Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan air tanaman dapat dihitung melalui dengan terlebih dahulu


mengolah data yang diperlukan seperti Eto, data hujan. Data kecepatan angin,
kelembaban udara, suhu udara, dll.

4.1 Perhitungan Evapotranspirasi Potensial ( Eto )

Contoh perhitungan :

Mencari Eto pada bulan MEI dengan data sebagai berikut :

- Lintang = 10 LU
- Radiasi matahari global harian (So) =915 kal/cm/hr
- Suhu udara (T) = 25,794 C
- Albedo () = 0,2
- Tekanan uap air jenuh (es) = 24,07 mm
- Penyinaran Matahari (n/N) = 0,491 %
- Kecepatan angin (U) = 1,665 m/s
- Fungsi temperatur () = 2,86
- Bilangan Boltzman () = 1,17.10 cal/cm/ht/k
- Kelembaban udara (RH) = 74,1%
Ed = es x RH
= 24,07 x 0.741

= 17.8359mmHg

Rn = So . (1 ) . [ 0,29 + 0,42 . n/N ] . T.(0,56 0,092.ed) . [0,1 +


0,9 . n/N ]
= 915 . (1 - 0,2) . (0,29 + 0,42 . 0,491) -(1,17 . 10 . (25,794+ 273) .
(0,56 - (0,092 . 17,8359 ))) . (0,1 + (0,9 . (0,491)))

= 2.7659E+02cal/cm/hr

Iv = 597,3 0,64 . T
= 597,3 (0,64 . 25,794)
= 580.7918/cm/gr

Rn

En w . Iv
2.7659E+02
= 1 .580,7918

=4.7622cm/hr

E = 0,35 x (0,5 + 0,54 x U) x (es ed)


= 0,35 x (0,5 + 0,54 x 1,665) x (25,794 17,8359)

= 3.0528 mm/hr

Et = x En + E
+1
2,86 .4,,7622+3,0528
= 2,86+1

= 4.3193 mm/hr

4.2 Perhitungan Hujan Evektif (Re)


Data curah hujan diatas merupakan data yang telah urut. Selanjutnya dicari
curah hujan yang akan digunakan, yakni Re80 dan Re50.
n
+1
Re80 = 5

n
+1
Re50 = 2

Re80 = 10/5 + 1
=3
Re50 = 10/2 + 1
=6
Re80 menggunakan data pada urutan ke-3, yakni data pada tahun 2007 dan
Re50 menggunakan data pada urutan ke-6, yakni pada tahun 2010.
Kemudian data hujan dibagi kedalam tengah bulanan. Berikut adalah contoh
perhitungan hujan efektif Re80 pada bulan mei :
Pada bulan mei, jumlah hari adalah 31 hari, sehingga pembagian hari adalah
15 hari untuk tengah bulan pertama dan 16 hari untuk tengah bulan kedua.
Curah hujan pada bulan mei 2007 adalah 126.70 mm.
Re tengah pertama dan kedua adalah 126.70 / 2 = 63,35 mm.
Re untuk Padi = (Re80/n)*0,7 , dimana n adalah jumlah hari pada tengah
bulan pertama atau kedua. Maka Re untuk tengah bulan pertama adalah =
(Re80/15)*0,7 = 0,56 mm/hr dan tengah bulan kedua = (Re80/16)*0,7 = 2,931
mm/hr.
*Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel.

4.3 Pola Tata Tanam dan Hitungan NFR


Dalam perencanaan pemberian kebutuhan air tanaman pada daerah irigasi
Jateng 1 dan Jateng di dasarkan pada pola tata tanam yang di skemakan
sebagai berikut :

Penyusunan pola tata tanam dilakukan selama 1 tahun dengan disisipi 1


musim untuk tanaman Palawija (tanaman Kacang Panjang), pola tata tanam :
Pertama menanam Palawija, sesudah Palawija maka dilanjutkan dengan
pengolahan tanah untuk persiapan tanaman padi pertama, sesudah padi
pertama panen, maka dilanjutkan dengan pengolahan tanah dan kemudian
ditanami dengan padi kedua. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur siklus
unsur-unsur hara tanah setelah berturut-turut ditanami padi.

Notasi pola tanam dibuat miring-miring, dimaksudkan bahwa penanaman


untuk seluruh areal persawahan tidak dilakukan serentak tetapi bertahap,
berperiode setengah bulanan (15 harian) dan ada waktu kosong (time lag)
selama 15 hari (1 kali setengah bulanan) sebelum pengolahan/penyiapan lahan
(Land Preparation).

HITUNGAN :
Ketentuan :
1. Tentukan nilai bahwa nilai Eto, Re, P untuk periode tengah bulanan.
2. Nilai WLR dipakai 50 mm/bulan.
3. Pola tata tanam dimulai dari bulan November yaitu Palawija Padi
Padi.
a. Padi : Jenis FAO, Varietas Unggul
b. Palawija : Kacang Tanah
c. Tabel 1. Harga-harga koefisien tanaman

Nedeco/Prosida FAO
Bulan Varietas Varietas Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,50 1,20 1,20 1,10 1,10
1,00 1,20 1,27 1,10 1,10
1,50 1,32 1,33 1,10 1,05
2,00 1,40 1,30 1,10 1,05
2,50 1,35 1,30 1,10 0,95
3,00 1,24 0,00 1,05 0,00
3,50 1,12 0,95
4,00 0,00 0,00

d. Tabel 2. Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan (IR)


Meo + P T = 30 hari T = 45 Hari
(mm/hari S = 250 S = 300 S = 250 S = 300
) mm mm mm mm
5,00 11,10 12,70 8,40 9,50
5,50 11,40 13,00 8,80 9,80
6,00 11,70 13,30 9,10 10,10
6,50 12,00 13,60 9,40 10,40
7,00 12,30 13,90 9,80 10,80
7,50 12,60 14,20 10,10 11,10
8,00 13,00 14,50 10,50 11,40
8,50 13,30 14,80 10,80 11,80
9,00 13,60 15,20 11,20 12,10
9,50 14,00 15,50 11,30 12,50
10,00 14,30 15,80 12,00 12,90
10,50 14,70 16,20 12,40 13,20
11,00 15,00 16,50 12,80 13,60

e. Tabel 3. Harga-harga koefisien tanaman Jagung dan Kacang Tanah


/ Bulan Kacang Tanah Jagung
1 0,50 0,40
2 0,75 0,48
3 1,00 0,85
4 1,00 1,09
5 0,82 1,05
6 0,45 0,85
7 0,00 0,00

f. Tabel 4. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman (NFR)


Jagung Kacang Tanah
0,50 0,40 0,40
1,00 0,48 0,48
1,50 0,85 0,70
2,00 1,09 0,91
2,50 1,05 0,95
3,00 0,80 0,91
3,50 0,00 0,69

Tabel. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman (NFR)

10,2818
NFR = 8,640 = 1,1900 mm/hr

Keterangan :
1. Bulan, Tengah Bulan
2. Evapotranspirasi Potensial Penmann
3. Perkolasi (air yang masuk ketanah menuju Ground Water Flow) dari tabel,
tergantung dari jenis tanah (Dirjen Pengairan)
4. Hujan Efektif
5. Penggantian lapisan, penggantian air
6. Koefisien Tanaman (tabel)
7. Koefisien Tanaman (tabel)
8. Koefisien Tanaman (tabel)
9. Etc = Eto x Kc
10. NFR = Etc + P Re + WLR
Khusus pada persiapan lahan (LP) Etc = Etc Re
Perhitungan Etc khusus pada persiapan lahan Land Preparation (LP)
a. Hitungan Etc tanaman Padi pada bulan Mei:
M = 1,1 Et + P
= 1,1 x 4,3193 + 3,000
= 7.751

Interpolasi data

Untuk S = 250 mm dan T = 30 hari

T=30 hari T=45 hari


M Eo+P
mm/hari S=250 S=250 S=300
S=300mm
mm mm mm
5 11,1 12,7 8,4 9,5
5,5 11,4 13 8,8 9,8
6 11,7 13,3 9,1 10,1
6,5 12 13,6 9,4 10,4
7 13,3 13,9 9,8 10,8
7,5 12,6 14,2 10,1 11,1
8 13 14,5 10,5 11,4
8,5 13,3 14,8 10,8 11,8
9 13,6 15,2 11,2 12,1
9,5 14 15,5 11,6 12,5
10 14,3 15,8 12 12,9
10,5 14,7 16,2 12,4 13,2
11 15 16,5 12,8 13,6

Interpolasi :

Etc =
Y 1+[ ( EtcX 1
X 2X 1 )
( Y 2Y 1 ) ]

= 12,6+
[ ( 7.7518
7,58 )
( 12,613 ) ]

= 12,4008

b. Hitungan Etc tanaman Padi pada bulan juni


M = 1,1 Et + P
= 1,1 x 4.6105+ 3,000

= 8.072

Interpolasi data

Untuk S = 250 mm dan T = 30 hari

T=30 hari T=45 hari


M Eo+P
mm/hari S=250 S=250 S=300
S=300mm
mm mm mm
5 11,1 12,7 8,4 9,5
5,5 11,4 13 8,8 9,8
6 11,7 13,3 9,1 10,1
6,5 12 13,6 9,4 10,4
7 13,3 13,9 9,8 10,8
7,5 12,6 14,2 10,1 11,1
8 13 14,5 10,5 11,4
8,5 13,3 14,8 10,8 11,8
9 13,6 15,2 11,2 12,1
9,5 14 15,5 11,6 12,5
10 14,3 15,8 12 12,9
10,5 14,7 16,2 12,4 13,2
11 15 16,5 12,8 13,6

Interpolasi :

Etc =
Y 1+[ ( EtcX 1
X 2X 1 )
( Y 2Y 1 ) ]

= 13+
[ ( 8,0728
8,58 )
( 13,313 ) ]

= 13,042

1. Hitungan Kebutuhan Air Irigasi Pada Petak Tersier


Untuk menghitung kebutuhan air irigasi pada petak tersier, didasarkan
pada rumus sebagai berikut :
Rumus : Qp = x x K x A
Keterangan :
Qp = Debit Petak (liter/detik)
= 1,00
= Koefisien Bangunan (Tabel)
K = NFR Max/8,64
A = Luas Petak Tersier (ha)

Tabel. Koefisien Bangunan ( = 0,925 ; Kelompok 9 )

No
A 0,925
B 0,900
C 0,875
D 0,850
E 0,825

Hitungan :
Contoh :
a. Menghitung Debit Petak
Hitungan diambil dari data petak (S1 dan S2) pada saluran sekunder.
Data :
Luas Petak (S1) = 33.75 ha

Luas Petak (S2) = 37.5ha

= 1
=0,9
K = 0,190
= 0,925
Menghitung Debit Petak (Qp)
Qp (S1) = x x NFR max x A
= 1 x 0,925 x 2.046x 33,75

= 63.873 liter/detik

Qp (S2) = x x NFR max x A


= 1 x 0,925 x 2,04 x 37,5
= 70.970liter/detik

Perhitungan debit petak saluran sekunder dan primer selanjutnya dihitung


dengan cara yang sama
Catatan : Perhitungan Tabulasi Dilampirkan
4.4 Perhitungan Pelayanan Irigasi
Untuk kapasitas masing-masing ruas saluran, baik itu saluran primer ataupun
saluran sekunder digunakan jumlah debit komulatif dari jumlah ruas saluran.
Setiap ruas saluran memiliki effisiensi saluran untuk mengetahui faktor
kehilangan air saat pengaliran. Untuk itu digunakan rumus sebagai berikut :

1. Meghitung Debit Bangunan ( Q bangunan )


Qp
Rumus : Qb =

Keterangan :
Qb = Debit Bangunan (liter/detik)
Qp = Debit Petak (liter/detik)
= Effisiensi Bangunan (ditetapkan = 0,855)
2. Menghitung Debit Effektif ( Q effektif )
Qp
Rumus = Qeff =

Keterang :
Qeff = Debit Effektif (liter/detik)
Qb = Debit Bangunan (liter/detik)
= Effisiensi Saluran
Effisiensi saluran dihitung dengan mencari persamaan garis lurus dari grafik
x, y dibawah ini :

y1 =
y = mx +
.
c

y2 =
..

X1 X2
Grafik. Persamaan Efisiensi Saluran

Keterangan :

Tabel. Harga Harga Efisiensi Saluran

y Y1 Y2
A 0,9 0,7
B 0,895 0,695
C 0,885 0,685
D 0,875 0,675
E 0,865 0,665

Keterangan :
y1 = Efisiensi saluran terpendek ( tabel )
y2 = Efisiensi saluran terpanjang ( tabel )
x1 = Saluran Terpendek ( m )
x2 = Saluran terpanjang ( m )

Hitungan :

a. Menghitung Kapasitas Saluran Sekunder Solo


Diambil contoh ruas saluran (S1) saluran Sekunder Solo.
Diketahui :
Qp (S1) = 47.313lt/dt

Qp (S2) = 59.142lt/dt

- = 1
- = 0,885
1) Debit Bangunan ( Qb )
47,313
Qb (BA1) = Qp/ = 0,885 = 55337 lt/det

59,142
Qb (BA2) = Qp/ = 0.885 = 69,171 lt/det

2) Mencari Effisiensi Saluran


Persamaan pada saluran sekunder Banjar Arum :
y1 = 0,9.
y2 = 0,7
x1 = ........ m
x2 = m
y y 2 y 1
=
m = x x 2x 1

. .
= ..

= .
y y1 = m (x x1)
y . = ..
Debit Efektif (Qeff)
Diambil saluran BA1 dan BA2 yaitu :
Qb .
Qeff S1 = Efisiensi = .

= lt/dt = . m/dt
Qb .
Qeff S2 = Efisiensi = .

Jadi total debit ruas 1 saluran Solo 1 (S1) = .. m/dt


Perhitungan saluran lain dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Anda mungkin juga menyukai