Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT

>/= 80% Terpenuhi


20-79% Terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN
sebagian
< 20% Tidak terpenuhi
ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Standar MPO.1
Penggunaan obat di rumah sakit sesuai dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Maksud dan tujuan MPO.1


Obat, sebagai suatu sumber penting dalam pelayanan pasien, harus diorganisir secara efektif dan efisien. Manajemen obat bukan hanya tanggung
jawab dari pelayanan farmasi tetapi juga dari para manajer dan praktisi asuhan klinis. Pengaturan pembagian tanggung jawab tergantung pada
struktur organisasi dan staffing. Pada saat apoteker tidak hadir, obat-obat bisa dikelola oleh setiap unit klinis tergantung kebijakan rumah sakit. Pada
kasus lain, dimana terdapat suatu sentral farmasi yang besar, bagian farmasi dapat mengorganisir dan mengendalikan obat yang diberlakukan
diseluruh rumah sakit. Manajemen obat yang efektif mencakup semua bagian dalam rumah sakit, unit rawat inap, rawat jalan maupun unit khusus.
Undang-undang dan peraturan yang berlaku dimasukkan ke dalam struktur organisasi dan operasional sistem manajemen obat di rumah sakit.
Untuk memastikan manajemen dan penggunaan obat yang efektif, rumah sakit memberlakukan suatu sistem review sekurang-kurangnya sekali
setahun. Review tahunan mengumpulkan semua informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan manajemen pengobatan. Informasi dan
pengalaman termasuk, contoh sebagai berikut :
Seberapa baik sistem itu berjalan sehubungan dengan
o seleksi dan pengadaan obat
o penyimpanan
o pemesanan/peresepan dan pencatatan (transcribe)
o persiapan (preparing) dan penyaluran (dispensing)
o pemberian dan pemantauan
Monitoring sebagai hasil perubahan di dalam formularium (formulary), seperti penambahan obat
Monitoring kesalahan obat (medication error) dan KNC (near misses)
Setiap edukasi perlu diidentifikasi
Pertimbangan untuk praktek berbasis bukti yang baru
Tinjauan ulang (review) membuat rumah sakit memahami kebutuhan dan prioritas perbaikan sistem berkelanjutan dalam hal mutu dan keamanan
penggunaan obat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Ada perencanaan atau kebijakan Pimpinan Rumah Sakit Panduan/kebijakan pengorganisasian 0 Acuan:
atau dokumen lain yang Kepala Unit Farmasi dan pengelolaan penggunaan obat 5 UU 44/2009 tentang Rumah
mengidentifikasi bagaimana Tim dokter dan dokter gigi di rumah sakit 10 Sakit
penggunaan obat diorganisir dan KMK 1197/2004 tentang
Staf Farmasi
Staf Keperawatan Standar Pelayanan Farmasi
Rumah Sakit
dikelola di seluruh rumah sakit
Regulasi RS :
Kebijakan pelayanan farmasi
2. Semua penataan pelayanan dan Struktur organisasi terkait dalam 0
Pedoman pengorganisasian
petugas yang mengelola proses obat pengelolaan proses obat 5
farmasi
dilibatkan dalam struktur organisasi 10
Pedoman pelayanan farmasi
Kebijakan atau regulasi pengarahan
3. Kebijakan mengarahkan semua 0
semua tahap manajemen dan Dokumen:
tahapan manajemen obat dan 5
penggunaan obat dalam rumah
penggunaan obat dalam rumah sakit 10 Formularium rumah sakit
sakit
Referensi produk farmasi
4. Sekurang-kurangnya ada satu Pelaksanaan review (monitoring dan 0 Bukti review
review atas sistem manajemen obat evaluasi) atas (dokumentasi) 5
yang didokumentasikan selama 12 sistem manajemen obat per tahun 10
bulan terakhir
5. Pelayanan farmasi dan penggunaan Pelaksanaan pelayanan farmasi dan 0
obat sesuai dengan undang-undang penggunaan obat sesuai UU dan 5
dan peraturan yang berlaku peraturan yang berlaku 10
6. Sumber informasi obat yang tepat Pengadaan informasi (lisan dan 0
selalu tersedia bagi semua yang tertulis) di setiap tempat 5
terlibat dalam penggunaan obat. penggunaan obat 10
Standar MPO.1.1
Seorang ahli farmasi berizin, teknisi atau profesional lain yang terlatih mensupervisi pelayanan farmasi atau kefarmasian (pharmaceutical).

Maksud dan tujuan MPO.1.1


Seorang petugas yang kompeten secara langsung mensupervisi aktivitas pelayanan farmasi atau kefarmasian. Petugas ini mempunyai izin, sertifikat
dan terlatih. Supervisi meliputi semua proses yang dijabarkan dalam MPO.2 sampai dengan MPO.5 dan partisipasi dalam MPO.7 sampai dengan
MPO.7.1.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.1.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Seorang petugas yang mempunyai Pimpinan RS Pengangkatan seorang petugas Regulasi RS :
0
izin, sertifikat dan terlatih Kepala Unit Farmasi bersertifikasi untuk mensupervisi SK pengangkatan
5
mensupervisi semua aktivitas (lihat semua aktivitas pelayanan farmasi Pedoman
10
juga GLD.5, EP 1) pengorganisasian
2. Petugas tersebut memberikan Pelaksanaan supervisi terhadap farmasi (uraian jabatan)
0
supervisi terhadap proses yang proses pelayanan farmasi
5
diuraikan dalam MPO.2 sampai
10
dengan MPO.5.
SELEKSI DAN PENGADAAN

