Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................. 2
Pernyataan Keaslian Karya Tulis........................................................................3
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang.....................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5
I.3 Perumusan Hipotesis ..........................................................................5
I.4 Tujuan Penelitian .................................................................................5
BAB II
Metode Penelitian
II.1 Populasi dan Sampel .........................................................................6
II.2 Jenis Data ..........................................................................................6
II.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 7
II.4 Pengolahan dan Analisis Data ..............................................................7
II.5 Terminologi Penelitian.........................................................................7
BAB III
Hasil dan Pembahasan
III.1 Gambaran Deskriptif .........................................................................10
III.2 Analisis Deskriptif ..............................................................................11
III.3 Hasil Pengolahan Data ......................................................................20
BAB IV
Penutup
IV.1 Kesimpulan .......................................................................................23
IV.2 Saran ................................................................................................23
Lampiran-lampiran ............................................................................................24

2
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :Fikri Ahmad Ali Nama :Nurhaeda Nama :Ogi Yadha


NPM :2103161666 NPM :2103161748 NPM :2103161681
Kelas :Pajak C Kelas :Pajak C Kelas :Pajak C

Nama :Achmad Rizal Akbari Nama :Fatin Sakinah


NPM :2103161745 NPM :2103161680
Kelas :Pajak C Kelas :Pajak C

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa mini riset yang kami
buat mengenai
Pengaruh Penerimaan dalam Negeri terhadap Bantuan Sosial di Indonesia
adalah karya ilmiah kami sendiri dan sepanjang pengetahuan kami di dalam
naskah mini riset ini tidak terdapat mini riset yang sama yang pernah diajukan
orang lain untuk menyelesaikan pendidikan pada mata kuliah Statistika, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam isi mini riset ini dan disebutkan dalam sumber
atau daftar pustaka.
Makassar, Desember 2016

Fikri Ahmad Ali Nurhaeda Ogi Yadha

Ketua Anggota Anggota

Achmad Rizal Akbari Fatin Sakinah

Anggota Anggota

3
BAB I

Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Bantuan sosial merupakan salah satu klasifikasi anggaran pengeluaran
negara dalam belanja pemerintah pusat yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Definisi belanja bantuan sosial
menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 254/PMK.05/2015
adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu guna melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. Belanja bantuan sosial adalah
anggaran yang dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sosial, sebagai amanat UUD 1945 pasal 34 ayat (1) yang berbunyi Fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dana bantuan sosial ini ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau yang mengalami keadaan yang tidak
stabil sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, atau
fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Selain itu,
dana ini juga ditujukan kepada lembaga non pemerintah bidang pendidikan,
keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,
dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Risiko sosial
adalah suatu peristiwa yang ditimbulkan baik dari krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam, maupun bencana alam yang jika tidak diberikan
dana bantuan sosial maka masyarakat akan semakin terpuruk dan tidak dapat
hidup dalam kondisi wajar.
Kebutuhan masyarakat akan bantuan sosial dapat dikatakan masih
terbilang tinggi hal ini karena pada realitas di lapangan, persoalan fakir miskin
dan anak terlantar masih marak dan kian bertambah. Di tahun 2015, Menteri
sosial mengatakan sebanyak 4,1 juta anak terlantar di Indonesia, ditambah pula
keterangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan kemiskinan di
Indonesia naik menjadi 28,59 juta dibanding pada tahun 2014. Persoalan inilah
yang membutuhkan pembahasan berkelanjutan oleh pemerintah agar dapat
terselesaikan secara tuntas.

4
Dana bantuan sosial ini bersumber dari pendapatan negara yang berasal
dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Kontributor pendapatan negara
terbesar berasal dari penerimaan dalam negeri berupa penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan
negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional, sedangkan penerimaan negara bukan pajak adalah semua
penerimaan pemerintah pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari
sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara
(BUMN), penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan
layanan umum (BLU).
Pendapatan negara khususnya pada penerimaan dalam negeri
mempengaruhi pengalokasian anggaran bantuan sosial. Peningkatan potensi
penerimaan dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan alokasi anggaran
bantuan sosial. Hal ini bertujuan agar fungsi negara dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam mini
riset ini adalah :
Bagaimanakah pengaruh penerimaan dalam negeri terhadap bantuan sosial di
Indonesia ?

