DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Peralatan dan Bahan dalam Pembuatan Pondasi KSLL..............................................3
2.2 Metode Pelaksanaan Pembuatan Pondasi KSLL.........................................................4
Gambar 2.1 Konstruksi Sarang Laba-laba..........................................................................5
Gambar 2.2 Pekerjaan Galian Tanah...................................................................................6
Gambar 2.4 Pengecoran Rib...............................................................................................7
Gambar 2.5 Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan.........................................................8
Gambar 2.6 Pekerjaan Plat Lantai untuk Plat Penutup.......................................................9
Gambar 2.7 Pekerjaan Pembesian Plat...............................................................................9
2.3 Efektivitas dan Keuntungan Pondasi KSLL di Wilayah Rawan Gempa...................10
BAB III.....................................................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengendalian kerusakan pada bangunan didekatnya dan waktu yang digunakan untuk
membangun.
Yang terpenting dari semua aspek diatas adalah aspek keamanan, dimana gedung
diharapkan terjamin keutuhan strukturnya selama umur rencana termasuk didalamnya
penentuan jenis pondasi yang digunakan. Suatu sistem pondasi harus dapat menjamin dan
harus mampu mendukung beban bangunan di atasnya, termasuk gaya-gaya luar seperi gaya
angin, gempa dan lain-lain. Jika terjadi kegagalan konstruksi pada pondasi, misalnya dapat
terjadi hal-hal seperti kerusakan pada dinding (retak dan miring), lantai (pecah, retak dan
bergelombang), penurunan atap dan bagian-bagian bangunan lain. Untuk itu pondasi haruslah
kuat, stabil dan aman agar tidak mengalami kegagalan konstruksi, karena akan sulit untuk
memperbaiki suatu sistem pondasi. Jika bangunan akan dibangun di daerah dengan daya
dukung tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang tanggung (tidak tinggi ataupun rendah
atau) diharapkan kombinasi Pondasi Sarang Laba-Laba mampu menjadi salah satu solusi
yang tepat. Karena, jika menggunakan pondasi dalam, misalnya dengan tiang pancang, maka
harga bangunan akan naik hingga 30%, sedangkan jika digunakan pondasi dangkal harus
mempertimbangkan resiko penurunan bangunan secara tidak merata (irregular differential
settlement) ditambah dengan total settlement.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Alat yang digunakan adalah kawat dan palu. Sedangkan bahan untuk acuan yang
digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan lain seperti paku, juga kayu
bundar sebagai penopang acuan.
3
2.2 Metode Pelaksanaan Pembuatan Pondasi KSLL
Pondasi KSLL yang ditemukan pada tahun 1975 oleh Ir.Ryantori dan Ir.Sutjipto telah
memiliki hak paten dari tahun 2004 yang kemudian dipegang oleh PT KATAMA
SURYABUMI sebagai pemegang paten dan pelaksana khusus pondasi KSLL. Oleh karena
itu, untuk memanfaatkan teknologi ini diperlukan kerja sama dengan pemegang hak paten.
Haryono dan Maulana (2007:25) menyimpulkan sesuai dengan definisinya, maka Konstruksi
Sarang Laba-Laba terdiri dari 2 bagian konstruksi, yaitu :
1. Konstruksi beton
Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang dibawahnya dikakukan
oleh rib-rib tegak yang pipih tetapi tinggi. Ditinjau dari segi fungsinya, rib-rib tersebut
ada 3 macam yaitu rib konstruksi, rib settlement dan rib pengaku (Hilhami, 2011:17). Rib
konstruksi yaitu rib yang berfungsi sebagai penyebar beban dari suatu bangunan.
Kemudian rib settlement yaitu rib yang berfungsi sebagai tumpuan utama beban
bangunan. Sedangakan rib pengaku yaitu rib yang berfungsi sebagai pembagi dan
pengikat atau pengaku terhadap rib-rib yang lain. Bentuknya bisa digambarkan sebagai
kotak raksasa yang terbalik (menghadap kebawah). Penempatan / susunan rib-rib tersebut
sedemikian rupa, sehingga denah atas membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan
yang kaku (rigid).
Keterangan :
1a - pelat beton pipih menerus
1b - rib konstruksi
1c - rib settlement
4
1d - rib pembagi
2a - urugan pasir dipadatkan
2b - urugan tanah dipadatkan
2c - lapisan tanah asli yang ikut terpadatkan
5
2. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan Beton Dekking
Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement dibuatkan lantai kerja, dengan tujuan
untuk mencapai efisiensi yang tinggi, yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai lantai
kerja dan sebagai penahan acuan rib. Lantai kerja dibuat dengan ketebalan tertentu
dengan campuran 15. Beton dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai pembatas antara rib
dengan lantai kerja.
6
dimasukkan ke dalam adonan dan digetarkan di sekitar area tersebut selama kurang lebih
sepuluh detik. Arena pergetaran antara 30-40 meter persegi. Jadi penggunaan alat ini
dipindah-pindahkan sesuai luasan yang dibutuhkan. Pada saat memindahkan, mesin
dimatikan terlebih dahulu. Selama dalam masa pengeringan selalu dibasahi selama
minimal 1 minggu.
7
Gambar 2.5 Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan
8
Pengecoran beton pelat penutup dilakukan dengan Truck Mixer yang berkapasitas 5
m dan truk pompa untuk mempermudah dan mempercepat proses pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara bertahap, mengingat pekerjaan rib dan perbaikan tanah pada
bagian lain belum selesai.. Pengecoran dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang
disyaratkan adalah 11 cm.
9
2.3 Efektivitas dan Keuntungan Pondasi KSLL di Wilayah Rawan Gempa
Pembuatan pondasi KSLL di wilayah rawan gempa sangat dirasakan efektivitasnya, baik
dari segi ketahanan terhadap gempa maupun dari segi ekonomisnya. Selain itu KSLL juga
memiliki berbagai fungsi lain selain sebagai pondasi.
10
f. Konstruksi pengaman terhadap kestabilan (kepadatan) perbaikan tanah yang ada
dibawah lantai.
g. Pasangan dan plesteran tembok dibawah lantai dasar.
h. Kolom dibawah peil lantai dasar.
i. Septictank dan resapan.
j. Bak reservoir bila diperlukan.
k. Pelebaran KSLL terhadap luas lantai dasar dapat diukur sedemikian rupa, sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai trotoar atau tempat parkir.
11
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Persyaratan umum yang harus sebuah pondasi antara lain : Pondasi harus mempunyai
bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar mampu memikul gaya-
gaya yang bekerja dan Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat
gaya yang bekerja.
2. Klasifikasi pondasi dibagi menjadi tiga macam yaitu pondasi dalam (deep foundation)
dan pondasi dangkal (Shallow Foundation).
3. KSLL memiliki kekakuan (rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi
dangkal lainnya
4. Pembuatan pondasi sarang laba-laba (KSLL) di wilayah rawan gempa merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi kerusakan bangunan akibat gempabumi. Dengan segala
perencanaan biaya dan proyek pembangunan, solusi ini sangat membantu mengatasi
masalah kerusakan bangunan di wilayah rawan gempa, seperti Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia. 2007. Booming Konstruksi
Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
Bowless, Joseph E., Analisa dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1992
Haryono, R. S. C. & Maulana T. R. 2007. Analisis Penggunaan Struktur Pondasi Sarang Laba-
Laba pada Gedung BNI46 Wilayah 05 Semarang. Tugas akhir tidak diterbitkan.
Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Heldi. 2011. Dampak Bencana Gempa Terhadap Lingkungan Binaan Bangunan Kuno Warisan
Budaya di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, (Online), (http//dampak-bencana-
gempa-terhadap.html), diakses 1 April 2014.
Hilhami, S. 2011. Metode Pelaksanaan dan Perbandingan Daya Dukung Pondasi Konstruksi
Sarang Laba-Laba (KSSL) dengan Pondasi Telapak pada Pembangunan Gedung D-III
Class Politeknik Unhalu. Tugas akhir tidak diterbitkan. Padang : Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
Ryantori, Ir. & Sutjipto, Ir. 1984. Konstruksi Sarang Laba-Laba. Surabaya: PT. Dasaguna.
Sagel, I. R., Kole, I. P. & Kusuma, G. H. Ir. 1997. Pedoman Pengerjaan Beton. Jakarta:
Airlangga.
Wesley, L. D. 2010.Mekanika Tanah untuk Tanah Endapan & Residu. Terjemahan Dr. Ir.
Satyawan Pranyoto. 2012. Yogyakarta: Andi.
Kusuma, Gideon H., Ir., M.Eng., dan Andriono, Takim, Dr., Ir., Desain Struktur Rangka
Beton Bertulang di Daerah Rawan Gempa Edisi Kedua Seri Beton 3, Erlangga,
Jakarta, 199
13