan atau pengeluaran jenis-jenis media
pembawa yang dilarang/dibatasi/dilindungi serta hasil perikanan
yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan dan
persyaratan lainnya.
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, diberi
mandat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai otoritas
kompeten untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu
dan keamanan hasil perikanan.
Petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan (petugas KIPM) selain bertanggung jawab untuk
mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan

1
karantina, sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan, juga bertanggungjawab untuk pengendalian sistem
jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasi Perikanan serta
Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan.
Ancaman masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan
karantina maupun hasil perikanan yang tidak memenuhi standar
mutu dan keamanan pangan, dapat dilakukan pencegahan dan
pengendalian melalui tindakan karantina (pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan, pembebasan). Tindakan pemeriksaan oleh petugas
KIPM diawali dengan pemeriksaan untuk mengetahui
kelengkapan, keabsahan dan kebenaran isi dokumen serta untuk
mendeteksi hama dan penyakit ikan karantina maupun mutu dan
keamanan hasil perikanan. Namun sejalan dengan tingginya arus
barang baik barang bawaan maupun muatan dan untuk
memberikan pelayanan yang cepat tanpa harus mengabaikan
tindakan pemeriksaan, maka petugas KIPM dituntut untuk
mampu melakukan pemeriksaan media pembawa/hasil perikanan
secara cepat dan akurat.
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk
melakukan pemeriksaan kebenaran isi dokumen (jenis, jumlah
dan ukuran) dalam rangka pendeteksian awal terhadap
keberadaan media pembawa/hasil perikanan yang dilalulintaskan
adalah dengan menggunakan mesin X-ray. Sejalan dengan
tantangan tugas dan tanggung jawab BKIPM serta modus operandi
kejahatan lalulintas ikan yang semakin beragam, penggunaan
mesin X-ray oleh petugas KIPM menjadi hal yang sangat
diperlukan.
Mesin X-ray merupakan mesin pemindai yang memerlukan
keahlian khusus dalam pembacaannya dan untuk memberikan
wawasan kepada petugas KIPM tentang mesin X-ray dan
bagaimana tampakan dari media pembawa/hasil perikanan pada
monitor mesin X-ray, maka perlu disusun Petunjuk Teknis

2
Pemeriksaan Media Pembawa/Hasil Perikanan dengan
Menggunakan Mesin X-ray.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud disusunnya petunjuk teknis ini adalah untuk
memberikan gambaran mengenai bagian-bagian, jenis dan
pembacaan mesin X-ray, serta memudahkan petugas KIPM dalam
mengenali hasil pembacaan mesin X-ray khususnya barang
bawaan dan muatan berupa media pembawa/hasil perikanan.
Tujuan dari disusunnya petunjuk teknis ini adalah sebagai
acuan bagi petugas KIPM dalam melakukan pemeriksaan lalu
lintas media pembawa/hasil perikanan dengan menggunakan
mesin X-ray.

1.3 Pengertian
Dalam petunjukan teknis, yang dimaksud dengan :
1. Tindakan karantina ikan, yang selanjutnya disebut tindakan
karantina, adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari
luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
2. Tindakan pemeriksaan adalah tindakan yang dilakukan oleh
petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan untuk mengetahui kelengkapan, keabsahan
dan kebenaran isi dokumen (jenis, jumlah dan ukuran) serta
untuk mendeteksi hama dan penyakit ikan karantina.
3. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa/hasil
perikanan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
4. Pengeluaran adalah mengeluarkan media pembawa/hasil
perikanan dari wilayah Negara Republik Indonesia ke luar
negeri atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
5. Petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan, yang selanjutnya disebut petugas KIPM

3
adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi tugas untuk
melakukan tindakan karantina, pengendalian mutu, dan
keamanan hasil perikanan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina, yang
selanjutnya disebut media pembawa, adalah ikan dan/atau
benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan
karantina.
7. Hasil perikanan adalah Ikan yang ditangani, diolah, dan/atau
dijadikan produk akhir yang berupa Ikan segar, Ikan beku, dan
olahan lainnya.

