Anda di halaman 1dari 2

Keamanan vaksin palsu

Walaupun dampak yang ditimbulkan dari vaksin yang diduga palsu tidak menimbulkan
gangguan kesehatan yang cukup serius pada kesehatan bayi, namun dalam hal ini bila
ditemukan ada yang terimbas dampak vaksin palsu. Pemerintah akan melakukan vaksinasi
ulang dan diberikan gratis sebagaimana biasanya.

Kemenkes menjamin vaksin yang di distribusikan melalui jalur pemerintah aman dan terjaga
keaslian nya.

Komnas PP-KIPI (Pengkajian & Penanggulanan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) telah
mengeluarkan surat edaran tanggal 30 Juni 2016 Nomor: 37/VI/TU/Komnas PP-KIPI/2016
mengenai klarifikasi dampak vaksin palsu.

Kami sampaikan bahwa hingga dengan saat ini Komnas PP-KIPI tidak pernah menerima
laporan kasus KIPI terkait pemberian imunisasi dengan vaksin palsu ujar Ketua Komnas PP-
KIPI, Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) M.Trop. Paed, dalam surat edarnya.

Menurut Dr. Hindra, laporan serius terakhir KIPI adalah kasus KIPI dari Puskesmas Pasar
Rebo yang sudah dilakukan kajian dan analisa. Setelah dilakukan kajian dan analisa oleh Tim
Komnas PP-KIPI, kematian pada bayi RAKP pasca imunisasi DPT/HB/Hib terjadi secara
kebetulan (koinsiden) dan tidak ada hubungan dengan imunisasi (inkosisten).

Terkait vaksin palsu bila terjadi kasus KIPI pasca imunisasi yang terkait dan terbukti
menggunakan vaksin paslu, larutan yang berisi cairan infus dan gentamicin secara teoritis
tidak akan menimbulkan KIPI serius. Vaksin palsu yang dibuat secara tidak steril berpotensi
menimbulkan reaksi lokal atau setempat berupa bengkak dan kemerahan pada lokasi
suntikan.

Namun demikian bagi anak-anak yang tidak mendapatkan kekebalan akibat diberikan vaksin
palsu, anak tersebut akan rentan terhadap penyakit dan kematian oleh Penyakit yang Dapat
Dicegah oleh Imunisasi (PD3I) seperti Difetri, tetanus, hib, Campak, dan lain-lain,
tambahnya.
Dalam setiap kasus KIPI serius, komnas PP-KIPI selalu bekerjasama dengan Badan POM
dan PPOMN (Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional) untuk melakukan investigasi
dengan melakukan uji toksisitas dan sterilitas terhadap vial vaksin terkait kasus KIPI serius.

Dr. Indra juga menambahkan, Komnas PP-KIPI juga bekerjasama dengan Komite daerah PP-
KIPI provinsi dan Dinkes Provinsi dalam memantau kemungkinan adanya KIPI yang
berkaitan dengan vaksin palsu. Selain itu, Komnas PP-KIPI juga mengirimkan surat
himbauan ke Komite daerah PP-KIPI dan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan
kewaspadaan dalam mendapatkan laporan KIPI terkait vaksin palsu dan agar segera
melakukan investigasi serta analisa kausalitas

Keaslian Vaksin

Hingga saat ini belum ada penjelasan bagaimana menguji keaslian vaksin. Untuk mengetahui
vaksin asli atau palsu hanya dilihat dari kemasan dan ciri-ciri dari sediaan vaksin saja.

Menurut mentri kesehatan Nila Djoewito M, yang terpenting adalah selalu mengamati
timbulnya reaksi setelah pemberian imunisasi dan melaporkannya ke petugas kesehatan.

http://www.depkes.go.id/article/view/16070100002/koordinasi-linsek-untuk-tanggulangi-
vaksin-palsu.html#sthash.AS38a2cu.dpuf

www.depkes.go.id/pdf.php?id=16072800001

Anda mungkin juga menyukai