Halaman Judul...................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................. 2
Pernyataan Keaslian Karya Tulis........................................................................3
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang.....................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5
I.3 Perumusan Hipotesis ..........................................................................5
I.4 Tujuan Penelitian .................................................................................5
BAB II
Metode Penelitian
II.1 Populasi dan Sampel .........................................................................6
II.2 Jenis Data ..........................................................................................6
II.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 7
II.4 Pengolahan dan Analisis Data ..............................................................7
II.5 Terminologi Penelitian.........................................................................7
BAB III
Hasil dan Pembahasan
III.1 Gambaran Deskriptif .........................................................................10
III.2 Analisis Deskriptif ..............................................................................11
III.3 Hasil Pengolahan Data ......................................................................20
BAB IV
Penutup
IV.1 Kesimpulan .......................................................................................23
IV.2 Saran ................................................................................................23
Lampiran-lampiran ............................................................................................24
2
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa mini riset yang kami
buat mengenai
Pengaruh Penerimaan dalam Negeri terhadap Bantuan Sosial di Indonesia
adalah karya ilmiah kami sendiri dan sepanjang pengetahuan kami di dalam
naskah mini riset ini tidak terdapat mini riset yang sama yang pernah diajukan
orang lain untuk menyelesaikan pendidikan pada mata kuliah Statistika, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam isi mini riset ini dan disebutkan dalam sumber
atau daftar pustaka.
Makassar, Desember 2016
Anggota Anggota
3
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Bantuan sosial merupakan salah satu klasifikasi anggaran pengeluaran
negara dalam belanja pemerintah pusat yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Definisi belanja bantuan sosial
menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 254/PMK.05/2015
adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh
pemerintah kepada masyarakat miskin atau tidak mampu guna melindungi
masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. Belanja bantuan sosial adalah
anggaran yang dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sosial, sebagai amanat UUD 1945 pasal 34 ayat (1) yang berbunyi Fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dana bantuan sosial ini ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau yang mengalami keadaan yang tidak
stabil sebagai akibat dari situasi krisis sosial, ekonomi, politik, bencana, atau
fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum. Selain itu,
dana ini juga ditujukan kepada lembaga non pemerintah bidang pendidikan,
keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu, kelompok,
dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Risiko sosial
adalah suatu peristiwa yang ditimbulkan baik dari krisis sosial, krisis ekonomi,
krisis politik, fenomena alam, maupun bencana alam yang jika tidak diberikan
dana bantuan sosial maka masyarakat akan semakin terpuruk dan tidak dapat
hidup dalam kondisi wajar.
Kebutuhan masyarakat akan bantuan sosial dapat dikatakan masih
terbilang tinggi hal ini karena pada realitas di lapangan, persoalan fakir miskin
dan anak terlantar masih marak dan kian bertambah. Di tahun 2015, Menteri
sosial mengatakan sebanyak 4,1 juta anak terlantar di Indonesia, ditambah pula
keterangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan kemiskinan di
Indonesia naik menjadi 28,59 juta dibanding pada tahun 2014. Persoalan inilah
yang membutuhkan pembahasan berkelanjutan oleh pemerintah agar dapat
terselesaikan secara tuntas.
4
Dana bantuan sosial ini bersumber dari pendapatan negara yang berasal
dari penerimaan dalam negeri dan hibah. Kontributor pendapatan negara
terbesar berasal dari penerimaan dalam negeri berupa penerimaan pajak dan
penerimaan bukan pajak. Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan
negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional, sedangkan penerimaan negara bukan pajak adalah semua
penerimaan pemerintah pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari
sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara
(BUMN), penerimaan negara bukan pajak lainnya, serta pendapatan badan
layanan umum (BLU).
Pendapatan negara khususnya pada penerimaan dalam negeri
mempengaruhi pengalokasian anggaran bantuan sosial. Peningkatan potensi
penerimaan dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan alokasi anggaran
bantuan sosial. Hal ini bertujuan agar fungsi negara dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
5
BAB II
Metode Penelitian
Pada penelitian kali ini, kami menggunakan data yang bersumber dari
pihak lain, yaitu data sekunder
6
.
Data menurut sifatnya:
a. Data kualitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Contoh:
jenis pekerjaan, status marital, tingkat kepuasan kerja.
b. Data kuantitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Contoh: lama
bekerja, jumlah gaji, usia, hasil ulangan.
Pada penelitian kali ini, jenis data menurut sifatnya yang kami gunakan
adalah data kuantitatif.
7
jasa yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat miskin atau
tidak mampu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya
risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau
kesejahteraan masyarakat.
c. Ukuran pemusatan data adalah ukuran statistik yang menyatakan
bahwa satu skor yang dapat mewakili keseluruhan distribusi skor atau
penilaian yang sedang diteliti. Ukuran pemusatan data terdiri atas
mean, median, dan modus.
d. Ukuran lokasi data adalah ukuran dalam statistik yang menyatakan
posisi suatu data dalam sekelompok data. Ukuran lokasi data terdiri
dari kuartil, desil dan persentil.
e. Ukuran penyebaran data adalah nilai ukuran yang memberikan
gambaran mengenai seberapa besar suatu data menyebar dari titik-titik
pemusatannya. Ukuran penyebaran data meliputi jarak, jangkauan
interkuartil, serta simpangan baku.
f. Analisis korelasi adalah metode statistik yang digunakan untuk
mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih.
Nilai korelasi populasi () berkisar pada interval -1 1. Jika korelasi
bernilai positif, maka hubungan antara dua variabel bersifat searah dan
sebaliknya.
g. Uji signifikansi koefisien korelasi adalah pengujian yang digunakan
memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai
kesempatan untuk benar atau tidak. Jika kita memilih signifikansi
sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti
mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah
sebesar 1%.Secara umum kita menggunakan angka signifikansi
sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1.
h. Analisis regresi linear sederhana adalah metode Statistik yang
berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat satu
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent
(variabel penjelas/bebas), Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif
atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
i. Uji signifikansi koefisien regresi adalah pengujian yang dilakukan
8
terhadap variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang
digunakan memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu
mempunyai pengaruh atau tidak.
9
BAB III
Oleh karena mini riset ini meneliti tentang pengaruh penerimaan dalam
negeri terhadap bantuan sosial, berikut ditampilkan pula data mengenai bantuan
sosial Indonesia tahun 2009 2013 :
Tabel 2
Bantuan Sosial
Tahun
(Rp dalam milyaran)
2009 73.813,00
2010 68.611,00
2011 71.104,00
2012 75.621,05
2013 92.136,07
10
III.2.1 Ukuran Pemusatan untuk Penerimaan dalam Negeri
a. Mean
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah
sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui mean atau rata-rata hitung penerimaan dalam negeri Indonesia tahun
2009 - 2013 adalah sebagai berikut:
x
Mean =
n
847.096,00+992.249,00+1.205.346,00+1.332.322,90+1.432.058,60
=
5
5809072.5
=
5
= 1161814.5
b. Median
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.
Berikut data penerimaan dalam negeri Indonesia setelah diturutkan :
1 1 1
8 9
2 3 4
4 9
0 3 3
7 2
5 2 2
0 2
3 3 0
9 4
4 2 5
6 9
6 2 8
. .
. . .
0 0
0 9 6
0 0
0 0 0
X1X2
X3X 4X5
X n+1
Median = 2
X5+1
= 2
X3
=
11
X3 =1205346.00
c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul namun dalam data
penerimaan dalam negeri ini tidak ditemukan data yang sering muncul. Oleh
karena itu, data penerimaan dalam negeri Indonesia tidak memiliki modus.
a. Mean
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui mean atau rata-rata hitung bantuan
sosial Indonesia tahun 2009 2013 adalah sebagai berikut:
x
Mean =
n
73.813,00 + 68.611,00 +71.104,00 + 75.621,05+ 92.136,07
=
5
381285.12
5
= 76257.024
b. Median
Berikut data bantuan sosial Indonesia setelah diturutkan :
68,611.0 71,104.0 73,813.0 75,621.0 92,136.0
0 0 0 5 7
X1 X2 X3 X4 X5
X n+1
Median = 2
X5+1
= 2
X3
=
12
X3
= 73,813.00
d. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul namun dalam data
penerimaan dalam negeri ini tidak ditemukan data yang sering muncul. Oleh
karena itu, data penerimaan dalam negeri Indonesia tidak memiliki modus.
i ( n+1 )
Letak Qi=
4
1 1 1
8 9
2 3 4
4 9
0 3 3
7 2
5 2 2
0 2
3 3 0
9 4
4 2 5
6 9
6 2 8
. .
. . .
0 0
0 9 6
0 0
0 0 0
X1X2
X3X 4X5
1 ( 5+1 )
Letak Q1=
4
1 ( 6)
4
13
=1,5 (berarti nilai Q1 terletak di antara X 1 dan X2 )
1
Q1= ( 847096.00 + 992249.00 )
2
= 919672.5
3 ( 5+1 )
Letak Q3 =
4
18
=
4
1
Q3 = ( 1332322.90+ 1432058.60 )
2
=1382190.8
b. Desil
Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama
besar. Desil sering dilambangkan dengan D. Berikut penghitungan desil data
penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak D i=
10
8 ( 5 +1 )
Letak D 8 =
10
48
=
10
=4.,8
14
D8 = X 4 + 0,8 ( X 5 X 4 )
65 (5+1 )
Letak P65 =
100
390
=
100
=3,9
P65 = X 3 +0,9 ( X4 X 3 )
a. Kuartil
Berikut penghitungan kuartil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-
2013 sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak Qi=
4
15
1 ( 5+1 )
Letak Q1=
4
1 ( 6)
4
1
Q1= ( 68611.00+71104.00 )
2
= 69857,5
3 ( 5+1 )
Letak Q3 =
4
18
4
1
Q3 = ( 75621.05 + 92136.07 )
2
=1382190.8
b. Desil
Berikut penghitungan desil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-2013
sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak D i=
10
8 ( 5 +1 )
Letak D 8 =
10
16
48
=
10
=4.,8
D8 X 4 + 0,8 ( X 5 X 4 )
=
c. Persentil
Berikut penghitungan persentil data bantuan sosial tahun Indonesia 2009-
2013 sebagai berikut:
i ( n+1 )
Letak P i=
100
65 (5+1 )
Letak P65 =
100
390
=
100
=3,9
P65 = X 3 +0,9 ( X4 X 3 )
a. Jangkauan (Range)
Jangkauan atau range merupakan perbedaan atau selisih antara nilai
terbesar dan nilai terkecil. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui jangkauan atau
range data penerimaan dalam negeri tahun Indonesia 2009-2013 sebagai
berikut:
Range = Nilai maksimum - nilai minimum
= 1432058,6 - 847096
= 584962,6
17
b. Jangkauan Interkuartil
Jangkauan interkuatil merupakan selisih antara kuartil atas (Q3) dan kuartil
bawah (Q1). Jangkauan Interkuartil dapat dinotasikan QR. Dilihat dari ukuran
lokasi penerimaan dalam negeri sudah dapat diketahui :
Q1 = 919672,5
Q3 = 1382190,8
Maka jangkauan interkuartil data penerimaan dalam negeri Indonesia
tahun 2009-2013 sebagai berikut :
QR = Q3 Q1
= 1382190,8 - 919672.5
= 462518,3
c. Simpangan Baku
Simpangan baku merupakan rata-rata jarak penyimpangan setiap nilai
suatu data dengan rata-rata (mean) data tersebut. Berdasarkan tabel 1 dapat
diketahui simpangan baku data penerimaan dalam negeri Indonesia tahun 2009-
2013 sebagai berikut :
xix
N
()2
i =1
N 1
s=
18
Tahu
xi x )2
n (xi -
2009 847096,00 99047734242,25
2010 992249,00 28752458790,25
2011 1205346,00 1894991492,25
2012 1332322,90 29073114470,56
2013 1432058,60 73031873584,81
xix
N
()2 231800172580,12
i=1
x=1161814,5
xix
N
()2
i =1
N 1
s=
231800172580,12
51
57950043145,03
s=240728,152
a. Jangkauan (Range)
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui jangkauan atau range data bantuan
sosial Indonesia tahun 2009-2013 sebagai berikut :
Range = Nilai maksimum - nilai minimum
= 92136,07 68611
19
= 23525,07
b. Jangkauan Interkuartil
Jangkauan Interkuartil dapat dinotasikan QR. Dilihat dari ukuran lokasi
bantuan sosial sudah dapat diketahui :
Q1 = 69857,5
Q3 = 83878,56
c. Simpangan Baku
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui simpangan baku data bantuan sosial
Indonesia tahun 2009-2013 sebagai berikut :
xix
N
()2
i =1
N 1
s=
x=76257,024
Tahu
xi x )2
n (xi -
2009 73.813,00 5973253,312576
58461683,00857
2010 68.611,00
6
26553656,34457
2011 71.104,00
6
2012 75.621,05 404462,928676
252144101,8701
2013 92.136,07
16
20
xix
N
343537157,4645
()2
i=1 2
xix
N
()2
i =1
N 1
s=
343537157,46452
51
85884289,36613
s=9267,377696
a. Diagram
1600000.00
1400000.00
1200000.00
1000000.00
PENERIMAAN DALAM
800000.00
NEGERI (X)
600000.00 BANTUAN SOSIAL (Y)
400000.00
200000.00
0.00
2009 2010 2011 2012 2013
21
b. Tabel Ukuran Pemusatan Data
Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Mean 1161814.5 76257.024
Modus - -
Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Kuartil 1 919672.5 69857,5
Kuartil 2 1205346.00 73813.00
Kuartil 3 1382190.8 1382190.8
Desil 8 1412111.5 88833,066
Persentil 65 1319625.21 75440,245
Penerimaan Dalam
Jenis Bantuan Sosial
Negeri
Range 584962,6 23525,07
Jangkauan interkuartil 462518,3 14021,06
Simpangan baku 240728,152 9267,377696
Tabel 3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
0.67507414
Multiple R 7
0.45572510
R Square 4
0.27430013
Adjusted R Square 9
22
Standard Error 7894.69549
Observations 5
Tabel 4
ANOVA
d Significance
SS MS F
f F
156558506. 156558506.
Regression 1 2.51192058 0.211163754
8 8
186978650. 62326216.8
Residual 3
6 8
343537157.
Total 4
5
Tabel 5
23
Jadi, besarnya kontribusi penerimaan dalam negeri terhadap bantuan
sosial di Indonesia ialah 45,57% selebihnya 54,43% merupakan pengaruh dari
variabel lain.
2. Uji T
n2
tr t (0,05;3)
1 r2
Dengan rumus dan diperoleh hasil t hitung dan t tabel
sebagai berikut :
t hitung = 2,745
t (0,05 ;3)
= 3.182
3. Kesimpulan
t hitung < t tabel , maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerimaan dalam negeri tidak berpengaruh terhadap bantuan sosial Indonesia.
24
a) Nilai konstanta (a) sebesar 46063,19089. Hal ini berarti bahwa jika
tidak ada penerimaan dalam negeri, maka bantuan sosial akan
sebesar 46063,19089.
b) Nilai konstanta (b) sebesar 0,025988515. Hal ini berarti bahwa jika
penerimaan dalam negeri ditingkatkan, maka akan meningkatkan
bantuan sosial sebesar 0,025988515.
BAB IV
Penutup
IV.1 KESIMPULAN
25
Berdasarkan hasil pengolahan data pengaruh penerimaan dalam negeri
terhadap bantuan sosial, maka dapat disimpulkan hasil sebagai berikut :
1. Analisis korelasi mengenai hubungan kekuatan antara penerimaan dalam
negeri terhadap bantuan sosial di Indonesia ialah 0.675074147. Oleh
karena itu, dapat diketahui besarnya kontribusi penerimaan dalam negeri
terhadap bantuan sosial di Indonesia ialah 45,57% dan selebihnya
54,43% merupakan pengaruh dari variabel lain.
2. Pada uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh hasil t hitung <t tabel maka,
H1 ditolak. Oleh karena itu, hipotesis yang diambil ialah menerima H 0
,yakni penerimaan dalam negeri tidak berkorelasi terhadap bantuan sosial
di Indonesia.
IV.2 SARAN
Lampiran
26
Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), 2007-2017
Sumber Penerimaan 2009 1) 2010 1) 2011 1) 2012 1) 2013 1)
Penerima
847,096 992,249 1,205,34 1,332,32 1,432,05
I. an Dalam
Negeri .00 .00 6.00 2.90 8.60
Penerimaan
138,959. 168,825. 213,823.0 225,844.0 226,406.2
Sumber Daya
Alam 00 00 0 0 0
Bagian laba 26,050.0 30,097.0
28,184.00 30,798.00 34,025.60
BUMN 0 0
Penerimaan
53,796.0 59,429.0
Bukan Pajak 69,361.00 73,458.50 69,671.90
Lainnya 0 0
Pendapatan
Badan 10,591.0
8,369.00 20,104.00 21,704.30 24,648.20
Layanan 0
Umum
II 1,666.6 3,023.0
Hibah 5,253.90 5,786.70 6,832.50
. 0 0
27
848,763 995,271 1,210,59 1,338,10 1,438,89
Jumlah
.20 .50 9.70 9.60 1.10
1) 1) 1) 1) 1)
Jenis Pengeluaran 2009 2010 2011 2012 2013
Belanja
697,406.0 1,010,558. 1,137,162.
I. Pemerintah 628,812.00 883,722.00
0 24 89
Pusat
Ener
94,586.00 139,953.00 255,609.00 306,478.74 210,000.00
gi
Non
Ener 43,496.00 52,754.00 39,749.00 39,941.67 145,045.18
gi
Belanja Hibah - 70.00 300.00 75.08 1,302.96
Bantuan Sosial 73,813.00 68,611.00 71,104.00 75,621.05 92,136.07
Belanja Lain-lain 38,926.00 21,673.00 5,465.00 4,073.11 3,367.48
28