Standar MPO.2
Obat dengan cara seleksi yang benar, digunakan untuk peresepan atau pemesanan, ada di stok atau siap tersedia.
Maksud dan tujuan MPO.2
Setiap rumah sakit harus menetapkan obat mana yang harus tersedia untuk diresepkan dan dipesan oleh praktisi pelayanan kesehatan. Keputusan ini
didasarkan pada misi rumah sakit sakit, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan yang disiapkan. Rumah sakit mengembangkan suatu daftar
(formularium) dari semua obat yang ada di stok atau sudah tersedia, dari sumber luar. Dalam beberapa kasus, undang-undang atau peraturan bisa
menentukan obat dalam daftar atau sumber obat tersebut. Pemilihan obat adalah suatu proses kerja sama /kolaboratif yang mempertimbangkan baik
kebutuhan dan keselamatan pasien maupun kondisi ekonomisnya. Kadang-kadang terjadi kehabisan obat karena terlambatnya pengiriman, kurangnya
stok nasional atau sebab lain yang tidak diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang normal. Ada suatu proses untuk mengingatkan para pembuat
resep tentang kekurangan obat tersebut dan saran substitusinya.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.2 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Ada daftar obat yang dalam stok Kepala Unit Farmasi Daftar obat dalam stok obat rumah 0 Regulasi :
obat rumah sakit atau siap tersedia Staf Farmasi sakit atau yang siap tersedia dari 5 Pedoman Pelayanan
dari sumber luar. Tim dokter dan dokter sumber luar 10 Farmasi
2. Suatu proses kolaboratif digunakan gigi Proses revisi daftar obat secara Prosedur tentang
untuk mengembangkan daftar berkala sesuai perkembangan 0 penanganan bila terjadi
tersebut (kecuali ditetapkan oleh terbaru 5 ketidaktersediaan stok
peraturan atau otoritas di luar rumah 10 obat di RS
sakit)
3. Ada proses yang disusun untuk SPO ketidaktersediaan obat dan Dokumen implementasi :
menghadapi bilamana obat tidak pemberitahuan kepada dokter 0 Daftar stok obat RS
tersedia, berikut pemberitahuan pembuat resep serta saran 5 MoU dengan pemasok
kepada pembuat resep serta saran substitusinya 10 obat
substitusinya.
Standar MPO.2.1
Ada metode untuk mengawasi daftar obat yang tersedia dan penggunaan obat di rumah sakit
Maksud dan tujuan MPO.2.1
Rumah sakit mempunyai metode, seperti penunjukan komite, untuk menjaga dan memonitor daftar obat serta penggunaan obat di rumah sakit.
Mereka yang dilibatkan dalam pengamatan daftar termasuk para praktisi pelayanan kesehatan juga diikut-sertakan dalam proses pemesanan,
penyaluran, pemberian dan monitoring obat. Keputusan untuk menambah atau mengurangi obat dari daftar mempunyai panduan kriteria yang
meliputi indikasi penggunaan, efektivitas, risiko dan biaya. Ada proses atau mekanisme untuk memonitor respons pasien terhadap obat yang baru
ditambahkan. Contohnya, bilamana keputusan diambil untuk menambahkan dalam daftar suatu jenis obat atau suatu kelas obat, ada proses untuk
memonitor ketepatan dari indikasi, bagaimana obat itu diresepkan (misalnya, dosis atau route pemberian) dan setiap KTD yang tidak diantisipasi atau
kondisi yang berhubungan dengan obat baru selama periode pengenalan.
Daftar itu ditelaah kembali sekurang-kurangnya setahun sekali berdasarkan informasi safety dan informasi efektivitas yang muncul dan informasi
tentang penggunaan serta KTD. Dalam hubungan dengan manajemen obat secara menyeluruh ada kebutuhan untuk memastikan bahwa obat
terlindungi dari kehilangan atau pencurian baik dari farmasi atau dari setiap lokasi yang lain dimana obat disimpan atau disalurkan.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.2.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
Pimpinan RS Metode pengawasan penggunaan 0 Regulasi :
1. Ada metode untuk mengawasi
Kepala Unit Farmasi obat dalam rumah sakit 5 Kebijakan pengawasan
penggunaan obat dalam rumah sakit
Staf Farmasi 10 obat di unit
Panitia farmasi dan Sistem pengamanan atau SK pembentukan PFT
0
2. Obat dilindungi terhadap kehilangan perlindungan terhadap kehilangan Pedoman pelayanan
terapi 5
atau pencurian di seluruh rumah sakit atau pencurian di seluruh rumah farmasi tentang :
10
sakit pengawasan dan
3. Para praktisi pelayanan kesehatan Sosialisasi dan pelibatan tentang distribusi obat di RS
dilibatkan dalam proses pemesanan, proses pemesanan, penyaluran,
0
penyaluran, pemberian dan proses pemberian, dan proses monitorin Dokumen implementasi :
5
monitoring pasien, juga diikut- pasien, evaluasi dan menjaga daftar Form usulan obat baru
10
sertakan dalam mengevaluasi dan obat Daftar obat baru
menjaga daftar obat Proses revisi formularium
4. Keputusan untuk menambah atau Surat keputusan jika ada 0 Notulen rapat
mengurangi obat dari daftar dipandu penambahan atau pengurangan 5
dengan kriteria obat dari daftar beserta kriterianya 10
5. Bila ada obat yang baru Monitoring bagaimana sekiranya ada
ditambahkan dalam daftar, ada penambahan obat baru dan KTD
0
proses atau mekanisme untuk yang tidak diantisipasi
5
memonitor bagaimana obat
10
digunakan dan KTD yang tidak
diantisipasi
6. Daftar ditelaah sekurang-kurangnya Review dan evaluasi tahunan atas
0
setahun sekali berdasarkan atas daftar obat rumah sakit berdasarkan
5
informasi tentang safety dan informasi tentang safety dan
10
efektivitas. efektivitas
Standar MPO.2.2
Rumah sakit dapat segera memperoleh obat yang tidak ada dalam stok atau yang normal tersedia di rumah sakit atau sewaktu-waktu bilamana
farmasi tutup

Maksud dan tujuan MPO.2.2


Adakalanya obat tidak ada dalam stok atau siap tersedia saat dibutuhkan. Ada proses untuk memberi persetujuan untuk pengadaan obat tersebut.
Juga, ada saat dimana obat dibutuhkan pada malam hari, atau bila farmasi tutup atau persediaan obat terkunci. Setiap rumah sakit membutuhkan
suatu perencanaan untuk kejadian demikian dan mengedukasi staf tentang prosedur yang harus dijalankan bila peristiwa tersebut terjadi (lihat juga
TKP.3.2.1, EP 2).

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.2.2 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Ada proses untuk persetujuan dan Pimpinan RS SPO alur proses persetujuan dan Regulasi :
pengadaan obat yang dibutuhkan tapi Kepala Unit Farmasi pengadaan obat yang dibutuhkan 0 Pedoman pelayanan
tidak ada dalam stok atau yang Staf Farmasi tetapi tidak tersedia atau tidak 5 tentang pengadaan obat
secara normal tersedia di rumah sakit termasuk dalam daftar obat rumah 10 SPO persediaan obat
(lihat juga TKP.3.2.1, EP 1). sakit habis
2. Ada proses untuk mendapatkan obat SPO alur proses mendapatkan obat SPO ketidaktersediaan
0
pada saat dimana farmasi tutup atau saat farmasi tutup atau persediaan obat di RS
5
persediaan obat terkunci (lihat juga obat terkunci
10
TKP.3.2.1, EP 2). Dokumen implementasi :
Sosialisasi SPO kepada seluruh staf 0 Bukti permintaan yang
3. Staf memahami proses terkait 5 tidak tersedia di RS
10
PENYIMPANAN

Standar MPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman.

Maksud dan tujuan MPO.3


Obat bisa disimpan dalam tempat penyimpanan, di dalam pelayanan farmasi atau kefarmasian, atau di unit asuhan pasien pada unit-unit farmasi atau
di nurse station dalam unit klinis. Standar MPO.1 menyiapkan mekanisme pengawasan bagi semua lokasi dimana obat disimpan. Dalam semua lokasi
tempat obat disimpan, hal berikut ini adalah jelas :
a) Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk;
b) Bahan yang terkontrol (controlled substances) dilaporkan secara akurat sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku
c) Obat-obatan dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label secara akurat menyebutkan isi, tanggal kadaluwarsa dan
peringatan;
d) Elektrolit pekat konsentrat tidak disimpan di unit asuhan kecuali merupakan kebutuhan klinis yang penting dan bila disimpan dalam unit asuhan
dilengkapi dengan pengaman untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati (diberi nilai pada Sasaran Keselamatan Pasien III, EP 1 dan 2).
e) Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara periodik sesuai kebijakan rumah sakit untuk memastikan obat disimpan secara benar; dan
f) Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara identifikasi dan penyimpanan obat yang dibawa oleh pasien

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.3 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
Setiap elemen a) sampai dengan f) Regulasi :
tersebut dalam Maksud dan Tujuan Pedoman pelayanan
dinilai/skor secara terpisah, karena tentang penyimpanan
mewakili area-area yang kritis dan opbat
berisiko tinggi. SPO penyimpanan obat
Pimpinan RS Penyimpanan obat dalam kondisi 0 SPO penyerahan obat
1. Obat disimpan dalam kondisi yang
Kepala Unit Farmasi yang sesuai bagi stabilitas produk 5
sesuai bagi stabilitas produk.
Staf Farmasi 10 Dokumen implementasi :
Pelaporan secara akurat tentang Laporan narkotik &
2. Bahan yang terkontrol dilaporkan 0
bahan yang terkontrol sesuai psikotropik
secara akurat sesuai undang-undang 5
undang-undang dan peraturan yang Bukti pengecekan
dan peraturan yang berlaku 10
berlaku Formulir edukasi
3. Obat-obatan dan bahan kimia yang Pelabelan secara akurat terhadap
digunakan untuk menyiapkan obat obat-obatan dan bahan kimia yang 0
diberi label secara akurat digunakan untuk menyiapkan obat, 5
menyebutkan isi, tanggal dengan menyebutkan isi, tanggal 10
kadaluwarsa dan peringatan kadaluwarsa, dan peringatan
4. Seluruh tempat pernyimpanan obat Inspeksi secara berkala sesuai
diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan rumah sakit terhadap 0
kebijakan rumah sakit untuk tempat penyimpanan obat untuk 5
memastikan obat disimpan secara memastikan obat disimpan secara 10
benar; benar
Kebijakan atau regulasi rumah sakit
5. Kebijakan rumah sakit menjabarkan 0
tentang cara identifikasi dan
cara identifikasi dan penyimpanan 5
penyimpanan obat yang dibawa oleh
obat yang dibawa oleh pasien 10
pasien
Standar MPO.3.1
Kebijakan rumah sakit mendukung penyimpanan yang tepat bagi obat-obatan/medications dan produk nutrisi yang tersedia
Maksud dan tujuan MPO.3.1
Ada beberapa jenis obat yang karena risikonya tinggi (obat-obatan radioaktif), lingkungan yang tidak biasa (dibawa oleh pasien), kemungkinan untuk
penyalahgunaan (abuse,misuse), misal obat sample dan obat emergency atau sifat yang khusus (produk nutrisi), perlu didukung oleh kebijakan
sebagai pedoman untuk penyimpanan dan pengendalian dalam penggunaannya. Kebijakan mengatur proses penerimaan, identifikasi
pengobatan/medication dan bila perlu, cara penyimpanan dan setiap distribusi.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.3.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Kebijakan rumah sakit menjabarkan Pimpinan RS Kebijakan rumah sakit tentang cara 0 Regulasi :
cara penyimpanan yang tepat bagi Kepala Unit Farmasi penyimpanan yang tepat bagi 5 Pedoman pelayanan
produk nutrisi Staf Farmasi produk nutrisi 10 tentang penyimpanan
2. Kebijakan rumah sakit menjabarkan Kebijakan rumah sakit tentang cara produk nutrisi, radioaktif
0
cara penyimpanan obat radioaktif, penyimpanan obat radioaktif untuk dan obat sample
5
untuk keperluan investigasi dan keperluan investigasi dan sejenisnya SPO penyimpanan
10
sejenisnya produk nutrisi,
3. Kebijakan rumah sakit menjabarkan Kebijakan rumah sakit tentang cara 0 SPO penyimpanan
cara obat sampel disimpan dan penyimpanan dan pengendalian 5 radioaktif
dikendalikan sampel obat 10 SPO penyimpanan obat
Monitoring dan evaluasi berkala 0 sample
4. Semua penyimpanan sesuai dengan
tentang penyimpanan obat harus 5
kebijakan rumah sakit.
sesuai dengan kebijakan rumah sakit 10
Standar MPO.3.2
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi.

Maksud dan tujuan MPO.3.2


Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang tepat adalah sangat penting/ kritis. Setiap rumah sakit
merencanakan lokasi obat emergensi dan obat yang harus disuplai ke lokasi tersebut. Contoh, bahan untuk pemulihan anestesi berada di kamar
operasi. Lemari, meja troli, tas atau kotak emergensi dapat digunakan untuk keperluan ini. Untuk memastikan akses ke obat emergensi bilamana
diperlukan, rumah sakit menyusun suatu prosedur untuk mencegah penyalahgunaan, pencurian atau kehilangan terhadap obat dimaksud. Prosedur ini
memastikan bahwa obat diganti bilamana digunakan, rusak atau kadaluwarsa. Jadi rumah sakit memahami keseimbangan antara akses kesiapan dan
keamanan dari tempat penyimpanan obat emergensi.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.3.2 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Obat emergensi tersedia pada unit- Pimpinan RS Penyediaan obat-obat emergensi 0 Kebijakan penyimpanan
unit dimana akan diperlukan atau Kepala Unit Farmasi pada unit-unit dimana diperlukan 5 obat emergensi
dapat terakses segera dalam rumah Staf Farmasi atau yang bisa segera diakses di 10 Pedoman pelayanan
sakit untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah sakit untuk kebutuhan
Panitia farmasi dan emergensi tentang pengelolaan
yang bersifat emergensi (lihat juga terapi obat emergensi
TKP.3.2.1, EP 1, dan MPO.2.2, EP 1) SPO penyimpanan obat
emergensi
2. Kebijakan rumah sakit menetapkan Kebijakan atau regulasi rumah sakit SPO penggantian obat
0
bagaimana obat emergensi tentang penyimpanan, penjagaan, emergensi yang rusak
5
disimpan, dijaga dan dilindungi dari dan perlindungan obat emergensi atau kadaluarsa
10
kehilangan atau pencurian dari kehilangan atau pencurian
3. Obat emergensi dimonitor dan Monitor dan penggantian obat
diganti secara tepat waktu sesuai emergensi yang kadaluwarsa atau 0
kebijakan rumah sakit setelah rusak secara tepat waktu 5
digunakan atau bila kadaluwarsa 10
atau rusak
Standar MPO.3.3
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan (recall) obat