1.4 Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina
Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3482);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5073);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang
Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197);
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.05/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Ikan untuk
Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan
Karantina;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.21/MEN/2006 tentang Tindakan Karantina dalam Hal
Transit;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.09/MEN/2007 tentang Ketentuan Pemasukan Media

4
Pembawa Berupa Ikan Hidup sebagai Barang Bawaan ke dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina untuk
Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan
Karantina dari Luar Negeri dan dari Suatu Area ke Area Lain di
dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2017
tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok
(Supply Chain) Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat
Udara;

5
BAB II
PENGENALAN DAN PEMBACAAN MESIN X-RAY

2.1 Peralatan Mesin X-ray


Peralatan mesin X-ray adalah alat untuk pendeteksi (sensor)
barang yang dapat dipakai untuk mendeteksi/memeriksa semua
barang yang terbungkus dengan koper/tas, box atau kontainer
sekalipun tanpa harus membuka kemasan terlebih dahulu.
Dengan menggunakan alat ini, pekerjaan pemeriksaan barang
yang keluar atau masuk pelabuhan udara dan laut akan lebih
efesien karena dengan melihat bentuk dan warna barang tersebut
pada layar monitor.
Secara garis besar peralatan X-ray terbagi dalam beberapa
bagian utama, yaitu :
1. Conveyor belt (ban berjalan) yang berfungsi untuk
memasukkan dan mengeluarkan objek yang akan dideteksi.
2. Tunnel (terowongan pemeriksaan) yang berfungsi sebagai
ruang pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray.
3. X-ray generator yang berfungsi sebagai pembangkit sinar X
untuk menembak/menembus objek yang akan dideteksi di
atas ban berjalan dengan sinar yang berbentuk kipas (fan-
shape x ray beam).
4. L Shape detector yang berfungsi mendeteksi sinar X yang
melewati objek dan kemudian mengubahnya menjadi sinyal
listrik.
5. Image processing yang berfungsi mengolah sinyal listrik yang
dihasilkan oleh detektor sampai menjadi gambar tampilan
pada monitor.
6. Control desk yang berfungsi untuk mengoperasikan peralatan
X-ray secara keseluruhan mulai dari menghidupkan dan
mematikan peralatan, menggerakkan (maju/mundur) conveyor
belt sampai pengaturan fungsi-fungsi peralatan seperti
pembesaran gambar, mengatur gambar, dan lainnya.
7. Computer system yang berfungsi sebagai pengatur software
aplikasi dan operating system peralatan X-ray serta tempat
merekam gambar yang dihasilkan.

6
2.2 Jenis Mesin X-ray
Sesuai dengan tipe kebutuhan, fungsi dan kapasitasnya,
mesin X-ray dapat dibedakan menjadi :
1. Mesin X-ray kecil untuk barang kabin pesawat atau kantor pos.
Mesin X-ray ini memiliki terowongan pemeriksaan (tunnel) yang
kecil dan ban berjalannya terletak di bagian tengah. Umumnya
Mesin X-ray ini hanya untuk barang yang akan dibawa ke
dalam kabin pesawat udara. Ukuran tunnel sekitar 60 x 40 cm.

Gambar 1. Mesin X-ray Cabin

2. Mesin X-ray sedang untuk barang bagasi penumpang.


Mesin X-ray ini memiliki terowongan pemeriksaan (tunnel) yang
lebih besar dan ban berjalannya terletak di bagian bawah.
Umumnya Mesin X-ray ini hanya untuk barang penumpang
yang masuk ke dalam bagasi pesawat udara, dengan ukuran
lebih besar dari mesin X-ray kecil. Ukuran tunnel sekitar 100 x
100 cm.

Gambar 2. Mesin X-ray Sedang

7
3. Mesin X-ray besar untuk kargo pesawat udara.
Mesin X-ray ini memiliki terowongan pemeriksaan (tunnel)
sekitar 160 x 150 cm. Umumnya mesin X-ray ini untuk
mendeteksi barang-barang kargo.

Gambar 3. Mesin X-ray Cargo

4. Hi-Co Scan X-ray system


Mesin X-ray untuk pemeriksaan kontainer yang berada di
pelabuhan laut. Secara umum pemeriksaan dengan
menggunakan hi-co scan X-ray system ini hampir sama dengan
mesin X-ray lain hanya saja tidak menggunakan ban berjalan
(conveyor belt), tetapi menggunakan truk pengangkut
kontainer.

Gambar 4. Hi-co Scan X-ray

8
2.3. Pembacaan Mesin X-ray
Secara umum cara kerja mesin X-ray yaitu : barang yang akan
diperiksa masuk ke dalam terowongan pemeriksaan (tunnel
system) melalui ban berjalan (conveyor belt). Selanjutnya barang
tersebut akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light barrier
dan sensor yang akan mengirim sinyal ke unit pengontrol guna
mengaktifkan sinar X. Sinar X akan menembus barang yang
berada diban berjalan dengan sinar yang berbentuk kipas
sepotong demi sepotong sebagai bagian dari proses pemeriksaan.
Cara kerja pemeriksaan mesin X-ray ini dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 5. Cara kerja mesin X-ray

Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang


dipancarkan oleh pembangkit (X-ray generator) dan menembuskan
sinar X ke detektor-detektor yang ada pada dua sisi terowongan.
Sinyal gambar yang diterima oleh detektor-detektor kemudian

9
akan dikumpulkan bagian per bagian dan akan membetuk sebuah
gambar pada layar monitor.
Prinsip dasar sinar X adalah menembus material/bahan,
maka bahan yang berbeda akan menyerap sinar-X pada tingkat
yang berbeda. Berdasarkan daya serap sinar X maka warna yang
tampil pada layar monitor mesin X-ray dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Warna Oranye
Warna ini menandakan bahwa bahan tersebut bersifat
organik, seperti: pakaian, kulit, kertas dan lain-lain.
2. Warna Hijau
Warna ini menandakan bahwa bahan tersebut bersifat
anorganik, seperti: alumunium, plastik, circuit board dan
lain-lain.
3. Warna Biru Tua
Warna ini menandakan bahwa barang tersebut bersifat
logam, seperti: besi, baja dan lain-lain.

Tampilan warna pada layar monitor mesin X-ray, dapat dilihat


pada Gambar 6 di bawah ini :

Sebelum di X-ray

10
Sesudah di X-ray

Gambar 6. Tampilan layar monitor mesin X-ray

2.4. Pembacaan Mesin X-ray untuk Ikan


Untuk ikan atau hasil perikanan karena merupakan bahan
organik, maka berdasarkan daya serap sinar X tampilan yang
tampak pada layar monitor mesin X-ray akan tampak berwarna
orange. Contoh tampilan ikan laut segar yang diperiksa melalui
mesin X-ray, dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar sebelum di X-ray

Gambar saat di mesin X-ray

Gambar 7. Tampilan ikan laut segar di layar monitor mesin X-ray

11
Tampilan di monitor mesin X-ray memang tidak jelas, tetapi
apabila petugas KIPM dapat dilatih cara mengoperasikan dan
pembacaan monitor mesin X-ray dan didukung dengan keahlian
teknis perikanan, tentunya petugas KIPM dapat memprediksi jenis
ikan atau hasil perikanan yang tampak pada layar monitor mesin
X-ray.

12
BAB III
TAMPILAN BEBERAPA MEDIA PEMBAWA/HASIL PERIKANAN
PADA LAYAR MONITOR MESIN X-RAY

3.1. Ikan Hias


3.1.1. Ikan hias tawar
a. Ikan Cupang (Betta spp.)

Ikan cupang dalam kardus

Tampak atas pada monitor X-ray

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 8. Tampilan ikan cupang (Betta spp.) pada mesin X-ray

13
b. Ikan koi (Cyprinus koi)

Ikan koi dalam stryrofoam

Tampak atas pada monitor X-ray

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 9. Tampilan ikan koi (Cyprinus koi) pada mesin X-ray

14
c. Louhan

Louhan pada saat kemasan dibuka

Louhan dalam kemasan styrofom

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 10. Tampilan louhan pada mesin X-ray

15
d. Ikan Alligator (Atractosteus spatula)

Ikan alligator dalam stryrofoam

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 11. Tampilan ikan alligator (Atractosteus spatula.) pada


mesin X-ray

16
e. Ikan Tali-tali

Ikan tali-tali dikeluarkan pada kemasan

Ikan tali-tali dalam kemasan styrofom

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 12. Tampilan ikan tali-tali pada mesin X-ray

17
3.1.2. Ikan hias laut

Ikan hias laut dalam stryrofoam Tampak samping monitor X-ray

Ikan hias laut sebelum di X-ray Tampak samping monitor X-ray

Ikan hias laut dalam stryrofoam Tampak samping monitor X-ray

Gambar 13. Tampilan ikan hias air laut pada mesin X-ray

18
3.2. Ikan Non Hias
3.2.1. Kepiting (Scylla serrata)

Kepiting dalam stryrofoam

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 14. Tampilan kepiting (Scylla serrata) pada mesin X-ray

19
3.2.2. Lobster (Panulirus spp.)

