KEPUTUSAN
KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,
PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 115/KEP-BKIPM/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Desember 2017
ttd.
RINA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA
IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN
NOMOR 115/KEP-BKIPM/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN MEDIA
PEMBAWA/HASIL PERIKANAN DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN X-RAY
BAB I
PENDAHULUAN
1
karantina, sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan, juga bertanggungjawab untuk pengendalian sistem
jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasi Perikanan serta
Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan.
Ancaman masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan
karantina maupun hasil perikanan yang tidak memenuhi standar
mutu dan keamanan pangan, dapat dilakukan pencegahan dan
pengendalian melalui tindakan karantina (pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan, pembebasan). Tindakan pemeriksaan oleh petugas
KIPM diawali dengan pemeriksaan untuk mengetahui
kelengkapan, keabsahan dan kebenaran isi dokumen serta untuk
mendeteksi hama dan penyakit ikan karantina maupun mutu dan
keamanan hasil perikanan. Namun sejalan dengan tingginya arus
barang baik barang bawaan maupun muatan dan untuk
memberikan pelayanan yang cepat tanpa harus mengabaikan
tindakan pemeriksaan, maka petugas KIPM dituntut untuk
mampu melakukan pemeriksaan media pembawa/hasil perikanan
secara cepat dan akurat.
Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk
melakukan pemeriksaan kebenaran isi dokumen (jenis, jumlah
dan ukuran) dalam rangka pendeteksian awal terhadap
keberadaan media pembawa/hasil perikanan yang dilalulintaskan
adalah dengan menggunakan mesin X-ray. Sejalan dengan
tantangan tugas dan tanggung jawab BKIPM serta modus operandi
kejahatan lalulintas ikan yang semakin beragam, penggunaan
mesin X-ray oleh petugas KIPM menjadi hal yang sangat
diperlukan.
Mesin X-ray merupakan mesin pemindai yang memerlukan
keahlian khusus dalam pembacaannya dan untuk memberikan
wawasan kepada petugas KIPM tentang mesin X-ray dan
bagaimana tampakan dari media pembawa/hasil perikanan pada
monitor mesin X-ray, maka perlu disusun Petunjuk Teknis
2
Pemeriksaan Media Pembawa/Hasil Perikanan dengan
Menggunakan Mesin X-ray.
1.3 Pengertian
Dalam petunjukan teknis, yang dimaksud dengan :
1. Tindakan karantina ikan, yang selanjutnya disebut tindakan
karantina, adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari
luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
2. Tindakan pemeriksaan adalah tindakan yang dilakukan oleh
petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan untuk mengetahui kelengkapan, keabsahan
dan kebenaran isi dokumen (jenis, jumlah dan ukuran) serta
untuk mendeteksi hama dan penyakit ikan karantina.
3. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa/hasil
perikanan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Republik
Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
4. Pengeluaran adalah mengeluarkan media pembawa/hasil
perikanan dari wilayah Negara Republik Indonesia ke luar
negeri atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.
5. Petugas karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan
hasil perikanan, yang selanjutnya disebut petugas KIPM
3
adalah Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi tugas untuk
melakukan tindakan karantina, pengendalian mutu, dan
keamanan hasil perikanan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina, yang
selanjutnya disebut media pembawa, adalah ikan dan/atau
benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan
karantina.
7. Hasil perikanan adalah Ikan yang ditangani, diolah, dan/atau
dijadikan produk akhir yang berupa Ikan segar, Ikan beku, dan
olahan lainnya.
4
Pembawa Berupa Ikan Hidup sebagai Barang Bawaan ke dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina untuk
Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan
Karantina dari Luar Negeri dan dari Suatu Area ke Area Lain di
dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 53 Tahun 2017
tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok
(Supply Chain) Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat
Udara;
5
BAB II
PENGENALAN DAN PEMBACAAN MESIN X-RAY
6
2.2 Jenis Mesin X-ray
Sesuai dengan tipe kebutuhan, fungsi dan kapasitasnya,
mesin X-ray dapat dibedakan menjadi :
1. Mesin X-ray kecil untuk barang kabin pesawat atau kantor pos.
Mesin X-ray ini memiliki terowongan pemeriksaan (tunnel) yang
kecil dan ban berjalannya terletak di bagian tengah. Umumnya
Mesin X-ray ini hanya untuk barang yang akan dibawa ke
dalam kabin pesawat udara. Ukuran tunnel sekitar 60 x 40 cm.
7
3. Mesin X-ray besar untuk kargo pesawat udara.
Mesin X-ray ini memiliki terowongan pemeriksaan (tunnel)
sekitar 160 x 150 cm. Umumnya mesin X-ray ini untuk
mendeteksi barang-barang kargo.
8
2.3. Pembacaan Mesin X-ray
Secara umum cara kerja mesin X-ray yaitu : barang yang akan
diperiksa masuk ke dalam terowongan pemeriksaan (tunnel
system) melalui ban berjalan (conveyor belt). Selanjutnya barang
tersebut akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light barrier
dan sensor yang akan mengirim sinyal ke unit pengontrol guna
mengaktifkan sinar X. Sinar X akan menembus barang yang
berada diban berjalan dengan sinar yang berbentuk kipas
sepotong demi sepotong sebagai bagian dari proses pemeriksaan.
Cara kerja pemeriksaan mesin X-ray ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
9
akan dikumpulkan bagian per bagian dan akan membetuk sebuah
gambar pada layar monitor.
Prinsip dasar sinar X adalah menembus material/bahan,
maka bahan yang berbeda akan menyerap sinar-X pada tingkat
yang berbeda. Berdasarkan daya serap sinar X maka warna yang
tampil pada layar monitor mesin X-ray dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Warna Oranye
Warna ini menandakan bahwa bahan tersebut bersifat
organik, seperti: pakaian, kulit, kertas dan lain-lain.
2. Warna Hijau
Warna ini menandakan bahwa bahan tersebut bersifat
anorganik, seperti: alumunium, plastik, circuit board dan
lain-lain.
3. Warna Biru Tua
Warna ini menandakan bahwa barang tersebut bersifat
logam, seperti: besi, baja dan lain-lain.
Sebelum di X-ray
10
Sesudah di X-ray
11
Tampilan di monitor mesin X-ray memang tidak jelas, tetapi
apabila petugas KIPM dapat dilatih cara mengoperasikan dan
pembacaan monitor mesin X-ray dan didukung dengan keahlian
teknis perikanan, tentunya petugas KIPM dapat memprediksi jenis
ikan atau hasil perikanan yang tampak pada layar monitor mesin
X-ray.
12
BAB III
TAMPILAN BEBERAPA MEDIA PEMBAWA/HASIL PERIKANAN
PADA LAYAR MONITOR MESIN X-RAY
13
b. Ikan koi (Cyprinus koi)
14
c. Louhan
15
d. Ikan Alligator (Atractosteus spatula)
16
e. Ikan Tali-tali
17
3.1.2. Ikan hias laut
Gambar 13. Tampilan ikan hias air laut pada mesin X-ray
18
3.2. Ikan Non Hias
3.2.1. Kepiting (Scylla serrata)
19
3.2.2. Lobster (Panulirus spp.)
20
3.2.3. Benih lobster (Panulirus spp)
21
3.2.4. Benih lobster (Panulirus spp) yang Dicampur dengan Sayuran
22
3.2.5. Ikan kerapu hidup (Ephinepilus sp.)
Gambar 18. Tampilan ikan kerapu (Ephinepilus spp.) pada mesin X-ray
23
3.2.6. Ikan Segar/Fesh Fish
24
3.2.7. Coral
25
3.2.8. Bawal Segar
26
3.2.9. Udang Belalang
27
3.2.10. Ikan Kerapu Lumpur
28
3.2.11. Benur Udang Vannamei
29
3.2.12. Benih Arwana
30
3.2.13. Daging Rajungan
31
3.2.14. Telur Gurami
BAB IV
Tampak atas pada monitor X-ray
32
PENUTUP
ttd.
RINA
33