Anda di halaman 1dari 46

EVALUASI GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG BATUBARA

DARI FRONT PENAMBANGAN KE STOCKPILE


PADA PT. KARYA BUKIT MANDIRI
KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

HAMA JARSIL
14 31 2 169

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2018
LATAR BELAKANG
Batubara adalah salah satu sumber energi yang
diperlukan oleh berbagai bidang di dunia ini. Produksi dan
kebutuhan pasar batubara di Indonesia akan terus meningkat
seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan
akan energi, dengan meningkatnya permintaan pasar,
perusahaan selayaknya memperhatikan aspek2 yang
mempengaruhi produksi, salah satunya adalah jalan
tambang, mengapa jalan tambang ?, itu karena terciptanya
jalan tambang yang sesuai standar akan berbanding lurus
dengan efisiensi kerja alat-alat mekanis, dengan demikian
maka target perusahaan dan permintaan pasar yang
meningkat bisa di penuhi perusahaan..
PETA AREA PENAMBANGAN
Masalah Penelitian

Bagaimana Kondisi Geometri dan Bangunan Pelengkap Jalan Tambang


di Lokasi Penelitian.
Tujuan Penelitian

Untuk Mengevaluasi Kondisi Geometri dan Bangunan Pelengkap Jalan


Tambang di Lokasi Penelitian.
Batasan Masalah

1. Lokasi Penelitian: Jalan Angkut Dari Front Penambangan ke Stockpile


2. Alat Angkut Yang digunakan Adalah: DT Beiben Truck 2642
3. Geometri Jalan Tambang Yang Dievaluasi Meliputi: Lebar Jalan
Angkut, Kemiringan Jalan, Jari-jari Tikungan dan Superelevasi Jalan.
4. Bangunan Pelengkap Jalan Yang Dievaluasi: Safety Bund dan Rambu-
rambu Jalan.
5. Standar Yang Digunakan: Teori AASTHO dan Bina Marga.
6. Menggunakan Program Aplikasi: Autocad dan Corel Draw.
Manfaat Penelitian
● Bagi Perusahaan
Membantu perusahaan dalam menangani masalah geometri jalan
yang aman guna menunjang kelancaran produksi , khususnya dalam
kegiatan pengangkutan.

● Bagi Mahasiswa
Dapat menambah wawasan yang lebih luas serta mengetahui potret
sebenarnya tentang dunia kerja dilapangan
LANDSASAN TEORI

• Jalan Angkut Tambang


Secara garis besar jalan angkut tambang mempunyai
persyaratan yang hampir sama dengan jalan angkut di kota
dan desa. Satu-satunya perbedaan yang utama adalah
pada bagian permukaan jalan (road surface). Untuk jalan
angkut tambang, permukaan jalannya jarang sekali ditutupi
dengan aspal atau beton, sebab jalan angkut tersebut akan
sering dilalui oleh alat-alat berat.
• Komponen jalan angkut tambang
Kecepatan Rencana
v = 𝑒𝑚𝑎𝑥 x127xR

Dimana :
V = Kecepatan rencana (km/hr)
emax = Superelevasi maksimum (%)
R = Jari – jari tikungan (m)
Geometri Jalan Tambang

Geometri jalan tambang merupakan suatu bentuk yang dapat


memenuhi fungsi dasar dari jalan. Fungsinya yaitu untuk menunjang
kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan
pengangkutan.
Perkerasan Jalan Angkut Tambang

Perkerasan jalan adalah kontruksi yang dibangun di atas lapisan


tanah dasar (sub-grade). Tujuan utama perkerasan jalan angkut
adalah untuk membangun dasar jalan yang mampu menahan beban
pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan fondasi, sehingga
tidak melampaui daya dukung tanah dasar (sub-grade).
Bangunan Pelengkap Jalan Tambang

• Saluran drainase
• Safety Bund
• Rambu-rambu jalan
• Guide post
• Lampu penerangan jalan
Aliyemen Horisontal

●Trase Jalan Tambang


● Lebar Jalan Angkut Tambang

- Lebar Jalan Angkut Pada Kondisi Lurus


L (min) = n. Wt + (n+1) (1/2. Wt)
Dimana :
L (min) = lebar minimum pada jalur lurus (m)
n = jumlah jalur
Wt = lebar satu unit kendaraan rencana
(m)

CATERPILLAR

778 778
Tanggul

Parit

1/2 Wt Wt 1/2 Wt Wt 1/2 Wt

L min
- Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan
Wmin = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C

Z = ½ (U + Fa + Fb)

Dimana:
Wmin = Lebar jalan angkut pada jalur tikungan (m)
U = Jarak jejak roda truck (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m)
C = Jarak antar truck (m)
Jari-jari Tikungan
𝑉𝑟 2
Rmin =
127𝑥 (𝑒𝑚𝑎𝑥 +𝑓max)

Dimana :
R = Radius tikungan minimal (m)
emax= Superelevasi
fmax = Koefisien Gesekan
Aliyemen Vertical
● Kemiringan Memanjang Jalan (grade jalan)
∆ℎ
Grade () = x 100 %
∆𝑥
Dimana :
h = beda tinggi antara 2 titik yang diukur,
(meter)
x = jarak datar antara 2 titik yang diukur,
(meter)
Kemiringan Melintang Jalan (cross Slope )

α
q= x 100 %
𝑝
α=qxp

Dimana:
q = Cross Slope (2-4%)
α = Beda Tinggi As Jalan dan Tepi Jalan
p = ½ Lebar Jalan
Superelavasi
1.𝑉 2
e+f =
127.𝑅

Dimana :
e = Superelevasi (m/m)
F = koefisien gesekan melintang maksimum
V = Kecepatan alat (km/jam)
R = Radius belokan (m)
Penampang Memanjang Jalan
Penampang Melintang Jalan
METODE PENELITIAN

● Waktu dan Lokasi Penelitian


- Waktu penelitian
Waktu penlitian mulai dari 2 september 2018 sampai dengan
7 oktober 2018.
● Lokasi penelitian
Sumber Data
- Study kepustakaan
- Penelitian Lapangan
• Data Primer
• Data sekunder

Teknik Pengumpulan data


- Metode wawancara
- Metode pangamatan/observasi
- Metode Literature
Teknik Analisis Data
- Penentuan Persamaan matematika untuk perhitungan
nilai-nilai keterlibatan masing-
masing faktor.
- Menarik suatu kesimpulan.
Teknik Pengolahaan Data
- Pemakaian Aplikasi Autocad dan Corel Draw.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

● Kecepatan Rencana (Design speed)

Berdasarkan Tabel klasifikasi jalan menurut Bina Marga dan


Keadaaan area tambang yang berada di lokasi Perbukitan hingga
pegunungan, maka kecepatan rencana yang ditetapkan adalah 20
km/jam
Geometri Jalan Tambang
Trase Jalan Tambang
Spesifikasi Alat Angkut

Beiben Teuck 2642


Lebar Jalan Tambang

Jalan angkut pada front penambangan ke Stockpile merupakan jalan


angkut dua jalur dimana lebar angkut bervariasi antara 7,7 – 18 meter

- Lebar Minimum Jalan Tambang Pada Jalur Lurus

Diketahui :
n = jumlah jalur jalan tambang ( 2 jalur )
Wt = Lebar alat angkut terbesar ( 2,500 mm = 2,5 m)
Maka :
Lmin = n.Wt + (n+1)x(1/2.Wt)
= 2(2,5)+(2+1)x(1/2(2,5)
= 5+3x1.25
= 8,75 m
= 9 m ( dibulatkan )
Lebar Minimum jalan Tambang pada tikungan
Berdasarkan spesifikasi jenis alat angkut Dump truck Beiben Truck 2642
Dimana :
U = Jarak jejak roda truck (1,82 m)
α = Sudut menyimpanng 30°
Fa = jarak as roda depan – bagian depan truck x sin α
= 1,28 m x sin 30° = 0,64 m
Fb = jarak as roda belakang – bagian belakang truck x sin α
= 2,8 m x sin 30° = 1,4 m
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m)
= 1/2( U+Fa+Fb)
= 1/2(1,82m +0,64+1,4)
= 1,93 m
C = Z = Jarak antar truck (1,93) m
Maka:
Wmin = 2 ( U + Fa + Fb + Z )+C
=2(1,82m +0,64+1,4+1,93 m )+1,93 m
=2(5,79m )+1,92m
=11,58 m + 1.93m
= 13,51 m = 14 m ( Dibulatkan)
Jari-jari Tikungan

Diketahui :

Vr(Kecepatan Rencana) = (20 km/jam)


Emax (superelevasi) = 0.04 ( Berdasarkan kecepatan <80 km/jam
karena lebih bervariatif
Fmax(Koefisien Gesekan) = (-0.00065.V) +0,192 ( Berdasarakan kecepatan
rencana <80 Km/jam )
= (-0,00065.Vr) + 0,192
= (-0,00065.20) +0,192
= -0,013+0,192
= 0.179
Maka :
𝑉𝑟 2
Rmin =
127𝑥 (𝑒𝑚𝑎𝑥 +𝑓max)
202
=
127𝑥 0.04+0,179
400
=
27,813
= 14,38 m = 14 m
Superelavasi
Desain Rencana

Dimana :
𝑣2
e+ f = 127𝑥 𝑅
202
e + 0,179 =127𝑥14,38
400
e +0,179 =1,826,26
e +0,179 = 0,219
e =0,219-0,179
=0.04m
=40 mm =4 %
data lapangan
∆ℎ 𝑏𝑒𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 2 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
Superlavasi = ∆𝑥 =𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 2 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100 %
-Pada tikungan 1
Beda Tinggi (∆ℎ) = 12,07-11,76 = 0,31 m
Jarak datar (∆𝑥) = (99596216 − 99590182)2 − (500671528 − 500663486)2
= 77,7 + 89,7
= 167,4
= 12,93
∆ℎ
Superelevasi = 𝑥 100 %
∆𝑥
0,31
= 𝑥100%
12,93
=2%

-Pada tikungan 2
Beda Tinggi (∆ℎ) = 0,38 – 0,27 = 0,11 m
Jarak datar (∆𝑥) = (99596403 − 99541662 )2 − (50056826 − 50048122)2
= 233 + 93
= 326 = 18
∆ℎ
superelevasi = 𝑥 100 %
∆𝑥
0,11
= 𝑥100%
18
=0%
Kemiringan Memanjang jalan ( Grade jalan )

Dimana :
∆ℎ
Grade = 𝑥 100 %
∆𝑥
∆ℎ = Beda tinggi antara 2 titik yang diukur ( m)
∆𝑥 = jarak datar antara 2 titik yang diukur (m)

Titik yang diukur sta 5 ke sta 6

(∆ℎ) = Zp5-Zp6 = 12 – 14 = 2 m
(∆𝑥) = 252 − 22 = 625 − 4 = 621 = 25 m
∆ℎ
Grade = 𝑥 100 %
∆𝑥
2
= 𝑥100%
25
=8%
Kemiringan melintang jalan ( cross slope)

Dimana :
α
q= x 100 %
𝑝
α=qxp

Diketahui:
Lebar jalan pada kondisi lurus adalah 9 meter
q (cross slope) = 20-40 mm
Maka:
p = ½ x lebar jalan
=½x9m
= 4,5 m α=qxp
= 40 mm x 4,5 m
= 0,04 m x 4,5 m
= 0,18 m
α
q= x 100 %
𝑝

0,18
= x 100 %
4,5
= 0,04 x 100 % = 4 %

● Lebar jalan pada kondisi Tikungan adalah 14 meter

q (cross slope) = 20-40 mm


Maka:
p = lebar jalan tikungan
= 14 meter
α=qxp
= 40 mm x 14 m
= 0,04 m x 14 m
α
= 0,56 m q = x 100 %
𝑝
0,56
= x 100 %
14
= 0,04 x 100 %
=4%
Penampang Melintang Jalan
Desain Rencana sesuai standar
Penampang Melintang Jalan
Kondisi Asli
Bangunan Pelengkap Jalan
- Safety Bund
Diketahui :
Tinggi ban alat angkut = 1,25 m
Maka :
TSB = 2/3 x 1,25
=0,833 meter
Diketahui :
TSB = 0,833 meter
Maka :
LSB = 2 x TSB
= 2 x 0,833 meter
=1,66 meter .

- Rambu-rambu jalan
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan:
1. Geometri Jalan:

- Lebar jalan Asli pada lurusan yang perlu dibenahi ialah pada STA 010 dan STA
013 yang lebarnya hanya 7 m harus diperlebar menjadi 9m, dan juga pada
tikungan di STA 05 yang lebernya hanya 12 meter harus di perlebar menjadi 14
meter.
- Superelevasi Yang terdapat dilapangan 0%-2% sebaiknya di tingkatkan menjadi
4% dengan mengacu pada persamaan AASTHO.

- Kemiringan memanjang jalan asli berkisar antara 0% - 16%, harus di ubah


menjadi 0%- 8 atau 10%.

- Kemiringan melintang jalan yang harus dibuat sebesar 4% atau dengan beda
tinggi 18 cm pada lurusan dan 56 cm pada tikungan.

- Terdapat 2 tikungan dimana kecepatan rencana yang digunakan 20 km/jam


dengan superelevasi 4% diperoleh jari-jari tikungan minimum 14 meter.
2. Bangunan Pelengkap Jalan:

- Tanggul yang terdapat di Area Penambangan memiliki ukuran dengan tinggi


106 cm dan lebar 186 cm. Dengan mengacu pada tinggi ban alat angkut (1,25
m), maka dimensi minimum safety bund: Lebar 1,66 m dan tinggi 0,83 m.
Jadi, dimensi tanggul sudah memenuhi standar.

- Dan Rambu-rambu jalan sama sekali tidak terdapat di area tambang.


Saran:

1. Berdasarkan fakta yang ada, sebaiknya PT. Karya Bukit Mandiri perlu melakukan
perbaikan dan perawatan terhadap kondisi jalan angkut tambang, terutama
untuk grade jalan dan lebar jalan angkut tambang sehingga proses
pengangkutan berjalan baik dan pencapaian produksi juga dapat di tingkatkan.

2. Sebaiknya PT. Karya Bukit Mandiri lebih memperhatikan hal-hal yang


mendukung keselamatan pekerja di area tambang contohnya masalah
pemasangan dan penempatan rambu-rambu jalan. Karena sesuai pengamatan,
tidak ada satu pun rambu-rambu jalan yang dipasang di area tambang.

3. Dan untuk Peneliti selanjutnya yang tertarik mengambil jalan angkut tambang.
Karena keterbatasan waktu yang dimiliki Peneliti, Penuh harap anda mengangkat
penelitian pada bangunan pelengkap jalan (Saluran drainase, Guide post dan
lampu penerangan jalan).

Anda mungkin juga menyukai