Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI

IDENTIVIKASI STADIA PERTUMBUHAN POHON

Nama : Arta Elysa Munte

NIM : D1D015012

Kelas : Kehutanan A

Dosen pengampu :

Nursanti S.Hut, M.Si

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat
hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu
berhubungan dan mengadakan kontak yang saling menguntungkan. Tetapi ada
juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk lain,
biasanya makhluk ini disebut dengan parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di
antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas
populasi yag berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang
banyak jumlahnya yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup
jasad, populasi atau komunitas itu.
Adapun ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi, sepeti tumbuhan dan sinar
matahari, tanah dengan air, yang pada umumnya dikatakan sebagai hukum
alam yang berimbang dan biasa disebut ekosisitem.Ekosistem adalah suatu
sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada.Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu
sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: organisme, khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu
sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan. Hal
ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh alam dan mereka
saling berinteraksi.Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama,
menyesuaikan diri, bertentangan bahkan saling menguasai. Untuk mengetahui
keterkaitan atau interaksi antara komponen abiotik dengan biotik serta
hubungan antara kedua komponen tersebut
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ekologi hutan adalah supaya mahasiswa
dapat mengetahui sekaligus memahami cara mengukur atau menaksir potensi
dari suatu tegakan hutan dalam pengukuran berbagai jenis tegakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ekologi hutan mengenai stadia pertumbuhan pohon


dilaksanakan pada sabtu 22 oktober 2016 pada pukul 08.00-11.30 WIB.
Tempat di sebapo kecamatan Jambi

3.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah:

- Kamera
- Alat tulis

3.3 Cara Kerja

- Pertama- tama menentukan tegakan mana yang ingin di identifikasi

- Mengukur keliling dari tegakan

- Menghitung diameter dari setiap tegakan dan menentukan nya

-Menentukan tegakan apakah tegakan tergolong pohon , tiang , pancang


dan semai

- Membuat laporan sementara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi dilapangan maka
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Sengon (Albizia chinensis )
Keliling = 70 cm
2. Pulai (Alstonia scholaris )
Keliling = 50 cm
3. Mahoni ( Switenia mahagoni )
Keliling = 15 cm
4. Sungkai ( Peronema cunescens )
Tinggi = 82 cm
5. Herba

Analisis data :

1. Sengon (Albizia chinensis )

Keliling = 70 cm


Keliling = .d

70 = 3.14 . diameter

Maka : Diameter = keliling /

Diameter = 70 / 3.14

Diameter = 22.29

2. Pulai (Alstonia scholaris )

Keliling = 50 cm


Keliling = .d
50 = 3.14 . diameter

Maka :Diameter = keliling /

Diameter = 50 / 3.14

Diameter = 15.92

3.Mahoni ( Switenia mahagoni )

Keliling = 15 cm


Keliling = .d
15 = 3.14 . diameter

Maka :Diameter = keliling /


Diameter = 15 / 3.14

Diameter = 4.77

4.Sungkai ( Peronema cunescens


)

Tinggi = 82 cm

5.Herba

Tumbuhan yang tidak berkayu


/berbatang lunak

1.2 Pembahasan

Mempelajari ekologi hutan merupakan kegiatan manusia secara


menyeluruh dengan tujuan mengarahkan atau memelihara ekosistem hutan
dalam keadaan hutan yang memungkinkan untuk selalu bisa dijadikan
sebagai sumber daya alam sebagai pemenuhan kebutuhan manusia
sepanjang masa. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya , yang satu denggan yang lainnya yang
tidak dapat dipisahkan.
Identifikasi komunitas tegakan merupakan cara mempelajari
susunan stadia pertumbuhan tegakan yang ada dalam hutan. Dari hasil
identifikasi yang ada diatas maka dapat diketahui bahwa :

1. Sengon (Albizia chinensis )

Keliling = 70 cm

Diameter = 22.29
Tegakan diatas merupakan stadia pohon, dilihat dari ciri-ciri pohon yaitu:

Tegakan dikatakan pohon jika tegakan memiliki keleliling lebih besar atau
sama dengan 63 cm dan diameter lebih besar atau sama dengan 20 cm

2. Pulai (Alstonia scholaris )

Keliling = 50 cm

Diameter = 15.92

Tegakan diatas merupakan stadia tiang, dilihat dari ciri tiang yaitu:

Tegakan dikatakan tiang jika tegakan memiliki keleliling lebih besar atau
sama dengan 32 cm dan diameter antara 10-19 cm

3.Mahoni ( Switenia mahagoni )

Keliling = 15 cm

Diameter = 4.77

Tegakan diatas merupakan stadia pancang, dilihat dari ciri pancang yaitu:

Tegakan dikatakan pancang jika tegakan memiliki keleliling lebih kecil


atau sama dengan 31 cm dan diameter antara lebih kecil dari 10cm

4.Sungkai ( Peronema cunescens )

Tinggi = 82 cm

Tegakan diatas merupakan stadia semai, dilihat dari ciri semai yaitu:

Tegakan dikatakan semai jika tegakan memiliki tinggi lebih kecil atau
sama dengan 1.5 meter

5.Herba

Tumbuhan yang tidak berkayu /berbatang lunak


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :

- Data yang diperoleh dari kegiatan identifikasi stadia pertumbuhan


tegakan dapat membantu kita untuk menentukan tegakan
termasuk kedalam pohon , tiang , pancang ataupun semai
- Kita dapat membedakan antara pohon , tiang , pancang ataupun
semai
- Kita dapat mencari diameter dari tegakan ketika kita sudah
mengetahui keliling dari tegakan yang kita ukur

5.2 Saran

Dalam menentukan identifikasi sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui


ciri- ciri dari stadia pertumbuhan pohon agar kita dapat dengan mudah dalam
melakukan praktikum dan dapat menghemat waktu juga.
DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto, Ekologi Hutan, 2006, Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai