Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN MENGKUDU UNTUK MENGATASI AMANDEL


PADA ANANDA X DIRUMAH SAKIT Y

OLEH
FITRI OCTAVIA
NIM : 16.1.034

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKTIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
PROPOSAL TUGAS AKHIR
PENGGUNAAN MENGKUDU UNTUK MENGATASI AMANDEL
PADA ANANDA X DIRUMAH SAKIT Y

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli


madya keperawatan pada prodi keperawatan politeknik kesehatan
RS. dr. Soepraoen Malang

OLEH :
FITRI OCTAVIA
NIM : 16.1.034

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKTIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa
yangterdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan
kriptusdidalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong
melekat pada kanandan kiri tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu
tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil faringal yang
membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.Tonsil terletak dalam
sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dariinvaginasi
hipoblas di tempat ini.
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang
disebabkan olehinfeki virus atau bakteri. Saat bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh melalui hidungatau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/
penyaring menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-
sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalantubuh untuk
membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bilatonsil
sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka
akantimbul tonsillitis. Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam
tonsillitis, yaitutonsillitis akut, tonsillitis membranosa, dan tonsillitis kronis.
Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi,
manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan asuhan keperawatan yang
komprehensif pada klien tonsilitis beserta keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahn penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengkajian pada pasien Ananda X dengan penyakit


amandel?
2. Apa sajakah diagnosa keperawatan yang muncul pada pasie Ananda
X dengan penyakit amandel?
3. Bagaimanakah implementasi keperawatan pada pasien Ananda X
dengan penyakit amandel?
4. Bagaimanakah tindakan keperawatan pada pasien X dengan penyakit
amandel?
5. Bagaimanakah evaluasi keperawatan pada pasien Ananda X dengan
penyakit Amandel?
6. Bagaimanakah penggunaan mengkudu dalam upaya mengatasi
penykit amandel?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menyusun asuhan keperawatan pada Ananda X serta

mengidentifikasi pemberian kompres dingin sebagai salah satu

intervensi keperawatan dalam upaya mengurangi nyeri pasien

amandel pada Ananda X dirumah sakit Y

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian pada Pasien Ananda X dengan penyakit


amandel?
2. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Ananda
X dengan penyakit amandel?
3. Menyusun intervensi keperawatan pada pasien Ananda X dengan
penyakit amandel?
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien Ananda X dengan
penyakit amandel?
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Ananda X dengan
penyakit amandel?
6. Mengidentifikasi pemberian mengkudu dalam upaya mengatasi
penyakit amandel pada Ananda X?
1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi profesi

Setelah peneliti menyelesaikan penelitian studi kasus ini diharapakan


hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan pemberian
asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit amandel serta
dapat membantu praktisi dalam penentuan intervensi keperawatan
pada pasien.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Peneliti berharap hasil penelitian studi kasus ini dapat menambah


sumber kepustakaan di perpustakaan poltekes Rumkit Tk II dr.
Soepraoen Malang yang dapat menambah bacaan perpustakaan
mengenai pemberian kompres dingin pada pasien amandel.

3. Manfaat bagi masyarakat

Proses dan hasil penelitian studi kasus ini dapat memberikan


informasi kepada pasien, keluarga pasien tentang pemberian
mengkudu pada pasien amandel.

4. Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian studi kasus ini dapat diperdalam serta dikembangkan


oleh peneliti selanjutnya dalam penelitian tentang pemberian
mengkudu dalam menyembuhkan amandel.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Tonsilitis

2.1.1 Pengertian Tonsilitis

Tonsilitis merupakan sebuah kondisi kesehatan yang ditandai


munculnya peradangan pada daerah tonsil, di mana ini akan
mengakibatkan kesulitan menelan, sakit tenggorokan juga sakit demam.
Tonsil adalah kelenjar getah bening yang terdapat pada bagian belakang
dari mulut serta pada bagian atas dari tenggorokan. Tonsil ini memiliki
fungsi untuk menyaring kuman-kuman dan bakteri serta melindungi tubuh
dari bahaya infeksi. Penyakit tonsilitis dapat terjadi jika terdapat infeksi
bakteri atau virus.
Penyakit tonsilitis memang yang paling sering menjadi faktor
penyebab adalah virus. Dapat dibilang jika virus merupakan penyebab
umum seseorang terserang penyakit ini. Infeksi karena virus bisa
menyebar melalui kontak tangan dengan mudah, dari penderita ke orang
yang lain. Juga, apabila penderita penyakit tonsilitis bersin, kemudian
droplet udaranya terhirup, maka orang yang sebelumnya sehat juga
memiliki kemungkinan terserang tonsilitis juga. Penyebab berikutnya
adalah apabila seseorang dengan tonsilitis ini berbagi sikat gigi dengan
orang yang sehat, orang yang sehat tersebut dapat tertular juga. Jenis
virus yang lain yang juga sama-sama dapat mengakibatkan tonsilitis yakni
virus Coxsackie dan virus Epstein-Barr. Walaupun memang virus
Streptococcus A merupakan penyebab paling umum.

2.1.2 Tanda dan Gejala

Akan mengalami sakit tenggorokan.

Akan kesulitan saat menelan makanan.

Mengalami sakit kepala.

Akan mengalami demam dan kedinginan.

Terjadi pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening di


darah rahang dan leher.
Akan mengalami kehilangan suara.

Bau mulut yang tidak sedap


.
Patofisiologi

Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus


masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada
tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil
sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan,
demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke
telinga

2.2 Konsep Dasar Amandel

1.2.1 Definisi Konsep Dasar Amandel Kemukakan oleh Beberapa


Ahli Sebagai Berikut:

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman


Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridons dan
Streptococcus pyrogenes, dapat juga disebabkan oleh virus
(Mansjoer, 2000).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri


kelompok A Streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga
disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing,
2004).

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel),


yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak (Sriyono,
2006).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Tonsilitis


adalah suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi
bakteri kelompok Streptococcus beta hemolitik, Streptococcus
viridons dan Streptococcus pyrogenes namun disebabkan juga oleh
bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Tonsilitis biasanya sering
dialami anak-anak yang disertai demam dan nyeri pada
tenggorokan.

1.2.2 Respon Fisiologi Terhadap Nyeri

Tonsilitis menurut Nurbaiti (2001) terjadi karena bakteri dan virus


masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limpa ke tonsil. Adanya bakteri virus patogen pada
tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring
serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil
sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri menelan,
demam tinggi, bau mulut serta otalgia yaitu nyeri yang menjalar ke
telinga

1.2.3 Klasifikasi Tonsilitis

Klasifikasi tonsillitis ini ada 6 klasifikasi :

1. Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis


permukaan nya yang diliputi eksudat (nanah) berwarna putih
kekuning- kuningan.

2. Tonsilitis folikularis dengan gejala tonsil membengkak dan


hiperemis dengan permukaannya berbentuk bercak putih yang
mengisi kripti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdiri dari
leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan, dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.

3. Tonsilitis lakunaris dengan gejala bercak yang berdekatan, bersatu


dan mengisis lakuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.

4. Tonsilitis membranosa dengan gejala eksudat yang menutupi


permukaan tonsil yang membengkak tersebut meluas menyerupai
membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau di buang
dan berwarna putih kekuning- kuningan.

5. Infiltrat peritonsiler dengan gejala perkembangan lanjut dari tonsiitis


akut. Perkembangan ini sampai ke palatum mole (langit-langit),
tonsil menjadi terdorong ke tengah, rasa nyeri yang sangat hebat ,
air liur pun tidak bisa di telan. Apabila dilakukan aspirasi
(penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat pembengkakan di
dekat palatum mole (langit- langit) akan keluar darah.

6. Abses peritonsil dengan gejala perkembangan lanjut dari infiltrat


peritonsili. Dan gejala klinis sama dengan infiltrat perintonsiler.
Apabila dilakukan aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di
tempat pembengkakan di dekat palatum mole ( langit- langit) akan
keluar nanah.
Klasifikasi yang terakhir mungkin sudah dalam tahap kronis dan harus
segera dilakukan pengangkatan tonsil. Penyebab tonsilitis ini karena
adanya bakteri-bakteri seperti streptokokus hemolitikus grup A,
pneumokokus, stafilokokus, haemofilus influenza.

1.3 Penggunaan Mengkudu

1.3.1 Pengertian Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong


dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah noni
(Hawaii), nono (Tahiti), nonu (Tonga), ungcoikan (Myanmar) dan ach
(Hindi).
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m.
Tinggi pohon mengkudu mencapai 38 m, memiliki bunga bongkol
berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda
berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua
berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Secara tradisional, masyarakat Aceh menggunakan buah mengkudu
sebagai sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu
bahan nicah peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka
puasa. Karena itu, mengkudu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan
di Aceh. Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-
obatan.

1.3.2 Pengaruh penggunan mengkudu

Berbagai kandungan gizi, vitamin dan nutrisi yang ada pada


mengkudu dan madu ini membuatnya cocok sebagai obat amandel
tradisional. Mengkudu memang rasanya tidak enak, namun mungkin
rasanya akan sedikit teratasi jika dicampur dengan madu. Ambil dua buah
mengkudu, cuci, lalu parut atau peras dan saring ampasnya, dan terakhir
tambahkan dengan air panas. Tunggu hingga menjadi hangat, lalu
tambahkan madu secukupnya, aduk hingga merata lalu konsumsilah
secara rutin 3 kali sehari. Jika diminum secara teratur, cukup efektif
meredakan penyakit amandel bengkak Anda.

1.3.3 Tujuan Penggunaan Mengkudu

1. Menurunkan suhu.
2. Mencegah perluasan infeksi.
3. Mengurangi rasa sakit
1.3.4 Metode Penggunaan Mengkudu

(1) Peraslah dua buah mengkudu yang sudah matang


(2) Saring, dan ambil air hasil perasannya
(3) Tambahkan madu murni
(4) Minum secara teratur untuk menyembuhkan radang amandel yang
anda derita.

1.3.5 Hal-Hal yang Dihindari Meliputi:

1. Makanan yang pedas


Amandel sangat sensitive sekali terhadap makanan-makanan yang
pedas, karena pada dasarnya makanan makanan yang pedas itu
ternyata akan melukai amandel. Karena sebenarnya bila kita ulas dari
kata pedas itu sendiri pedas bukanlah sebuah rasa seperti manis,
asin dan pahit, pedas hanyalah sebuh rasa yang sebenarnya itu
adalah rasa sakit yang dialami oleh lidah karena menahan senyawa
yang pedas itu. Memang sangat sulit untuk menghindari makanan
yang pedas, karena pada dasarnya senyawa yang ada dimakanan
yang pedas itu mengugah gairah untuk makan yang lebih banyak,
bahkan menurut sebuah pengamatan bahwa orang yang biasanya
makan sedikit saja
2. Ikan
Untuk sementara waktu ketika amandel sedang meradang
alangkah baiknya meninggalkan makanan-makanan yang berbau
ikan, meski sebenarya makanan ikan mengandung banyak protein
yang baik untuk tubuh tapi untuk kebaikan lebih baik sementara waktu
hentikan dulu makan makanan jenis ikan ini, adapun ikan yang harus
di hindari

3. Minuman Dingin
Minuman yang dingin sangat sensitive sekali pada amandel yang
sedang meradang, karena suhu yang berbeda dari suhu yang agak
anget tiba-tiba diberi minuman yang dingin, sehingga penyesuaian
yang dilakukan oleh amandel membutuhkan waktu, jika amandel tidak
dapat menyesuaikan amandel akan menjadi radang yang bertambah
parah. Selain menghindari minuman yang berbau dingin juga harus
memperhatikan hal berikut

4. Makanan yang Instan


menghindari makanan yang instan seperti mie instan, dan lainnya,
karena bumbu-bumbu pada makanan instans sebenarnya tidak baik,
baik untuk amandel maupun untuk bagian tubuh yang lainnya.
Sehingga ada baiknya untuk mengurangi konsumsi makanan
tersebut, demi kesehatan semuanya, baik kesehatan tubuh maupun
kesehatan amandel.

1.3.6 Penyebab Terjadinya Amandel

Kebanyakan infeksi amandel disebabkan oleh virus. Kemungkinan


jenis virusnya sama dengan virus penyebab penyakit pilek, yaitu
influenza (flu) virus dan Virus Epstein-Barr (EBV), virus penyebab
mononucleosis. Tak hanya virus, beberapa jenis bakteri juga dapat
menyebabkan tonsilitis. Namun, bakteri yang paling umum adalah
Streptococcus Pyogenes (kelompok A streptokokus), bakteri yang
menyebabkan radang tenggorokan. Bila amandel sudah terinfeksi
oleh virus atau bakteri tersebut, amandel akan mencoba untuk
melawan virus dan bakteri melalui hidung dan mulut. Namun, hal itu
akan mengakibatkan amandel Anda meradang, membengkak, dan
terasa sakit
.

1.4 Konsep Teori Asuhan Keperawatan pada pasien Amandel

2.4.1 Pengkajian

Beberapa hal yang perlu di kaji dalam asuhan keperawatan adalah


sebagai berikut:

1. Biodata pasien

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,


agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan
no.register.

2. Keluhan utama

Berisi tentan keluhan utama pasien amandel yaitu rasa sakit di daerah
tenggorokan, mulut. Terlihat pasien tampak sakit dan menghindari
pergerakan leher yang nyeri, adanya nyeri tekan pada tempat yang
sakit, mual dan muntah serta suhu badan dan denyut nadi meningkat.

3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan berisi tentang riwayat kesehatan sebelumnya,


apakah apasien pernah mengalami kejadian seperti saat ini, serta
sudah di vonis atau di diagnosa seperti yang di alami saat ini.
2.4.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon


aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dimana perawat
mempunyai izin dan berkompeten untuk mngatasinya.

2.4.3 Intervesi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan rencana asuhan keperawatan yang


akan dilakukan kepada pasien dengan penyakit amandel. Dari masalah
pasien tersebut dapat dirumuskan berbagai intervensi keperawatan
sebagai berikut:

1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien.


2. Kaji skala nyeri secara komperhensif: lokasi, durasi, krakteristik,
frekuensi, intensitas, faktor pencetus,sesuai dengan usia dan tingkat
perkembangan.
3. Monitor skala amandel dan observasi tanda nonverbal dari
ketidaknyamanan.
4. Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan: suhu ruangan, kegaduhan,
pencahayaan.
5. Ajarkan pasien dan keluarga teknik nonfarmakologis seperti distraksi
dan relaksasi untuk mengurangi nyeri amandel

2.4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap setelah intervensi


keperawatan, dimana rencana keperawatan perawat siap menjelaskan
dan melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana keperawatan klien, agar implementasi perencaan ini tepat waktu
dan efektif terhadap biaya, perlu dilakukan prioritas keperawatan klien.
Kemudian bila intervensi telah dilakukan maka perlu dilakukan
pemantauan dan pencatatan terhadap setiap intervensi dan
pendokumntasian informasi ini kepada keluarga.

Ketika mengevalusi pasien dengan penyakit amandeli harus dipahami


dengan baik mengenai gejalanya. Penting untuk memperjelas apakah
pasien masih mengeluh dan apakah tingkat nyeri pada tenggorokan
belum berkurang baik dari segi skala amandel ataupun seberapa sering
frekuensi nyeri amandel itu datang.
2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan kerangka teori


sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi: Pasien


1. Arti amandel bagi individu
2. Toleransi individu terhadap
amandel
Amandel
3. Ambang nyeri pada bagian
4. Lingkungan
5. Usia
6. Kebudayaan Buah mengkudu
7. Kepercayaan religius

Menurunkan diameter Mengurangi respon


konduksi syaraf peradangan pada jaringan

Memberikan efek nyaman Mengurangi Odema/bengkak


pada nyeri amandel

Memberikan efek anastesi


lokal

Megurangi nyeri
amandel
: Diteliti
: Tidak di teliti
Kerangka konsep : Penggunaan Mengkudu Untuk Mengatasi Amandel.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam


mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan
data, dan mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir
pengumpulan data, dan mendefinisikan struktur dimana penelitian
dilaksanakan (Fitri, 2000). Dalam penelitian ini mencari hubungan sebab
akibat antara buah mengkudu terhadap penyembuhan amandel, peneliti
melakukan intervensi pada sampel dengan dua pengamatan yaitu
sebelum dan sesudah perlakuan.

3.2 Kerangaka kerja

Kerangka kerja adalah tahapan atau langkah-langkah kegiatan


penelitian yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang diteliti
untuk mencapai tujuan penelitian.

Subyek Penelitian: Ananda X dengan diagnosa medis Amandel

Fokus Penelitian: pnggunaan mengkudu dalam upaya


menyambuhkan pasien Amandel

Metode pengumpulan data, wawancara dan observasi

Penyusunan asuhan keperawatan

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Evaluasi

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat melakukan penelitian. Dan waktu


penelitian adalah kapan kita melakukan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan diruang anak RS Aisyiyah Bojonegoro pada


tanggal 03 Desember 2016 pukul 09.00 sampai dengan tanggal 10
Desember 2016 jam 08.00 dengan pemberian asuahan keperawatan pada
Ananda X dengan penyakit amandel.

3.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk di teliti oleh peneliti.
Subyek penelitian sebagai unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat
perhatian atau sasaran penelitian.

Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang sesuai dengan kriteria.
Subjek penelitian yaitu Ananda X dengan penyakit amandel diruang anak
RS Aisyiyah Bojonegoro

3.5 Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah hal yang dijadikan pusat perhatian dalam


penelitian, sehingga memudahkan dalam menetukan data yang akan
diperlukan untuk suatu penelitian. Fokus penelitian pada penelitian ini
adalah pemberian sari mengkudu pada pasien amandel diruang anak RS
Aisyiyah Bojonegoro.
3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk


mengumpulkan data dalam penelitian. Sebelum melukan pengumpulan
data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar memperkuat hasil
penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa
kuesioner/angket, observasi, wawancara, atau gabungan ketiganya.

3.6.1 Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan


proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada
rancangan penelitian dan teknik instrumen yang di gunakan proses
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi beberapa proses yaitu:

1. Perijinan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus melalui serangkaian


proses birokrasi untuk mengurus surat ijin dalam mengadakan
penelitian dari direktur poltekes Rumkit Tk.11 dr. Soepraoen yang di
tujukan kepada kepala RS Aisyiyah Bojonegoro. Selanjutnya surat
disampaikan kepada kepala ruang rawat inap, kepala instalasi
pendidikan, serta selaku kepala ruang fatimah selaku kepala ruangan
dimana ruang fatimah sebagai lahan penelitian agar dapat memberi
perijinan untuk studi pendahuuan, penagambilan data, serta
melakukan tindakan penelitian.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pertama dilakukan dengan cara mencari


pasien yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian atau yang sesuai
dengan kasus yang diambil pada judul penelitian yaitu pasien apendik
yang akan di beri tindakan pemberian kompres dingin. Selanjutnya
peneliti melakukan prainteraksi denagn membaca status klien,
kemudian melakukan perkenanlan (tahap orentasi) pada klien serta
keluarga yang menuugui pasien dengan memperkenalkan diri,
menjelaskan maksud adan tujuan kepada klien serta keluarga yang
menunggui. Tahap orentasi juga bertujuan agar terbina hubungan
saling percaya antra pasien, keluarga dan peneliti supaya pada saat
pengkkajian penelitian dapat memperoleh data secara lengkap. Tahap
selanjutnya yaitu peneliti meminta kesediaan klien untuk memjadi
subjek penelitian, kemudian peneliti memberiakan informed consent
kepada pasien sebagai bukti legal bahwa pasien telah bersedia
menjadi subjek penelitian. Setelah tahap orentasi itu tahap kerja, pada
tahap kerja peneliti memulai menyusun asuhan keperawatan yang
pertama yaitu proses pengkajian yang dilakukan dengan cara
wawancara, pemeriksaan fisik serta studi komunikasi. Setelah data
subjektif dan objektif telah dianalisa kemudian merumuskan diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien. Setelah merumuskan
diagnosa langkah selanjutnya menyusun intervensi keperawatan
pemberian kompres dingin pada pasien amandel. Kemudian
melakukan implementasi keperawatan secara komperhensif dengan
satu fokus tindakan yaitu pemberian mengkudu, dengan pemberian
mengkudu secara teratur yang dilakukan sejak hari pertama pasien di
rawat inap. Tahap terakhir yaitu melakukan evaluasi terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan.

3.6.2 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk


pengumpulan data.instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah format asuhan keperawatan bedah, panduan
wawancara pengkajian, SOP (Istandart oprasional prosedur). Pemberian
mengkudu, peralatan pemeriksaan fisik (tensimeter, termometer, jam
tangan, penlight, alat pelindung diri), peralatan pendokumentasian (alat
perekam suara dan video seperti camera digital).

3.7 Metode uji keabsahan data

Uji keabsahan data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-


tingkat kevalitan atau kesahian suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validasi tinggi. Instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap
data variabel data yang diteliti secara tepat.

3.8 Metode Analisa data

Analisi data merupakan proses penataan secara sistematis atas


transkrip wawancara, data hasil observasi, data dari daftar isian dan
material lain untuk selanjutkan diberi makna, baik secara tunggal maupun
simultan dan disajukan degan temuan penelitian.

3.9 Etika penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, khususnya jiak yang menjadi


subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak
dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya
sendiri sehingga, penelitian yang akan digunakan bener-benar
menjunjung tinggi kebebasan manusia.peneliti mendapat rekomendasi
dari polltekes RS. Dr. Soepraoen dan permintaan ijin ke Direktur RS
Aisyiyah Bojonegoro yang tembusannya disampaikan ke bidang Diklat RS
Aisyiyah Bojonegoro serta ruang anak RS Aisyiyah Bojonegoro mendapat
persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah
etika yang meliputi:

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed Consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti


denagn responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika
pasien bersedia diteliti, maka mereka harus mendatangi lembar
persetujuan tersebut, jika pasien menolak untuk diteliti, maka peneliti
tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Beberapa
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain:
partisipasi pasien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksaan, potensial yang akan terjadi,
manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dll.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan pasien tonsilitis. Peneliti tidak akan


mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup
dengan memberi nomer kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiallity (kerahasian)

Kerahasiaan informasi pasien apendisitis dijamin oleh peneliti, hanya


kelompok data tertentu saja akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.

3.1 Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian


(Burn & Grove, 1991 : 121). Dalam penelitian ini, keterbatasan yang
dihadapi peneliti adalah :

1. Pasien yang sesuai dengan subjek penelitian sulit ditemukan


pada saat penelitian.
2. Sampel yang digunakan terbatas pada pasien tonsilitis yang
berusia 9 50 tahun yang mengalami nyeri diruang anak RS Aisyiyah
Bojonegoro saja sehingga kurang refrensetatif untuk mewakili pasien
tonsillitis.
3. Instrumen pengumpulan data dirancang oleh peneliti sendiri
tanpa melakukan uji coba, oleh karena itu validitas dan reabilitasnya
masih perlu diuji coba.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada saat pasien tonsilitis masuk
RS Aisyiyah Bojonegoro dan belum diberi terapi obat anti nyeri,
sehingga memerlukan waktu yang sangat terbatas.
5. Pendokumentasian tindakan keperawatan, implementasi
keperawatan seperti pengambilan video, pengambilan foto tidak dapat
dilakukan sendiri oleh peneliti sehingga peneliti membutuhkan patner
dalam mendokumentasikan implementasi.
DAFTAR PUSTAKA

Black, M.J, Ester M & Jacobs. (1997). Medikal Surgical Nursing; Clinical
Management For Continvity of Care. WB Saunder Company. Tokyo

Bouwnuizen, M. (1996). Ilmu Keperawatan. Alih Bahasa Media Radja


Siregar. EGC. Jakarta.

Carpenito, J.L. (2000). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik


Klinis Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Carvin, J.G. (1997). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta.

Ekosisilo, Madya & Bambang Triyanto (1999) Pedoman Penulisan Karya


Ilmiah Penerbit Effhar. Semarang

ERB, Kozier, Blais & Wilkinson (1995) Fundamental Of Nursing ;


Consepts, Process, And Practice II, Addison Wesley Publishing
Company.

Gabriel, F.J. (1998) Fisika Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Gibson, John (1992). Diagnosa Gejala Penyakit Untuk Perawat. Penerbit


Yayasan Essentia Media Yogyakarta.

Howe, L.G & F.I.H Whitehead. (1992). Lokal Anaesthesia In Dentistry. Alih
Bahasa Lilian Yuwono. Penerbit Hipokrates. Jakarta

Husin, Mariffin (1992). Perkembangan Keperawatan : Disampaikan Pada


Pelatihan Kemampuan Guru Diploma III Keperawatan Dan SPK
Dalam Pemberdayaan Laboratorium Keperawatan Instalasi
Pendidikan Akper Depkes. Bandung.

Junaidi, P (Et.Al). 1997. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media


Aesculapius FKUI. Jakarta

Lee, M.Jenifer (1990). Segi Praktis Fisioterapi. Binarupa Aksara. Jakarta

Long, C.B. (1996). Medikal Surgical Nursing. Alih Bahasa Oleh Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. Bandung
Nursalam (2000) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Penerbit C.V. Infomedika. Jakarta.

Rekso Prodjo, S. (Et.Al). 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Penerbit


Staf Pengajar FKUI. Jakarta

Sabiston (1992). Buku Ajar Bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Jakarta

Sjamsuhidayat, R & Win D.J. (1996). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta

Soeparman & Sarwono W (1999). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Penerbit
Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Sugiyono (1998). Metode Penelitian Administrasi. Penerbit C.V Alfabeta.


Bandung

Taylor, C, Carol L & Pricilla.L. (1997). Fundamental Of Nursing ; The Art


and Science of Nursing. Lippicott Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai