KELOMPOK 1
1. Agata Tallo
2. Ayuning Lesik
4. Damianus Ati
5. Donatus M. Jada
6. Ernesta W. Brand
7. Eufrasia P. Jumiati
8. Febri M. Maisal
9. Gerry P. Zacharias
KUPANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena hanya atas berkat dan perlindungan Tuhan, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Gender Dalam Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak dengan
baik. Makalah ini bertujuan unutuk memenuhi nilai tugas yang diberikan oleh
Dosen pengampuh Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan
makalah ini kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Terima kasih.
Kupang, Maret 2017
Penulis
PENGANTAR
Istilah gender diambil dari kata dalam bahasa Arab Jinsiyyun yang
kemudian diadopsi dalam bahasa Perancis dan Inggris menjadi gender (Faqih,
1999). Gender diartikan sebagai perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan
dan laki-laki yang ditentukan secara sosial. Gender berhubungan dengan
bagaimana persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai
perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan
biologis. Peran gender dibentuk secara sosial., institusi sosial memainkan peranan
penting dalam pembentukkan peran gender dan hubungan.
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Situasi Dan Kondisi Gander Dalam Konteks Kesehatan
Ibu, Bayi Dan Anak.
a. KESEHATAN IBU
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll di setiap 100.000
kelahiran hidup. Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe
motherhood initiative, sebuah program yang memastikan semua
wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan
sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan
dengan program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden
Republik Indonesia. Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan.
Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah
kematian ibu yaitu penempatan bidan di tingkat desa secara besar-
besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang juga telah
dilakukan yaitu strategi Making Pregnancy Safer yang dicanangkan pada
tahun 2000.
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan
neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi
tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan
menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan
akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan.
j) Tatalaksana kasus.
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari.
Pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di
dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem.
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan
risiko pada kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar
persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar
pada kunjungan bayi baru lahir.
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena
berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC, Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang
paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari
berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan
kecacatan atau kematian.
Pada tahun 2015 terdapat tiga provinsi yang memiliki capaian tertinggi
yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah sebesar 100%.
Sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki capaian terendah (54,66%),
diikuti oleh Riau sebesar 57,67%, dan Aceh sebesar 67.56%.
4) Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah
2.3. Kesetaraan gender dan keadilan gender dalam Kesehatan Ibu, bayi dan
anak
a. Kesetaraan gender dan keadilan gender dalam Kesehatan Ibu
1. Setiap ibu berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang
baik dan juga mendapatkan perhatian khusus dari seorang suami. Ibu perlu
bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksinya.
2. Ibu harus menikmati kemajuan IPTEK tentang fungsi reproduksi, kebebasan
berkumpul serta berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya, serta Ibu memiliki kebebasan berkumpul serta berpartisipasi
dalam politik yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.
3. Ibu juga perlu gizi yang baik sama dengan suami dan anak-anaknya, terutama
bagi ibu yang sedang hamil dan menyusui karena sangat berpengaruh pada
tumbuh kembang janin dan bayinya. ibu hamil perlu istirahat yang cukup oleh
kaena itu perlu membagi tanggung jawab dengan suami dalam hal pekerjaan
rumah tangga.
4. Setiap ibu memiliki hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak antar
anak serta mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga karena
hal ini sangat sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi ibu.
Artikel tentang Bentuk Dan Faktor Kesenjangan Gender Oleh Yunindyawati (diakses
pada 27 maret 2017)
Illich, Ivan.2009. Matinya Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dinas Kesehatan. 2015. Profil Kesehatan Provinsi NTT. Kupang: Dinas Kesehatan
Provinsi
Lampiran Pertanyaan