Anda di halaman 1dari 25

SKENARIO 3

Perawatan Periodontal Fase II


Pasien perempuan usia 20 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut UNEJ
untuk pemeriksaan dan perawatan gusi rahang bawah depan. Pasien mengeluh
pembengkakan pada gusi, perdarahan saat menyikat gigi sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu, tidak sakit dan belum pernah melakukan perawatan sebelumnya.
Pemeriksaan klinis menunjukkan sebagai berikut :
1. Kebersihan mulut pasien buruk dan akumulasi plak pada gigi-gigi kedua
rahang
2. Kalkulus pada permukaan lingual gigi-gigi rahang bawah dan kalkulus
subgingiva di semua regio
3. Kehilangan perlekatan pada 11, 12, 21, dan 22 dengan probing depth
antara 3,5 5,5 mm
4. Perdarahan saat probing dan edema gingiva semua regio
5. Pembesaran gingiva pada gingiva labial 31, 33, 41, 42, dan 43
6. Halitosis. Pemeriksaan radiografi menunjukkan resorbsi tulang alveolar
pola horizontal kurang dari panjang akar pada gigi-gigi 11, 12, 21, dan
22.
Pasien setelah perawatan fase 1 dilanjutkan perawatan bedah periodontal
sederhana pada regio anterior rahang bawahnya.

1 | Page
STEP 1
IDENTIFIKASI KATA SULIT

1. Perawatan Periodontal Fase II : merupakan perawatan lanjutan dari


evaluasi respon terapi fase I yang berkembang sebagai suatu hasil dari
penyakit sebelumnya dan merupakan perawatan yang lebih utama untuk
mengeliminasi faktor predisposisi yang menyebabkan rekurensi dari
penyakit periodontal. Perawatan ini bertujuan untuk memperbaiki
kerusakan anatomi dan penyakit yang masih berlanjut setelah perawatan
fase I.
2. Perawatan Bedah Periodontal Sederhana : merupakan teknik yang
berkaitan dengan pemotongan atau insisi gingiva untuk mengontrol
penyakit periodontal dan mengoreksi kondisi anatomis jaringan
pendukung gigi. Pada perawatan ini hanya melibatkan pemotongan pada
gingiva atau jaringan lunaknya tanpa mengikutsertakan jaringan kerasnya.

STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Pertimbangan apa yang dibutuhkan oleh dokter gigi untuk melakukan


perawatan bedah periodontal sederhana?
2. Perawatan pendahuluan apa yang dilakukan sebelum melakukan
perawatan fase 2?
3. Apa saja macam-macam perawatan periodontal fase II yang dilakukan
oleh dokter gigi?
4. Instruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah perawatan fase II dan
bagaimana evaluasinya?
5. Perawatan periodontal sederhana seperti apa yang akan dilakukan oleh
dokter gigi berdasarkan kasus pada skenario?
6. Bagaimana tata laksana dari perawatan periodontal yang dilakukan?
7. Bagaimana respon jaringan setelah dilakukan perawatan bedah periodontal
sederhana sesuai dengan diskenario?
STEP 3
PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH

1. Pertimbangan apa yang dibutuhkan oleh dokter gigi untuk melakukan


perawatan bedah periodontal sederhana?
Re-attachment poket (regenerasi, repair, dan new attachment)

2 | Page
Untuk menghilangkan jaringan granulasi yang ada pada dinding poket
Menghilangkan akumulasi bakteri yang ada pada poket
Adanya jaringan granulasi yang ditutupi oleh epitel sehingga jaringan
granulasi harus dihilangkan terlebih dahulu.
Adanya perdarahan saat probing, yang merupakan faktor yang
menentukan indikasi dan kontraindikasi dari jenis perawatan bedah
periodontal sederhana yang akan dipilih

2. Perawatan pendahuluan apa yang dilakukan sebelum melakukan


perawatan fase 2?
Perawatan yang dilakukan sebelum perawatan fase 2 yaitu dilakukan
perawatan fase 1 dan dilakukan evaluasi. Pada perawatan fase 1 dilakukan
DHE, scaling dan root planing untuk menghilangkan faktor etiologi utama,
pemeriksaan klinis antara lain dengan memeriksa adanya kalkulus,
kedalaman poket, kegoyangan gigi, pemeriksaan penyakit sistemik,
diberikan medikasi antibiotik untuk menghindari kontaminasi. Setelah
dilakukan perawatan fase 1 maka dilakukan evaluasi.

3. Apa saja macam-macam perawatan periodontal fase II yang dilakukan


oleh dokter gigi?
1. Kuretase
Kuretase adalah prosedur membuang dinding gingiva dari poket
periodontal untuk menghilangkan jaringan lunak yang terinfeksi.
Kuretase dibedakan menjadi dua yaitu kuretase gingiva dan kuretase
subgingiva. Kuretase gingiva adalah prosedur menghilangkan jaringan
lunak terinflamasi pada sisi lateral dinding poket dan junctional
epithelium atau dasar poket gingiva. Kuretase subgingiva adalah
prosedur menghilangkan jaringan lunak terinflamasi pada daerah di
apical junctional apithelium dan perlekatan jaringan ikat disingkirkan
sampai pada krista tulang alveolar
2. Gingivektomi
Gingivektomi adalah prosedur mengeksisi gingiva dengan
menghilangkan dinding poket. Gingivektomi dilakukan untuk
menghilangkan poket supraboni dimana apabila konsistensi dari
dinding poket tersebut fibrous. Dengan dihilangkannya dinding poket
maka akan menyediakan pandangan dan aksesibilitas yang memadai

3 | Page
untuk mengilangkan kalkulus dan menghaluskan permukaan akar.
Selain itu gingivektomi juga dilakukan untuk mengeliminasi adanya
gingiva enlargement, yaitu adanya pembengkakan gingiva yang
menetap dimana poket yang sesungguhnya dangkal namun terlihat
adanya pembesaran dan deformasi gingiva yang cukup besar.

4. Instruksi apa yang diberikan oleh dokter gigi setelah perawatan fase II dan
bagaimana evaluasinya?
1. Pasien harus menghindari makan dan minum selama 1 jam setelah
dilakukan tindakan bedah
2. Pasien tidak boleh makan makanan yang keras, lengket dan dianjurkan
untuk makan pada sisi yang berbeda
3. Pasien dianjurkan meminum obat analgesik
4. Pasien diinstruksikan jika dalam jangka waktu 2-3 hari masih terjadi
perdarahan untuk kembali ke dokter
5. Pasien diinstruksikan untuk menjaga OH rongga mulutnya dengan
berkumur menggunakan chlorhexidine atau bisa juga berkumur dengan
larutan saline yang hangat
6. Menyikat gigi dilakukan pada daerah yang tidak dilakukan bedah
7. Periodontal pack dilepas setelah 7 hari pasca dilakukannya bedah
8. Melakukan kontrol plak
9. Jika terjadi perdarahan tidak dianjurkan untuk menekan dengan
menggunakan tangan karna rentan terjadi infeksi, sebaiknya ditekan
dengan menggunakan kasa steril selama 15-20 menit

Evaluasi :
Setelah 7 hari dilakukan evaluasi terhadap kontur dari gingiva, kesehatan
gingiva dan bagaimana perlekatannya. Dilakukan pelepasan pack pada hari
ke 7, jika masih tidak sempurna penyembuhannya maka dental pack dapat
dipasang kembali. Pemasangan dental pack di berikan pada pasien dengan
ambang nyeri yang rendah, dan jika pembedahan jaringan periodontal
melibatkan jaringan yang luas dan membutuhkan waktu penyembuhan
yang lama.

5. Perawatan periodontal sederhana seperti apa yang akan dilakukan oleh


dokter gigi berdasarkan kasus pada skenario?

4 | Page
Perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi pada gigi 31, 33, 41, 42, dan 43
adalah gingivektomi. Karena terjadi pembengkakan gingiva pada
permukaan labial, perdarahan saat menyikat gigi sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu dan tidak sakit. Selain itu karena gingivektomi juga
indikasikan untuk perawatan pada ngingiva jika terjadi pembengkakan
gingiva yang menetap dimana poket sesungguhnya dangkal namun
terlihat pembesaran dan deformitas gingiva yang cukup besar. Bila
jaringan gingiva merupakan jaringan fibrosa, gingivektomi merupakan
cara perawatan yang paling cocok dan dapat memberikan hasil yang
memuaskan.

