Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan kontekstual.
2. Untuk mengetahui konsep dasar strategi pendekatan kontekstual tersebut.
3. Untuk mengetahui peran guru dan siswa dalam pendekatan kontekstual.
1.4 Manfaat
Dengan pembuatan makalah ini, penulis dan pembaca akan mengetahui
bagaimana strategi pembelajaran kontekstual. Dengan memahami pengertian strategi
pendekatan kontekstual (CTL) ini, semoga pembaca dan penulis dapat menerapkan
strategi ini dalam proses belajar dan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Kontekstual (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial
dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL disebut
pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses
pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai
dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar
mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara
langsung. Melalui proses berpengalaman itu, diharapkan perkembangan siswa terjadi
secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek
afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui CTL diharapkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang dipelajarinya.
2. Inkuiri (Inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan,
apapun materi yang diajarkannya. Siklus inkuiri terdiri dari:
a. Observasi (Observation);
b. Bertanya (Questioning);
c. Mengajukan dugaan (Hypothesis);
d. Pengumpulan data (Data gathering);
e. Penyimpulan (conclussion);
Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah;
b. Mengamati atau melakukan observasi;
c. Menganalisis dan meyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel,
dan karya lainnya;
d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas,
guru atau audiensi yang lain.
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya.
Questioning (bertanya) merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan
bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, mengkofirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
a. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;
b. Mengecek pemahaman siswa;
c. Membangkitkan respons terhadap siswa;
d. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
e. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;
f. Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
g. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
h. Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
5. Pemodelan (Modelling)
Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, adalah
model yang biasa ditiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan langkah-
langkah cara menggunakan neraca Ohauss dengan demonstrasi sebelum siswanya
melakukan suatu tugas tertentu.
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan
dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seseorang bisa ditunjuk untuk
memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
Model dapat juga didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya, misalnya
mendatangkan seorang perawat untuk memodelkan cara menggunakan
termometer untuk mengukur suhu tubuh pasiennya.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke
belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Melalui proses
refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa
yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa
terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah
dibentuknya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Biarkan secara bebas siswa
menafsirkan pengalamannya sendir, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang
pengalaman belajarnya.
Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas
yang kurang kondusif
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL, guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian,
peran guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak
melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya.
8. Menganalisis hukum kekekalan energi mekanik pada gerak benda dalam bidang
lingkaran, seperti gerak roller coaster.
Psikomotorik
1. Merangkai alat praktikum dengan benar.
2. Menggunakan alat ukur dengan benar.
Tujuan Pembelajaran:
A. Kognitif
Produk
Siswa dapat:
1. Mendefinisikan pengertian energi.
2. Menyebutkan jenis-jenis energi.
3. Mendefinisikan pengertian energi mekanik.
4. Memahami konsep hukum kekekalan energi mekanik.
5. Mengulangi penjelasan guru tentang penerapan energy mekanik.
6. Menyimpulkan hasil percobaan.
7. Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik.
Proses
Melalui pendekatan CTL siswa dapat melakukan dan menjelaskan berbagai
fenomena mengenai konsep hukum kekekalan energi mekanik.
B. Psikomotor
Guru menyediakan media untuk praktikum, siswa dinilai untuk dapat.
Merangkai alat praktikum dengan benar.
C. Afektif
1. Karakter:
Siswa terlibat dalam percobaan secara aktif dan menunjukkan karakter meliputi:
Melakukan pengamatan secara teliti
Menyajikan data secara rapi, jelas, dan jujur
Kreatif, kritis, logis, bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun
2. Keterampilan Sosial
Siswa terlibat dalam percobaan secara aktif dan menunjukkan perilaku sosial:
Mampu bekerjasama dan menghargai teman dalam kelompok
Menunjukkan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan
Menyumbang ide atau berpendapat
Menjadi pendengar yang baik
3. Model Pembelajaran
Model :
REACT (Relating, Experiencing, Appliying, Cooperating, Transferring)
Metode :
Diskusi Kelompok (Tanya jawab)
Presentasi
Eksperimen
Penugasan individu
Tes tertulis
Skenario Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru memberi salam siswa Siswa menjawab salam
Guru menuliskan tujuan
pembelajaran yaitu tentang energi
dan penerapan Hukum Kekekalan
Energi Mekanik dalam kehidupan
sehari-hari
Relating (mengaitkan dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata)
Selanjutnya guru memotivasi siswa
dengan mengajukan pertanyaan contoh
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari
Pada saat kalian menelusuri
jalan naik, kalian pasti akan terasa
lebih berat. Setelah itu kalian terasa
lapar dan lemas. Dalam hal ini
kalian telah kekurangan apa?
Transferring (mentransfer
pengetahuan di dalam konteks situasi
baru)
Guru mereview materi hukum
kekekalan energi mekanik Siswa berdiskusi dan membacakan
Guru member kesempatan hasil diskusi, siswa yang
kepada siswa untuk mengajukan menanggapi
pertanyaan
Guru memberI latihan soal
untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa mengenai materi
yang dijelaskan
Guru memberi pertanyaan siswa
untuk pemantapan materi:
Apakah energi itu?
Sebutkan apa yang dimaksud
dengan energi mekanik?
Apa yang dimaksud dengan
energi mekanik?
Bagaimana penerapan hukum
kekekalan energi mekanik pada
gerak?
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran
yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi
ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi
sendiri secara aktif pemahamannya.
Ada tiga hal yang harus kita pahami dari konsep CTL, yaitu Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.
CTL memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses
pelaksanaan dan pengelolaannya.
Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe
belajar dalam dunia siswa.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca makalah ini yaitu agar dapat
kiranya memahami konsep-konsep pembelajaran kontekstual sebagai pegangan dalam
menerapkan strategi belajar yang tepat sehingga konsep yang kita tanamkan pada
peserta didik tepat serta bermakna untuk kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA