Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi merupakan salah satu
planet yang ada di sistem tatasurya kita. Bumi didiskripsikan berbentuk bulat pepat
dan berputar pada poros pendeknya. Jari-jari bumi 6.370 km, yang terdiri dari benda
padat (batuan), benda cair, dan gas (udara).
Secara umum interior bumi terdiri dari daratan (benua, pulau-pulau, lembah-lembah,
dan pegunungan), serta lautan (lembah, palung, serta pegunungan bawah laut).
Puncak gunung tertinggi 8.000 m dpl (Pegunungan Himalaya), sedangkan palung
yang terdalam mencapai kedalaman 10.000 meter di bawah muka laut (Palung
Philipina).
Informasi utama dari susunan dalam bumi diketahui berdasarkan informasi seismologi.
Berdasarkan penyelidikan oleh H. Jeffreys dan K.E. Bullen (1932-1942) yang
mengacu pada penyelidikan E. Wiechert (1890-an) dengan menggunakan cepat
rambat gelombang P dan S, didefinisikan pembagian bentuk dalam (lapisan-lapisan)
dari interior bumi, yaitu terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, dan mantel
atas, serta kerak bumi (Gambar 1 dan 2), dimana :
Inti bumi (paling dalam), terdiri dari inti dalam (kedalaman 5.140-6.371 km, padat,
berat, dan sangat panas), inti luar (kedalaman 2.883-5.140 km, cair atau lelehan
lebih ringan, dan sangat panas).
Mantel, terdiri dari mesosfer (kedalaman 350-2.883 km, padat, bertekanan tinggi,
panas, dan keras), astenosfer (kedalaman 100-350 km, lemah, mudah terdeformasi
oleh panas dan tekanan, serta plastis).
Litosfer (kerak bumi), kedalaman 0-100 km, padat, dingin, kaku, rapuh, dan
ringan, yang terdiri dari kerak benua (tebal), dan kerak samudera (tipis).
dasar-dasar geologi -1
Gambar 1. Interior dalam kerak bumi.
Kerak benua didominasi oleh batuan yang kaya Silikat, dekat permukaan kaya dengan
alumunium (SiAl), dan pada kedalaman yang besar kaya akan magnesium (SiMa),
lihat Gambar 2.
Pada batas bawah kerak bumi, terjadi penambahan cepat rambat gelombang dan
disebut dengan bidang diskontinuitas Mohorivicic, dan ini juga berarti terjadinya
perubahan komposisi mineral batuan (spesies mineral), yang diinterpretasikan sebagai
perubahan komposisi dari gabbro menjadi suatu batuan ultrabasa (mineral dunit atau
eklogit).
Kerak bumi yang merupakan bagian teratas dari interior bumi yang langsung kontak
dengan oksigen dan merupakan tempat akumulasi mineral-mineral batuan merupakan
sasaran utama dari ilmu genesa endapan bahan galian untuk dapat mengetahui sebaran
mineral-mineral berharga. Keterdapatan mineral-mineral berharga tersebut sangat
bergantung pada jumlah (konsentrasi) mineral-mineralnya, serta letak dan bentuk
endapannya.
dasar-dasar geologi -2
Gambar 2. Komposisi (susunan) irisan dalam bumi.
1. Kerak Bumi
Kerak bumi (earthcrust) merupakan padatan yang relatif dingin, rapuh, dan kaku
(rigid) dengan BJ lebih rendah sehingga seolah-olah mengapung di atas mantel. Ini
adalah bagian yang berada di permukaan bumi sampai kedalaman 100 km.
Karena adanya perbedaan panas yang sangat tinggi antara bagian bumi yang tengah
dengan bagian bumi yang lebih luar, maka akan terjadi perbedaan tekanan dimana
tekanan pada bagian dalam lebih besar, sehingga pergerakan magma akan
dasar-dasar geologi -3
menghasilkan aliran konveksi di dalam mantel. Lelehan magma yang lebih panas akan
bergerak ke atas dan lelehan magma yang lebih dingin tenggelam (seperti gerakan air
panas dan air dingin pada waktu kita menjerang air di atas kompor, Gambar 3).
Gambar 3. Sketsa aliran panas pada pemanasan air di atas kompor, dan
sketsa aliran konveksi magma.
Akibat aliran konveksi lelehan magma tersebut lapisan kerak bumi yang padat dan
relatif rapuh yang ada di atasnya (mengapung) ikut bergerak sesuai dengan gerakan
lelehan magma. Pada suatu tempat tertentu lapisan kerak bumi akan retak dan
bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh
lelehan magma yang kemudian juga akan membeku (disebut sebagai daerah regangan
dimana lempengan kerak bumi yang saling berdekatan menjauh), contohnya pada laut
yang dalam di tengah samudera (Atlantik, Pasifik, dll).
Pada bagian bumi lain akan terjadi tumbukan antara lempeng-lempeng yang saling
mendekat sehingga akan terjadi penunjaman dari salah satu lempeng tersebut.
Lempeng yang lebih tipis (lempeng samudera) akan menunjam di bawah lempeng
benua yang relatif lebih tebal, dan sering disebut sebagai sebagai zona subduksi
(subduction zone). Pada bagian yang menunjam akan meleleh menjadi magma dan
bagian dari lempeng yang lain akan mengalami perlipatan, pengangkatan, dan
pensesaran (Gambar 4).
dasar-dasar geologi -4
batuan panas dari mantel (magma) dan membentuk kantong-kantong lelehan batuan
panas yang disebut sebagai dapur magma (magma chamber).
2. Pembentukan Batuan
Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau lebih
mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan
merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa
yang merupakan homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur dari
batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusun batuan, sedangkan
struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari
permukaan).
dasar-dasar geologi -5
Batuan kristalin terbentuk dari tiga proses (fisika-kimia) dasar, yaitu kristalisasi dari
suatu larutan panas (magma), presipitasi dari larutan, serta rekristalisasi dari suatu
bentuk padatan. Proses-proses tersebut akan menghasilkan tipe atau produk akhir dari
batuan sesuai dengan kondisi atau tahapan pembentukannya, dan kadang-kadang
muncul sebagai suatu produk residual. Berdasarkan proses pembentukannya batuan
dapat dikelompokkan sebagai batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan beku merupakan produk akhir dari magma, yang merupakan suatu massa
larutan silikat panas, kaya akan elemen-elemen volatil, dan terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi melalui reaksi panas (fusion) dari massa padatan. Bagian dari
pelarutan pada bagian tengah lapisan kerak bumi (hasil dari magma primer), biasanya
mempunyai komposisi basaltik, dan muncul di permukaan bumi melalui proses erupsi
membentuk batuan volkanik atau ekstrusif, atau melalui pen-injeksian pada perlapisan
atau rekahan-rekahan dalam kerak bumi pada kedalaman yang bervariasi membentuk
batuan hipabissal (hypabyssal rocks). Magma-magma lain yang berasal dari larutan
basaltik yang melalui proses differensiasi kadang-kadang juga muncul ke permukaan
bumi.
dasar-dasar geologi -6
DERET (SERIES) Oligoklas
KONTINIOUS Labradorit
Ortoklas
MINERAL-MINERAL Albit
Bitownit Andesin Kuarsa
DERET (SERIES)
DISKONTINIOUS
MINERAL-MINERAL
dasar-dasar geologi -7
Berdasarkan letak dan bentuknya, batuan beku dapat digambarkan seperti yang
terlihat pada Gambar 7.
Karena adanya perubahan iklim (panas, dingin, kering, hujan) dan reaksi dengan zat-
zat lain yang ada di permukaan bumi, termasuk juga pembuatan manusia dan makhluk
hidup lainnya, maka batuan yang ada di permukaan bumi dapat berubah (terombak)
sehingga menjadi tidak kuat dan kompak lagi. Akibatnya batuan tersebut akan mudah
tererosi dan ter-transport oleh aliran sungai.
Secara umum proses-proses penghancuran pada bagian yang tinggi (lapuk, longsor,
dan erosi), proses-proses pengangkutan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah oleh media air, serta proses-proses pengendapan (sedimentasi) pada bagian
dasar-dasar geologi -8
yang lebih rendah atau tenang (danau, sungai, lembah, rawa, dan laut), selalu
berlangsung di muka bumi. Kegiatan atau proses-proses tersebut akan terus
berlangsung sampai ribuan atau jutaan tahun, sehingga akan terjadi pengompakan
sehingga membentuk batuan-batuan sedimen yang kompak (batupasir, batulanau,
batulempung, breksi, batugamping, dll), lihat Gambar 8.
dasar-dasar geologi -9
Batuan sedimen dapat tersebar sangat luas atau terbatas, tergantung pada luas
cekungan pengendapan dan material pembentuk yang tersedia, juga pada kestabilan
cekungan pada masa yang bersangkutan, serta dapat juga bersamaan dengan
pembentukan cebakan endapan berharga/bahan tambang misalnya :
pada proses pelapukan endapan nikel, laterit, bauksit, dll.
pada proses pengendapan pasirbesi, timah, besi, batubara, pasir, kaolin,
batugamping, dll
Magma yang merupakan lelehan panas, pijar, dan relatif encer, dapat bergerak dan
menerobos ke permukaan bumi melalui rongga-rongga yang terbentuk oleh proses
tektonik (bidang sesar). Selain berupa padatan, magma juga mengandung uap air dan
gas yang bervariasi komposisinya.
Pada saat menerobos ke permukaan bumi, magma yang agak kental dan bertekanan
rendah maka akan muncul berupa lelehan lava panas yang mengalir dari
kepundan/kawah ke lereng gunung, dan secara pelan-pelan membeku mulai dari
bagian ujung dan luarnya, sedangkan bagian tengahnya masih akan mengalir dan
meninggalkan rongga-rongga di dalam lava (lava berongga).
Kalau magma tersebut encer dan bertekanan tinggi, maka akan terjadi letusan gunung
api. Sumbat kepundan akan hancur dan terlempar ke sekitarnya dan bersamaan
dengan itu sebagian magma panas juga akan terlempar ke udara. Akibat dari letusan
tersebut terjadi proses pendinginan yang cepat, sehingga magma akan membeku
dengan cepat dan membentuk gelas (obsidian), tufa atau abu halus, lapili dan bom
(berupa batuapung dengan rongga-rongga gas). Material yang halus (tufa) akan
terlempar jauh dan terbawa angin ke tempat yang lebih jauh, sedangkan bom, lapili,
dan gelas, dan material-material lain yang berukuran pasir dan kerikil akan jatuh di
sekitar puncak gunung.
dasar-dasar geologi - 10
Batuan yang sudah ada/terbentuk, dapat juga mengalami perubahan menjadi batuan
lain oleh proses metamorfosa (suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas panas dan
tekanan yang tinggi). Karena perubahan temperatur, tekanan, atau temperatur dan
tekanan (secara bersama) akan merubah struktur dalam (kristal) dari mineral-mineral
yang menyusun batuan tersebut. Dalam proses metamorfosa ini dianggap tidak ada
penambahan unsur dari luar.
AB + CD AC + BD
Misalnya suatu batuan mengandung 2 mineral yang masing-masing mempunyai unsur
AB dan CD. Setalah proses metamorfosa yang terbentuk adalah mineral baru dengan
susunan unsur AC dan BD.
Contoh lain : CaCO3 CaCO3
(batugamping) (marmer)
Secara umum pada batuan metamorf dikenal mempunyai 3 macam struktur, yaitu :
gneis, yang terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral
bulat (kuarsa, garnet, silimanit, dll).
sekis, yang terdiri dari susunan mineral-mineral pipih (terutama mika).
filit, yang terdiri dari mineral-mineral sangat halus (batu sabak).
dasar-dasar geologi - 11
2.5 Siklus Batuan
Secara alami semua batuan bisa berubah menjadi batuan lain seperti yang terlihat pada
Gambar 9.
Keterangan :
1. Magma membeku membentuk batuan beku pada kerak bagian dalam.
2. Kerak dalam kalau terangkat ---> di permukaan bumi.
3. Aktivitas atmosfir akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan diendapkan
menjadi sedimen.
4. Karena beban dan konsolidasi serta penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan sedimen
yang kompak dan keras.
5. a. Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi.
b. Atau mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf.
c. Batuan sedimen juga bisa tenggelam (penunjaman) dan meleleh menjadi magma baru
(mantel).
6. a. Batuan metamorf dapat terangkat ke permukaan bumi.
b. Atau tenggelam menjadi magma baru (mantel).
7. Batuan beku juga dapat mengalami metamorfosa menjadi batuan metamorf.
3. Stratigrafi
dasar-dasar geologi - 12
Secara umum stratigrafi diartikan sebagai suatu kesatuan ciri batuan yang berbeda
dengan di atas dan di bawahnya. Stratum dibatasi dari stratum lainnya oleh bidang
perlapisan atau ciri-ciri lain yang membedakannya dari yang berbatasan.
Secara umum yang dapat dipelajari dari penampang stratigrafi suatu daerah antara lain
: mengetahui urutan-urutan pengendapan batuan di daerah tersebut, mengetahui
susunan batuan, ketebalan, dan hubungan setiap lapisan, dapat memberikan gambaran
dalam melakukan interpretasi lingkungan pengendapan daerah tersebut.
4. Mineralogi
dasar-dasar geologi - 13
Mineral didefinisikan sebagai bahan/zat anorganik padat yang homogen, terbentuk di
alam dan mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu. Beberapa contoh
mineral dapat dilihat pada Tabel I.
Ada bahan lain yang tidak dapat disebut sebagai mineral, misalnya : SiO2 (opal, karena
amorf), C (batubara, karena merupakan bahan organik), H2O (air, karena bukan benda
padat).
5. Struktur Geologi
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah
sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan oleh proses tektonik
atau proses lainnya. Dengan terjadinya proses tektonik, maka batuan (batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun kerak bumi akan berubah susunannya
dari keadaannya semula. Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui
antara lain ; bidang perlapisan, sistem sesar, sistem perlipatan, sistem kekar, dan
bidang ketidakselarasan.
dasar-dasar geologi - 14
5.1 Bidang Perlapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang
memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan
kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas
lapisan batupasir yang satu dengan batupasir lainnya yang dapat dibedakan (Gambar
10). Biasanya batuan sedimen terdiri dari banyak sekali lapisan-lapisan yang berurutan
dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang perlapisannya. Bidang perlapisan
tersebut merupakan bagian yang lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan
sedimennya, karena itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.
Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena kekuatan batuan
tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga akhirnya batuan tersebut
patah. Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua bagian yang tadinya berhubungan dapat
bergeser naik, turun, atau bergeser secara mendatar (Gambar 11).
Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang kuat umumnya tidak berdiri sendiri
(tunggal), tetapi akan menghasilkan sesar-sesar lain yang lebih kecil di sekitarnya
sehingga dapat membentuk suatu sistem sesar yang kompleks (Gambar 12).
dasar-dasar geologi - 15
Gambar 11. Sketsa beberapa tipe sesar tunggal
dasar-dasar geologi - 16
5.3 Sistem Perlipatan
Karena aktivitas tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan mengalami
tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk sistem sinklin-antiklin. Pada sistem
perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar akan berubah posisinya menjadi
miring dengan sudut kemiringan (dip) dan jurus (strike) yang bervariasi (Gambar 13
dan 14).
dasar-dasar geologi - 17
Gambar 14.Sketsa bidang perlipatan
Apabila besarnya tegangan yang bekerja pada batuan sedimen tersebut melampaui
batas elastisnya, maka sistem tersebut akan mengalami penyesaran dan pergeseran
(Gambar 15). Sedangkan kalau tidak terlalu besar, maka pada bagian-bagian tertentu
mungkin akan terbentuk sistem kekar tarik (pada batuan yang rapuh/getas).
(a) (b)
dasar-dasar geologi - 18
Gambar 15.(a). Sketsa macam-macam perlipatan,
(b). Sketsa Perlipatan yang tersesarkan normal
Lapisan batuan yang tidak mendatar lagi (miring) posisinya dinyatakan dalam jurus
dan kemiringannya (strike/dipnya), sehingga dibutuhkan interpretasi untuk
mengkorelasikannya (Gambar 16).
Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena proses
tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar merupakan
akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan. Kalau kekuatan suatu
batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi melawan tegangan yang ada,
maka batuan tersebut akan pecah atau retak. Jika ukuran dari retakan tersebut besar
dan terjadi pergeseran yang besar disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran
retakan tersebut kecil (hanya sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi
pergeseran disebut sebagai kekar (Gambar 17).
dasar-dasar geologi - 19
Pada suatu batuan yang sama dalam daerah yang relatif kecil sering terdapat beberapa
pasang kekar yang berbeda (sistem kekar). Kekar-kekar yang mempunyai orientasi
(jurus dan kemiringan) sama disebut sebagai satu set kekar. Dalam suatu sistem kekar
bisa terdapat lebih dari satu set kekar.
Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang, licin, dll, tergantung
pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan jenis gaya yang bekerja
padanya.
Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukuran kekar (persistensi),
kekasaran bidang kekar, bukaan kekar (separation), isi bukaan kekar (infilling),
ada/tidaknya air pada kekar, besar aliran air pada sistem kekar, orientasi bidang kekar
(jurus dan kemiringan), jumlah set kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak
kekar
dasar-dasar geologi - 20
Adanya struktur sangat mempengaruhi kekuatan batuan, karena bidang-bidang
struktur tersebut jelas mengganggu kontinuitas kekuatan batuan, baik dalam skala
besar maupun kecil. Misalnya : batuan beku yang utuh kuat sekali dan karena itu stabil
tetapi apabila ada kekar atau sesar kekuatannya akan berkurang (Gambar 18),
sedimen berlapis (Gambar 19), dan batuan terkekarkan (Gambar 20).
dasar-dasar geologi - 21
Gambar 19.Pengaruh kekar pada bidang perlapisan.
dasar-dasar geologi - 22
Struktur (terutama sesar dan sistem kekar), yang terbentuk sebelum mineralisasi
sangat penting artinya karena merupakan saluran dan tempat berkumpulnya mineral
berharga, terutama dalam pembentukan endapan hidrothermal (Gambar 21). Contoh :
endapan-endapan hidrothermal Au, Cu, Pb, Zn, dll.
Struktur yang terbentuk sesudah mineralisasi atau terbentuknya suatu cebakan bahan
galian akan memindahkan bahan galian tersebut ke tempat lain, sehingga sulit dicari
atau hilang (Gambar 22).
dasar-dasar geologi - 23