6. Bagaimana tata laksana dari perawatan periodontal yang dilakukan?


Berdasarkan kasus pada skenario perawatan periodontal yang dipilih untuk
gigi 31, 33, 41, 42, dan 43 adalah gingivektomi. Adapun tata laksana dari
perawatan gingivektomi adalah sebagai berikut :
1. Poket pada masing-masing permukaan di eksplorasi dengan probe
periodontal dan ditandai dengan probe marker. Masing-masing poket
ditandai pada beberapa daerah sebagai outline di permukaannya.
2. Pisau periodontal digunakan untuk insisi pada daerah permukaan fasial
dan lingual. Pisau periodontal orban digunakan untuk insisi terdental
jika diperlukan, Insisi dimulai dari apikal ketanda poket dan secara
langsung kekoronal diantara dasar poket dan puncak tulang. Insisi
dibevel kurang lebih 45 sehingga blade dapat menembus seluruh
gingiva menuju dasar poket.
3. Menghilangkan dinding poket yang telah di eksisi, membersihkan
daerah dan memeriksa permukaan akar. Bila insisi sudah dapat
memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan dibawahnya, dinding
poket akan dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar, sisa
jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya
dengan kuret tajam.
4. Hati-hati saat mengkuret dibagian jaringan granulasi dan buang
kalkulus dan sementum nekrotik agar dapat meninggalkan permukaan
yang halus dan bersih.
5. Lapisi dengan periodontal pack

5 | Page
7. Bagaimana respon jaringan setelah dilakukan perawatan bedah periodontal
sederhana sesuai dengan diskenario?
Respon pertama setelah gingivektomi adalah pembentukan perlindungan
permukaan oleh gumpalan darah. Jaringan di bawahnya menjadi terinflamasi
kronis dengan nekrosis. Selanjutnya gumpalan digantikan oleh jaringan
granulasi. Dalam 24 hari, ada peninggian sel-sel jaringan ikat, yang
didominasi oleh angoblast di bawah lapisan permukaan inflamasi dan jaringan
nekrotik. Hari ke-3, fibroblas dalam jumlah yang banyak terlihat di area ini.
Jaringan granulasi vaskular yang tumbuh pesat menuju koronal, membentuk
sebuah free gingival margin dan sulkus yang baru. Kapiler-kapiler yang
tebentuk dari pembuluh darah pada ligamen periodontal bermigrasi menuju
jaringan granulasi dan dalam waktu 2 minggu, mereka terhubung membentuk
pembuluh gingiva.
Setelah 12 hingga 24 jam, sel-sel epitel pada tepi luka mulai bermigrasi
menuju jaringan granulasi, memisahkan diri dari lapisan permukaan gumpalan
yang terkontaminasi. Aktivitas epitel pada tepi mencapai puncak dalam waktu
24 hingga 36 jam.
Setelah 5 hingga 14 hari, permukaan epitelisasi telah sempurna. Selama 4
minggu pertama setelah gingivektomi, keratinisasi berkurang jika
dibandingkan dengan sebelum bedah. Perbaikan epitel dengan sempurna
membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Vasodilatasi dan vaskularisasi mulai
berkurang setelah hari ke-4 dari penyembuhan dan terlihat menjadi hampir
normal pada hari ke 6-10. Penyembuhan sempurna dari jaringan ikat memakan
waktu hingga 7 minggu.
Meskipun perubahan jaringan yang terjadi pada penyembuhan
postgingivektomi adalah sama pada semua individu, waktu yang dibutuhkan
untuk penyembuhan secara sempurna bergantung pada area yang diinsisi dan
intervensi dari iritasi lokal dan infeksi. Pada pasien dengan physiologic
gingival melanosis, pigmentasi berkurang pada gingiva yang telah sembuh

6 | Page
STEP 4
POHON TOPIK

Diagnosa

Rencana Perawatan

Perawatan Fase I

Evaluasi

Perawatan Fase II

Gingivektomi Kuretase

Dasar Pemikiran Indikasi dan Kontraindikasi Prosedur

Instrumentasi Respon Jaringan

7 | Page
STEP 5

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan :


1. Rencana perawatan periodontal pada gigi di rahang atas dan rahang bawah
sesuai skenario
2. Macam macam perawatan periodontal fase II
3. Dasar pemikiran, indikasi dan kontraindikasi perawatan gingivektomi dan
kuretase
4. Prosedur dan instrumentasi dari gingivektomi dan kuretase
5. Respon jaringan pasca dilakukan gingivektomi dan kuretase
6. Instruksi dan evaluasi pasca gingivektomi dan kuretase

8 | Page
STEP 7
PEMBAHASAN

1. Rencana perawatan periodontal pada gigi di rahang atas dan rahang


bawah sesuai skenario
Rencana perawatan untuk gigi 11, 12, 21, dan 22 adalah kuretase,
dikarenakan telah terjadi kehilangan perlekatan pada 11, 12, 21, dan 22 dengan
probing depth antara 3,5 5,5 mm, pada saat probing terjadi perdarahan dan
terdapat edema, terdapat kalkulus subgingiva, selain itu pada pemeriksaan
radiografi menunjukkan resorbsi tulang alveolar pola horizontal kurang dari
panjang akar pada gigi-gigi 11, 12, 21, dan 22.
Sedangkan untuk gigi 31, 33, 41, 42, dan 43 dilakukan ginggivektomi
sebab telah terjadi enlargement ginggiva tanpa adanya kehilangan perlekatan

2. Macam macam perawatan periodontal fase II


A. Gingivektomi
Gingivektomi adalah mengeksisi gingiva dengan menghilangkan
dinding poket. Gingivektomi dilakukan untuk memelihaara visibilitas dan
aksesibilitas untuk menghilangkan kalkulus dan menghaluskan akar
(Carranza, 2002: 749).
Tujuan gingivektomi:
Untuk menyingkirkan dinding poket yang terinflamasi.
Untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi
penyembuhan gingiva dan restorasi kontur gingiva yang fisiologis
(Carranza, 2002:749).

B. Kuretase
Kata kuretase digunakan dalam periodonsia yang berarti
pembuangan dinding gingiva pada poket periodontal untuk menghilangkan
penyakit pada jaringan lunak(Carranza, 2002:744).
Kuretase gingival dan kuretase subgingival adalah salah satu teknik
bedah saku yang sangat terbatas indikasinya. Keterbatasan indikasi ini
terutama berkaitan dengan tidak dapatnya teknik bedah ini memperbaiki
aksesibilitas, dan karena teknik ini hanya dapat diindikasikan pada saku
dengan dinding berkonsistensi lunak/oedematous(Carranza, 2002:744).
Kuretase gingival adalah berbeda dari kuretase subgingival.
Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan
lunak terinflamasi yang berada lateral dari dinding saku. Sebaliknya

9 | Page
kuretase subgingival adalah prosedur yang dilakukan apikal dari epitel
penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai ke krista
tulang alveolar(Carranza, 2002:744).
Pada waktu penskeleran dan penyerutan akar, tanpa sengaja
sebenarnya terjadi juga kuretase, yang dinamakan inadvertent curettage.
Namun dalam uraian berikut yang dimaksudkan dengan kuretase adalah
prosedur yang dengan sengaja dilakukan, baik bersamaan dengan prosedur
penskeleran dan penyerutan akar maupun sesudahnya, dengan tujuan
mengurangi kedalaman saku dengan jalan memungkinkan terjadinya
penyusutan gingiva dan/atau perlekatan jaringan ikat baru (Carranza,
2002:744).

Tujuan kuretase
Untuk mengurangi kehilangan perlekatan dengan tumbuhnya
perlekatan jaringan ikat yang baru.
Untuk memotong dinding gingiva pada poker periodontal.
Untuk meghilangkan jaringan granulasi yang terinflamasi kronis
(Carranza, 2002:744).

C. Gingivoplasti
Pembengkakan gingiva menimbulkan poket gingiva atau poket
palsu. Bila ada gingivitis hiperplastik dalam waktu yang singkat,
komponen utama dari pembengkakan adalah inflamasi dan skaling yang
adekuat akan meredakan inflamasi. Pada kasus iritasi jangka panjangyang
paling sering terlihat adanya pembentukan sejumlah besar jaringan fibrosa
yang tidak mereda walaupun dilakukan skaling. Poket tetap ada juga
deposit plak sehingga inflamasi tidak menghilang. Bila poket dan
pembengkakan gingiva tetap ada setelah skaling berulangkali dan setelah
upaya pasien menjaga kebersihan mulutnya, dapat dilakukan perbaikan
bentuk gingiva secara operasi misalnya gingivoplasti.
Gingivoplasti adalah gingivektomi yang ditujukan untuk
memperbaiki kontur gingiva misalnya membentuk kontur yang ramping
dengan tepi seperti pisau dan tepi scallop serta daerah sluice interdental
(J.D Manson, 1993).

10 | P a g e
3. Dasar pemikiran, indikasi dan kontraindikasi perawatan gingivektomi
dan kuretase
A. Gingivektomi
Dasar Pemikiran
Gingivektomi dilakukan untuk menghilangkan poket supraboni
dimana apabila konsistensi dari dinding poket tersebut fibrous. Dengan
dihilangkannya dinding poket maka akan menyediakan pandangan dan
aksesibilitas yang memadai untuk mengilangkan kalkulus dan
menghaluskan permukaan akar. Selain itu gingivektomi juga dilakukan
untuk mengeliminasi adanya gingiva enlargement, yaitu adanya
pembengkakan gingiva yang menetap dimana poket yang sesungguhnya
dangkal namun terlihat adanya pembesaran dan deformasi gingiva yang
cukup besar. Gingivektomi nuga digunakan untuk mengeliminasi abses
periodontal yang berada pada dinding poket, dan yang paling penting
gingivektomi dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang
menguntungkan bagi penyembuhan gingiva dan restorasi kontur gingiva
yang fisiologis (Carranza,2012:547).

Indikasi
Indikasi dilakukannya perawatan gingivektomi yaitu :
1. Adanya poket supraboni dengan kedalaman lebih dari 4 mm, yang
tetap ada walaupun sudah dilakukan scaling dan pembersihan mulut
yang cermat berkali-kali, dan keadaan dimana prosedur gingivektomi
akan menghasilkan daerah perlekatan gingiva yang adekuat.
2. Adanya pembengkakan gingiva yang menetap dimana poket
sesungguhnya dangkal namun terlihat pembesaran dan deformitas
gingiva yang cukup besar. Bila jaringan gingiva merupakan jaringan
fibrosa, gingivektomi merupakan cara perawatan yang paling cocok
dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.
3. Adanya kerusakan furkasi (tanpa disertai cacat tulang) dimana
terdapat daerah perlekatan gingiva yang cukup lebar.
4. Abses gingiva yaitu abses yang terdapat di dalam jaringan lunak.
5. Flap koronal (J.D Manson, 1993:178).

Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya perawatan gingivektomi yaitu :

11 | P a g e
Menurut Carranza, 2002 :
1. Membutuhkan pembedahan tulang atau evaluasi bentuk dan
morfologi tulang.
2. Keadaan dimana dasar poket pada atau di apical mukogingiva
junction.
3. Adanya pertimbangan estetik, khususnya pada gigi anterior
rahang atas.
Menurut Arthur R, 2006 :
1. Apabila kedalaman dasar poket berada pada atau lebih ke apical
dari pertautan mukogingiva.
2. Apabila dinding jaringan lunak poket terbentuk oleh mukosa
alveolar.
3. Apabila frenulum atau perlekatan otot terletak didaerah yang
akan dibedah.
4. Apabila ada indikasi perawatan cacat infraboni.
5. Apabila gingivektomi tidak menghasilkan estetik yang baik.
6. Apabila gingival cekat atau berkeratin tidak cukup tersedia
(sehingga jika gingivektomi dilakukan, tepi gingival terbentuk
dan mukosa alveolar).

B. Kuretase
Kata kuretase dalam periodontik berarti scraping dinding gingiva
dari poket periodontal untuk meniadakan sakit ringan pada jaringan.3
Prosedur kuretase adalah operasi tertutup dengan tujuan mereduksi poket,
mengeliminasi, memperbaiki perlekatan atau membuat perlekatan baru.
Dasar Pemikiran
Prosedur kuretase dilakukan untuk menghilangkan jaringan
granulasi terinflamasi kronis yang terbentuk pada lateral dari poket
periodontal. Berbeda dengan jaringan granulasi pada keadaan normal,
jaringan granulasi pada dinding jaringan ikat poket periodontal selain
fibroblastic dan proliferasi angioblastic, juga mengandung daerah-daerah
terinflamasi kronis dan memiliki partikel-partikel kalkulus dan koloni
bakteri. Adanya koloni bakteri tersebut akan mempengaruhi gambaran

12 | P a g e
patologis dari jaringan dan menghalangi proses penyembuhan. Jaringan
graulasi yang terinflamasi dilapisi oleh epitel dan bagian epitel berpenetrasi
sampai ke jaringan. Epitel ini akan menghambat perlekatan dari serat-serat
periodontal yang baru ke permukaan sementum pada daerah tersebut.
Jaringan granulasi ini sebaiknya dihilangkan dengan prosedur kuretase agar
kalkulus dan koloni bakteri yang bersifat patologis dapat dieliminasi,
terjadu reduksi poket, dan serabut-serabut periodontal dapat melekat
kembali (Carranza,2012:544).

Apabila dalam melakukan perawatan permukaan akar dibersihkan


dengan sempurna, sumber utama bakteri hilang dan perubahan patologis
mereda, tidak perlu lagi dilakukan kuretase untuk menyingkirkan jaringan
granulasi. Jaringan granulasi lambat laun akan diresorbsi; bakteri, yang
tidak bertambah jumlahnya oleh plak yang ada dalam poket, akan
dihancurkan oleh mekanisme pertahanan periodonsium. Dengan demikian
tidak ada gunanya melakukan kuretase apabila tujuannya semata-mata untuk
menyingkirkan jaringan granulasi yang terinflamasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbaikan pada kondisi jaringan periodonsium yang
dicapai dengan scalling dan root planing yang disertai dengan kuretase
tidaklah jauh melebihi perbaikan yang dicapai dengan pensekeleran dan
penyerutan akar saja (Carranza,2002:744-745).

Kuretase sebenarnya dapat menyingkirkan sebagian atau


keseluruhan epitel yang mendindingi poket (epitel poket), perluasan epitel
yang penetrasi ke jaringan granulasi, dan epitel penyatu. Kegunaan kuretase
masih diperlukan terutama bila diharapkan terjadinya perlekatan baru pada
poket infraboni. Namun ada perbedaan pendapat dalam hal terjaminnya
penyingkiran epitel dinding poket dan epitel penyatu. Beberapa peneliti
menemukan bahwa dengan penskeleran dan penyerutan akar epitel dinding
poket hanya terkoyak dan epitel dinding poket serta epitel penyatu tidak
tersingkirkan. Sekelompok peneliti lain menemukan terjadinya penyingkiran
epitel poket dan epitel penyatu, meskipun tidak tuntas (Carranza,2002:744).

Indikasi :

13 | P a g e
Indikasi dilakukannya perawatan kuretase yaitu :
1. Jaringan edema dan meradang
2. Poket dangkal
3. Poket suprabony
4. Sebagai bagian dari persiapan awal sebelum membuka prosedur bedah
dalam upaya untuk mencapai kualitas jaringan yang dapat ditangani
dengan mudah. Kuret dapat dicoba sebagai prosedur nondefinitif
untuk mengurangi peradangan ketika teknik bedah yang agresif
(misalnya, flaps).

Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya perawatan kuretase yaitu :
1. Kontraindikasi pada pasien sebagai akibat dari usia mereka
2. Masalah sistemik
3. Masalah psikologi
4. Kontra indikasi bentuk poket yang berliku-liku (tortuous)
5. Poket berada di daerah yang sulit dilakukan misalnya pada molar
6. Dinding poket fibrotic (contohnya pada kasus hiperplasia oleh karena
dilantin sodium pada penderita epilepsi)
7. furcation infolvement

4. Prosedur dan instrumentasi dari gingivektomi dan kuretase


A. Gingivektomi
Instrumentasi
Instrumen yang paling banyak digunakan untuk melakukan
gingivektomi:
1. Pisau periodontal
Kirkland knives digunakan untuk insisi bagian fasial, lingual,
palatal dan bukal.
Orban interdental knives digunakan pada bagian interdental.

14 | P a g e
2. Surgical Blade
Bentuk dari surgical blade bermacam-macam, namun yang sering
digunakan yaitu :
no.12D : memiliki bentuk seperti paruh, memiliki dua
cutting edge
no.15 : untuk flap yang tipis
no.15C : untuk insisi pada flap interdental

15 | P a g e
Prosedur bedah pada gingivektomi:
1. Pemberian anestesi infiltrasi pada regio yang akan
dilakukan gingivektomi. Anestesi yang diberikan
dianjurkan yang mengandung vasokonstriktor, sebab
dapat mengurangi perdarahan ketika prosedur
gingivektomi.
2. Eksplorasi poket dengan probe periodontal dan
menandai kedalaman poket menggunakan pocket
marker. Tiap poket ditandai pada beberapa area untuk
membentuk outline.

16 | P a g e
3. Insisi dilakukan apikal dari tanda yang telah dibuat kemudian diarahkan
ke koronal menuju titik diantara dasar poket dan puncak tulang alveolar,
usahakan untuk melakukan insisi sedekat mungkin dengan tulang
alveolar. Insisi dilakukan dengan kemiringan 45o terhadap permukaan
gigi serta dibentuk menyerupai pola gingiva. Insisi dapat dilakukan
secara continues atau terputus. Insisi pada permukaan fasial dan lingual
dilakukan dengan Kirkland knives, sedangkan insisi interdental dapat
menggunakan Orban Knives. Penting diperhatikan untuk melakukan
insisi dengan kemiringan 45o, sebab jika tidak dapat menimbulkan
jaringan fibrous yang luas dan akan membutuhkan waktu lebih lama
untuk membentuk kontur, sehingga dapat menjadi faktor rekurensi
poket kalkulus.

17 | P a g e
4. Dinding poket yang telah dieksisi dibuang, kemudian
area dibersihkan dan periksa permukaan akar.
Kemungkinan dapat ditemui sisa-sisa kalkulus, karies
akar, resorbsi, serta jaringan granulasi. Bersihkan sisa-
sisa kalkulus, sementum nekrosis serta jaringan
granulasi dengan kuret secara hati-hati.
5. Setelah bersih, tutupi area yang telah dilakukan
gingivektomi dengan pack periodontal, bila perlu tutupi
pack dengan alumunium foil agar pack tidak mudah
terlepas.

18 | P a g e
B. Kuretase
Instrumentasi
Untuk tindakan kuretase bisa menggunakan kuret universal atau
kuret spesifik. Kuret Gracey adalah contoh dari kuret area spesifik,
merupakan suatu set instrument yang di desain dan dibentuk
lengkungannya agar dapat beradaptasi sesuai dengan permukaan anatomi
gigi yang spesifik. Kuret Gracey pisaunya bersudut antara 60-70 o terhadap
tangkainya. Kuret Gracey berujung ganda terdiri dari pasangan sebagai
berikut :
KuretGracey No. 1-2;3-4 gigi anterior
KuretGracey No. 5-6, gigi anterior dan premolar
KuretGracey No.7-8;9-10, gigi posterior permukaan facial &lingual
KuretGracey No. 11-12, gigi posterior permukaan mesial

19 | P a g e
Prosedur bedah pada kuretase :
1. Anestesi
Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival, daerah
yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.
2. Skaling dan rootplaning
Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil terapi fase I.
Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum
yang lunak, penskeleran dan penyerutan akar diulangi kembali.
3. Penyingkiran epitel saku
Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R - 4L, atau kuret
Gracey no. 13 - 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no. 11 -
12 (untuk permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai
menyentuh epitel saku dengan sisi pemotong diarahkan ke dinding
jaringan lunak saku. Permukaan luar gingiva ditekan dari arah luar
dengan jari dari tangan yang tidak memegang alat, lalu dengan sapuan
ke arah luar dan koronal epitel saku dikuret. Untuk penyingkiran secara
tuntas semua epitel saku dan jaringan granulasi perlu dilakukan
beberapa kali sapuan.

Gambar 2. Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan


sapuan horizontal.

4. Penyingkiran epitel penyatu

20 | P a g e
Penyingkiran epitel penyatu hanya dilakukan pada kuretase
subgingival. Kuret kemudian diselipkan lebih dalam sehingga meliwati
epitel penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku
dengan krista tulang alveolar. Dengan gerakan seperti menyekop ke
arah permukaan gigi jaringan ikat tersebut disingkirkan.

5. Pembersihan daerah kerja


Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest) untuk
menyingkirkan sisa-sisa debris.

6. Pengadaptasian
Dinding saku yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan gigi
dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun
apabila papila interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah
vestibular terpisah, untuk pengadaptasiannya dilakukan penjahitan.

Gambar 3. Kuretase subgingival. A. Penyingkiran epitel dinding saku;


B. Penyingkiran epitel penyatu dan jaringan granulasi; C. Prosedur
pengkuretan selesai.
7. Pemasangan dressing periodontal
Pemasangan pembalut periodontal tidak mutlak dilakukan, tergantung
kebutuhan.
5. Respon Jaringan pasca gingivektomi dan kuretase
A. Respon Jaringan Pasca Gingivektomi :
Respon awal setelah gingivektomi terbentuk protective surface blood clot
Jaringan menjadi terinflamasi akut dengan nekrosis. Blood clot akan
digantikan dengan jaringan granulasi

21 | P a g e
Dalam 24 jam, ada kenaikan jumlah sel fibrous yang akan membentuk
angioblast di bawah inflamasi dan jaringan nekrotik
Hari ke 3, fibroblast muda diletakkan di area / migrasi da terjadi
vaskularisasi yang baik dan tumbuh ke korona menjadi new free gingival
margin dan sulcus
Pembuluh darah kapiler dari periodontal ligament bermigrasi ke dalam
jaringan granulasi kurang lebih selama 2 minggu dan mereka akan
terhubung dengan pembuluh darah yang ada di gingiva
Setelah 5-14 hari permukaan epithelial selesai terbentuk dan
membutuhkan waktu untuk kembali ke betuk fisiologisnya selama 1
bulan
Proses penyembuhan akan terbentuk secara sempurna kurang lebih
selama 7 minggu
Proses penyembuhan tidak sama tiap individu tergantung letak insisi dan
interferensi iritan lokal dan infeksi, pasien dengan gingival melanosis
(perokok) karena pigmentasi akan mengurangi memperlama proses
penyembuhan jaringan (Carranza, 2002:752).

B. Respon Jaringan Pasca Kuretase :


Menurut penelitian yang pernah dilakukan 2 minggu dan 3 minggu
setelah kuretase, pola penyembuhan setelah berbagai prosedur kuretase
periodontal. Kuretase adalah gesekan pada gingiva dinding saku
periodontal untuk menghilangkan keradangan pada jaringan, segera setelah
mengisi gumpalan darah kuretase sulkus gingiva. Restorasi dan epitelisasi
dari sulkus umumnya dimulai sekitar 2-3 hari setelah kuretase dan selesai
antara 7-10 hari setelah pengobatan. Perubahan klinis dari jaringan setelah
kuretase gingiva marginal tampak merah dan darah koagulum akan
nampak pada margin gingiva pertama setelah 2 hari gingiva muncul
cahaya merah kebiruan. Setelah 4 hari gingiva tampak merah edema
dengan intensitas berkurang.
Setelah 6 hari jaringan gingiva akan tampak merah dan edema
berkurang. Setelah 7 hari jaringan gingiva akan menjadi merah muda
dengan penyempitan dan resesi tapi marjinal gingiva halus dan mengkilap.
Setelah 8 hari gingiva tetap lancar. Setelah 9 hari gingiva muncul merah
muda pucat dengan keritinisasi pada permukaan. Proses penyembuhan

22 | P a g e
diamati dan plak profesional kontrol dilakukan selama pemeriksaan dan 3
minggu klinis setelah intervensi.
Dilaporkan bahwa penyembuhan lapisan epitel saku setelah
debridement periodontal dan gingiva kuretase dapat diharapkan untuk
berlangsung selama 5-12 hari sementara studi lain mengatakan bahwa
pemulihan dan epitelisasi dari sulkus umumnya memerlukan 2-7 hari.
Perbaikan klinis dilaporkan pada 1 dan 3 evaluasi tahun berikutnya
prosedur tetapi kedalaman probing sedikit meningkat dan jumlah lampiran
yang baru diperoleh sedikit menurun pada setiap evaluasi pasca operasi
dari 1-5 tahun. Namun, keuntungan secara keseluruhan dari 1,5 mm di
perlekatan klinis masih terlihat 5 tahun setelah pengobatan (Dinyati, 2016)

23 | P a g e
6. Instruksi pasca dilakukan gingivektomi dan kuretase
1. Hindari makan atau minum selama 1 jam setelah operasi.

2. Jangan minum yang panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-
kumur 1 hari setelah operasi.

3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah
makan pada sisi yang tidak dioperasi.

4. Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi menghilang.

5. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan


menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan, jangan
berkumur, hubungi dokter bila perdarahan tidak berhenti.

6. Sikat gigi dengan sikat gigi berbulu lembut, bagian yang dioperasi
dihindari.

7. Bila tahap pasca operasi tidak menimbulkan ganguan, namun sakit dan
bengkak timbul 2 3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter.

8. Penyikatan gigi dimulai esok hari setelah pembedahan kecuali bila


dipasang pack periodontal. Dianjurkan penggunaan klorheksidin selama 2
minggu pasca pembedahan.
Pasien harus tetap dipantau setiap 1 minggu sekali sampai proses
pemulihan sempurna dan kontrol plak sempurna (Carranza, 2006).

24 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Arthur R. dkk. 2006. Silabus Periodonti. Jakarta: EGC.


Carranza FA dan Henry HT. 2002. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr &
Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 9th edition. USA: WB
Saunders Co.
Carranza FA dan Henry HT. 2006. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr &
Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 10th edition. USA: W.B. Saunders
Co.
Carranza FA dan Henry HT. 2012. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr &
Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 11th edition. USA: W.B. Saunders
Co.
Dinyati, Maisaroh dan Andi Mardiana Adam.2016.Kuretase Gingiva sebagai
Perawatan Poket Periodontal. Makassar Dent Journal. 5(2). Hal. 58-64.
Manson J.D. dan B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta:
Hipokrates.

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai