Anda di halaman 1dari 4

MANIK ANAK

Dikecamatan kayan hilir kabupaten sintang tepatnya didesa sungai buaya, disana
terdapat suatu kebudayaan yang disebut dengan MANIK ANAK. Manik anak adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat (desa sungai buaya) pada saat bayi
berumur kurang lebih satu minggu dan dilakukan oleh setiap keluaraga yang sudah disahkan
perkawinannya baik itu anak pertama, kedua, dan sampai kepada anak yang bungsu. Upacara
ini dilakukan disebuah sungai yang sudah ditentukan oleh para petua adat yang sudah
memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang adat isti adat Dayak Inggar Silat. Sebelum
dilakukan upacara MANIK ANAK ini bayi tersebut hanya boleh dimandikan dirumah dan
tidak diperkenankan mandi disungai. Masyarakat desa sungai buaya melakukan upacara
(kegiatan manik anak) ini agar si bayi yang baru saja dilahirkan tersebut dapat bertumbuh dan
berkembang dengan sehat tanpa kurang satu apapun juga, kegiatan ini juga merupakan suatu
cara keluarga bayi tersebut mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa oleh karena mereka
telah dikaruniai bayi tersebut (anak) ataupun saudara. Dulunya kegiatan manik anak ini hanya
menggunakan tradisi adat, tapi sekarang karena adanya pengaruh dari agama maka kegiatan
ini digabungkan kedalam kegiatan keagamaan.

Dalam MANIK ANAK ini ada tiga macama kegiatan yang dilakaukan yaitu MANIK
ANAK, NGEGAK NAMA, dan NETAK BUK. NGEGAK NAMA adalah suatu tradisi
masyarakat sungai buaya untuk menentukan nama yang cocok untuk sibayi. NETAK BUK
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat adat desa sungai buaya pada suatu
kegiatan MANIK ANAK yang dimana bayi tersebut dipotong rambutnya apa bila bayi
tersebut laki laki jika bayinya perempuan maka kegiatan ini ditiadakan. Upacara NETAK
BUK ini hanya dikhususkan untuk bayi laki laki, apa bila bayi tersebut perempuan maka
kegiatannya hanya sampai kepada NGEGAK NAMA. Kegiatan upacara MANIK ANAK ini
dihadiri oleh pemimpin ibadat (pastor atau yang mewakili) sehingga terjadilah suatu
keharmonissan antara adat dan agama, didalam kehudupan masyarakat setempat.

Berikut ini adalah urutan kegiatan MANIK ANAK :

MANIK ANAK

NGEGAK NAMA

NETAK BUK
1. MANIK ANAK
Dalam bahasa Indonesia kata MANIK berarti mandi dan ANAK berarti bayi.
Manik anak adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat (desa
sungai buaya) pada saat bayi berumur kurang lebih satu minggu dan dilakukan
oleh setiap keluaraga yang sudah disahkan perkawinannya baik itu anak pertama,
kedua, dan sampai kepada anak yang bungsu. Setelah bayi dilahirkan dan sudah
berumur kurang lebih satu minggu maka barulah kegiatan ini dapat dilakukan.
Kegiatan MANIK ANAK ini dilakukan disebuah sungai yang sudah ditentukan
oleh para pemuka adat dan biasanya sungai yang akan dijadikan tempat kegiatan
MANIK ANAK ini tidak terlalu jauh dari perkampunggan atau rumah para
penduduk.

