Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL BELANDA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


General Business Environment Aspek Monetary and Fiscal
Policies
(Dosen: Dr. M. Edhie Purnawan., M.A)

Disusun oleh:

Panji Ardiansyah

14/376061/PEK/20230

PRGOGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014
I. PENDAHULUAN
Belanda adalah salah satu negara yang pernah menguasai Indonesia
dan baru mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949,
namun sekarang mengakui Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Belanda merupakan salah satu negara maju terkecil di dunia. Ekonomi
Belanda adalah ekonomi terbuka yang sangat bergantung pada
perdagangan internasional. Belanda berada di posisi keenam belas
berdasarkan perolehan PDB. Ekonominya berkembang dengan sangat baik
pada tahun 1998-2000, namun mengalami pertumbuhan pada tahun 2001-
2005 karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Inflasi sebesar 1,3%
dan direncanakan untuk tetap berada dibawah 1,5%. Kebijakan moneter
dan kebijakan fiskal menjadi salah satu dari kebijakan vital yang
berpengaruh besar terhadap stabilitas dan majunya negara ini.
Kebijakan moneter dan fiskal memiliki garis besar yang sama dari
semua Negara. Yang membedakan adalah komponendari kebijakan-
kebijakan tersebut yang menyesuaikan dengan kondisi ekonomi suatu
Negara. Oleh karena itu, pembahasan mengenai kebijakan moneter
dan fiskal Belanda menjadi sangat menarik untuk dikupas.
II. LANDASAN TEORI
II.1 KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang
yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan
agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya
peningkatan output keseimbangan. Pengaturan jumlah uang yang
beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu1:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, yakni
suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang
edar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy,
yakni suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
1 Anonim. 2008. http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-
kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya.html.
Diakses pada tanggal 17 September 2015 pukul 10.15 WIB

1
yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Instrumen kebijakan moneter merupakan instrumen-instrumen
yang digunakan untuk dapan menjalankan kebijakan moneter.
Instrumen tersebut antara lain adalah:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah
antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat
Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar
dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank
umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang
sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat
jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga
bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang
beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan
yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah
jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib.
Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar
2
bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

II.2 KEBIJAKAN FISKAL

Kebijakan fiskal merupakan suatu kebijakan ekonomi dalam


rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih
baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan fiskal hampir sama dengan kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan
fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal meliputi penerimaan dan
pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi, hal ini terkait dengan kemampuan
daya beli masyarakat. Apabila pajak diturunkan maka
kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Sebaliknya, kenaikan
pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan
output industri secara umum2.

II.3 HUBUNGAN ANTARA KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN


FISKAL

Kebijakan moneter yang berupa pengaturan jumlah uang


yang beredar yang akan berpengaruh terhadap pasar uang dan
pasar surat berharga. Sementara itu, kondisi pasar uang dan
pasar surat berharga memberikan pengaruh terhadap tinggi
rendahnya tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga sendiri
berpengaruh terhadap tingkat agregat. Di sisi lain, kebijakan
fiskal memiliki pengaruh terhadap permintaan dan penawaran
agregat dimana hal tersebut menentukan keadaan pasar barang
dan jasa. Kondisi pasar barang dan jasa inilah yang menentukan

2 Anonim. 2008. http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-


kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya.html. Diakses pada tanggal 17 September 2015
pukul 10.17 WIB

3
tingkat pendapatan dan tingkat upah yang diharapkan. Dari
kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal memberikan umpan balik3.

III. KEBIJAKAN MONETER BELANDA


De Nederlandsche Bank (DNB, Bank Belanda) adalah bank sentral
dari Belanda. Bank ini adalah bagian dari Sistem Bank Sentral Eropa
(ESCB). De Nederlandsche Bank inilah yang yang menyusun kebijakan
moneter Belanda.. Instrumen kebijakan moneter Belanda adalah
Eurosystem yang menggunakan tiga instrumen kebijakan moneter
untuk mempengaruhi posisi likuiditas sektor perbankan. Dalam kondisi
normal, alat ini membantu menjaga stabilitas harga dengan kemudi
tingkat pasar uang jangka pendek dengan tingkat kebijakan kunci
ditentukan oleh ECB.

Tiga instrumen kebijakan adalah:

persyaratan cadangan minimum


operasi pasar terbuka
fasilitas standing

1. Persyaratan cadangan
Lembaga kredit di kawasan euro wajib menjaga ditentukan jumlah
rata-rata cadangan kas - yang disebut cadangan minimum - bank
nasional masing-masing untuk jangka waktu enam minggu. Biasanya
persyaratan cadangan berkontribusi untuk membuat kekurangan
likuiditas di kawasan euro, sehingga bank tergantung pada likuiditas
yang menyediakan mekanisme ECB untuk kebutuhan likuiditas mereka.

2. Operasi pasar terbuka


Ini adalah operasi di mana ECB menyediakan refinancing untuk
membantu bank-bank memenuhi kebutuhan likuiditas atau untuk
menarik kelebihan likuiditas dari sistem. Untuk melindungi Eurosystem
dari kerugian, fasilitas kredit hanya diberikan terhadap jaminan. Operasi
pasar terbuka dapat berbeda dalam hal tujuan dan keteraturan:

3 Anonim. 2012. http://shiningwiris.wordpress.com/2012/04/29/kebijakan-moneter/. Diakses


pada tanggal 17 September 2015 pukul 10.17 WIB

4
Refinancing operasi utama
Instrumen kunci dalam menyediakan likuiditas kepada bank.
Operasi refinancing utama umumnya dilakukan sebagai variabel
tender tingkat, atas dasar penawaran yang disampaikan oleh
counterparty dalam persaingan dengan satu sama lain. Tawaran
paling kompetitif puas dengan prioritas sampai jumlah total
likuiditas yang akan diberikan oleh ECB habis. Operasi
refinancing utama dilakukan setiap minggu dan memiliki jatuh
tempo satu minggu.

Operasi refinancing jangka panjang


Dalam operasi refinancing jangka panjang, lembaga kredit
diaktifkan secara bulanan untuk meminjam likuiditas, umumnya
untuk jangka waktu tiga bulan.

Operasi fine-tuning
Operasi fine-tuning memungkinkan ECB untuk merespon
dengan cepat dan efektif untuk perubahan tak terduga dalam
pasokan likuiditas di pasar uang, yang dapat menyebabkan
gerakan yang tidak diinginkan suku bunga.

Operasi Struktural
Operasi struktural dapat dilakukan untuk mempengaruhi posisi
likuiditas struktural dari lembaga kredit kawasan euro. Informasi
terbaru tentang operasi refinancing jangka panjang utama dan
diposting di website ECB.

3. Fasilitas Standing ( fasilitas berdiri)


Fasilitas berdiri memungkinkan lembaga-lembaga kredit, atas
inisiatif sendiri, baik meminjam likuiditas (sampai keesokan paginya)
dari bank sentral nasional mereka menggunakan fasilitas pinjaman
marjinal, atau untuk deposit kelebihan likuiditas dengan bank sentral
nasional mereka menggunakan deposit facility.
5
Fasilitas pinjaman marjinal
Tujuan dari fasilitas pinjaman marjinal adalah untuk
menyediakan likuiditas tambahan, terhadap jaminan, ke
lembaga kredit yang tidak dapat memenuhi kebutuhan likuiditas
mereka di pasar uang. Tingkat bunga yang dibayar atas
pinjaman ini semalam disebut suku bunga pinjaman marjinal.
Tingkat bunga ini biasanya melebihi tingkat tawaran minimum
sebesar 100 bps dan dengan demikian berfungsi sebagai langit-
langit de facto pada tingkat pasar uang jangka pendek.

Deposit facility
Fasilitas penyimpanan memungkinkan lembaga kredit untuk
deposit kelebihan likuiditas bank sentral nasional semalam
mereka. Tingkat bunga yang dibayar atas deposito ini disebut
suku bunga deposito. Suku bunga deposito biasanya 100 bps di
bawah tingkat tawaran minimum dan dengan demikian
berfungsi sebagai lantai facto de ke tingkat pasar uang jangka
pendek.

IV. KEBIJAKAN FISKAL BELANDA


Kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan
belanja suatu Negara. Pengaturan pendapatan dalam kebijakan ini
berhubungan dengan pendapatan dari sektor pajak yakni dengan
mengontrol tarif pajak. Penurunan tarif pajak akan mengakibatkan
meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat dan jumlah produksi
yang dihasilkan oleh industri. Sebaliknya, peningkatan tarif pajak dapat
menurunkan daya beli masyarakat dan jumlah produksi yang dihasilkan
oleh suatu industri.
Kerangka Fiskal Dan Kualitas Keuangan Publik Belanda
1. Kerangka fiskal
Perkiraan makroekonomi yang mendasari Program Stabilitas
disiapkan oleh Biro Belanda untuk Analisis Kebijakan Ekonomi
(CPB). Sementara CPB adalah badan pemerintah, ia menikmati
kebebasan operasional lengkap, secara resmi dijamin oleh
hukum. Pemerintah tradisional menggunakan perkiraan
makroekonomi yang CPB untuk menyajikan efek anggaran dan

6
ekonomi dari tindakan yang direncanakan. Praktek yang
didirikan ini telah diresmikan pada 2013 berdasarkan Undang-
Undang tentang Keberlanjutan Keuangan Umum (Wethoudbare
overheidsfinancin).

Sebagaimana dinyatakan dalam dokumen, Program


Stabilitas juga berfungsi sebagai rencana fiskal jangka
menengah nasional menurut Art. 4.1 Peraturan 473/2013.
Namun, baik Stability Programme atau program reformasi
nasional mengandung indikasi pada keuntungan ekonomi yang
diharapkan pada proyek-proyek investasi publik non-
pertahanan yang memiliki dampak anggaran yang signifikan.

2. Kualitas keuangan publik


Selama bertahun-tahun investasi publik berfluktuasi sekitar
4% dari PDB, namun sejak puncaknya pada 2009 dari 4,3% dari
PDB, itu telah menurun menjadi 3,6% dari PDB pada tahun
2014. Selain itu, menurut Program Stabilitas, sudah diatur
menurun lebih lanjut untuk 3,5% dari PDB pada tahun 2015
dan 3,4% dari PDB pada tahun 2016, berpotensi membatasi
potensi pertumbuhan ekonomi.
Belanja publik untuk penelitian dan pengembangan dalam
persentase dari PDB hanya 0,84% pada tahun 2013, yang
rendah tidak hanya dibandingkan dengan kebanyakan negara
anggota dengan tingkat yang sama pembangunan ekonomi
(Denmark, Swedia, Jerman, Austria) tetapi juga dalam
pandangan target Eropa 2020 2,5% dari PDB pengeluaran
publik dan swasta untuk penelitian dan pengembangan. Total
dukungan pemerintah untuk penelitian, pengembangan dan
inovasi diperkirakan menurun 7,6% dibandingkan periode
2013-2019. Menurut Program Stabilitas, pengeluaran publik
untuk pendidikan akan menurun hanya sedikit, dari 5,5% dari
PDB pada tahun 2013 untuk 5,4% dari PDB pada tahun 2018.
Sedangkan pengeluaran publik untuk pendidikan
diperkirakan akan tetap stabil, investasi publik dan
pengeluaran untuk penelitian, pengembangan dan inovasi akan
7
menurun tajam di tahun-tahun mendatang, membatasi potensi
pertumbuhan ekonomi Belanda.

Berikut merupakan indikator utama ekonomi Belanda :

Gambar 4.1 PDB Rill dari negara Belanda

Gambar 4.2 Tingkat Inflasi Negara Belanda

8
Gambar 4.3 Produksi Industri

Gambar 4.4 Tenaga Kerja Negara Belanda

9
Belanda memiliki sejarah panjang keterbukaan terhadap
perdagangan global dan kebebasan ekonomi. Pelabuhannya
dari Rotterdam adalah salah satu tersibuk di dunia dan
berfungsi sebagai titik masuk utama untuk barang ke Eropa.
Namun, selama lima tahun terakhir, komitmen tradisional
negara untuk pasar bebas telah berada di bawah stres. Sejak
2011, kebebasan ekonomi telah menurun sebesar 1,0 poin,
terutama sebagai akibat dari pengeluaran pemerintah yang
berlebihan dan peningkatan persepsi korupsi.
Meskipun beberapa kecenderungan negatif, ekonomi
Belanda 'masih bertumpu pada fondasi yang kuat dari
kebebasan ekonomi. Hak milik dan rezim investasi yang paling
bebas kedua di dunia. Peraturan bisnis yang lebih efisien
daripada rekan-rekan regional, memberikan keunggulan
komparatif. Namun, kebijakan fiskal tidak tetap menjadi
perhatian. Pajak yang tinggi, tetapi belanja pemerintah bahkan
lebih tinggi, mendorong tingkat utang publik.

V. KESIMPULAN

10
Pada tahun 2014, Belanda mencapai peningkatan keseimbangan
struktural 0,4 dari PDB, yang sejalan dengan penyesuaian yang
diperlukan terhadap MTO. Juga tingkat pertumbuhan pengeluaran
pemerintah, bersih tindakan pendapatan diskresioner, sejalan dengan
suku bunga acuan pengeluaran yang berlaku.
Untuk tahun 2015, sedangkan keseimbangan struktural sedikit
memburuk, pemerintah berencana untuk tetap berada di MTO dengan
(dihitung ulang) defisit struktural 0,5% dari PDB. Untuk 2016 sedikit
perbaikan dari (dihitung ulang) defisit struktural untuk 0,4% dari PDB
diramalkan dalam Program Stabilitas. Menurut Komisi 2015 perkiraan
musim semi, Belanda diperkirakan akan tetap di MTO di kedua 2015 dan
2016, untuk mematuhi patokan pengeluaran dan menghormati
pengaturan transisi dari patokan pengurangan utang. Ada tanda-tanda
bahwa kualitas keuangan publik memburuk dukungan sebagai publik
untuk penelitian dan pengembangan akan menurun secara substansial
seluruh periode program.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://data.worldbank.org/country/netherlands. Diakses pada tanggal 17


September 2015 pukul 11.38 WIB

http://www.dnb.nl/en/interest-rates-and-inflation/monetary-
policy/monetary-policy-instruments/index.jsp. Diakses pada
tanggal 17 September 2015 pukul 10.20 WIB

http://ec.europa.eu/economy_finance/eu/countries/netherlands_en.htm.
Diakses pada tanggal 17 September 2015 pukul 11.23 WIB

http://www.indexmundi.com/netherlands/#Economy. Diakses pada


tanggal 17 September 2015 pukul 11.25 WIB

http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-kebijakan-
moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-
penjelasannya.html. Diakses pada tanggal 17 September 2015
pukul 10.15 WIB

http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-kebijakan-
moneter-dan-kebijakan-fiskal-instrumen-serta-
penjelasannya.html. Diakses pada tanggal 17 September 2015
pukul 10.17 WIB

http://shiningwiris.wordpress.com/2012/04/29/kebijakan-moneter/.
Diakses pada tanggal 17 September 2015 pukul 10.17 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai