Anda di halaman 1dari 5

DAMPAKPENDEKATANPEMBELAJARANPROBLEMBASEDTOSENIORHIGHSCHOOL

STUDENTS'MATEMATIKAKRITISBERPIKIRKEMAMPUAN
ReviandariWidyatiningtyas1,YayaS.Kusumah2,UtariSumarmo2,JozuaSabandar2
1UniversitasLanglangbuana,Jl.KarapitanNo116Bandung2UniversitasPendidikanIndonesia,Jl.DrSetiabudi
No229Bandungemail:revywidya@yahoo.bersama.id
Abstrak Penelitian ini adalah melaporkan temuantemuan dari hanya posttest desain penelitian kelompok
kontroldanbertujuanuntukmenganalisispengaruhpendekatanpembelajaranberbasismasalah,tingkatsekolah,
dankemampuanmatematikasiswasebelumnyauntukmatematikasiswakemampuanberpikirkritis.Subyek
penelitianadalah140kelassepuluhsiswaSMAyangberasaldaritingkatsekolahyangsangatbaikdanmoderat.
Instrumen penelitian seperangkat matematika kritis tes kemampuan berpikir, dan data dianalisis dengan
menggunakanduacaraANOVAdanujit.Penelitianinimenemukanbahwapendekatanpembelajaranberbasis
masalahmemilikidampakyangsignifikanterhadapkemampuansiswamatematikaberpikirkritisdalamhal
tingkatsekolahdansiswakemampuanmatematikasebelumnya.Selanjutnya.Penelitianinijugamenemukan
bahwatidakadainteraksiantarapendekatanpembelajarandantingkatsekolah,danpendekatanpembelajaran
dankemampuanmatematikasebelumsiswasiswamatematikakemampuanberpikirkritis.
Katakunci:pembelajaranberbasismasalah,matematikakemampuanberpikirkritis
AbstrakMakalahPenyanyimelaporkanTemuanSuatuPenelitianberdesainHanyatesAkhirKelompok
KontrolDanbertujuanmenganalisispengaruhpendekatanBerbasismasalah,tingkatsekolah,Dankemampuan
AwalmatematisSiswaTerhadappencapaiankemampuanBerpikirKritismatematisSiswa.SubjekPenelitian
Penyanyisebanyak140SiswaKelasXSMAYangBerasaltingkatDarisekolahtinggiDansedang.Instrumen
Penelitian Penyanyi Adalah seperangkat tes kemampuan Berpikir Kritis matematis, Dan Data dianalisis
DENGANusingANAVAduaJalurDanujit.StudimenemukanbahwapendekatanPembelajaranBerbasis
masalahmemberikanpengaruhYangsignifikanTerhadapkemampuanBerpikirKritismatematisditinjaudari
perantingkatsekolahDankemampuanAwalmatematisSiswa.StudimenemukanpulaTidakTerdapatInteraksi
ANTARA pendekatan Pembelajaran Dan tingkat sekolah, Dan ANTARA pendekatan Pembelajaran Dan
kemampuanAwalmatematisTerhadapkemampuanBerpikirKritismatematisSiswa.
KataKunci:PembelajaranBerbasismasalah,BerpikirKritismatematis

Saatini,matematikakemampuanberpikirkritisadalahmatematikakompetensidasarpentingdalampendidikan
matematikakurikulumtingkatsatuan(SBC)yangadadiRepublikIndonesia.Pentingnyakemampuantidak
hanya untuk memenuhi tuntutan belajar matematika tetapi juga untuk kesadaran siswa pentingnya akan
matematika dalam mata pelajaran lain dan kehidupan manusia. Ruseffendi (2008) menyatakan bahwa
penggunaanmatematikayangdiajarkandisekolah,adalahmatematikasebagaibekaldalamkehidupansehari
haridanmatematikauntukmencerdaskanbangsa.Dengandemikian,karakteristikyangdimilikimatematika
dapatmembawaleadpembelajaranmatematikauntukmembangunkemampuanberpikirsiswa.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan berpikir kritis pada matematika, tapi masalahnya adalah
bagaimana kita membawa keterampilan berpikir kritis dan pengembangan matematika dan meningkatkan
matematika keterampilan berpikir kritis melalui pembelajaran matematika. Menurut Krulik dan Rudnick
(NCTM,1999)matematikaberpikirkritisadalahberpikiryangmenguji,mempertanyakan,menghubungkan,
danmengevaluasisemuaaspekyangadadalamsituasiataumasalah.Sementaraitu,dalamprosesmatematika
kritis, berpikir siswa akan membuat pernyataan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi, kemudian
hubungkanyangpermasalahanadadenganpengetahuandanpengalamanyangtelahdipilih.EnnisdiBarondan
Stenberg(1987)menyatakanbahwaberpikirkritisdidefinisikansebagaipemikiranreflektifyangmembumidan
fokuspadapenentuanapayangdiyakiniataudilakukan.Selanjutnya,dikatakanolehEnnis(Sabandar,2007),
berpikirkritissebenarnyaadalahprosesyangterjadidalampemikiranseseorangdanbertujuanuntukmembuat
keputusanyangmasukakaltentangsesuatuyangdiapercayasebagaikebenarandanyangakandilakukannanti.
Menurut Glazer(2001),berpikirkritisdalam matematikaadalahkemampuanyangmelibatkansebelumnya,
pengetahuan penalaran matematika, dan strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau
mengevaluasi situasi matematis yang kurang dikenal efektif. Guru dalam pembelajaran matematika harus
memfasilitasi siswa dalam mengembangkan prosesberpikir kritis,ituberarti bahwa guruharus mengambil
tindakanyangmencerminkankemampuanyangdirekomendasikanolehkeluargaGlazer.
Penelitilain,Ennis(Innabi,2003)menyatakanbahwaaspekyangberkaitandenganmateripelajaranmeliputi:
generalisasi konsep, keterampilan dan algoritma, serta pemecahan masalah, dengan indikator setiap aspek
berpikirberkaitandenganmateripelajaranmeliputi:(1)aspekyangberhubungandengankonsepyangmeliputi
mengidentifikasikarakteristikkonsep,danmembandingkankonsepyanglain;(2)aspekyangberkaitandengan
generalisasi yang meliputi mendefinisikan konsep yang terkandung dalam generalisasi dan asosiasi, dan
menentukankondisi menerapkangeneralisasi; (3)aspekyangberkaitandenganketerampilandanalgoritma
yangmeliputimengklasifikasikankonsepdasarketerampilan,danmembandingkansiswakinerjadengansiswa
teladankinerja; dan (4) aspek yang berkaitan dengan pemecahan masalah sepertimemberikan bentuk umum
untuk tujuan pemukiman, dan menentukan informasi yang disediakan. Deskripsi di atas mengarah pada
kesimpulanthatmathematicsberpikirkritisadalahsistematiskemampuanuntukmenggabungkanpengetahuan,
kemampuanpenalaranmatematikadanjugamampumenerapkanstrategikognitifdalampemecahanmasalah
matematika. Dengan demikian matematika berpikir kritis mencakup kemampuan untuk menganalisis dan
memeriksa validitas argumen, mengidentifikasi masalah berdasarkan grafikatau diagram, mengidentifikasi
kecukupan ofthe data masalah, dapat memilih atau memilah dengan terbaik cara yang untuk memecahkan
masalahdanmengevaluasiprosespenyelesaian.
Indikatormatematikaketerampilanberpikirkritisyangdigunakandalampenelitianinimeliputi:(1)menemukan
hubungan,yaitukemampuansiswauntukmerekonstruksielemenmasalahdanmerumuskanhubungandalam
larutan;(2)menganalisisdata,yaitukemampuansiswauntukmengidentifikasidanmengambilkeputusanpada
masalahyangdihadapi;(3)menganalisisunsurunsur,yaitukemampuansiswauntukmengidentifikasiunsur
unsur yang terkandung dalam suatu hubungan, (4) menganalisis hubungan, yaitu kemampuan siswa untuk
hubungancekdaninteraksiantaraelemenmasalahdankemudianmembuatkeputusanuntukpenyelesaiannya;
(5)mengkritikbukti,yaitukemampuansiswauntukmembuatkomentar,kupas,menambah,mengurangi,atau
menataulangbuktimatematikayangtelahmerekapelajari,(6)pemecahanmasalah,yaitu kemampuansiswa
dalamhasilpemeriksaanataujawabandalammemecahkanmasalah.
Matematikapembelajaranyangdapatmembangundanketerampilanberpikirkritismatematikadevelopstudent
ini adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengaktifkan siswa dengan masalah nonrutin yang harus
diselesaikanolehsiswabaiksecaraindividumaupunkelompok.Halinisejalandengankurikulum2006,yang
dalamprosespembelajaran,anakdianggapsebagaisumberdayapengetahuan,posisigurudalaminikurikulum
tidak lagi mendominasi kelas namun sebagai fasilitator. Masalah matematika belajar di ist sekolah masih
didominasiolehfaktorgurudansiswa.Beberapapenelitimenggambarkanhasilbelajarmatematikadisekolah
belum menunjukkan hasil yang memuaskan (Djajuli, 1999; Sumarmo, 1999). Hasil survei IMSTEPJICA
(1999) di Bandung menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman
studentsmathematical adalah karena proses pembelajaran matematika. Guru umumnya terlalu terkonsentrasi
padapemecahanmasalah latihanyangumumnyalebihdariproseduraldanmekanistikdaripadamatematika,
pemahaman siswacenderungpasifkarenadalam kegiatanpembelajarangurusebagai satusatunya sumber
informasiyangbiasanyamenjelaskankonsepinformativelymelaluicontohpertanyaandanlatihan.
Hasilbelajarmatematikadenganmenggunakanpendekatankonvensionalyangbiasanyaberpusatpadagurudan
dengan menggunakan metode ekspositori menyebabkan siswa pasif, kurang digali daritinggisiswa, urutan
kemampuanberpikirmatematikasepertiberpikirlogis,berpikirkritis,berpikirkreatifdankemampuanlainnya
(Herman2007;Ratnaningsih,2007;Suryadi,2005;Mulyana,2008;Ismaimuza2010;Mahmudi,2010).Belajar
yangmengeksposmasalahdalammenguasaikonsepadalahberbasismasalahpembelajaran(PBL).Peranguru
dalam PBLadalahseorangdesainer,organizerdanfasilitatorpembelajaran.PBLadalahsuatupembelajaran
pendekatanyangdiawalidenganpaparansiswauntukmasalahmatematika,makamahasiswadiwajibkanuntuk
menyelesaikan masalah yang kaya dengan konsepkonsep matematika. Salah satu karakteristik dari PBL
diposisikansiswasebagaimasalahmandirisolvermelaluikegiatankolaboratifuntukmendorongsiswauntuk
dapatmenemukanmasalahdanrencanapenyelesaian,melatihsiswadanmembiasakanservisterampiluntuk
mencerminkantemuandalampenyelidikantentangefektivitasmerekacaraberpikirdalammemecahkanmasalah
yangdihadapi.
Pembelajaranberbasismasalahadalahsuatupendekatanpembelajaranyangmenantangsiswauntukbelajar
melaluipemecahanmasalahyangdilakukanolehkooperatifdalamkelompokkecil.MenurutTan(Rusman,
2012)dalamkemampuanberpikirsiswaPBLbenarbenardioptimalkanmelaluiproseskelompokatautimkerja
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan dan mengapung kapasitas mereka untuk berpikir secara
berkelanjutan.DengandemikiandalamgurudansiswaPBLdituntutuntukmampumenampilkanisuisuyang
bertujuanuntukmencapai penguasaankonsepditutupi melaluikemampuanberpikirdanprestasi kreativitas
sumberbelajar.
IbrahimdanNur(2000)merekomendasikanbahwaPBLadalahsuatupendekatanpembelajaranyangdigunakan
untuk merangsang pemikiranorder tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada dunia nyata masalah,
termasukberpikirbagaimanauntukbelajar.Selanjutnya,Moffit(Depdiknas,2002)mengusulkanbahwaPBL
adalahsuatupembelajaranpendekatanyangmenggunakanmasalahdunianyatasebagaikonteksbagi siswa
untukbelajartentangberpikirdankritis.keterampilanpemecahanmasalah
TorpdanSage(1998)menyatakanbahwamatematikadanilmupengetahuandapatmencapaisuksesdengan
menerapkanPBL.Selainitu,menurutHerman(2006)melaluiPBL,siswadikondisikanuntukdapatberpikir
fleksibel, dugaan yang diajukan, memecahkan masalah dan menemukan aturan umum. Sehingga dalam
penerapannya,PBLmembutuhkankesiapangurudansiswauntukdapatberkolaborasidalammenyelesaikan
masalahyangdiangkat.Guruharussiapuntukmenjadisupervisorditutoryangsamabagisiswayangdapat
memberikanmotivasi,dorongandanbantuandalammenguasaiketerampilanpemecahanmasalah.
Objektivitas PBL menurut Resnick (1987) berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, dan pemodelan
dewasa yang menyediakan rasionalitas tentang bagaimana PBL membantu siswa untuk tampil dikehidupan
nyatasituasidanbelajarpentingnyaperanorangdewasa.Ditambahkannya,IbrahimdanNur(2002)berpendapat
secara rinci tujuan PBL itu adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam
pengalamannyata,danmenjadiotonom.siswaOlehkarenaitu,PBLdapatdigunakantergantungpadatujuan
yangingindicapai,baikyangberhubungandengan:(1)akuisisipengetahuankontenyangmultidisiplin;(2)
akuisisiketerampilandanheuristicprosesdisiplin;pemecahan(3)masalahbelajarketerampilan;(4)belajar
keterampilanhidupyanglebihluas.Akibatnya,semakinluasPBLtujuanyanglebihkompleksdarimasalah
menjadi,danjugayanglebihpentingPBLlangkahatausiklusprosesmembutuhkan.
Dalampenelitianini,langkahlangkahPBLyangdigunakanadalah:(1)penelitianyangdilakukanselama2jam
pelajaran;(2)dalam5menitpertamagurumenjelaskantentangpelajaranyangakanditerapkansetelahtugas
tugasyangharusdilakukanolehsiswadanproseduruntukpenilaian,kemudianmembuatkelompoksiswa;(3)
masingmasingkelompokdiberimasalahdanselama40menitmendiskusikandalamkelompok;(4)selama
diskusikelas10minutesisdanisuisuyangtimbuldalamkelompokdiskusi,dibahasbersamasamadikelasdan
mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam konteks masalah; (5) selama 30 menit untuk
melakukanpresentasi dari masingmasingkelompokdisertai dengan tanyajawab,(6) selama 5menit guru
memberikanringkasanmateripadapertemuantersebuthariitudanmemberikankelompoktugasdanindividu.
METODE

DesainPenelitian
Penelitianinimerupakanpenelitiankuasieksperimentaldenganmenerapkanpendekatanpembelajaranberbasis
masalah dalam belajar matematika. Unit penelitian ditentukan berdasarkan tingkat kelas sekolah,kelompok
belajardansebelummatematikatingkatkemampuansekolahsiswadiatursesuaidenganklasifikasiKementerian
Pendidikansetempat(berdasarkanperingkathasilujiannasional)memilihduasekolah:satusekolahdengan
tingkattinggidanyanglainnyaadalahmoderat.Darimasingmasingsekolahyangdipilihduakelas,satukelas
untukkelaseksperimen,dankelaslainsebagaikelaskontrol.Sampeldalampenelitianinitidakdipilihsecara
acaktetapikelasdenganmenggunakankelasyangadadandipilihyangjadwaltidakberpotongankarenapeneliti
bertindak sebagai guru. Eksperimen Kelasdirawat PBL (X), dan kelas diberikan kendali pembelajaran
konvensional(CL).Setelahpenelitianselesaiujianakhirdiadakan(O),yangmengujikemampuanmatematika
berpikirkritis.Setelahitu,penelitianinimelibatkanduakelompokdisetiaptingkatsekolah,sehinggadesain
menggunakanstatiskelompok(Ruseffendi,2005).
Subyekpenelitian
Populasi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA (SMA) dari dua sekolahdi Kotamadya
Bandungdengantingkatyangberbedadimanatingkatyangsangatbaikdanmoderat.Kemudian,seleksisiswa
SMA sebagai subyek berdasarkan pertimbangan bahwa populasi siswa SMAsudah memiliki keragaman
kemampuanakademikdantingkatpemikirandiperkirakanungguldibandingkandengansiswaSDdanSMP,
sehingga pelaksanaan PBL dapat berjalan seperti yang diharapkan. Kotamadya Bandung dipilih karena
berdasarkanpertimbanganbahwakarakteristiksiswaSMArelatifsamadengansiswaSMAdibesarkotakota
lainnya,khususnyadiJawaBarat.
Darimasingmasingsekolahdipilihduakelassampel,yaitukelaseksperimendankontrol.kelas Kemudian,
pemilihankelasinitidakdilakukansecaraacak,tapidipilihkelasyangmemilikiyangsamaatauberdekatan
jadwaltidaksepertidalampenelitianini,parapenelitibertindaksebagaiguru.Kemudian,disekolahbaiktingkat
jumlahsiswadisetiapkelas35orang,dandisekolahmenengahtingkatdipilihbythejumlahmahasiswaaktif
dalamsetiapkelasdari35orang.Subjekyangdipilihadalahkelassepuluh.
AnalisisData
Dalampenelitianini,datayangaquantitativedianalisisdenganmenggunakanANOVAdenganduabarisdant
test. Pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
sekolahtingkatmatematikadanawalkemampuanmatematikaditentukan.
HASILDANPEMBAHASAN
Pada bagian ini, pembelajaran konvensional (CL) dan pembelajaran berbasis masalah matematika akan
dijelaskansecarajelas.Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmenganalisisdankomprehensifmengungkapkan
kualitasketerampilanberpikirkritisdikalanganwhossiswamemperolehmatematikaberbasismasalahlearning
(PBL)danpembelajarankonvensional(CL).Selainitujugamenganalisisinteraksiantarasekolahdantingkat
pembelajaran dengan kemampuan matematika sebelum serta menggambarkan pelaksanaan masalah
learningberbasisdisetiaptingkatsekolah.Dalampenelitianini,datatermasukdatakuantitatifdalambentuk
sebelumteskemampuanmatematika(PMA)danmatematikakritisteskemampuanberpikir,untuk140siswa
yangterdiridari70siswaPBL,danCL70siswayangberasaldaritingkatsekolahtinggidanmenjadidatadari
tesmenunjukkanminimalkriteriaketuntasan(PKS)matematikaketerampilanberpikirkritisadalah32.5(65%
dariskorideal).
HasilteskemampuanberpikirdatapentingMatematikadijelaskandandianalisisonfactorsberdasarkan:model
pembelajaran kelompok, tingkat sekolah dan kemampuan matematika sebelum siswa (PMA). Dalamini,
penelitiankriteriaketuntasanminimal(PKS)keterampilanberpikirkritismatematikaadalah32.5(65%dari
skor ideal). Pengolahan data skor ratarata kemampuan berpikir kritis siswa dan PBL 37. 7 persentase
pencapaianPKSsebesar80%,skorratarata32.57dankurangpersentaseCLPKSdicapaioleh50%telah
diperoleh.
SebuahanalisiskomparatifketerampilanberpikirkritisantarasiswayangmemperolehPBLdanCL,dimulai
dengan uji normalitas distribusi dengan menggunakan uji KolmogorofSmirnovZ (KS Z) dandata skor
matematika keterampilan berpikir kritis untuk masingmasing model pembelajaran normal didistribusikan.
Selainitu,ujihomogenitasvarianspopulasiskorketerampilanberpikirkritismatematikaberdasarkankelompok
belajar dengan menggunakan uji Levene, dan varians populasi skor matematika model pembelajaran kritis
kemampuanberpikirberdasarkandarihomogentelahdiperoleh.Keduasetdataterdistribusinormaldanvarians
homogen, sehingga melanjutkan dengan menghitung perbedaan ratarata dalam dua kelompok data model
pembelajaranberbasisdenganmenggunakanttestPerhitunganmenunjukkanbahwapadakelompokdatasemua
siswa ada perbedaan yang signifikan matematikasiswa kemampuan berpikir kritis antara siswa yang
memperolehPBLdanCLdengansiswaPBLrataratalebihbesardarisiswaCL.
Analisis interaksi antara pendekatan pembelajaran dan tingkat sekolah untuk kemampuan berpikir kritis
matematika,dimulaidengantesdistribusinormaldanhomogenitasujivarians.Perhitunganmenunjukkanbahwa
matematika keterampilan berpikir kritis mencetak DataOnnormal distribusi(uji KolmogorovSmirnov).
Kemudian,varianspopulasiskormatematikakritisketerampilanberpikirberdasarkanpendekatanpembelajaran
kelompokdantingkatsekolahhomogen(menggunakanujilevene).
Karena distribusi normal kelompok data dan varians homogen, sehingga untuk menentukan ada atau tidak
adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran dan tingkat sekolah dalamberpikir kritis keterampilan
digunakanmatematisduacaraANOVA.HasilringkasanduacaraANOVAdisajikanpada
MengacupadaTabel2,dapatdisimpulkanbahwapendekatanpembelajaranmemilikidampakyangsignifikan
untukmatematikasiswakemampuanberpikirkritis.Haliniditunjukkandengannilaiprobabilitas(Sig.=
0. 000) lebih kecil dari 0. 05. Demikian pula, di tingkat sekolah juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan matematika berpikir kritis. ANOVA hasil tes menunjukkan nilai F = 0. 636
denganprobabilitas nilai(Sig.) = 0. 007 (kurang dari 0. 05), maka tidak ada interaksi antara pendekatan
pembelajarandantingkatsekolahuntukmatematikasiswakemampuanberpikirkritis.
Analisisinteraksipendekatanpembelajarandankemampuanmatematikasebelumpadakemampuanmatematika
berpikir kritis, dimulai dengan tes distribusi normal dan homogenitas uji varians. Hasil perhitungan
menunjukkanbahwamatematikaketerampilanberpikirkritismencetaknormaldatadistribusi(ujiKolmogorov
Smirnov).Pendudukvariansskormatematikakritisketerampilanberpikirpendekatanpembelajarankelompok
dankemampuanmatematikasebelumberdasarkantidakhomogeny(ujitingkat).
Selanjutnya, untuk menentukan ada atau tidak adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran dan
kemampuan matematika sebelum (PMA) untuk keterampilan berpikir kritis yang digunakan matematika
ANOVA dua jalur. Hasil ringkasan dua cara ANOVA disajikan pada Tabel 3. Mengikuti Tabel 3, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran memiliki dampak yang signifikan pada matematika siswa
kemampuanberpikirkritis.Haliniditunjukkandengannilaiprobabilitas(Sig.=0.000)lebihkecildari0.05.
Demikianpula,padakemampuanmatematikaawal(PMA)jugamemilikiyangsignifikanpengaruhterhadap
kemampuanberpikirmathematicscriticalsiswa.HasilujiANOVApadaTabel3,nilaiF=0.730dengannilai
probabilitas(Sig.)=0.484.(Lebihbesardari0.05),makatidakadainteraksiantarapendekatanpembelajaran
dankemampuanmatematikasebelumnya.
KESIMPULANDANREKOMENDASI
Darianalisisdatadanpembahasanhasilyangdiperoleholehkesimpulandaripenelitianiniadalahsiswayang
mengikuti pendekatan pembelajaran berbasis masalah memiliki matematika yang lebih baikberpikir kritis
kemampuandarimahasiswayangmengambilpembelajarankonvensional.Adainteraksiantarapembelajaran
faktorpendekatandanfaktortingkatsekolahpadamatematikasiswathinkingabilitykritis.Tidakadainteraksi
antara faktor pendekatan pembelajaran dan sebelum faktor kemampuan matematika siswa. Berdasarkan
kesimpulan dari penelitian ini berbasis masalah pembelajaran harus dikembangkan di lapangan dan dapat
digunakansebagaipilihanalternatifuntukpelaksanaanpembelajaranmatematikadanmembuatbahanajaryang
disarankandalambentukyanglebihmenantangbagisiswadaninorderuntukeksispemicukonflikkognitif.

Anda mungkin juga menyukai