MENINGKATKAN METAKOGNITIF SCAFFOLDS PADA SISWA KELAS
XI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN LABORATORIUM BERBASIS MIKROKOMPUTER
Latar Belakang Masalah
Pada KI 3 dimensi pengetahuan terdiri dari empat yaitu pengetahuan
faktual,, konseptual, procedural, dan metakognitif. Semua dimensi pengetahuan ini memiliki peran yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada kurikulum 2013, kecerdasan yang dibidik adalah kecerdasan metakognitif siswa. Pada kurikulum ini seorang siswa diharapkan mampu bersikap mandiri dan tahu apa yang telah dipelajari, apa yang sedang dipelajari, dan apa yang harus dipelajari. Metakognitif merupakan kemampuan peserta didik atau siswa dalam memonitor (mengawasi), merencanakan serta mengevaluasi sebuah proses pembelajaran. Seorang siswa diharapkan bisa bersikap mandiri dalam hal materi atau ilmu yang dipelajari, bersikap jujur terhadap kemampuan masing-masing diri baik kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, dan berani mencoba perkara baru guna menggali pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya. Kesadaran seseorang tentang apa yang dipikirkannya adalah hal yang penting untuk dimiliki. Karena dengan memiliki kesadaran tentang apa yang sedang dipikirkannya, maka seseorang dapat menentukan hal apa yang harus dia kerjakan. Scaffolding merupakan bantuan, dukungan (support) kepada siswa dari orang yang lebih kompeten yang memungkinkan penggunaan fungsi kognitif yang lebih tinggi dan memungkinkan berkembangnya kemampuan belajar sehingga terdapat tingkat penguasaan materi yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan adanya penyelesaian soal-soal yang lebih rumit. Pada penelitian ini metakognitif scaffolds menjadi pusat karena dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk dapat belajar mandiri dalam pembelajaran kognitif tingkat tinggi. Untuk melihat pengaruh dari metakognitif scaffolds dalam penelitian ini dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan..tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
Laboratorium sangat penting dalam kurikulum sains. Pekerjaan
laboratorium sebagian besar berpusat pada pertanyaan prosedural tingkat rendah dan jawaban dan belum umum digunakan untuk membantu siswa membangun pengetahuan yang bermakna. Siswa tidak menyadari tujuan dari prosedur yang ditetapkan dan tidak dapat menyelesaikan masalah tak terduga atau menjelaskan hasil yang menyimpang dari orang-orang dalam buku teks. Penelitian ini difokuskan pada prestasi belajar rendah melalui self regulated. Melalui proses self regulated, siswa secara bertahap memperoleh prestasi diri terdistribusikan manfaaatnya yang menghasilkan keberhasilan akademik.
Microcomputer based laboratory (MBLs) yaitu pembelajaran
laboratoriumm dengan menggunakan perangkat lunak yang memungkinkan komputer untuk mengukur grafik,, merekam, dan menganalisa berbagai kuantitas fisik: suhu, cahaya, pH, tekanan, dan parameter listrik dan magnetik, untuk membuat daftar yang paling umum. Hasil yang didapatkan secara langsung dalam praktikum, sehingga memudahkan siswa untuk mengolah data dan menganalisis data. Hal ini memungkinkan para siswa dan guru untuk mengevaluasi keakuratan data laboratorium dan / atau perhitungan. Serta menarik minat siswa untuk memahami konsep dan melakukan praktikum agar mendapatkan pemahaman yang lengkap.