Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anjungan produksi lepas pantai mempunyai fungsi yang dapat ditinjau dari
kegunaannyadapat dikelompokkan sebagai tempat produksi (Production
Platform), sebagai tempat pemisah fluida produksi (Satellite) dan sebagai tempat
penimbun (Storage), bahkan sebagaitempat tinggal atau hunian para pekerja atau
merupakan gabungan dari fungsi-fungsi diatas.Ditinjau dari sistem produksinya,
anjungan lepas pantai dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu
Sistem produksi kon!ensional ("Conventional Production System), dimana
semua peralatan produksi diletakkan pada anjungan diatas permukaan laut
maupun pada dek anjungan
Sistem produksi ba#ah permukaan (Subsea Production Sharing), dimana
peralatan produksi khususnya #ell-head, $-mas tree, manifold, header dan
storage diletakkandidasar laut. Sedangkan sistem kontrol operasi dilakukan
secara otomatis denganremote control, tetapi pemisahan fluida (processing)
tetap dilakukan pada satellite platform
Pekerjaan penambangan minyak dan gas bumi lainnya, hampir dipastikan
akan menelan biaya besar, teknologi tinggi, dan juga terkait dengan berbagai
kepentingan. Pendek kata, pekerjaan penambangan merupakan suatu mega
proyek, dari sisi investasi dan wujud fisik struktur yang ditangani.
Jumlah anjungan lepas pantai yang bertebaran di lautan permukaan bumi ini
sudah sangat banyak. Untuk sekarang, Amerika Serikat dan beberapa negara
Eropa Utara masih bisa dibilang paling maju dalam bidang ini.
Fabrikasi merupakan proses perakitan material struktur jaket yang dilakuan
difabrication yard. Fabrication yard merupakan lapangan fabrikasi. Pada proses
fabrikasi, struktur jaket ini dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama adalah
merakit bagian jaket terlebih dahulu. Dua sisi yang lebih sempit biasanya dibuat
terlebih dahulu. Cara pembuatannya adalah dengan menyusun jaket dengan posisi
horizontal dan dapat diputar untuk menyelesaikan setiap sisinya. Proses
pemutaran untuk.
Struktur jaket yang telah difabrikasi di darat perlu untuk ditransportasikan di
lokasi pada lepas pantai. Proses transportasi terdiri dari tiga tahap, yaitu load out,
seafastening, dan towing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Load Out ?
2. Berikan contoh proses Load Out pada bangunan Lepas Pantai!
3. Sebutkan proses Load out pada Bangunan Lepas Pantai?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Load Out.
2. Untuk mengetahui contoh dari proses Load Out pada Bangunan Lepas
Pantai.
3. Untuk mengetshui proses Load Out pada Bangunan Lepas Pantai.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Load Out


Anjungan lepas pantai merupakan suatu struktur yang dipergunakan untuk
mengeksplorasi dan mengeksploitasi cadangan minyak bumi dan gas yang berada
di lepas pantai. Jenis anjungan yang umum dipergunakan adalah anjungan lepas
pantai terpancang (fixed platform), yakni jacket platform. Menurut Soegiono
(2004) konstruksi dari sebuah anjungan lepas pantai dengan tipe jacket platform
terdiri dari dua bagian utama, yakni:
1. Jacket atau template, yang merupakan konstruksi substruktur baja yang
terbuat dari pipa-pipa yang berfungsi sebagai template untuk piling, berdiri
mulai dari dasar laut sampai menjulang di atas permukaan laut;
2. Deck atau upper structure, yang merupakan konstruksi yang disambung di
atas pile dari jacket yang membentuk ruangan yang digunakan untuk
menempatkan semua peralatan produksi, tempat kegiatan eksploitasi dan
tempat akomodasi.
Konstruksi anjungan lepas pantai dibangun di perusahaan pembangun
anjungan lepas pantai (offshore fabricator). Di dalam pembangunan sebuah
anjungan lepas pantai, salah satu tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah proses
loadout. Proses loadout dilakukan dengan cara memindahkan struktur (baik jacket
maupun deck) yang telah selesai difabrikasi dari darat ke atas barge. Untuk
struktur yang difabrikasi di darat, proses loadout dapat dilakukan dengan tiga
cara yakni, 1) mengangkat struktur dengan menggunakan crane (biasa disebut
dengan metode lifting), 2) menggunakan skidway untuk mengangkut struktur dan
3) menggunakan dolly (trailer).
Proses loadout merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan
perencanaan yang matang agar dapat berjalan dengan lancar. Proses ini tidak
hanya membutuhkan perencanaan teknik yang matang, namun juga perencanaan
biaya yang tepat agar biaya produksi dapat tetap terkontrol dan dan tidak
mengalami pembengkakan.

Berbagai cara berikut digunakan untuk load out:

1. diangkat dan diletakan dengan crane di atas support dan di-cargo barge.
Khusunya untuk konstruksi yang kecil dimana berat angkat masih di
bawah kapasitas angkat dan jarak jangkau crane.
2. ditarik ke arah barge di atas skidway sehingga konstruksi jacket atau dek
(dermaga pelabuhan) yang biasanya menggunakan sheet pilling
3. juga dapat diangukut ke atas tongkang dengan menggunakan dollies
(multi wheel platform trailer) kapasitas sd 75 MN, yang mempunyai
keuntungan dapat dilakukan dari berbagai lokasi karena tidak terikat
pada konstriksi skidway. Cara ini memerlukan winch baik di darat
maupun di atas barge.
4. ditarik ke atas tongkang dengan menggunakan dollies dikombinasikan
dengan diangkat bagian belakang jacket atau bagian tertentu dek dengan
crane.

Ada dua pilihan posisi tongkang yang dapat dipakai untuk load out :

Side load out : apabila ruang bebas untuk maneuver barge dan
kedalaman terbatas, serta hanya untuk konstruuksi kecil yang dapat
diangkat dengan crane.
Rear end load out : posisi ini sangat stabil untuk mengatur ballast atau
deballast dari tongkang, sehingga load out dengan skidway ataupun
dollies dapat dilakukan dengan baik.

Secara garis besar proses pemuatan struktur dari daratan menuju ke atas barge
dapat dibagi menjadi 3 tahap sebagai berikut:

Pemindahan struktur selama didaratan

Pada keadaan ini struktur ditarik dengan crane secara perlahan-lahan. Tiap
langkah maju tersubut dapat berjalan secara serempak anatara kiri dan
kanan, dan apabila terjadi ketidaksamaan maka harus disamakan dahulu
dengan bantuan buldoser. Tiap langkah majunya struktur diberi penandaan.
Keadaan ini terus berlanjut sampai dengan skidhoes tepat akan melintasi
transition skid.

Pergeseran struktur saat melintasi transition skid sampai ke atas


tongkang.
Pada langkah ini waktu yang dibutuhkan harus diperhitungkan dengan
mempertimbangkan pasang surut air. Karena adanya pasang surut air,
meneybabkan posisi transition skid membentuk sudut dengan jetty.

Pada langkah struktur melintasi transition skid, penarikan dilakukan


dengan crane melalui sling dan Dalam hal ini crane tetap di darat. Pada
saat itu bagian ballast mulai dioperasikan dan bekerja sama dengan bagian
draft mark untuk mengontrol tinggi rendahnya sarat. Juga informasi letak
dan jumlah ballast yang dibutuhkan untuk membentuk keseimbangan
sehingga barge tetap berada pada posisi rata (even keel).

Pengikatan struktur di atas tongkang (tie down atau sea fasting).

Kegiatan penarikan dihentikan setelah struktur tepat pada posisi yang


diinginkan di atas tongkang tetapi sling masih tetap pada posisinya untuk
menjaga pergeseran struktur tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah
pemasangan pengikat pada struktur (tie down supports).
Pengikatan struktur dengan cara pengelasan antara kaki struktur dengan
dek dari tongkang. Untuk jacket pengikatnya dipasang dengan cara pengelasan
kaki-kaki pengikat jacket pada upper deck barge, sedangkan bagian jacket leg
disangga oleh penyangga berbentuk setengah silinder. Pemasangan dilakukan
pada bagian kiri,kanan,dan belakang dari struktur jacket.Untuk dek pengikatan
dilakukan antara deck leg dengan upper deck barge menggunakan
pengikat.Pemasangan pengikat dilakukan pada semua deck leg.Setelah
pemasangan pengikat dilepas selesai,sling bisa dilepas.

Fungsi Seafastening (termasuk barge deck beamgrid) ada tiga yaitu :

1. Untuk menghindarkan modul terbalik atau bergeser keluar dari barge


akibat gerakan barge
2. Unrtuk mendistribusikan gaya reaksi modul diatas titik-titik yang kuat di
deck.
3. Untuk secara lateral mendukung modul menghindarkan tegangan yang
berlerbihan (excessive stress ) dari transverse frame modul.

B. Contoh Proses Load Out

Contoh Proses Load Out Jacket Swp ( Satelite wcllhead platform ) Dibangun
PT GUF pada tahun 1998,panjang kaki 65 meter ,berat 550 ton.

Umum : Pada lokasi erection jacket ditopang oleh skidshoes diatas skidway yang
sebelumnya diberi pelumas (grease) untuk mengurangi gesekan antara skidshoe
dengan permukaan skidway. Jacket akan digeser diatas skidway sampai pada
ujung jettyi, dan kemudian melewati jembatan transisi ( Transition bridge )
sampai akhirnya berhenti pada posisi yang disyaratkan diatas tongkang
transportasi. Sejak front skidshoes mulai memasuki jembatan transisi rangka
keseluruhan modul dibebankan pada posisi yang di syaratkan tadi, dan tongkang
harus di-ballast untuk menjaga horizontal level antara puncak skidbeam pada
panel geladak tongkang dengan puncak baja skidway pada jetty.

Persiapan Loud Out :

Membuat semua fasilitas load out yang diperlukan.


Menyiapkan dan menguji pompa ballast .
Menyiapkan skidbeam sementara diatas tongkang dan jembatan transisi.
Mengukur kondisi pasang aktual pada jetty .
Mengecek dan mempersiapkan tongkang
Menyiapkan sistem skidding jacket.

Membuat Fasilitas Load Out (dua minggu sebelum load out) :

1. Empat tongkat pengukur dengan ukuran lebar 100 mm dan ketinggian


2000 mm untuk memonitor freeboard tongkang selama load out.
2. Empat tongkat pengukur untuk memonitor freeboard dari masing-masing
ballast compartment.
3. Sati tongkat pengukur dengan ukuran lebar 100 mm dengan tinggi 3000
mm untuk memantau kondisi pasang aktual (yang sebenarnya) pada jetty.
4. Semua padeyes dan stopper disiapkan.
5. Dua kontrol panel untuk pompa ballast.
6. Empat tongkat pengukur tegak dengan ukuran lebar 100 mm dan tinggi
1000 mm untuk memantau trim dan displacement barge selama load out.

Menyiapkan dan mengetes Pompa Ballast :

1. Untuk load out ini diperlukan sepuluh pompa ballast, dimana kapasitas
totalnya harus dua kali dari kapasitas yang diperlukan.
2. Sepuluh hari sebelumnya semua pompa harus diuji selama sepuluh jam
terus-menerus.

Menyiapkan Skidbeam Sementara di atas Tongkang dan Jembatan Transisi :

Satu minggu sebelum tanggal Load out dilakukan sebagai berikut :

1. Memperbaiki kerusakan yang ada pada sepuluh skidbeam yang ada


(panjang 40 feet),
2. Melakukan dye penetrant inspection terhadap sambungan las pada
Jembatan Transisi,
3. Menghaluskan landasan skidway dengan gerinda,
4. Melumasi permukaan skidway dengan grease untuk mencegah korosi dan
mengurangi gesekan.

Mengukur Kondisi Pasang Aktual pada Jetty.

Minimum 2 minggu sebelum load out, pasang actual harus diukur setiao
selang 1 jam.

Mempersiapkan dan Mengecek Tongkang Transportasi:

Ukuran tongkang (barge) yang dipakai 300 x 90 x 18 feet, mean draft 4,57m,
freeboard 0,94 m. displacement.

1. Menempatkan posisi tongkang pada sisi jetty dan ditambat (mooring)


seperlunya.
2. Membersihkan permukaan geladak tongkang dari sesuatu yang mungkin
dapat mengganggu proses load out
3. Menandai (marking) tongkang untuk instalasi fasilitas loud out.
4. Mengecek semua fungsi fasilitas tongkang seoerti menutup manhole,
ballast compartments, bllard, winch, pencahayaan (lighting), dan lain-lain.
5. Memasang skidbeam pada tongkang, memastikan level horizontal serta
jarak silang antara skidbeam sama dengan jarak silang skidway jetty.
6. Memasang freeboard ming stand pada empat sudut padeyes, stoppers,
manhole protection, dan lain-lain.
7. Memasang pompa-pompa ballast dengan panel listrik yang terkait dan
memulai untuk mem-ballast tongkang pada kondisi ballast awal, dan
selama oprasi ballast awal dilakukan uji kapasitas semua pompa dengan
mengikuti prosedur berikut: menghitung ullage dari ballast compartments
pada awal dan akhir dari ballasting, menghitung volume air laut yang
dipindah ke ballast compartment dan menghitung lamanya.
8. Kebocoran dari ballast compartments harus di cek.

Mepersiapkan Sistem Skidding untuk Dek

pada hari yang sama dengan tanggal load out, modul dek harus diluncurkan dari
daerah ereksi ke daerah jetty. Pengaturan rigging harus mengikuti load out
drawing. Onshore skidding ini juga merupakan uji coba untuk pengaturan winch
dan rigging yang akan digunakan untuk modul loud out dengan cara:

1. Membersikan tanah, pasir, kotoran, dan lain-lain dari permukaan onshore


skidding.
2. Memeriksa permukaan skidding, angle brackets, sistem penambatan, dan
diperbaiki bila perlu.
3. Grindflush semua permukaan skidding dan dinding dalam brackets
4. Membersikan pasir atau minyak dalam dan luar skidway (500 mm dari
setiap angle brackets).
5. Menyediakan pelumas sementara pada permukaan skidding untuk
mencegah korosi.
6. Menutup skidway dengan lembaran plastik.

C. Proses Load Out Bangunan Lepas

Onshore Skidding SWP Jacket Menuju Jetty:

1. Menempatkan tongkang dengan posisi longitudinal axis-nya (center line)


pada center line jett.
2. Sepanjang skidway dibersihkan dan dilapisi grease termasuk bagian dalam
bracket-nya.
3. Lakukan rigging, winching, dan lain-lain sesuai load out drawing.
4. Rigging supervisor memerintahkan winch operator untuk mulai menarik
jacket dengan menggunakan gaya tarik secara bertahap sampai mencapai
100% dari gaya yang dibutuhkan.
5. Meningkatkan gaya tarik sampai mencapai 200% gaya yang dibutuhkan
untuk melawan gaya gesek awal sampai jacket bergerak.
6. Rigging supervisor memerintahkan winch operator untuk tetap menarik
dengan gaya besar tersebut (gaya yang di butuhkan untuk menggerakkan
jacket) untuk skidding normal.

Load Out Operation :

1. Setelah SWP jacket berada pada jetty, memindahkan pile-pile dan


conductor-conductor pada tempat yang telah di tentukan di tongkang.
2. Tongkang ditempatkan dengan butiran menghadap skidway dan
dihubungkan dengan ujung skidway di jetty sesuai mooring plan.
3. Diperikasa apakah semua pompa ballast telah di tempatkan dengan benar
serta periksa man tegak pengukur displacement bila perlu.
4. Periksa ballast awal bila diperlukan.
5. Ulangi gerakan awal seperti prosedur onshore skidding di atas.
6. Skidding jacket dilakukan sampai skidshore paling depan mencapai
transition bridge.
7. Dua surveyor memonitor sejauh mana perbedaan ketinggian antara
skidway pada tongkang dan jetty (portside and starboard side) dan
melaporkan kepada load out coordinator. Load out coordinator harus
memerintahkan kepada rigging supervisor untuk menghentikan atau
memulai kembali proses skidding dan memerintahkan ballast coordinator
untuk melakukan koreksi ballast setiap saat jika ada beda ketinggian.
8. Proses skidding diteruskan secara bertahap sampai jacket berada pada
posisi yang di tentukan di tongkang.
9. Setelah jacket berada pada posisi tersebut, pindahkan sistem rigging dan
dimulai memasang tie down (pengikatan) awal sesuai drawing.
10. Lepaskan togkang dari transition bridge dan semua hubungan dengan jetty
kemudian putar tongkang dengan haluan menghadap skidway di yard.
11. Lakukan pemindahan boat landing dan bagian-bagian lainnya pada posisi
sesuai tie down drawing.
12. Tongkan mengatur kembali kondisi ballast-nya sesuai dengan kondisi
untuk penarikan (towing)
13. Tie down harus diperiksa untuk memastikan apakah jacket dan
perlengkapannya dalam kondisi aman.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Proses load out merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan


perencanaan yang matang agar dapat berjalan dengan lancar. Proses ini tidak
hanya membutuhkan perencanaan teknik yang matang, namun juga perencanaan
biaya yang tepat agar biaya produksi dapat tetap terkontrol dan dan tidak
mengalami pembengkakan.

Masalah-masalah yang biasa terjadi pada saat proses load out yaitu : pertama,
faktor cuaca yang kurang mendukung yang dapat mempengaruhi daerah perairan
yakni gelombang yang tinggi yang membuat tongkang yang berada di dekat jetty
menjadi tidak stabil. Yang kedua, pada saat proses pemindahan struktur sampai ke
tongkang hal yang tidak terduga yang bisa saja terjadi masalah pada skidway yang
menyebabkan pemindahan struktur menjadi terganggu, juga perlatan-peralatan
pedukung lainnya jika terjadi kerusakan pada saat proses pemindahan struktur ke
tongkang. Ketiga, apabila pada saat pemindahan struktur ke tongkang terjadi
masalah pada proses ballasting nya yang membuat tongkang menjadi tidak stabil
yang dapat menyebabkan struktur jadi jatuh atau terjadi masalah yang lainnya.
Uraian di atas merupakan hal-hal yang paling dihindari oleh orang-orang yang
bertnggungjawab pada proses Load Out.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://operator-it.blogspot.co.id/2013/11/teknologi-produksi-bangunan-
lepas_8903.html

https://www.scribd.com/doc/222816505/Teori-Pemodelan-Bangunan-Lepas-
Pantai-Jacket-Platform#

https://www.scribd.com/document/251437094/Peralatan-Produksi-Offshore

Soegiono.2004.Teknologi Produksi dan Perawatan Bangunan Laut.Surabaya:


Airlangga University Press

Anda mungkin juga menyukai