Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU UKUR TANAH II

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan Analisis Sedimen

Disusun Oleh :

Dimas Bayu Adi Putra 15 4110 4973

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK`

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

2017

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen i


DAFTAR ISI

Judul ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1. Latar Belakang ...................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................. 2
3. Tujuan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengukuran Arus................................................................... 3
a. Sifat Gerakan Badan Air ................................................. 3
b. Prosedur Pengukuran Arus ............................................. 4
2. Pengukuran dan Analisis Sedimen........................................ 6
a. Karakter Sedimen............................................................ 6
b. Pengambilan Contoh Sedimen ........................................ 7
c. Analisis Distribusi Ukuran Butir..................................... 8
d. Analisis Konsentrasi sedimen ......................................... 10
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan.................................................................................. 12
b. Saran ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen ii


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hidrografi merupakan suatu cabang ilmu yang berkepentingan dengan
pengukuran dan deskripsi sifat serta bentuk dasar perairan dan dinamika badan
air (Kelompok Keahlian Hidrografi, 2004). Adapun yang dimaksud dengan dasar
perairan meliputi topografi dasar laut, jenis material dasar laut dan morfologi
dasar laut, sedangkan yang dimaksud dengan dinamika badan air meliputi pasut
dan arus. Data mengenai fenomena dasar perairan dan dinamika badan air
tersebut diperoleh melalui pengukuran yang kegiatannya disebut sebagai survei
hidrografi. Informasi yang diperoleh dari kegiatan ini untuk pengelolaan sumber
daya laut dan pembangunan industri kelautan. Informasi yang diperoleh dari
kegiatan ini untuk pengelolaan sumberdaya laut dan pembangunan industr i
kelautan.
Negara Indonesia sendiri terdiri atas beribu pulau.Dan antara pulau satu dengan
yang lain dibatasi oleh perairan laut yang sangat luas. Potensi negara Indonesia
akan kekayaan lautnya sangat melimpah, dan berkembang juga dalam industr i
maritim. Wilayah pantai di kepulauan Indonesia memiliki potensi pembanguna n
yang sangat bagus. Kawasan laut memiliki dimensi pengembangan yang lebih
luas dari daratan karena mempunyai keragaman potensi alam yang dapat
dikelola. Potensi kelautan di republik ini sungguh sangat berlimpah baik di
nearshoremaupun di offshore. Beberapa sektor kelautan seperti perikanan,
perhubungan laut, pertambangan sudah mulai dikembangkan walaupun masih jauh
dari potensi yang ada.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri yang marine-oriented,
Survei hidrografi mutlak dilakukan dalam tahapan explorasi maupun feasibility
study. Survei hidrografi adalah cabang ilmu yang berkepentingan dengan
pengukuran dan deskripsi sifat serta bentuk dasar perairan dan dinamika badan air.

[Type text] Page 1


2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran hidrografi dalam pengukuran arus?
2. Bagaimana Hidrografi dapat digunakan dalam menganalisis sedimen ?
3. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui peran hidrografi dalam pengukuran arus
2. Mengetahui Hidrografi dapat digunakan dalam menganalisis sedimen

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 2


BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengukuran Arus
Arus adalah gerakan badan air. Di pantai dengan perairan dangkal, arus dapat
dibangkitkan oleh pasut, gelombang dan sampai tingkat tertentu angin.
Pengetahuan mengenai dinamika arus pada suatu wilayah peranan sangat penting
untuk kajian mengenai dinamika dan kualitas lingkungan serta rekayasa wilaya h.
Teknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan pendekatan Lagrangian atau
Eulerien.
Pendekatan Lagrangian dilakukan dengan pengamatan gerakan massa air
permukaan dalam rentang waktu tertentu implementasinya biasanya dilakukan
dengan sebuah pelampung. Selama selang waktu tertentu dan dalam interval waktu
yang tertentu pula. Studi dinamika arus yang demikian sangat penting misalnya,
untuk mengkaji model tumpahan minyak atau pengangkutan materi oleh badan air
di permukaan. Sementara, pendekatan Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus
pada suatu posisi tertentu di suatu kolom air. Data yang diperoleh dari pendekatan
ini adalah kekuatan dan arus apada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu.
a. Sifat Gerakan Badan Air
Kecepatan arus pada suatu penampang merupakan fungsi dari volume air yang
dialirkan dalam setiap satuan waktu dan luas penampang yang dilaluinya. Dari
perairan dangkal, badan air yang bergerak merasakan keberadaan dasar perairan.
Akibatnya terjadi gesekan antara bagian-bagian massa air yang bergerak dengan
dasar perairan dan mengakibatkan perlambatan yang sistematik pada kekuatan arus
di suatu kolom air, sehingga distribusi kekuatan arus di perairan dangkal pada satu
vertikal dengan kedalaman total akan membentuk profil logarimik. Jika lapisan
kedalaman dikonversi ke ekspresi logaritma normal, maka sebaran data kekuatan
arus pada kolom air yang dekat dengan dasar akan cenderung membentuk sebuag
garis lurus.

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 3


Perlambatan sistematik pada perairan dangkal juga berlaku pada badan air
sungai atau kanal buatan . dinding-dinding kanal memperlambat aliran arus
sehingga kecepatan arus tertinggi terletak di tengah- tengah kanal.
b. Prosedur Pengukuran arus
Pada lingkungan laut yang didominasi oleh pasut, maka durasi pengukuran arus
pasut setidaknya sepanjang periode pasut.saat pengukuran arus pasut, sebaiknya
diatur sedemikian rupa sehingga mewakili kondisi pada saat bulan purnama dan
buan perbani. Untuk itu, pengukuran perlu dijadwalkan selama dua kali selang
waktu sekitar 7 hari . pemilihan lokasi pengukuran ditentukan berdasarkan
pertimbangan kemampuan alat, kondisi lapangan, dan permintaan ketelitia n.
Gambar dibawah ini akan menjelaskan beberapa saran penentuan lokasi stasiun
pengukuran arus

Jika yang digunakan alat ukur mekanik, maka sebaiknya pengukura n


dilakukan di ketinggian sekitar 40% dari dasar perairan. Tempat yang diukur
harus mewakili kondisi batimetri periran setempat. Jika untuk pengukura n
sungai maka alat ditempatkan setidaknya ditengah-tengah sungai. Untuk muara
sungai, pengukuran arus dilakukan pada beberapa potongan tegak lurus garis

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 4


pantai. Walaupun demikian, keputusan pemilihan lokasi pengukuran akan
bervariasi menurut tujuan survei.
a. Pengukuran arus dengan cara mekanik
Pada pengukuran secara mekanik menggunakan Current meter. Badan air
yang bergerak memutar baling-baling yang dihubungkan dengan sebuah roda
gigi yang dapat menghitung dan mencatat waktu. Alat ukur ini mempunya i
ketelitian yang relatif sangat baik dan kini telah berkembang current meter
yang bekerja secara elektronik dan mempunyai perekaman yang sangat besar.
Hingga dewasa ini, current meter sangat umum dipakai untuk mengukur arah
dan kecepatan arus pada lokasi dengan ketinggian tertentu dari dasar perairan.
Kedalaman pengukuran yang dipilih biasanya 60% dari permukaan air. Pada
kedalaman tersebut kecepatan yang terukur biasanya sama dengan kecepatan
arus rata-ratanya. Jika pada suatu pengukuran membutuhkan lebih dari dua alat
untuk melakukan pengukuran yang berbeda maka keputusan mengenai jumala h
alat akan tergantung pada kebutuhan data pengukuran tersebut, ketersediaan
sumberdaya (alat dan biaya) dan kondisi lapangan (utamanya sifat gerakan
badan air)
b. Pengukuran arus dengan cara akustik
Teknik pengukuran arus yang saat ini merupakan state of the art dilakukan
dengan memanfaatkan gelombang akustik. Beberapa diantaranya adalah
Acoustic Doppler Profiler (ADP) dan Acoustic Doppler Current Profiler
(ADCP). Pada alat ini, gelombang akustik dipancarkan melalui transduser dan
merambat disepanjang kolom air. Pada suatu lapisan air yang diukur kecepatan
arusnya, gelombang dipantulkan kembali menuju transduser oleh partikel
sedimen dan plankton (yang bergerak dengan kecepatan sama dengan
kecepatan gerak air). Karena adanya gerak relatif pemantulan gelombang
terhadap alat ukur arus akustik, maka gelombang yang diterima akan
mengalami efek doppleratau bertambah frekuensinya.
Perubahan frekuensi ini sebanding dengan perbedaan kecepatan antara alat
ukur arus akustik dengan lapisan arus yang diukur. Alat ukur jenis akustik

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 5


memiliki beberapa kelebihan dibandingkan current meter konvensional karena
mengganggu badan air yang diukur. Sementara alat ukur akustik cukup
dioperasikan dari permukaan air dengan posisi menghadap ke dasar perairan.
Resolusi spasial dan temporal alat ukur arus akustik juga jauh lebih baik
dibanding current meter.
2. Analisis Sedimen
Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topografi dan batimetri)
pesisir. Sedimen berasal dari fragmentasi (pemecahan) batuan. Pemecahan tersebut
terjadi karena pelapukan (weathering) yang dapat berlangsung secara fisik,
kimiawi atau biologis. Berubahnya morfologi pesisir terjadi akibat berpindahnya
sedimen yang berlangsung melalui mekanisme erosi, pengangkutan (transport) dan
pengendapan (deposition). Sedimen yang dipindahkan adalah sedimen yang
terletak pada permukaan dasar perairan. Agen yang berperan dalam perpindahan
sedimen ini adalah arus. Sebagian besar kandungan sedimen di bumi adalah kuarsa
dengan massa jenis rata-rata 2650kg/m3 . Angka tersebut lazim dipakai untuk
berbagai aplikasi kajian sedimentasi. Walaupun demikian, pada lokasi-lokas i
tertentu, misaknya pantai berterumbu karang atau pantai yang bahan sedimennya
didominasi oleh produksi erupsi vulkanik atau bahan organik, massa jenis sedimen
rata-rataranya harus ditentukan berdasarkan hasil survei (pengambilan contoh
sedimen) setempat.
a. Karakter Sedimen
Sedimen diciri atau dikarakterisasi menurut sifat-sifat alami yang dimilikinya,
misalnya : ukuran butir (grain size), densitas, kecepatan jatuh, komposisi, porositas,
bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkatan sedimen, ukuran butir merupakan
karakter sedimen yang sangat penting karena dipakai untuk mempresentasika n
resistensinya terhadap agen pengangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh
diameternya, densitas, kecepatan jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan
sebagainya. Dalam studi angkatan sedimen, ukuran butir merupakan karakter
sedimen yang sangat penting karena dipakai untuk mempresentasikan resistensinya

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 6


terhadap agen pengangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya,
densitas, kecepatan jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya.
Dalam studi angkatan sedimen, ukuran butir merupakan karakter sedimen yang
sangat penting karena dipakai untuk mempresentasikan resistensinya terhadap agen
pengangkut. Ukuran butir sedimen diwakili oleh diameternya, densitas, kecepatan
jatuh, komposisi, porositas, bentuk dan sebagainya. Dalam studi angkatan sedimen,
ukuran butir merupakan karakter sedimen yang sangat penting karena dipakai
untuk mempresentasikan resistensinya terhadap agen pengangkut. Ukuran butir
sedimen diwakili oleh diameternya. Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen
diklarifikasi menurut : lumpur (mud), pasir (sand) dan kerikil (gravel). Klasifikas i
tersebut mengikuti kriteria Wentworth.
b. Pengambilan contoh sedimen
Kajian terhadap contoh sedimen sangat berguna untuk penentuan sifat fisik
serta komposisi kandungannya. Interpretasi terhadap informasi tentang sifat fisik
dan komposisi kandungan sedimen sangat penting untuk dikembangkan menjadi
kajian lanjut untuk, analisis dinamika batimetri, ketahanan tanah, potensi
penambangan atau pencemaran,. Sedimen yang berukuran besar (misalnya: pasir
kasar dan kerikil) cenderung seristen terhadap gerakan arus. Jika kekuatan arus
cukup besar, sedimen tersebut cenderung terangkut dengan kontak yang kontinu
dengan dasar perairan. Sedimen yang berukuran lebih kecil misalnya, lumpur
dengan konsentrasi rendah cenderung terangkut sebagai suspensi dengan kecepatan
dan arah yang mengikuti kecepatan dan arah arus dan konsentrasi sedimen dengan
lokasi pengambilan contoh sedimen di dasar perairan dan yang terangkut sebagai
suspensi pada suatu kolom air.
Sedimen di dasar perairan dikaji dengan mengambil contoh menggunakan grab
sampler. Berat contoh sedimen sedimen yang diambil bervariasi menurut ukuran
grab sampler yang digunakan. Pada umumnya, berat contoh sedimen 1 kg sudah
cukup untuk dipakai sebagai bahan untuk meganalisis beberapa karakter sedimen
dari suatu dasar perairan. Teknik pump sampler digunakan untuk mengamati

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 7


perubahan konsentrasi sedimen dalam selang waktu pengamata n.tek nik
pengambilan ini disebut sebagai pengukuran langsung (direct sampling)
Cara lain yang dapat dipakai untuk mengukur konsentrasi sedimen tersuspensi
dengan cara teknik optik dan akustik, cara tersebut digolongkan sebagai
pengukuran tak langsung.
c. Analisis distribusi ukuran butir
Sedimen di alam tidak akan memiliki ukuran yang seragam. Jika contoh
sedimen yang terletak pada suatu permukaan dasar periran diambil, maka aalisis
akan menunjukkan bahwa contoh sedimen tersebut terdiri dari berbagai macam
ukuran butir. Ukuran representatif yang duapakai untuk mewakili contoh sedimen
tersebut biasanya adalah diameter mediannya yang ditentukan menurut berat.
Distribusi ukuran butir dari sauatu contoh sedimen juga merupakan parameter yang
penting dalam studi angkutan sedimen.
Teknik baku yang dipakai untuk menganalisis sebaran ukuran butir sedimen
adalah sieving. Untuk itu, contoh sedimen terlebih dahulu dikeringkan, kemudian
disaring melalui saringan-saringan yang ukuran kerapata jaringannya berbeda-beda
(terkecil 0,063 dan terbesar 20 mm). Contoh sedimen yang tertinggal pada sebuah
saringan pasti mempunyai ukuran butir yang lebih besar dari kerapatan jaring pada
saringan tersebut dan lebih kecil dari ukuran kerapatan jaring pada saringa n
sebelumnya. Selanjutnya, sedimen yang tertinggal pada setiap saringan masing-
masing ditimbang beratnya. Dari hasil ini akan diperoleh distribusi berat sedimen
berdasarkan rentang ukuran kerapatan jaringan saringan. Tabel dibawah iniakan
memperlihatkan hasil penimbangan suatu contoh sedimen dasar perairan teknik
sieving. Dari tabel dibawah juga dapat dibangun sebuah histogram frekuensi dan
distribusi ukuran sedimen

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 8


Tabel Data hipoteti hasil penimbangan suatu contoh sedimen dasar perairan
dengan teknik sieving

Gambar Hasil analisis contoh sedimen

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 9


Dari contoh yang diberikan diatas diperoleh beberapa karakter sebaran ukuran
butir sedimen, sifat sebaran yang well sorted , kandungan lumpur 1% dan standar
deviasi 1,36. Data sedimen dasar perairan disajikan dalam bentuk peta sebaran
sedimen yang dibangun melalui interpolasi banyak lokasi pengambilan contoh
sedimen. Gambar dibawah ini akan memperlihatkan penyiapan peta sebaran
sedimen dsar perairan menurut diameter mediannya.

Peta sebaran sedimen dasar perairan menurut d50 di Tray Estuary, Inggris
(Buller & McManus, 1957)
d. Analisis Konsentrasi sedimen
Contoh air yang diambil dari suatu kolom air akan melalui proses filtrasi untuk
memisahkan partikel-partikel sedimen dari air melalui sebuah filter. Massa
sedimen pada contoh air yang diamil diperoleh dengan menimbang selisih berat
kering filter setelah dan sebelum filtrasi. Konsentrasi sedimen diperoleh dengan
membagi massa sedimen dengan volume air contoh. Data konsentrasi sedimen
tersuspensi diperlukan terutama untuk mengukur laju pengangkutan sedimen
(materi yang tersuspensi lainnya) pada suatu kolom air atau bidang potongan
pengukuran.
Informasi laju pengangkutan sedimen dari dua penampang pengukura n
ditujukan untuk kajian dinamika batimetri (perubahan elevasi dasar perairan)
diantara lokasi potongan pengukuran . pendekatan ini mengasumsikan bahwa tidak

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 10


ada sumber sedimen lain kecuali yang bersal dari dasar perairan.konsep ini
dikembangkan untuk kajian pada sistem yang lebih besar. Seperti interaksi antara
Daerah Aliran Sungai dengan kawasan pesisir. Pasokan sedimen yang diangkut
oleh sungai merupakan salah satu bahan yang penting untuk menjaga stabilita s
pantai sebagai pegganti sedimen yang hilang akibat energi yang bekerja di pantai
karena aksi gelombang dan pasut.
Dalam hal ini, sumber sedimen lain (selain dari dasar perairan) yang berasal
dari permukaan tenah pada suatu sistem aliran sungai juga harus diperhitungka n.
Kelebihan pasokan dari sungai akan mengakibatkan pengendapan di pantai,
sebaliknya kekurangan pasokan sedimen dari sungai akan mengakibatka n
mundurnya garis pantai.

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 11


BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hidrografi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
pengukuran dan sifat di perairan, sebagaimana fungsinya hidrografi juga
dapat melakukan pengukuran arus dengan menganalisa sifat gerakan badan
air dan prosedur pengukuran arus didalam pengukuran arus dapat dilakukan
dengan pengukuran arus secara mekanik dan akustik. Sebagai analisis
sedimen hidrografi berperan dengan mempelajari karakter sedimen,
pengambilan contoh sedimen, dan analisis distribusi ukuran butir.
2. Saran

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, karena


kurangnya pengalaman dan pengetahuan tentang Hidrografi Sebagai
Pengukuran Arus dan Analisis Sedimen. Untuk itu kritik dan saran pembaca
sangat bermanfaat demi tercapainya kepentingan bersama untuk
memperbaiki kesalahan dari makalah ini.

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 12


DAFTAR PUSTAKA

Poerbondono dan Djunasjah Eka (2005) Survei Hidrografi


Poerbandono (2005a). Penggunaan Alat Ukur di Perairan Dangkal Bagian I :
Teknik dan keterandalan Pengukuran.
Poerbandono (2005b). Penggunaan Alat Ukur di Perairan Dangkal Bagian II :
Teknik dan keterandalan Pengukuran.

Hidrografi Sebagai Pengukuran Arus dan analisis Sedimen 13

Anda mungkin juga menyukai