I.3 Perumusan Hipotesis


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perumusan hipotesis
terhadap penelitian ini adalah :
Adanya hubungan antara pengaruh penerimaan dalam negeri terhadap bantuan
sosial di Indonesia.

I.4 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh
penerimaan dalam negeri terhadap bantuan sosial di Indonesia.

5
BAB II

Metode Penelitian

II.1 Populasi dan Sampel


Dalam bidang statistika populasi berarti sekumpulan data yang menjadi
objek inferensi. Pengertian lainnya populasi adalah kumpulan dari keseluruhan
pengukuran, objek, data, variabel, atau individu yang diteliti. Data yang diambil
sebagai populasi pada penelitian ini adalah data penerimaan pajak dalam negeri
dan bantuan sosial negara Indonesia.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti yang dapat
dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi. Sampel dianggap
sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala
yang diamati. Dengan kata lain, sampel sebagai bagian dari populasi yang
digunakan untuk melakukan inferensi (penggambaran) terhadap populasi
tempatnya berasal. Sampel yang diambil dari populasi satu tidak dapat dipakai
untuk mewakili populasi yang lain. Sampel yang diambil dari populasi pada
penelitian ini adalah penerimaan pajak dalam negeri dan bantuan sosial negara
Indonesia tahun 2009 - 2013.

II.2 Jenis Data


Jenis data statistik terdiri atas :
a. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh institusi yang melaksanakan penelitian atau
data yang dikumpulkan secara mandiri oleh orang yang melaksanakan
penilitian. Misalnya seorang peneliti melakukan survei kelapangan untuk
mendapatkan data. Data yang diperoleh tersebut disebut data primer.
b. Data Sekunder
Data yang sudah tersedia, baik dari sumber internal ataupun eksternal.
Misalnya sekelompok peneliti ingin menganalisis sebuah data. Mereka
mencari data tersebut melalui internet maupun media yang lain. Data
tersebut itulah yang disebut data sekunder

Pada penelitian kali ini, kami menggunakan data yang bersumber dari
pihak lain, yaitu data sekunder

6
.
Data menurut sifatnya:
a. Data kualitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Contoh:
jenis pekerjaan, status marital, tingkat kepuasan kerja.
b. Data kuantitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Contoh: lama
bekerja, jumlah gaji, usia, hasil ulangan.
Pada penelitian kali ini, jenis data menurut sifatnya yang kami gunakan
adalah data kuantitatif.

II.3 Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dipakai adalah teknik sampling, dengan mengumpulkan
data yang mewakili dari sebuah populasi. Populasi yang kami fokuskan adalah
penerimaan dalam negeri Indonesia dan sampelnya adalah penerimaan dalam
negeri Indonesia tahun 2009-2013.

II.4 Pengolahan dan Analisis Data


Dalam pengolahan dan analisis data tentang pengaruh penerimaan dalam
negeri terhadap bantuan sosial di Indonesia, peneliti menggunakan beberapa
metode analisis data yaitu analisis deskriptif, analisis korelasi, uji signifikansi
koefisien korelasi, analisis regresi linear sederhana, dan uji signifikansi koefisien
regresi.

II.5 Terminologi Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat beberapa terminologi sebagai berikut:
a. Penerimaan dalam negeri ialah segala penerimaan perpajakan dan
penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan adalah semua
penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri seperti PPh,
PPnBm dan PBB, serta meliputi pajak perdagangan internasional yang
berasal dari bea masuk dan bea keluar. Sementara itu, penerimaan
negara bukan pajak adalah semua penerimaan pemerintah pusat yang
diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
pemerintah atas laba badan usaha milik negara (BUMN), penerimaan
negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan layanan umum
(BLU).
b. Bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau

7
jasa yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat miskin atau
tidak mampu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau
kesejahteraan masyarakat.
c. Ukuran pemusatan data adalah ukuran statistik yang menyatakan
bahwa satu skor yang dapat mewakili keseluruhan distribusi skor atau
penilaian yang sedang diteliti. Ukuran pemusatan data terdiri atas
mean, median, dan modus.
d. Ukuran lokasi data adalah ukuran dalam statistik yang menyatakan
posisi suatu data dalam sekelompok data. Ukuran lokasi data terdiri
dari kuartil, desil dan persentil.
e. Ukuran penyebaran data adalah nilai ukuran yang memberikan
gambaran mengenai seberapa besar suatu data menyebar dari titik-titik
pemusatannya. Ukuran penyebaran data meliputi jarak, jangkauan
interkuartil, serta simpangan baku.
f. Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk
mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih.
Nilai korelasi populasi () berkisar pada interval -1 1. Jika korelasi
bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah dan
sebaliknya.
g. Uji signifikansi koefisien korelasi adalah pengujian yang digunakan
memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai
kesempatan untuk benar atau tidak. Jika kita memilih signifikansi
sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti
mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah
sebesar 1%.Secara umum kita menggunakan angka signifikansi
sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1.
h. Analisis regresi linear sederhana adalah metode Statistik yang
berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat satu
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent
(variabel penjelas/bebas), Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
i. Uji signifikansi koefisien regresi adalah pengujian yang dilakukan

8
terhadap variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang
digunakan memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu
mempunyai pengaruh atau tidak.

9
BAB III

Hasil dan Pembahasan

III.1 Gambaran Deskriptif


Pendapatan negara Indonesia terdiri dari penerimaan dalam negeri dan
hibah namun kontributor pendapatan terbesar berasal dari penerimaan dalam
negeri. Oleh karena itu, data yang difokuskan dalam penelitian ini ialah
penerimaan dalam negeri khususnya tahun 2009 - 2013. Penerimaan dalam
negeri disini tidak lain berasal dari penjumlahan antara penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak. Berikut ini rincian data mengenai penerimaan dalam
negeri Indonesia tahun 2009 - 2013 :
Tabel 1

Penerimaan Dalam Negeri


Tahun
(Rp dalam milyaran)
2009 847.096,00
2010 992.249,00
2011 1.205.346,00
2012 1.332.322,90
2013 1.432.058,60
Sumber : Badan Pusat Statistik November 2016

Oleh karena mini riset ini meneliti tentang pengaruh penerimaan dalam
negeri terhadap bantuan sosial, berikut ditampilkan pula data mengenai bantuan
sosial Indonesia tahun 2009 2013 :
Tabel 2

Bantuan Sosial
Tahun
(Rp dalam milyaran)
2009 73.813,00
2010 68.611,00
2011 71.104,00
2012 75.621,05
2013 92.136,07

III.2 Analisis Deskriptif

10
III.2.1 Ukuran Pemusatan untuk Penerimaan dalam Negeri

a. Mean
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah
sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui mean atau rata-rata hitung penerimaan dalam negeri Indonesia tahun
2009 - 2013 adalah sebagai berikut:
x
Mean =
n
847.096,00+992.249,00+1.205.346,00+1.332.322,90+1.432.058,60
=
5

5809072.5
=
5

= 1161814.5

b. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.
Berikut data penerimaan dalam negeri Indonesia setelah diturutkan :
1 1 1
8 9
2 3 4
4 9
0 3 3
7 2
5 2 2
0 2
3 3 0
9 4
4 2 5
6 9
6 2 8
. .
. . .
0 0
0 9 6
0 0
0 0 0
X1X2
X3X 4X5

X n+1
Median = 2

X5+1
= 2

X3
=

11
X3 =1205346.00

c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul namun dalam data
penerimaan dalam negeri ini tidak ditemukan data yang sering muncul. Oleh
karena itu, data penerimaan dalam negeri Indonesia tidak memiliki modus.

III.2.2 Ukuran Pemusatan untuk Bantuan Sosial

a. Mean
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui mean atau rata-rata hitung bantuan
sosial Indonesia tahun 2009 2013 adalah sebagai berikut:
x
Mean =
n
73.813,00 + 68.611,00 +71.104,00 + 75.621,05+ 92.136,07
=
5

381285.12

5

= 76257.024

b. Median
Berikut data bantuan sosial Indonesia setelah diturutkan :
68,611.0 71,104.0 73,813.0 75,621.0 92,136.0
0 0 0 5 7
X1 X2 X3 X4 X5

X n+1
Median = 2

X5+1
= 2

X3
=

12
X3
= 73,813.00

d. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul namun dalam data
penerimaan dalam negeri ini tidak ditemukan data yang sering muncul. Oleh
karena itu, data penerimaan dalam negeri Indonesia tidak memiliki modus.

III.2.3 Ukuran Lokasi untuk Penerimaan dalam Negeri


a. Kuartil
Kuartil adalah nilai yang membagi suatu data terurut menjadi empat
bagian yang sama. Kuartil dilambangkan dengan Q. Berikut penghitungan kuartil
data penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai berikut:

i ( n+1 )
Letak Qi=
4

1 1 1
8 9
2 3 4
4 9
0 3 3
7 2
5 2 2
0 2
3 3 0
9 4
4 2 5
6 9
6 2 8
. .
. . .
0 0
0 9 6
0 0
0 0 0
X1X2
X3X 4X5

1 ( 5+1 )
Letak Q1=
4

1 ( 6)

4

13
=1,5 (berarti nilai Q1 terletak di antara X 1 dan X2 )

1
Q1= ( 847096.00 + 992249.00 )
2

= 919672.5

Letak Q2 = Letak median


X3 =1205346.00
Q2 =

3 ( 5+1 )
Letak Q3 =
4

18
=
4

= 4,5 (berarti nilai Q3 terletak di antara X4 X5 )


dan

1
Q3 = ( 1332322.90+ 1432058.60 )
2

=1382190.8

b. Desil
Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama
besar. Desil sering dilambangkan dengan D. Berikut penghitungan desil data
penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak D i=
10

8 ( 5 +1 )
Letak D 8 =
10

48
=
10

=4.,8

14
D8 = X 4 + 0,8 ( X 5 X 4 )

= 1332322.90 + 0.8 (1432058.60 - 1332322.90)


= 1412111.5
c. Persentil
Persentil merupakan nilai yang membagi data menjadi seratus bagian
sama besar. Persentil sering dilambangkan dengan P. Berikut penghitungan
persentil data penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai
berikut:
i ( n+1 )
Letak P i=
100

65 (5+1 )
Letak P65 =
100

390
=
100

=3,9
P65 = X 3 +0,9 ( X4 X 3 )

= 1205346.00 + 0.9 (1332322.90 - 1205346.00)


= 1319625.21

III.2.4 Ukuran Lokasi untuk Bantuan Sosial

a. Kuartil
Berikut penghitungan kuartil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-
2013 sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak Qi=
4

73813.0 75621.0 92136.0


68611.00 71104.00
0 5 7
X1 X2
X3 X4 X5

15
1 ( 5+1 )
Letak Q1=
4

1 ( 6)

4

=1,5 (berarti nilai Q1 terletak di antara X 1 dan X2 )

1
Q1= ( 68611.00+71104.00 )
2

= 69857,5

Letak Q2 = Letak median


X3 =73813.00
Q2 =

3 ( 5+1 )
Letak Q3 =
4

18

4

= 4,5 (berarti nilai Q3 terletak di antara X4 X5 )


dan

1
Q3 = ( 75621.05 + 92136.07 )
2

=1382190.8

b. Desil
Berikut penghitungan desil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-2013
sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak D i=
10

8 ( 5 +1 )
Letak D 8 =
10

16
48
=
10

=4.,8
D8 X 4 + 0,8 ( X 5 X 4 )
=

= 75621.05 + 0.8 (92136.07 75621.05)


= 88833,066

c. Persentil
Berikut penghitungan persentil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-
2013 sebagai berikut:

i ( n+1 )
Letak P i=
100

65 (5+1 )
Letak P65 =
100

390
=
100

=3,9
P65 = X 3 +0,9 ( X4 X 3 )

= 73813.00 + 0.9 (75621.05 73813.00)


= 75440,245

III.2.5 Ukuran Penyebaran Data untuk Penerimaan dalam Negeri

a. Jangkauan (Range)
Jangkauan atau range merupakan perbedaan atau selisih antara nilai
terbesar dan nilai terkecil. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui jangkauan atau
range data penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai
berikut:
Range = Nilai maksimum - nilai minimum
= 1432058,6 - 847096

= 584962,6

17
b. Jangkauan Interkuartil
Jangkauan interkuatil merupakan selisih antara kuartil atas (Q3) dan kuartil
bawah (Q1). Jangkauan Interkuartil dapat dinotasikan QR. Dilihat dari ukuran
lokasi penerimaan dalam negeri sudah dapat diketahui :
Q1 = 919672,5
Q3 = 1382190,8
Maka jangkauan interkuartil data penerimaan dalam negeri Indonesia
tahun 2009-2013 sebagai berikut :
QR = Q3 Q1
= 1382190,8 - 919672.5
= 462518,3

c. Simpangan Baku
Simpangan baku merupakan rata-rata jarak penyimpangan setiap nilai
suatu data dengan rata-rata (mean) data tersebut. Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui simpangan baku data penerimaan dalam negeri Indonesia tahun 2009-
2013 sebagai berikut :
xix
N

()2
i =1
N 1
s=

18
Tahu
xi x )2
n (xi -
2009 847096,00 99047734242,25
2010 992249,00 28752458790,25
2011 1205346,00 1894991492,25
2012 1332322,90 29073114470,56
2013 1432058,60 73031873584,81
xix
N

()2 231800172580,12
i=1

x=1161814,5

xix
N

()2
i =1
N 1
s=


231800172580,12
51

57950043145,03

s=240728,152

III.2.6 Ukuran Penyebaran Data untuk Bantuan Sosial

a. Jangkauan (Range)
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui jangkauan atau range data bantuan
sosial Indonesia tahun 2009-2013 sebagai berikut :
Range = Nilai maksimum - nilai minimum
= 92136,07 68611

19
= 23525,07

b. Jangkauan Interkuartil
Jangkauan Interkuartil dapat dinotasikan QR. Dilihat dari ukuran lokasi
bantuan sosial sudah dapat diketahui :
Q1 = 69857,5
Q3 = 83878,56

Maka jangkauan interkuartil data bantuan sosial Indonesia tahun 2009-


2013 sebagai berikut :
QR = Q3 Q1
= 83878,56 - 69857,5
= 14021,06

c. Simpangan Baku
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui simpangan baku data bantuan sosial
Indonesia tahun 2009-2013 sebagai berikut :
xix
N

()2
i =1
N 1
s=

x=76257,024

Tahu
xi x )2
n (xi -
2009 73.813,00 5973253,312576
58461683,00857
2010 68.611,00
6
26553656,34457
2011 71.104,00
6
2012 75.621,05 404462,928676
252144101,8701
2013 92.136,07
16

20
xix
N
343537157,4645
()2
i=1 2

xix
N

()2
i =1
N 1
s=


343537157,46452
51

85884289,36613

s=9267,377696

III.2.7 Gambar dan Tabel

a. Diagram

1600000.00

1400000.00

1200000.00

1000000.00
PENERIMAAN DALAM
800000.00
NEGERI (X)
600000.00 BANTUAN SOSIAL (Y)

400000.00

200000.00

0.00
2009 2010 2011 2012 2013

21
b. Tabel Ukuran Pemusatan Data

Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Mean 1161814.5 76257.024

Median 1205346.00 73,813.00

Modus - -

c. Tabel Ukuran Lokasi Data

Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Kuartil 1 919672.5 69857,5
Kuartil 2 1205346.00 73813.00
Kuartil 3 1382190.8 1382190.8
Desil 8 1412111.5 88833,066
Persentil 65 1319625.21 75440,245

d. Tabel Ukuran Penyebaran Data

Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Range 584962,6 23525,07
Jangkauan interkuartil 462518,3 14021,06
Simpangan baku 240728,152 9267,377696

III.3 Hasil Pengolahan Data

Berikut hasil analisis korelasi dan analisis regresi dengan menggunakan


Microsoft Excel

Tabel 3

SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
0.67507414
Multiple R 7
0.45572510
R Square 4
0.27430013
Adjusted R Square 9

22
Standard Error 7894.69549
Observations 5

Tabel 4

ANOVA
d Significance
SS MS F
f F
156558506. 156558506.
Regression 1 2.51192058 0.211163754
8 8
186978650. 62326216.8
Residual 3
6 8
343537157.
Total 4
5

Tabel 5

Coefficients Standard Error t Stat P-value


46063.1908 0.09784553
Intercept 19375.28584 2.37741994
9 7
0.02598851 1.58490396
X Variable 1 0.016397533 0.211163754
5 5

Lower 95% Upper 95% Lower 95.0% Upper 95.0%


Intercept -15597.61593 107723.9977 -15597.61593 107723.9977

X Variable 1 -0.026195753 0.078172782 -0.026195753 0.078172782

III.3.1 Analisis Korelasi

Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 3 diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi (Multiple R) = 0.675074147


Jadi, hubungan kekuatan antara penerimaan dalam negeri terhadap
bantuan sosial di Indonesia ialah 0.675074147

2. Koefisien Determinasi (R Square) = 0.455725104 = 45,57%

23
Jadi, besarnya kontribusi penerimaan dalam negeri terhadap bantuan
sosial di Indonesia ialah 45,57% selebihnya 54,43% merupakan pengaruh dari
variabel lain.

III.3.2 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut :


1. Hipotesis
Ho : Penerimaan dalam negeri tidak berpengaruh terhadap bantuan sosial
di Indonesia
H1: Penerimaan dalam negeri berpengaruh terhadap bantuan sosial di
Indonesia
Berdasarkan hipotesis tersebut, maka dasar pengambilan keputusan
dengan taraf signifikan () = 5%, adalah:
Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

2. Uji T
n2
tr t (0,05;3)
1 r2
Dengan rumus dan diperoleh hasil t hitung dan t tabel
sebagai berikut :
t hitung = 2,745

t (0,05 ;3)
= 3.182

3. Kesimpulan
t hitung < t tabel , maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerimaan dalam negeri tidak berpengaruh terhadap bantuan sosial Indonesia.

III.3.3 Analisis Regresi Linear Sederhana


Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 5 diperoleh persamaan
regresi linear sederhana berikut :
Y = 46063,19089 + 0,025988515X
Berikut adalah interpretasi hasil persamaan di atas :

24
a) Nilai konstanta (a) sebesar 46063,19089. Hal ini berarti bahwa jika
tidak ada penerimaan dalam negeri, maka bantuan sosial akan
sebesar 46063,19089.

b) Nilai konstanta (b) sebesar 0,025988515. Hal ini berarti bahwa jika
penerimaan dalam negeri ditingkatkan, maka akan meningkatkan
bantuan sosial sebesar 0,025988515.

III.3.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi


Hasil uji signifikansi koefisien regresi menunjukkan hasil uji F pada =5%
sebagai berikut:
Fhitung = 2,51
Ftabel = F;(k,n-1)
= F0,05;(1,5-1)
= F0,05;(1,4) = 7,71
Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa penerimaan dalam negeri
tidak berpengaruh terhadap bantuan sosial.

BAB IV
Penutup

IV.1 KESIMPULAN

25
Berdasarkan hasil pengolahan data pengaruh penerimaan dalam negeri
terhadap bantuan sosial, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut :
1. Analisis korelasi mengenai hubungan kekuatan antara penerimaan dalam
negeri terhadap bantuan sosial di Indonesia ialah 0.675074147. Oleh
karena itu, dapat diketahui besarnya kontribusi penerimaan dalam negeri
terhadap bantuan sosial di Indonesia ialah 45,57% dan selebihnya
54,43% merupakan pengaruh dari variabel lain.

2. Pada uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh hasil t hitung <t tabel maka,
H1 ditolak. Oleh karena itu, hipotesis yang diambil ialah menerima H 0
,yakni penerimaan dalam negeri tidak berkorelasi terhadap bantuan sosial
di Indonesia.

IV.2 SARAN

Oleh karena hasil penelitian kami menyimpulkan penerimaan dalam


negeri Indonesia tidak berpengaruh terhadap bantuan sosial, maka kami
berharap agar pemerintah Indonesia lebih meningkatkan lagi prinsip tepat
sasaran dalam pengalokasian bantuan sosial di Indonesia ini. Hal ini agar
bantuan sosial ini dapat memiliki manfaat yang efektif dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Lampiran

26
Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), 2007-2017
Sumber Penerimaan 2009 1) 2010 1) 2011 1) 2012 1) 2013 1)

Penerima
847,096 992,249 1,205,34 1,332,32 1,432,05
I. an Dalam
Negeri .00 .00 6.00 2.90 8.60

619,922 723,307 873,874. 980,518. 1,077,30


Penerimaan Perpajakan
.00 .00 00 10 6.70

Pajak Dalam 601,252. 694,392. 819,752.0 930,861.8 1,029,850


Negeri 00 00 0 0 .00
Pajak
317,615. 357,045. 431,122.0 465,069.6 506,442.8
Penghasila
n 00 00 0 0 0
Pajak
193,067. 230,605. 277,800.0 337,584.6 384,713.5
Pertambah
an Nilai 00 00 0 0 0
Pajak
24,270.0 28,581.0
Bumi dan 29,893.00 28,968.90 25,304.60
Bangunan 0 0
Bea
Perolehan
Hak atas 6,465 8,026 -1 0 0
Tanah dan
Bangunan
56,719.0 66,166.0 108,452.0
Cukai 77,010.00 95,027.90
0 0 0
Pajak
Lainnya 3,116.00 3,969.00 3,928.00 4,210.90 4,937.10
Pajak
18,670.0 28,915.0
Perdagangan 54,122.00 49,656.30 47,456.60
Internasional 0 0
18,105.0 20,017.0
Bea Masuk 25,266.00 28,418.40 31,621.30
0 0
Pajak
Ekspor 565.00 8,898.00 28,856.00 21,237.90 15,835.40

Penerimaan Bukan 227,174 268,942 331,472. 351,804. 354,751.


Pajak .00 .00 00 70 90

Penerimaan
138,959. 168,825. 213,823.0 225,844.0 226,406.2
Sumber Daya
Alam 00 00 0 0 0
Bagian laba 26,050.0 30,097.0
28,184.00 30,798.00 34,025.60
BUMN 0 0
Penerimaan
53,796.0 59,429.0
Bukan Pajak 69,361.00 73,458.50 69,671.90
Lainnya 0 0
Pendapatan
Badan 10,591.0
8,369.00 20,104.00 21,704.30 24,648.20
Layanan 0
Umum

II 1,666.6 3,023.0
Hibah 5,253.90 5,786.70 6,832.50
. 0 0

27
848,763 995,271 1,210,59 1,338,10 1,438,89
Jumlah
.20 .50 9.70 9.60 1.10

Realisasi Pengeluaran Negara (Milyar Rupiah), 2007- 2017

1) 1) 1) 1) 1)
Jenis Pengeluaran 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja
697,406.0 1,010,558. 1,137,162.
I. Pemerintah 628,812.00 883,722.00
0 24 89
Pusat

Belanja Pegawai 127,670.00 148,078.00 175,738.00 197,863.56 221,688.82

Belanja Barang 80,668.00 97,597.00 124,640.00 140,884.88 169,722.69


Belanja Modal 75,871.00 80,287.00 117,855.00 145,104.15 180,864.20
Pembayaran
93,782.00 88,383.00 93,262.00 100,515.99 113,035.49
Bunga Utang
Utan
g
Dala
63,756.00 61,480.00 66,825.00 70,223.78 98,711.12
m
Nege
ri
Utan
g
Luar 30,026.00 26,903.00 26,437.00 30,292.21 14,324.37
Nege
ri

Subsidi 138,082.00 192,707.00 295,358.00 346,420.40 355,045.18

Ener
94,586.00 139,953.00 255,609.00 306,478.74 210,000.00
gi

Non
Ener 43,496.00 52,754.00 39,749.00 39,941.67 145,045.18
gi
Belanja Hibah - 70.00 300.00 75.08 1,302.96
Bantuan Sosial 73,813.00 68,611.00 71,104.00 75,621.05 92,136.07
Belanja Lain-lain 38,926.00 21,673.00 5,465.00 4,073.11 3,367.48

Sumber : Badan Pusat Statistik

28

Anda mungkin juga menyukai