Alat yang digunakan

1). Pakaian adat


Pakaian adat ini digunakan oleh para pemuka adat, ayah dan ibu bayi,
perempuan yang menggendong bayi dan perempuan yang memandikan bayi,
biasanya perempuan yang memandikan bayi ini adalah bidan atau dukun
beranak yang membantu dalam proses persalinan.
2). Tang guy
Tang guy adalah suatu pelindung kepala, tang guy ini digunakan oleh
perempuan yang membawa bayi dari rumah kesungai.
3). Senapang lantang
Senapang lantak adalah suatu alat yang biasanya digunakan oleh
pemburu untuk berburu dihutan atau disekitarnya. Senapang lantak digunakan
(dibunyikan) pada saat bayi dibawa keluar rumah, saat bayi dimandikan
disungai, dan pada saat bayi dibawa kembali ke rumah. Senapang lantak
dibawa atau dibunyikan apa bila bayi tersebut laki laki, apa bila bayi tersebut
perempuan maka senapang lantak tidak dibawa atau tidak bunyikan.
4). Hemansai
Hemansai adalah suatu alat yang digunakan oleh masyarakat untuk
menangkap ikan disungai, danau dan diteluk. Hemansai ini dibawa kesungai
dan direndam pada saat kegiatan upacara MANIK ANAK dilakukan disungai
yang sudah ditentukan. Hemansai ini dibawa dan direndam apa bila bayi
tersebut perempuan dan jika bayi tersebut laki laki hemansai ini tidak dibawa
dan tidak direndam.
5). Rancak
Rancak adalah suatu pegelak (sesajen) yang diberikan kepada penjaga air,
untuk ucapan syukur. Didalam rancak ini terdapat:
a). Daging ayam,
b). Daging babi,
c). Pulut pansuh,
pulut pansuh adalah beras merah yang di masukkan kedalam buluh diisi
dengan air, ditutup dengan daun jambu monyet, lalu dibakar.
d). Telur ayam rebus
e). Daun ririt
daun ririt adalah suatu daun yang digunakan untuk menyimpan sesajen.
f). Nasi kepal.

6). Mandau,
7). Kujur,
8). Intang
Intang adalah suatu kain untuk membawa bayi.
9). Tawak
Tawak sering disebut jugak gong.

Kegiatan MANIK ANAK


Pertama tama orang tua bayi menyiapkan semua perlengkapan yang harus
disiapkan seperti yang sudah cantumkan diatas. Lalu mereka memilih perempuan
yang akan membawa bayinya untuk dilakukan upacara MANIK ANAK ,dan memilih
laki laki atau perempuan yang akan membawa hemansai, senapang patah dan kujur,
lalu mereka menyiapkan makanan untuk para masyarakat yang berkunjung
kerumahnya atau ikut dalam upacara MANIK ANAKnya, setelah semuanya siap
maka bisa dilakukan kegiatan MANIK ANAK. Perempuan yang sudah dipilih
tersebut disuruh menggunakan pakaian adat yang sudah disiapkan lalu menggendong
bayi untuk pergi kesungai ayah ibu beserta petua adat dan pastor atau yang mewakili
juga ikut serta pergi kesungai untuk dilakukan upacara ini, para petua adat dan orang
tua bayi juga harus menggunakan pakaian adat. Sebelum berangkat kesungai, mereka
akan dibunyikan senapang lantak oleh para petua adat (jika bayi laki laki) pada saat
pergi kesungai bapak, ibu dan perempuan yang sudah ditentukan tadi untuk membawa
sibayi, para petua adat dan pastor atau yang mewakili pergi kesungai diiringgi dengan
tawak (gong) yang dimainkan oleh tiga orang. Apa bila bayi tersebut laki laki maka
yang di itu adalah senapang patah dan kujur, jika bayi perempuan maka yang harus
dibawa adalah hemansai. Arti dari senapang patah dan kujur adalah jika kelak bayi
tersebut dapat menjadi penjaga dan pelindung keluarga dan desanya, dan jika ia
berburu ia akan mendapatkan buruan. Jika bayi itu perempuan ia akan pergi kesungai
dan membawa hemansai untuk menangkap ikan dan berarti ia mampu merangkul
keluarganya dengan baik suatu hari nanti. Setelah sampai disungai mereka akan
mendengar suara senapang patah yang ditembakkan oleh para petua adat ji (jika bayi
laki laki), lalu pastor atau yang mewakili melakukan pemberkatan terhadap air yang
akan digunakan untuk upacara ini. setelah pemberkatan selesai maka sesajen tadi yang
sudah disiapkan tadi ditenggelamkan kedalam sungai lalu bayi akan langsung
dimandikan oleh seorang bidan atau dukun beranak yang membantu proses persalinan
disertai oleh jampi jampinya yang dilakukan oleh para petua adat dan
menenggelamkan hemansai (apa bila bayi perempuan), dan mengibas ngibaskan
mandau disekitar air. setelah selesai bayi langsung diserahkan kepada perempuan
yang sudah dipilih oleh orang tuanya tadi. Setelah sampai ditangan perempuan
tersebut para petua adat menembakkan senapang patah lagi (apa bila bayinya laki
laki) dan mereka bisa pulang kerumah. Setelah sampai dirumah para petua adat
menembakkan senapang patah lagi lalu barulah perempuan dan bayi tersebut boleh
masuk kerumah dan mengikuti acara berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai