Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)

RESUME
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi
Tubuh Manusia
Dosen Pengampu:
Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M.Si.

oleh:
Kelompok 8
Biologi C 2014
Agnes Dhea Pramadhitta (1303520)
Ajeng Vadila Tussaadah (1401819)
Atina Maulaya Fadlilah (1401262)
Irvan Chaerul Apandi (1405262)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

Nama : Atina Maulaya


Fadlilah
NIM : 1401262
BAB 3- SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)

3.1 ORGAN-ORGAN SISTEM RESPIRASI


1. Hidung/Nasal
Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung
ditunjang oleh tulang nasalis. Oleh septum nasalis rongga hidung
dibagi menjadi kanan dan kiri. Didaerah permukaan rongga hidung
diliputi oleh epithel berlapis pipih dengan rambut kasar. Disebelah
dalam rongga hidung diselaputi oleh sel epithel berlapis semu
bersilia bersel goblet. Pada dinding lateral terdapat 3 tonjolan yang
disebut concha nasalis superior, media, dan inferior. Pada atap
rongga hidung terdapat daerah olfaktorius yang mengandung sel
pembau.
2. Faring/Pharynx
Merupakan saluran sepanjang 13cm yang terletak antara
choanae sampai sebelah belakang larynk.
Pharynx dibagi menjadi 3 bagian:
1) Nasopharynx, terletak diantara choane sampai langit-langit
lunak.
2) Oropharynx, terletak di rongga mulut, diatara langit-langit lunak
sampai tulang hyoid.
3) Laryngopharynx, terletak diantara tulang hyoid sampai belakang
larynx.
3. Laring/Larynx
Larynx merupakan saluran yang dikelilingi oleh 9 tulang rawan
dan diselaputi oleh membran mukosa yang terdiri dari epitel
berlapis pipih.
Kesembilan tulang rawan itu ialah:
Satu tulang rawan epiglotis, terletak dipuncak larynx berbentuk
daun.
Satu tulang rawa tyroid, berbentuk seperti perisai yang terletak di
anterior larynx.
Satu tulang rawan cricoid, membatasi bagian bawah larynx
berbentuk cincin.
Dua tulang rawan arytenoid yang terletak diatas cricoid.
Dua tulang rawan cuneiformis, yang terletak antara epiglotis dan
arytenoid.
Dua tulang rawan corniculatum, berbentuk agak lancit terletak
diatas arytenoid.
Membran mukosa pada larynx membentuk dua pasang lipatan:
1) Pita suara sejati (Vocal vold). Didalamnya terdapat serat elastis
yang dihubungkan dengan otot larynx dan tulang rawan, dengan
demikian pita suara dapat dibuka, ditutup, diregangkan, dan
ditegangkan.
Sewaktu kita mengeluarkan nafas, udara yang menggerakkan pita
suara akan menghasilkan suara.
2) Pita suara palsu (Ventricular vold) yang dapat merapat untuk
menahan suara.
4. Trakea/Trachea
Terletak pada garis sagital (tengah) tubuh dibawah larynx

Th5
sampai vertebrae. Pada trachea bercabang dua menjadi

bronchus primer kanan dan kiri.


Dari dalam ke luar trahea terdiri dari:
a. Tunica mukosa, terdiri dari epithel berlapis semu bersilia bersel
goblet yang menghasilkan lendir (mukus).
b. Tunica sub mukosa, terdiri dari jaringan ikat, mengandung
kelenjar serumukosa.
c. Tunica tulang rawan, terdiri dari 18 buah tulang rawan
berbentuk huruf c.
d. Tunica adventitia, terdiri dari jaringan ikat.
5. Bronkus/Bronchus
Struktur mikroskopis bronchus mirip trachea. Bronchus primer
kiri lebih horizontal, panjang, dan kecil dibandingkan bronchus
kanan. Bronchus kanan bercabang menjadi 3 broncus lobaris
(sekunder), sedangkan bronchus kiri bercabang menjadi 2 sesuai
dengan lobus pada paru-paru. Kemudian bronchus lobaris
bercabang lagi menjadi bronchus tertier, bronchiolus, dan
bronchiolus terminalis.
6. Paru-paru/Pulmo
Ialah sepasang organ yang terletak di rongga dada. Sebelah
bawahnya dibatasi oleh diaphragma. Paru-paru berjumlah sepasang
dengan bagian kanan (dexter) berjumlah 3 lobus dan kiri (sinister)
berjumlah 2 lobus, dipisahkan oleh suatu rongga yang disebut
mediastinum. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.
Pada dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung
yang disebut alveolus.
Paru-paru mendapatkan darah dari arteri pulmonalis kanan dan
kiri yang memasuki hilus, kemudian mengikuti bronchus bercabang-
cabang menjadi arteri kecil, arteriol, dan kapiler yang berada
disekitar alveoli. Dinding alveoli dan dinding kapiler berada
berdekatan membentuk membran alveoli-kapiler. Dinding ini sangat
tipis sehingga memungkinkan terjadinya difusi antara udara dalam
alveoli dan darah dalam kapiler paru-paru.