Lobster dalam stryrofoam

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 15. Tampilan lobster (Panulirus spp.) pada mesin X-ray

20
3.2.3. Benih lobster (Panulirus spp)

Benih lobster dalam koper

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 16. Tampilan benih lobster (Panulirus spp.) pada


mesin X-ray

21
3.2.4. Benih lobster (Panulirus spp) yang Dicampur dengan Sayuran

Benih lobster yang dicampur dengan sayuran dalam styrofom

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 14. Tampilan benih lobster (Panulirus spp.) yang


dicampur dengan sayuran pada mesin X-ray

22
3.2.5. Ikan kerapu hidup (Ephinepilus sp.)

Kerapu dalam stryrofoam

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 18. Tampilan ikan kerapu (Ephinepilus spp.) pada mesin X-ray

23
3.2.6. Ikan Segar/Fesh Fish

Ikan segar dalam stryrofoam

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 19. Tampilan ikan segar/fresh fish pada mesin X-ray

24
3.2.7. Coral

Coral pada saat kemasan dibuka

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 20. Tampilan coral pada mesin X-ray

25
3.2.8. Bawal Segar

Bawal segar dikeluarkan pada kemasan

Bawal segar dalam kemasan styrofom

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 21. Tampilan bawal segar pada mesin X-ray

26
3.2.9. Udang Belalang

Udang belalang dikeluarkan pada kemasan

Udang belalang dalam kemasan styrofom

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 22. Tampilan udang belalang pada mesin X-ray

27
3.2.10. Ikan Kerapu Lumpur

Kerapu lumpur diluar kemasan

Kerapu lumpur diluar kemasan

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 23. Tampilan kerapu lumpur pada mesin X-ray

28
3.2.11. Benur Udang Vannamei

Benur udang vannamei diluar kemasan

Benur udang dalam kemasan styrofom

Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 24. Tampilan benur udang vannamei pada mesin X-ray

29
3.2.12. Benih Arwana

Benih arwana diluar kemasan

Benih arwana dalam kemasan styrofom

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 25. Tampilan benih arwana pada mesin X-ray

30
3.2.13. Daging Rajungan

Daging rajungan diluar kemasan

Daging rajungan dalam kemasan styrofom

Tampak samping pada monitor X-ray

Gambar 23. Tampilan daging rajungan pada mesin X-ray

31
3.2.14. Telur Gurami

Telur gurami diluar kemasan

Telur gurami dalam kemasan styrofom

BAB IV
Tampak atas pada monitor X-ray

Gambar 27. Tampilan telur gurami pada mesin X-ray

32
PENUTUP

Dalam rangka kelancaran pemeriksaan dan mencegah lalu


lintas media pembawa/hasil perikanan yang tidak memenuhi
ketentuan peraturan perundangan di Unit Pelaksana Teknis
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
(UPT KIPM), seiring dengan semakin tingginya arus barang bawaan
dan muatan khususnya media pembawa/hasil perikanan melalui
bandar udara, modus operandi pengiriman media pembawa/hasil
perikanan yang dilarang/dilindungi/dibatasi yang semakin beragam,
dibutuhkan keterampilan dan kecermatan dari petugas karantina
dalam hal pemeriksaan media pembawa/hasil perikanan. Salah satu
alat bantu yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan
kebenaran isi dokumen (jenis, jumlah dan ukuran) dalam rangka
pendeteksian awal terhadap keberadaan media pembawa/hasil
perikanan yang dilalulintaskan adalah dengan menggunakan mesin
X-ray.
Petunjuk teknis ini dapat memberikan gambaran mengenai
bagian-bagian, jenis dan pembacaan mesin X-ray, memudahkan
petugas KIPM dalam mengenali hasil pembacaan mesin X-ray
khususnya barang bawaan dan muatan berupa media pembawa/hasil
perikanan dan sebagai acuan bagi petugas KIPM dalam melakukan
pemeriksaan lalu lintas media pembawa/hasil perikanan dengan
menggunakan mesin X-ray.
Diharapkan dengan Petunjuk Teknis Pemeriksaan Media
Pembawa/Hasil Perikanan dengan Menggunakan Mesin X-ray ini, UPT
KIPM dapat bersinergi dan bekerjasama dengan instansi terkait untuk
melakukan pemeriksaan media pembawa/hasil perikanan yang lebih
cepat dan efektif.

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,


PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN
HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA
33

Anda mungkin juga menyukai