Maksud dan tujuan MPO3.3


Rumah sakit mempunyai proses untuk mengidentifikasi, menarik kembali dan mengembalikan atau memusnahkan dengan cara yang aman dan benar
obat-obatan yang ditarik kembali oleh pabrik atau supplier. Ada kebijakan atau prosedur yang mengatur setiap penggunaan atau pemusnahan dari
obat yang diketahui kadaluwarsa atau ketinggalan jaman (outdated).

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.3.3 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
Pimpinan RS SPO penarikan obat 0 Regulasi :
1. Ada sistem penarikan obat Kepala Unit Farmasi 5 Kebijakan penarikan obat
Staf Farmasi 10 Kebijakan pengelolaan
2. Kebijakan dan prosedur mengatur Kebijakan atau regulasi tentang obat kadaluarsa
0
setiap penggunaan obat yang penggunaan obat yang kadaluwarsa Pedoman / prosedur
5
diketahui kadaluwarsa atau atau ketinggalan zaman pelayanan tentang
10
ketinggalan jaman penarikan obat,
3. Kebijakan dan prosedur mengatur Kebijakan atau regulasi tentang 0 pengelolaan obat
pemusnahan obat yang diketahui pemusnahan obat yang kadaluwarsa 5 kadaluarsa dan
kadaluwarsa atau ketinggalan jaman atau ketinggalan zaman 10 pemusnahan obat
Pelaksanaan sosialisasi 0
4. Kebijakan dan prosedur
pengimplementasian kebijakan dan 5
diimplementasikan /dilaksanakan
SPO 10
PEMESANAN DAN PENCATATAN (ordering & transcribing)

Standar MPO.4
Peresepan, pemesanan, dan pencatatan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur

Maksud dan tujuan MPO.4


Peresepan, pemesanan dan pencatatan yang aman diarahkan oleh kebijakan dan prosedur rumah sakit. Para staf medis, perawatan, farmasi dan
administratif berkolaborasi untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan dan prosedur. Staf yang terkait dilatih untuk praktek penulisan resep,
pemesanan dan pencatatan yang benar. Karena peresepan obat yang tidak terbaca atau pemesanan yang mengacaukan keselamatan pasien bisa
menunda pengobatan, maka kebijakan rumah sakit mengatur tindakan untuk mengurangi tidak terbacanya resep. Ada daftar dari semua obat terkini
dicatat dalam status pasien dan tersedia di farmasi, keperawatan dan dokter. Rumah sakit menetapkan suatu prosedur untuk membandingkan daftar
obat pasien yang diminum sebelum masuk rawat inap terhadap order pertama obat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.4 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Kebijakan dan prosedur di rumah Pimpinan Rumah Sakit Kebijakan atau regulasi tentang Regulasi :
sakit mengarahkan peresepan, Kepala Unit Farmasi peresepan, pemesanan, dan Kebijakan/ pedoman/
0
pemesanan dan pencatatan obat Staf Farmasi pencatatan obat yang aman di prosedur pelayanan
5
yang aman di rumah sakit (lihat juga rumah sakit tentang :
Tim dokter dan dokter 10
PP.2.2, EP 1; AP.3, EP 1, dan Sasaran Pemesanan obat
gigi
Keselamatan Pasien II, EP 1) Pencatatan obat
Staf Keperawatan
2. Kebijakan dan prosedur mengatur Kebijakan atau regulasi tentang Ketidakjelasaan dalam
0
tindakan yang terkait dengan tindakan terkait dengan penulisan peresepan
5
penulisan resep dan pemesanan yang resep dan pemesanan yang tidak Pemusnahan obat
10
tidak terbaca terbaca Medical staf bylaws
3. Adanya proses kerjasama untuk Koordinasi pengembangan kebijakan 0
mengembangkan kebijakan dan dan SPO 5 Dokumen implementasi :
prosedur 10 MoU dengan pihak luar
4. Staf yang terkait terlatih secara Pelatihan staf terkait untuk praktik Penulisan resep
0
benar untuk praktek-praktek penulisan resep, pemesanan, dan
5
penulisan resep, pemesanan dan pencatatan
10
pencatatan
Sosialisasi pada tim dokter tentang
5. Rekam medis pasien memuat daftar
keharusan mencantumkan daftar
obat yang sedang dipakai sebelum 0
obat yang sedang dikonsumsi pasien
dirawat inap dan informasi ini 5
(sebelum dirawat inap di rumah
tersedia di farmasi dan para praktisi 10
sakit) dalam rekam medis dan
pelayanan kesehatan
catatan di bagian farmasi
Aturan bagi staf farmasi untuk
6. Order pertama obat dibandingkan
membandingkan permintaan 0
dengan daftar obat sebelum masuk
pertama obat dengan daftar obat 5
rawat inap, sesuai prosedur yang
sebelum pasien dirawat inap sesuai 10
ditetapkan rumah sakit
prosedur rumah sakit
Standar MPO.4.1
Rumah sakit menjabarkan elemen-elemen dari suatu pemesanan atau penulisan resep yang lengkap serta jenis pemesanan yang akseptabel untuk
digunakan

Maksud dan tujuan MPO.4.1


Untuk mengurangi variasi dan meningkatkan keselamatan pasien, rumah sakit menjabarkan dalam kebijakan elemen yang bisa diterima /akseptabel
dari suatu pemesanan atau penulisan resep yang lengkap. Elemen-elemen yang diatur dalam kebijakan termasuk sekurang-kurangnya :
a) Data yang penting untuk mengidentifikasi pasien secara akurat
b) Elemen-elemen dari pemesanan atau penulisan resep
c) Bilamana nama generik atau nama dagang adalah akseptabel atau diperlukan
d) Bilamana indikasi untuk penggunaan diperlukan pada suatu PRN (pro re nata, atau bila perlu) atau pesanan obat yang lain.
e) Sikap hati-hati atau prosedur yang khusus untuk pemesanan obat dengan nama yang nama-obat-rupaucapan-mirip/NORUM (look-alike, sound-
alike)
f) Tindakan yang harus diambil bila pemesanan obat tidak lengkap, tidak terbaca atau tidak jelas
g) Jenis pemesanan tambahan yang diijinkan seperti pada pesanan dan setiap elemen yang dibutuhkan dalam pesanan yang emergensi, dalam
daftar tunggu (standing), automatic stop dan seterusnya.
h) Pesanan obat secara verbal atau melalui telpon dan proses untuk verifikasi pesanan yang demikian (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien II, EP
1)
i) Jenis pesanan yang berdasarkan berat, seperti untuk kelompok pasien anak
Jadi, standar ini menata harapan seluruh rumah sakit dalam pemesanan obat. Kebijakan yang diimplementasikan akan tercermin dalam pesanan yang
lengkap. yang dicatat dalam status pasien, di farmasi atau di unit penyalur yang kemudian menerima informasi yang dibutuhkan untuk penyaluran
dan pemberian obat berdasarkan pesanan yang lengkap.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.4.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
Elemen a) sampai dengan i) tersebut Regulasi :
dalam Maksud dan Tujuan dinilai/skor Pedoman pelayanan
secara bersama karena tentang penulisan resep
merepresentasikan kebijakan rumah
sakit tentang pesanan yang lengkap. Dokumen implementasi :
1. Pesanan obat atau penulisan resep Pimpinan RS Kebijakan atau regulasi tentang Resep/ FPO
yang akseptabel dijabarkan dan Kepala Unit Farmasi penulisan resep dokter dan dokter 0
sekurang-kurangnya elemen a) Staf Farmasi gigi yang memuat minimal elemen 5
sampai dengan i) diatur dalam a) sampai dengan i) 10
kebijakan
Sosialisasi kepada staf farmasi,
0
2. Pesanan obat atau penulisan resep seluruh dokter dan dokter gigi
5
lengkap sesuai kebijakan rumah sakit rumah sakit mengenai kebijakan
10
atau regulasi tersebut
Standar MPO.4.2
Rumah sakit mengidentifikasi petugas yang kompeten yang diijinkan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan.

Maksud dan tujuan dari MPO.4.2


Seleksi obat untuk mengobati pasien membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang spesifik. Setiap rumah sakit bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi petugas yang berpengetahuan dan berpengalaman yang disyaratkan dan yang juga diijinkan dengan lisensi, sertifikasi, hukum, atau
peraturan untuk menuliskan resep atau memesan obat-obatan. Suatu rumah sakit dapat menentukan batas-batas untuk penulisan resep maupun
pemesanan oleh perseorangan, misalnya untuk bahan yang dikendalikan, bahan-bahan kemoterapi, atau radioaktif serta obat investigatif. Petugas-
petugas yang diperkenankan untuk penulisan resep dan pemesanan obat dikenal oleh bagian pelayanan farmasi atau orang-orang lain yang
mengeluarkan obat. Dalam situasi emergensi, rumah sakit mengidentifikasi setiap petugas tambahan yang diijinkan untuk penulisan resep atau
pemesanan obat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.4.2 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
Pimpinan RS Kebijakan atau regulasi mengenai Regulasi :
1. Hanya orang yang diijinkan oleh
Kepala Unit Farmasi orang yang diizinkan oleh rumah Kebijakan penulisan
rumah sakit dan badan pemberi 0
Staf Farmasi sakit dan badan pemberi lisensi resep/ FPO
lisensi terkait, undang-undang dan 5
terkait, undang-undang, atau Kebijakan batasan
peraturan dapat menuliskan resep Staf medis 10
peraturan untuk dapat menuliskan penulisan resep
atau memesan obat
resep atau memesan obat SK direktur tentang yang
2. Ada proses untuk menetapkan batas Peraturan yang menetapkan batasan berhak menuliskan resep
bagi petugas, bila perlu, untuk bagi petugas (bila perlu) untuk 0 dan yang berhak menulis
praktek penulisan resep atau penulisan resep atau pemesanan 5 FPO oleh unit serta daftar
pemesanan obat (lihat juga KPS.10, obat 10 orangnya
EP 1)
3. Petugas-petugas yang diijinkan Identifikasi petugas yang menulis
untuk menuliskan resep dan resep dan memesan obat oleh staf 0
memesan obat dikenal oleh unit farmasi atau orang lain yang 5
pelayanan farmasi atau orang lain mengeluarkan obat 10
yang mengeluarkan obat-obat
Standar MPO.4.3
Obat-obatan yang diresepkan dan diberikan dicatat dalam rekam medis pasien

Maksud dan tujuan dari MPO.4.3


Pencatatan setiap pasien yang menerima obat, rekam medisnya berisi daftar obat yang diresepkan atau dipesan untuk pasien beserta dosis dan
berapa kali obat diberikan. Termasuk pula obat yang diberikan bila perlu. Bila informasi ini dicatat pada lembaran obat yang terpisah, maka
lembaran tersebut diselipkan dalam rekam medis pasien saat dipulangkan atau dipindahkan.
TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.4.3 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Obat yang diresepkan atau dipesan Pimpinan RS Pencatatan obat yang diresepkan 0 Dokumen implementasi :
dicatat untuk setiap pasien Kepala Unit Farmasi atau dipesan untuk setiap pasien 5 Rekam medis
Staf Farmasi 10
2. Pemberian obat dicatat untuk Pencatatan dosis untuk setiap 0
setiap dosis pemberian obat 5
10
3. Informasi obat disimpan dalam Penyimpanan informasi obat dalam
0
rekam medis pasien atau diselipkan rekam medis pasien atau status
5
kedalam status pasien saat pasien saat pemulangan atau
10
pemulangan atau dipindahkan pemindahan
PERSIAPAN DAN PENYALURAN (dispensing)

Standar MPO.5
Obat dipersiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yang aman dan bersih

Maksud dan tujuan MPO.5


Pelayanan farmasi atau kefarmasian menyiapkan dan mengeluarkan obat dalam lingkungan yang bersih dan aman sesuai undang-undang, peraturan
dan standar praktek profesional. Rumah sakit mengidentifikasi standar praktek bagi lingkungan penyiapan dan penyaluran obat yang aman dan
bersih. Obat yang disimpan dan dikeluarkan dari area di luar farmasi (misalnya unit pelayanan pasien, harus memenuhi langkah-langkah yang sama
dalam hal keamanan dan kebersihan). Staf yang mempersiapkan produk campuran yang steril (seperti i.v. dan epidural) dilatih dalam prinsip-prinsip
teknik aseptik. Demikian pula, tersedia lubang angin yang bertudung dan digunakan bilamana dibutuhkan untuk praktek profesional (misalnya
mencampur obat cytotoxic).

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.5 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Obat dipersiapkan dan disalurkan Pimpinan RS Persiapan dan penyaluran obat Regulasi :
dalam area yang bersih dan aman Kepala Unit Farmasi dilakukan dalam area yang bersih 0 Pedoman/ prosedur
dengan peralatan dan supplai yang Staf Farmasi dan aman dengan peralatan dan 5 pelayanan tentang
memadai (lihat juga PPI.7, EP 1 dan suplai yang memadai 10 penyiapan dan
2) penyaluran obat dan
2. Persiapan dan penyaluran obat Persiapan dan penyaluran obat produk steril
0
harus memenuhi undang-undang, dilakukan sesuai undang-undang,
5
peraturan dan standar praktek peraturan, dan standar praktik
10
profesional profesional
Pelatihan teknik aseptik kepada staf 0
3. Staf yang menyiapkan produk steril
yang menyiapkan produk steril 5
dilatih dalam hal teknik aseptik
10
Standar MPO.5.1
Resep atau pesanan obat ditelaah ketepatannya

Maksud dan tujuan MPO.5.1


Farmasist berlisensi, teknisi berlisensi, atau profesional yang terlatih menelaah ketepatan setiap resep atau pesanan obat, obat yang baru saja
diresepkan atau dipesan, atau bilamana kedapatan adanya perubahan dosis atau faktor penting yang lain. Rumah sakit menjabarkan informasi pasien
yang spesifik apa saja yang dibutuhkan untuk penelaahan yang efektif terhadap pemesanan obat atau penulisan resep. Hal ini dilakukan sebelum
penyaluran obat atau pemberian obat bila obat disalurkan dari lokasi diluar farmasi. Bila timbul pertanyaan, petugas yang meresepkan atau memesan
obat segera dihubungi.
Proses untuk menelaah suatu pesanan obat atau resep termasuk evaluasi oleh profesional yang terlatih terhadap :
a) Ketepatan dari obat, dosis, frekuensi dan route pemberian;
b) Duplikasi terapi;
c) Alergi atau reaksi sensitivitas yang sesungguhnya maupun yang potensial;
d) Interaksi yang sesungguhnya maupun potensial antara obat dengan obat-obatan lain atau makanan;
e) Variasi dari kriteria penggunaan yang ditentukan rumah sakit;
f) Berat badan pasien dan informasi fisiologis lain dari pasien; dan
g) Kontra indikasi yang lain
Mereka yang menelaah pesanan obat atau resep memang kompeten untuk melakukannya baik atas dasar pendidikan maupun latihan, sesuai dengan
kewenangan atau telah membuktikan kompetensinya dalam proses review. Sebagai tambahan, penelaahan ketepatan ini tidak perlu pada keadaan
darurat atau bila dokter pemesan hadir untuk pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di Kamar Bedah atau di IGD) atau dalam tindakan
radiologi intervensional atau diagnostik imajing dimana obat merupakan bagian dari prosedur.

Untuk memfasilitasi penelaahan, ada catatan (profil) dari semua obat yang diberikan kepada seorang pasien kecuali pengobatan emergensi dan yang
diberikan sebagai bagian dari prosedur.
Bila menggunakan program komputer untuk melakukan cross-check obat atau interaksi obat dan alergi obat, software harus di-update sesuai jadwal
yang tepat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.5.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Rumah sakit menjabarkan Pimpinan RS Penjabaran informasi spesifik pasien Regulasi :
informasi spesifik pasien apa yang Kepala Unit Farmasi apa yang dibutuhkan untuk proses 0 Kebijakan yang
dibutuhkan untuk proses Staf Farmasi penelaahan yang efektif 5 menetapkan petugas
penelaahan yang efektif (lihat juga 10 yang berwenang
MKI.4, EP 1 dan 3) menelaah pesanan obat
2. Terlepas dari adanya perkecualian Proses penelaahan ketepatan resep 0 Pedoman
yang ditetapkan pada Maksud dan atau pesanan obat sebelum 5 pengorganisasian
Tujuan, setiap resep atau pesanan dilakukan penyaluran dan pemberian 10 Pedoman/ prosedur
obat ditelaah ketepatannya sebelum obat pelayanan tentang :
dilakukan penyaluran dan o Penulisan,
pemberian serta meliputi elemen a) pembacaan dan
sampai dengan g) tersebut dalam
Maksud dan Tujuan. Jadi, setiap
resep atau pesanan obat dievaluasi
untuk ditelaah ketepatannya

Proses menghubungi petugas yang


3. Ada proses untuk menghubungi menulis resep atau memesan obat 0
petugas yang menuliskan resep atau bila ada pertanyaan 5
memesan obat bila timbul
10
pertanyaan
kelengkapan resep
4. Petugas yang diijinkan untuk Evaluasi kompetensi petugas yang
0 o Pengaturan
menelaah pesanan obat atau resep melakukan penelaahan resep atau
5 menghubungi
dinilai kompetensinya untuk tugas pemesanan obat
10 petugas yang
ini
menulis resep
5. Penelaahan difasilitasi dengan Pencatatan (profil) dari setiap pasien 0
Panduan interaksi obat
catatan (profil) dari semua pasien yang menerima obat untuk 5
yang menerima obat memfasilitasi penelaahan 10
Dokumen implementasi :
6. Bila digunakan software komputer, Update komputer secara berkala bila
0 Rekam medis
untuk meng-cross-check obat, untuk untuk meng-cross-check obat
5 Jadwal penerimaan obat
interaksi obat dan alergi, harus di- memakai software komputer
10
update secara berkala
Standar MPO.5.2
Digunakan suatu sistem untuk menyalurkan obat dengan dosis yang tepat, dan kepada pasien yang tepat di saat yang tepat

Maksud dan tujuan MPO.5.2


Rumah sakit menyalurkan obat melalui pengisian formulir yang paling sederhana untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pendistribusian dan pemberian. Ketika suatu obat dikeluarkan dari kemasannya yang asli atau disiapkan dan disalurkan dalam bentuk / wadah
(container) yang berbeda dan tidak segera diberikan obat harus diberi label dengan nama obat, dosis/konsentrasi obat, tanggal penyiapan dan
tanggal kadaluwarsa. Farmasi sentral dan titik distribusi obat yang lain di seluruh rumah sakit menggunakan sistem yang sama. Sistem menunjang
pengeluaran obat secara akurat dan tepat waktu.

TELUSUR
Elemen yang bisa diukur dari SKOR DOKUMEN
MPO.5.2 SASARAN MATERI

1. Ada sistem yang seragam di rumah Pimpinan RS Pembuatan/penyusunan sistem yang 0 Regulasi :
sakit dalam penyaluran dan Kepala Unit Farmasi seragam di rumah sakit dalam 5 Kebijakan/ pedoman/
pendistribusian obat penyaluran dan pendistribusian obat 10
2. Setelah disiapkan, obat diberi label Staf Farmasi Pelabelan obat secara tepat, dengan prosedur pelayanan yang
secara tepat, dengan nama obat, nama obat, dosis/konsentrasi, 0 menetapkan sistem
dosis/ konsentrasi, tanggal tanggal penyiapan, tanggal 5 penyaluran obat secara
penyiapan, tanggal kadaluwarsa, kadaluwarsa, dan nama pasien 10 akurat dan waktu
dan nama pasien setelah obat disiapkan pelayanan obat
Penyaluran obat dalam bentuk yang 0
3. Obat disalurkan dengan bentuk
paling siap diberikan 5 Dokumen implementasi :
yang-paling-siap-diberikan
10 Bukti pengeluaran obat
Pembuatan sistem yang mendukung Bukti pengecekan
0
4. Sistem mendukung penyaluran penyaluran obat secara akurat keakurasian penyaluran
5
obat secara akurat obat
10
Laporan indikator mutu
Pembuatan sistem yang mendukung 0 waktu pelayanan
5. Sistem mendukung penyaluran
penyaluran obat secara tepat waktu 5
obat tepat waktu
10
PEMBERIAN (Administration)

Standar MPO.6
Rumah sakit mengidentifikasi petugas yang kompeten yang diijinkan untuk memberikan obat

Maksud dan tujuan MPO.6


Pemberian obat untuk mengobati seorang pasien membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang spesifik. Setiap rumah sakit bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi petugas dengan pengetahuan dan pengalaman sesuai persyaratan dan yang juga diijinkan berdasarkan lisensi, sertifikasi,
undang-undang atau peraturan untuk pemberian obat. Suatu rumah sakit bisa membuat batasan bagi petugas dalam pemberian obat, seperti bahan
yang diawasi atau radioaktif dan obat investigatif. Dalam situasi emergensi, rumah sakit mengidentifikasi setiap petugas tambahan yang diijinkan
untuk memberikan obat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.6 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Rumah sakit mengidentifikasi Pimpinan RS Identifikasi petugas yang kompeten Regulasi :
petugas, melalui uraian jabatannya Kepala Unit Farmasi atau berwenang untuk memberikan 0 Kebijakan yang
atau proses pemberian Staf Farmasi obat 5 menetapkan staf yang
kewenangan, mendapatkan otorisasi Kepala unit rawat inap 10 berwenang memberikan
untuk memberikan obat obat
Staf pelaksana
2. Hanya mereka yang mempunyai Identifikasi izin atau wewenang atau 0 Pedoman
keperawatan
ijin dari rumah sakit dan pemberi lisensi yang dimiliki oleh petugas 5 pengorganisasian yang
lisensi yang terkait, undang-undang yang memberikan obat 10 memuat uraian jabatan
dan peraturan bisa memberikan
obat Dokumen implementasi :
Penetapan batasan (bila perlu)
3. Ada proses untuk menetapkan 0
terhadap pemberian obat oleh
batasan, bila perlu, terhadap 5
petugas Surat ijin kerja
pemberian obat oleh petugas 10

Standar MPO.6.1
Pemberian obat termasuk proses untuk memverifikasi apakah obat sudah betul berdasarkan pesanan obat

Maksud dan tujuan MPO.6.1


Pemberian obat yang aman termasuk verifikasi terhadap :
a) Obat dengan resep atau pesanan;
b) Waktu dan frekuensi pemberian dengan resep atau pesanan;
c) Jumlah dosis dengan resep atau pesanan;
d) Route pemberian dengan resep atau pesanan; dan
e) Identitas pasien (diberi skor pada Sasaran Keselamatan Pasien I, EP 3).
Rumah sakit menjabarkan proses verifikasi yang digunakan untuk pemberian obat-obatan.
Bila obat dipersiapkan dan disalurkan di unit pelayanan pasien, maka proses telaah ketepatan seperti diuraikan dalam MPO.5.1 harus juga dijalankan
oleh seorang petugas yang kompeten.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.6.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Obat diverifikasi berdasarkan resep Pimpinan RS Verifikasi jenis obat berdasarkan 0 Regulasi :
atau pesanan Kepala Unit Farmasi resep atau pesanan 5 Kebijakan waktu tunggu
Staf Farmasi 10 pelayanan obat
2. Jumlah dosis obat di verifikasi Kepala unit rawat inap Verifikasi jumlah dan dosis obat 0 Pedoman/ prosedur
dengan resep atau pesanan obat berdasarkan resep atau pesanan 5 verifikasi pesanan obat
Staf pelaksana
10 berdasarkan jumlah,
keperawatan
3. Route pemberian di verifikasi Verifikasi rute pemberian obat 0 dosis dan rute pemberian
dengan resep atau pesanan obat berdasarkan resep atau pesanan 5
obat 10 Dokumen implementasi :
4. Obat diberikan secara tepat waktu Pemberian obat secara tepat waktu 0 Rekam medis
5
10
5. Obat diberikan sebagaimana Pemberian obat sesuai yang 0
diresepkan dan dicatat dalam status diresepkan dan pencatatannya 5
pasien dalam status pasien 10
Standar MPO.6.2
Kebijakan dan prosedur mengatur obat yang dibawa ke dalam rumah sakit oleh pasien yang menggunakan obat sendiri (self-administration) maupun
obat contoh (sample)
Maksud dan tujuan MPO.6.2
Mengawasi penggunaan obat di rumah sakit memerlukan suatu pemahaman terhadap sumber dan penggunaan obat yang tidak diresepkan atau
dipesan di rumah sakit. Obat yang dibawa ke dalam rumah sakit oleh pasien atau keluarganya diketahui oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan) dan dicatat di status pasien. Penggunaan obat oleh pasien / pengobatan sendiri, baik yang dibawa ke dalam rumah sakit atau yang
diresepkan atau dipesan di rumah sakit, diketahui DPJP dan dicatat dalam status pasien. Rumah sakit mengendalikan ketersediaan dan penggunaan
sampel obat.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.6.2 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Kebijakan dan prosedur Pimpinan RS Pembuatan, sosialisasi, dan Regulasi :
0
diimplementasikan untuk mengatur Kepala Unit Farmasi implementasi kebijakan yang Kebijakan/ pedoman/
5
penggunaan obat sendiri oleh Staf Farmasi mengatur penggunaan obat sendiri prosedur pelayanan yang
10
pasien oleh pasien memuat pengelolaan
Kepala unit rawat inap
Pembuatan, sosialisasi, dan obat yang dibawa pasien
2. Kebijakan dan prosedur Staf pelaksana
implementasi kebijakan yang ke RS, ketersediaan dan
diimplementasikan untuk mengatur keperawatan 0
mengatur pendokumentasian dan penggunaan obat sample
pendokumentasian dan pengelolaan 5
pengelolaan obat yang dibawa ke
setiap obat yang dibawa ke dalam 10
dalam rumah sakit untuk atau oleh
rumah sakit untuk atau oleh pasien
pasien
3. Kebijakan dan prosedur Pembuatan, sosialisasi, dan
0
diimplementasikan untuk mengatur implementasi kebijakan yang
5
ketersediaan dan penggunaan mengatur ketersediaan dan
10
sampel obat penggunaan sampel obat
PEMANTAUAN (Monitoring)

Standar MPO.7
Efek obat terhadap pasien dimonitor

Maksud dan tujuan MPO.7


Pasien, dokternya, perawat dan praktisi pelayanan kesehatan lainnya bekerja bersama untuk memantau pasien yang mendapat obat. Tujuan
monitoring adalah untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala pasien atau penyakitnya, demikian juga hitung darah, fungsi ginjal, fungsi
hati dan monitoring lain untuk obat yang selektif, dan untuk mengevaluasi pasien terhadap KTD. Berdasarkan monitoring, dosis atau jenis obat dapat
disesuaikan, bila perlu. Sudah seharusnya memonitor secara ketat respons pasien terhadap dosis pertama obat yang baru diberikan kepada pasien.
Monitoring demikian dimaksudkan untuk mengidentifikasi respons terapetik yang diantisipasi maupun reaksi alergik, interaksi obat yang tidak
diantisipasi, adanya perubahan dalam keseimbangan pasien yang akan meningkatkan risiko jatuh dan lain-lain.
Memonitor efek obat termasuk mengobservasi dan mendokumentasikan setiap KTD. Rumah sakit mempunyai kebijakan yang mengidentifikasi semua
KTD yang harus dicatat dan yang harus dilaporkan. Rumah sakit membangun suatu mekanisme pelaporan dari KTD bila perlu dan kerangka waktu
untuk pelaporan.
TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.7 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Efek pengobatan terhadap pasien Pimpinan RS Monitor efek pengobatan terhadap Regulasi :
0
dimonitor, termasuk efek yang tidak Kepala Unit Farmasi pasien termasuk efek yang tidak Panduan patien safety
5
diharapkan (adverse effect) (lihat Staf Farmasi diharapkan yang menetapkan :
10
juga AP.2, EP 1) o efek pengobatan
Kepala unit rawat inap
Kerjasama dalam melakukan sebagai IKP
Staf pelaksana 0
2. Proses monitoring dilakukan secara monitoring o IKP/KTD dicatat
keperawatan 5
kolaboratif dalam rekam medis
10
o Pelaporan IKP/KTD
3. Rumah sakit mempunyai kebijakan Penyusunan kebijakan untuk
yang mengidentifikasi efek yang identifikasi dan pencatatan efek obat Dokumen implementasi :
0
tidak diharapkan yang harus dicatat yang tidak diharapkan di dalam Rekam medis
5
dalam status pasien dan yang harus status pasien serta pelaporannya Laporan IKP/KTD
10
dilaporkan ke rumah sakit (lihat juga kepada rumah sakit
PMKP.6, EP 3)
4. Efek yang tidak diharapkan Pendokumentasian efek obat yang
0
didokumentasikan dalam status tidak diharapkan ke dalam status
5
pasien sebagaimana diharuskan pasien dilakukan sesuai dengan
10
oleh kebijakan kebijakan
5. Efek yang tidak diharapkan Pelaporan efek obat yang tidak 0
dilaporkan dalam kerangka waktu diharapkan dalam jangka waktu 5
yang ditetapkan oleh kebijakan yang ditetapkan oleh kebijakan 10
Standar MPO.7.1
Kesalahan obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh rumah sakit

Maksud dan tujuan MPO.7.1


Rumah sakit mempunyai proses unuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan obat dan KNC (near misses). Proses termasuk mendefinisikan suatu
kesalahan obat dan KNC, menggunakan format pelaporan yang distandardisir, dan mengedukasi staf tentang proses dan pentingnya pelaporan.
Definisi-definisi dan proses-proses dikembangkan melalui proses kerjasama yang mengikut sertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam
manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program mutu dan program keselamatan pasien rumah sakit. Laporan-laporan diarahkan
kepada seorang petugas atau lebih, yang akuntabel untuk mengambil tindakan (lihat juga PMKP.7) Program memusatkan pada pencegahan kesalahan
obat melalui pemahaman jenis kesalahan yang terjadi di rumah sakit maupun di rumah sakit lain dan mengapa sampai terjadi KNC. Perbaikan dalam
proses pengobatan dan pelatihan staf digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari. Unit farmasi mengambil bagian dalam pelatihan staf
yang demikian.

TELUSUR
Elemen Penilaian MPO.7.1 SKOR DOKUMEN
SASARAN MATERI
1. Kesalahan obat dan KNC ditetapkan Pimpinan RS Kerja sama dalam penyusunan 0 Regulasi :
melalui proses kerjasama (lihat juga Kepala Unit Farmasi pedoman tentang kesalahan obat 5 SK panitia keselamatan
PMKP.6, EP 4, dan PMKP.7, EP 1) Staf Farmasi dan KNC 10 pasien
2. Kesalahan obat dan KNC dilaporkan Kepala unit rawat inap Pelaporan tentang kesalahan obat 0 Kebijakan tentang
tepat waktu menggunakan prosedur dan KNC secara tepat waktu 5 identifikasi KNC dan
Staf pelaksana
baku (lihat juga PMKP.7, EP 2) menggunakan prosedur baku 10 pelaporannya
keperawatan
Identifikasi petugas yang melakukan Pedoman
3. Mereka yang bertanggungjawab 0
dan yang melaporkan kejadian pengorganisasian dan
mengambil tindakan untuk 5
kesalahan obat dan KNC pelayanan panitia
pelaporan diidentifikasi 10
keselamatan pasien
Perbaikan proses penggunaan obat
4. Rumah sakit menggunakan berdasarkan evaluasi, informasi, dan Dokumen implementasi :
informasi pelaporan kesalahan obat pelaporan kejadian kesalahan obat 0 Laporan KNC
dan KNC untuk memperbaiki proses dan KNC 5
Laporan IKP
penggunaan obat (lihat juga PMKP.7, 10
Analisis RCA atau FMEA
EP 3)
atas IKP yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai