PBB & Global Change

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

PBB & GLOBAL CHANGE

PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) didirikan pada tahun 1945 setelah Perang Dunia II
untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa , untuk menghentikan perang antara negara , dan untuk
menyediakan platform untuk dialog . PBB memiliki beberapa organisasi dan anak perusahaan
untuk melaksanakan misinya . PBB merupakan sebuah organisasi antar pemerintah dengan
tujuan menyatakan, mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama dalam hukum internasional ,
keamanan internasional , pembangunan ekonomi , kemajuan sosial , hak asasi manusia , hak-hak
sipil , kebebasan sipil , kebebasan politik , demokrasi , dan pencapaian perdamaian dunia yang
abadi . Menurut artikel 23 dari UN Charter (yang telah mengalami amandemen pada 31 agustus
1965), dewan keamanan PBB terdiri atas 15 negara anggota (sebelum amanedemn jumlah negara
anggota adalah berjumlah 11 negara). Dari 15 negara anggota ini, 5 negara diantaranya
merupakan Negara yang merupakan anggota tetap dan 10 negara lainnya merupakan Negara
yang merupakan anggota tidak tetap.
Yang merupakan Negara anggota tetap dari Dewan Keamanan PBB adalah Amerika
serikat, Rusia, Perancis, China, dan Inggris. Sebagai Negara yang merupakan Negara anggota
tetap dari Dewan Keamanan PBB, kelima Negara ini memiliki beberapa hak-hak istimewa yang
tidak dimiliki oleh Negara-negara lain yang merupakan Negara anggota tidak tetap. Hak-hak
istimewa itu diantaranya status tetap mereka yang tidak tergantikan, dan hak veto. Adapun alasan
dari penunjukan kelima Negara ini sebagai Negara naggota tetap dari Dewan Keamanan PBB
adalah karena kelima Negara ini dianggap sebagai Negara-negara yang memiliki kemampuan
dan kekuatan besar (great powers) yang merupakan Negara-negara pemenang dalam perang
dunia kedua. Sementara untuk Negara-negara yang merupakan Negara anggota tidak tetap, akan
dipilih dengan mengikuti ketentuan sebagaimana tercantum dalam artikel 23 dari UN Charter.
Adapun formulasi alokasi kursi dari Negara-negara yang merupakan Negara anggota tidak tetap
adalah 5 kursi untuk Negara-negara Afrika-Asia, 1 kursi untuk Negara-negara Eropa Timur, 2
kursi untuk Negara-negara Amerika Latin dan Karibia, dan 2 kursi untuk Negara-negara Eropa
Barat dan Negara-negara lainnya. Pengaturan tentang formulasi ini diatur dalam General
Assembly resulotion 1991 (XVIII)A yang menggantikan gentlemans agreement tahun 1946.
Menurut pasal 24 dari Piagam PBB kita dapat melihat bahwa dalam menjalankan tugas
utamanya untuk menjaga perdamaian dan keamanan secara global, Dewan Keamanan PBB
terikat kepada PBB dan merupakan agen dari seluruh Negara anggota PBB dimana hal ini berarti
Dewan Keamanan PBB tidak dapat berjalan atas keinginannya sendiri dan melepaskan diri dari
PBB. Sementara itu dari pasal 25 dari piagam PBB kita dapat melihat bahwa Negara-negara
anggota PBB akan setuju untuk menerima dan menjalankan keputusan dari Dewan Keamanan
PBB berdasarkan pada piagam PBB yang berlaku. Dalam menjalankan tugas utamanya Dewan
Keamanan PBB dapat melakukannya dalam dua cara, yakni melalui Pacific settlement of
disputes sebagaimana diatur dalam bab ke VI dari piagam PBB (pasal 33-38), ataupun melalui
cara dengan penggunaan kekuatan baik yang menyertakan kekuatan angkatan bersenjata baik
darat, laut, maupun udara (pasal 42) maupun tidak (pasal 41) sebagaimana diatur dalam bab VII
dari piagam PBB, pasal 39-51.
Contoh dari penggunaan kekuatan yang tidak menggunakan kekuatan militer adalah
pengenaan sanksi-sanksi, baik berupa embargo maupun pembekuan aset-aset milik suatu negara
yang dianggap telah melakukan suatu tindakan yang mengancam keamanan dan kedamaian
dunia, seperti pada pengenaan embargo terhadap Yugoslavia pada saat terjadinya konflik Serbia
dan Kroasia (resolusi no 713), pengenaan embargo senjata dan produk-produk minyak terhadap
Negara Haiti pada tahun 1993 (resolusi no 841) yang setahun kemudian berubah menjadi
embargo ekonomi secara penuh terhadap Haiti (resolusi no 917), pembekuan asset-aset Negara
Irak pada saat Irak melakukan invasi ke Kuwait pada tahun 1990 (resolusi no 661), dll.
Sementara contoh dari penggunaan kekuatan yang melibatkan kekuatan militer adalah
penggunaan kekuatan militer terhadap Somalia pada tahun 1992 (resolusi no 794), penggunaan
kekuatan militer terhadap Haiti pada tahun 1994 (resolusi no 940), penggunaan kekuatan militer
di Timor-Timur tahun 1999(resolusi no 1264), dll. Adapun penggunaan kekuatan militer ini dapat
berupa pasukan penjaga perdamaian (peacekeeping forces) maupun pasukan multinasional
(multinational task force).

DAFTAR PUSTAKA
Adji Samekto. Mengkaji Peran Operasi Pemelihara Perdamaian PBB Sebagai Bagian Upaya
Menciptakan Perdamaian Dunia. Dalam Majalah Hukum dan Pembangunan. Pebruari 1991.
Wikipedia , ensiklopedia bebas
Bentaro Bandoro. Blok Suara dan Politik Kekuatan di PBB. Dalam Majalah Analisa. 1983
DW. Bowet. The Law International Institutional. London: Steven 7 Sons Ltd. 1975

Piagam Perserikan Bangsa-Bangsa

Anda mungkin juga menyukai