Nama : Agnes Dhea


Pramadhitta
NIM : 1303520
3.2 PERNAPASAN (RESPIRASI)

Diperlukan 2 sistem yang harus bekerjasama satu sama lain agar O2 dapat encapai sel-sel
di seluruh tubuh.
1 Sistem pernapasan yang berfungsi menarik O2 dari atmosfer kedalam darah dan
mengeluarkan CO2 dari darah ke atmosfer melalui paru-paru.
2 Sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengangkut O2 dari alveoli paru-paru
menuju sel-sel tubuh dan mengangkut CO2 dari sel-sel tubuh menuju paru-paru.
Respirasi adalah semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosferr dengan darah
melalui paru-paru dan antara darah dengan sel-sel tubuh melalui dinding kapiler darah.

Proses respirasi dibagi menjadi 3 tahap yaitu:


1 Bernapas
Mencakup semua proses masuk-keluarnya udara pernapasan ke paru-paru dan dari
paru-paru. Proses bernapas dibagi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi.
2 Respirasi eksterna
Mencakup pertukaran gas antara udara pada alveoli paru-paru dengan darah pada
kapiler paru-paru.
3 Respirasi interna
Mencakup pertukaran gas antara darah pada kapiler di seluruh tubuh dengan sel-sel
tubuh.

1 Bernapas
Hukum Fisika
Gas mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Hukum Boyle
Tekanan udara dalam suatu ruangan tertutup akan berkurang bila volume ruangan
tersebut bertambah.
Inspirasi adalah suatu proses aktif karena terjadi melalui kontraksi otot,
sedangkan ekspirasi yang tidak dipaksakan biasanya merupakan proses pasif.
Untuk inspirasi yang dipaksakan biasanya tersedia otot inspirasi tambahan (otot
sternocleidomastoideus, otot scalenus) yang ikut membantu berkontraksi
membantu proses inspirasi.
Ekspirasi menjadi aktif bila dipaksakan, maka ada otot-otot ekspirasi tambahan
(otot transversus, obliqus eksterna dan interna, rectus abdominus) yang
berkontraksi membantu proses ekspirasi.
Perubahan Pada Gerakan Bernapas
Gerakan bernapas dapat diubah-ubah bila diperlukan, misalnya sewaktu batuk,
bersin, dan tersedak. Gerakan bernapas dapat pula digunakan untuk mengekspresikan
keadaan emosi misalnya tertawa, mendesah, tersedu-sedu, menangis, dan sebagainya.
Volume Paru-paru dan Ventilasi
Terdapat berbagai jenis perubahan volume paru-paru pada berbagain keadaan
pernapasan:
a Volume tidal (500cc), ialah volume udara yang masuk atau keluar dari
hidung sewaktu bernapas dalam keadaan istirahat.
b Volume cadangan ekspirasi (supplemen) (1250cc), ialah volume udara
ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal (tidal).
c Volume cadangan inspirasi (complemen) (3000cc), ialah volume udara
inspirasi yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal (tidal).
d Kapasitas vital (4750cc), ialah jumlah volume udara maksimal yang dapat
dikeluarkan dalam sekali ekspirasi setelah inspirasi maksimal (volume tidal +
volume complemen + volume suplemen)
e Volume residu (1200cc), ialah volume sisa udara dalam paru-paru yang tidak
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi biasa, hanya dapat dikeluarkan bila dada
terlindas stoomwall.

2 Respirasi eksterna
Pertukaran O2 dan CO2 antara alveoli paru-paru dengan darah kapiler di sekitar
alveoli.

3 Respirasi interna
Pertukaran O2 dan CO2 antara darah di kapiler tubuh dengan sel-sel jaringan tubuh.
Nama : Ajeng Vadila
Tussaadah
NIM : 1401819
3.3 KONTROL DARI PERNAFASAN
Pengontrol aktivitas bernafas di dalam tubuh kita yaitu sistem
syaraf, karena otot-otot pernafasan hanya berkontraksi bila mendapatkan
perintah yang berasal dari implus syaraf. Terdapat dua cara sistem syaraf
mengonrol pernafasan, yaitu:
1. Pengontrolan secara sadar
Pengontrolan dari pernafasan secara sadar ini berada di pusat
kesadaran pada korteks otak, melalui proses implus-implus menjalar
ke bawah melalui tractus pyramidalis menuju sel-sel syaraf motorik
di medulla spinalis yang mensyarafi otot-oto pernafasan. Maka dari
itu kita dapat mengatur ritme, kecepatan dan kedalaman bernafas,
menahan nafas, dll.
2. Pengontrolan secara tak sadar
Pengontrolan dari pernafasan secara tak sadar ini berada di
medulla oblongata dan pons varolli dengan bantuan neuron I (yang
aktif selama proses inspirasi) dan neuron E (yang aktif selama
proses ekspirasi) melalui proses implus menjalar ke bawah melalui
tractus-tractus turun khusus pada medulla spinalis (bukan tractus
pyramidalis).
Pernafasan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Impus-implus dari pusat-pusat di pons varolli
b) Implus-implus yang berasal dari stretch reseptor pada paru-paru
c) PCO2 (tekanan CO2) darah
d) pO2 darah
e) Implus-implus yang berasal dari propioreseptor pada sendi,
ligamen, otot, dan reseptor suhu tubuh
f)
3.4 HYPOXIA
g) Hypoxia adalah gangguan pernapasan karena kekurangan
oksigen dalam jaringan tubuh.
h) Hypoxia ada 4 macam yaitu:
1. Hypoxic hypoxia
i) Terjadi bila adanya pengurangnya pO2 dalam darah
arteri yang disebabkan karena seseorang berada pada tempat yang
tinggi atau adanya kerusakan pada alveoli yang mengganggu difusi
O2.
2. Anemic hypoxia
j) Terjadi bila tubuh kekurangan erithrosit dan hemoglobin.
Contohnya yaitu anemia (kurangnya jumlah O2 yang diangkut oleh
darah).
3. Ishemic hypoxia
k) Terjadi bila sirkulasi darah di jaringan jaringan
terganggu. Contohnya pada saat shock anaphylactic.
4. Histotoxic hypoxia
l) Terjadi bila tubuh terkena racun. Contoh kasusnya yaitu
keracunan sianida yang menyebabkan proses metabolisme
terganggu, sumber energi hilang, dan sel-sel mati tak berfungsi lagi.

m)
n) Nama : Irvan Chaerul
Apandi
o)
NIM : 1405262
3.5 BEBERAPA KELAINAN KLINIK
p)1. Rhinitis (radang selaput lendir hidung)
q) Penyakit ini merupakan peradangan pada selaput lendir
hidungdengan tanda tanda pembengkakan (oedema), vasolidatasi
(pelebaran pembuluh darah) selaput lendir, beringus dan hidung
tersumbat, sehingga menyebabkan gatal pada hidung dan bersin
bersin. Rhinitis dapat bersifat akut misal pada penyakit commoncold
yang disebabkan oleh virus atau dapat pula disebabkan bakteri
seperti streptococcus, pnemococcus. Rhinitis dapat bersifat krnois
karena bakteri dan allergi.
r) 2. Laryngitis
s) Penyakit ini merupakan peradangan pada larynx yang sering
disebabkan oleh infeksi mikro organisme dan dapat juga terjadi
akibat asap rokok. Laryngitis sering menimbulkan gejala suarau
parau karena pembengkakan pita suara.
t) 3. Diphteria
u) Penyakit ini merupakan penyakit menular akut yang
disebabkan oleh corynebacterium-diphteria yang menyerang muka
saluran pernafasan bagian atas (hidung,faring,laring) dengan
pembentukan suatu pseudomembran fibrin. Dan menghasilkan toksin
yang merusak sel jantung, sel syaraf dan apabila parah hal ini sering
menyebabkan kematian. Gejala penyakit ini sakit tenggorokan,
demam, sakit kepala, dan muntah pseudomembran dapat
menyebabkan oedema, yang menyumbat jalan nafas. Sehingga
untuk mengatasinya harus dilakukan tracheostomy (lubang pada
trachea).
v)4. Bronchitis
w) Penyakit ini merupakan peradangan pada bronchus atau
bronchiolus. Bronchitis sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang
menyerang setelah terkena penyakit virus influenza atau selesma.
Peradangan ini terjadi dimukosa dan disub mukosa yang
menimbulkan over produksi dari lendir yang disertai pengelupasan
sel yang mati dan pengeluaran leukosit. Semuanya ini menjadi dahak
yang akan menrangsan ujung syaraf sensoris pada bronchus yang
menimbulkan refleks batuk untuk mengeluarkan dahak.
x)5. Asthma bronchiale
y) Penyakit ini merupakan suatu reaksi dari pernapasan akibat
ada rangsangan yang khas berupa spasme dari otot polos bronchus,
bronchiolus, ditambah peradangan dan sekresi lendir yang berlebih
dari mukosanya. Dengan demikian jalan nafas menjadi tersumbat,
pO2 turun dan pCO2 meninggkat. Penderita merasa sesak dan
berusaha bernafas dalam.
z) Rangsangan yang dapat menimbulkan penyakit asthma dapat
berupa alergen yang terbawa di udara misalnya debu, serbuk sari,
jamur, bulu binantang, atau seperti makanan , obat obatan,
rangsangan infeksi oleh bakteri, kecapean, udara dinin, emosi, atau
gas 0 gas tertenu. Beberapa penderita asthma menunjukan
autoantibodi terhadap reseptor beta-2, sehingga jumlah beta-2
berkurang pada membran sel oto polos bronchi.
aa)6. Bronchogenic carcinoma
ab) Kanker paru paru atau Bronchogenic carcinoma berasal dari
sel epithelium bronchus yang terkena kanker akibat dari polusi udara.
Pada kanker paru paru sel sel kanker menyebar dipermukaan
bronchus dan menlajar kebagian tubuh lainnya. Gejala gejalanya
terdiri dari batuk batuk kronis dengan dahak yang sering berdarah,
nafas sering bebunyi karena penyumbatan dan infeksi paru paru
pada. Selain itu dapat menyebabkan terjadi pleural effusion yakni
cairan pada rongga pleura dan metastase ke otak, hati dan tulang
ac)7. Pneumothorax
ad) Penyakit ini merupakan keadaan tidak normal dimana
terkanan rongga pleura dalam keadaan lebih rendah dari tekanan
atmosfer (754 757 mmHg). Hal ini dapat terjadi apabila dinding
rongga pleura terluka dan udara atmosfer masuk kerongga pleura
melalui luka didada, sehingga menyebabkan tekanan rongga pleura
naik menjadi 760 mmHg dan paru parunya akan collaps karena
ellastisnya. Dengan demikian udara bebas dalam rongga pleura,
ae)8. Decompressi
af) Penyakit ini dapat terjadi saat seseorang sedang melakukan
penyelaman dengan alat alat SCUBA atau orang yang bekerja
dengan pengaruh tekanan udara tinggi. Menurut hukum Henry, pada
tekanan partial N2 yang tinggi, jumlah N2 yang terlarut dalam cairan
tubuh akan meningkat melebihi gas N2 yang terlarut disaat bernafas
normal.
ag) Decompressi dapat terjadi karena apabila sang penyelam naik
kepermukaan air secara cepat, maka akan terjadi perbedaan tekanan
atmosfir antara tekanan didalam tubuh dan diluar tubuh, sehingga N 2
yang terlaurt membentuk gelembung gas didalam cairan tubuh,
darah, dan pada jaringan jaringan tubuh.
ah) 9. Coryza
ai) Penyakit ini disebabkan oleh berbagai virus yang menginfeksi
saluran pernafasan terutama bagian atas. Masa inkubasi virus 1-3
hari. Gejalanya berupa pilek, lesu, dan perasaan tak enak
ditenggorokan. Pilek ini bermula cair, lalu menjadi kental kehijauan.
Sering timbul batuk berdahak, dan diikuti oleh infeksi bakteri
sekundar yang akan menyebabkan penyakit lainnya. Penularan
penyakit ini melalui udara pernafasan dan kontak dari penderita lain
yang tak sengaja tertular melalui sistem pernafasan atau sistem
pencernaan.
aj) 10. Influenza
ak) Penyakit ini disebabkan oleh myxovirus suatu virus ARN tipe
A,B dan C. Masa inkubasi 2 hari. Gejalanya berupa demam, sakit
kepala, pegal linu, dan gejala batuk pilek. Influenza akan sembuh
dalam 3-5 hari bila tanpa komplikasi. Influenza merupakan penyakit
pandemi, dimana virus ini bermutasi dan menyerang banyak
penduduk dalam sekala yang besar.
al) 11. Sinusitts
am) Penyakit ini terjadi akibat peradangan sinus paranasalis.
Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berbau, berwarna kuning
hijau, dan sakit didaerah sinus yang terserang.
an) 12. Pneumonia
ao) Penyakit ini merupakan infeksi dan peradangan dari alveoli
paru paru dan jaringan interstitialnya. Penyebabnya dapat berupa
berbagai macam mikroorganisme yang menyerang alveoli sehingga
sel sel alveoli radan dan banyak cairan. Pneumonia menyebabkan
pertukaran O2 dan CO2 terganggu.
ap) 13. TBC paru paru
aq) Penyakit ini merupakan infeksi jaringan paru paru oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosa. Penyakit ini dapat ditularkan
melalui udara dan akan merusak jaringan paru paru dengan
membuat rongga dan membentuk jaringan ikat. Faktor yang
mempermudah penyakit berupa nutrisi buruk, usia tua, hidup di
tempat sempit, kurang oksgem, dan sosio ekonomi yang rendah.
ar) 14. Emphysema
as) Penyakit ini merpuakan keadaan dimana alveoli menjadi kaku,
mengembang, dan terisi udara sehingga merusak alvoelus dan
mengganggu jalan terjadinya pertukaran O2 dan CO2.

at) 3.6 PERNAFASAN BUATAN DAN PEMIJATAN JANTUNG


au) Setiap saat sistem pernafasan dan sistem sirukulasi
darah harus selalu dapat berfungsi secara baik untuk mensuplai
oksigen yang memadai ke seluruh jaring tubuh agar dapat hidup,
tapi ada saat ada suatu kejadian yang membuat sistem terganggu
sehingga menjadikan sistem pernafasan dan sirukalsi berhenti
berfungsi. Berhentinya sistem tersebut fatal.
av) Tindakan pertolongan pertama
1. Bukalah jalan nafas ke paru paru korban (airways) dengan cara,
korban dibaringkan telentang, penolong berada disampingnya dan
menenggakan leher korban, sehingga dagu penderita tegak ke atas,
posisi ini akan membuka saluran pernafasan korban.
2. Apabila korban masih belum terlihat bernafas, maka lakukanlah
pernafasan buatan dengan tujuan memasukan udara kedalam paru
paru.
3. Apabila korban tetap belum terlihat bernafas, maka lakukanlah
pemijatan jantung. Apabila terdeteksi jantung korban tidak
berdeenyut.
aw) a. Pernafasan Buatan
ax) tariklah nafas dalam dalam, lalu lekatkan mulut penolong
pada mulut korban dengan hidung di tutup erat erat. Lalu tiupkan
ekspirasi kemulut korban sampai dada korba terlihat naik karena paru
parunya terisi udara. Lalu dilepaskan tiupan tersebut dan
dilepaskan tutupan dihidung. Lakukanlah hal tersebut berualang
selama tidak ada respond dari korban, walaupaun yang masuk
kedalam paru paru korban adalah udara ekspirasi, namun
kandungannya kurang lebih 6% Oksigen dan 4,5% Karbondioksida.
Dan oksigen tersebut masih mencukupi untuk membantu jaringan
tubuh korban dan merangsang kembali pernafasan.
ay)b. Pemijatan jantung
az) Pemijatan jantung dilakukan untuk merangsang jantung
korban untuk kembali berdetak. Cara yang dilakukan adalah
meletakkan pangkal telapak tangan pada bagian bawah tulang dada,
sementara telapak tangan kiri berada di atas telapak tangan kanan.
Lalu ditekan secara kuat tapi halus sejauh 3 cm kearah dalam
kemudian dilepaskan. Berkali kali 60 kali/menit.
ba) Cara lain yang dapat dilakukan adalah :
a) Pernafasan buatan menurut Silvester
bb) korban terlentang, penolong berlutut didepan kepala
korban, deua tangan dilipat lalu direntangkan. Prosedur itu
diulang ulang.
b) Pernafasan buatan menurut nielsen
bc) Korban tengkurap. Lalu ditekan punggung kobran, lalu
ditarik lengan korban ke atas, namun kedua cara ini memiliki
kelemahan karena tidak diketahui jalan pernafasan korban.
bd)
be) PERTANYAAN:
1. Suara pada pria dan wanita terdengar berbeda, apa yang
menyebabkan suara tersebut terdengar berbeda?
2. Apa saja perbedaan respirasi interna dan eksterna? Jelaskan dalam
tabel!
3. Mengapa sel-sel otak sangat sensitif terhadap hypoxia?
4. Jelaskan proses apa yang terjadi pada pernafasan prosedure
silvester dan nielsen!
bf)
bg)

Anda mungkin juga menyukai