Disusun oleh:
I. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi.
2. Mempelajari pengaruh suhu pada laju reaksi.
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi
kembali. Perak nitrat (AgNO3) berelebihan ditambahkan kesampel yang mengandung
ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3, selanjutnya dititrasi kembali dengan
ammonium tiosianat menggunakan indikator besi (III) ammonium sulfat.
Metode Mohr : Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat denga penambahan
larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan
perak nitrat korida dan setelah mencapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit
perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan memebentuk endapan dengan
kromat yang berwarna merah.
Metode Volhard : Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dalam
arutan baku kalium atau ammonium tiosianat, kelebihan tioianat dapat ditetapkan
secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai
indikator yang membentuk warna merah dari kmpleks besi (III) tiosianat.
Metode Fajans : Pada metode ini digunakan indikator absorpsi, sebagai kenyataan
bahwa pada titik ekuivalen indikator terabsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak
memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permkaan endapan.
Pada praktikum ini hanya akan dilakukan menggunakan Metode Mohr untuk
menetapkan kadar halogen (klorida).
b. Bahan
1. Na2S2O3
2. HCL
Bagian B
1. Masukkan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu encerkan
hingga volumenya mencapai 50 ml.
2. Ambil 2 ml HCL 1 M, masukkan kedalam tabung reaksi, tempatkan gelas ukur
dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya +/- 35oC. Biarkan
kedua larutan tersebut beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan.
Ukur suhu dengan menggunakan thermometer dan catat.
3. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat yang bersamaan
nyalakan stop watch. Larutan diaduk dan tempatkan gelas ukur diatas tanda
silang hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat
lagi bila dilihat dari atas.
4. Ulangi langkah diatas untuk berbagai suhu sampai suhu 60oC ( lakukan untuk
4 suhu yang berbeda)
V. DATA PENGAMATAN
1. Bagian A
2. Bagian B
VI. PEMBAHASAN
Grafik A
Kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat yaitu semakin tinggi tingkat
konsentrasi Na2S2O3 maka semakin cepat pula laju reaksi dan proses pengadukan
yang cepat juga berpengaruh terhadap proses laju reaksinya. Waktu yang kuat yang
diperoleh terdapat pada natrium tiosulfat dengan konsentrasi 70 ml dengan waktu
yang diperlukan 09.05 detik dan waktu yang diperlukan paling banyak terjadi pada
konsentrasi natrium tiosulfat 50 ml yaitu 25.00 detik.
4 | Praktikum Kimia Fisika I: Pengaruh Konsentrasi dan
Suhu Pada Laju Reaksi
GRAFIK B
Suhu0C
Laju reaksi rendah terjadi pada suhu 350C dengan waktu yang diperlukan yaitu 115.98
detik dan laju reaksi tertinggi terjadi pada suhu 600C dengan waktu yang diperlukan
yaitu 26.00 detik.
VII. PERTANYAAN
1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi?
2. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?
3. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri komentar anda
mengenai hal ini!
JAWAB :
1. Faktor - faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah suhu dan tingkat
konsentrasi.
2. Konstanta kecepatan reaksi adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan.
3. Kecepatan laju reaksi akan naik jika suhu semakin bertambah tetapi tidak selalu
karena akan ada titik dimana kecepatan laju reaksi akan berhenti bertambah
meski suhu dinaikkan.
VIII. KESIMPULAN
1. Pengaruh suhu sangat besar pada laju reaksi, semakin tinggi suhu pada suatu
larutan maka semakin cepat tanda silang di kertas tersebut tidak terlihat.
2. Semakin cepat kita mengaduk larutan maka waktu yang diperlukan agar tanda
silang tidak terlihat lagi semakin singkat.
3. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi dipercobaan ini yaitu suhu dan konsentrasi