Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Tapaksiring


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Alokasi Waktu : 4 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan konsep perpindahan kalor
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan perpindahan kalor dengan cara konduksi
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan perpindahan kalor dengan cara konveksi
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan perpindahan kalor dengan cara radiasi
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari
 Melalui kegiatan praktikum siswa diharapkan mampu memahami konsep perpindahan kalor secara
konveksi

C. Kompetensi Dasar
• Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan.
• Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor.
D. Indikator
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan perpindahan kalor
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
konduksi
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
konveksi
 Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
radiasi
 Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menyebutkan contoh perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari
 Melalui kegiatan praktikum siswa diharapkan mampu memahami konsep perpindahan
kalor secara konveksi
E. Materi Pembelajaran
Pernahkah kamu menaruh sebongkah es di telapak tanganmu? Apa yang terjadi selama
beberapa menit? Bukankah telapak tanganmu akan terasa dingin dan bongkahan es akan
mencair?
Mengapa fenomena tersebut dapat terjadi? Hal ini dikarenakan suhu telapak tanganmu
lebih tinggi dibandingkan suhu bongkahan es, sehingga kalor berpindah dari telapak
tanganmu ke bongkahan es tersebut. Proses ini berlangsung sampai telapak tanganmu dan
es mencair (suhu keduanya sama atau seimbang). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalor
berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah

Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu:


a. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi
pada zat padat. Suatu zat dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai
jenis logam. Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada
umumnya benda-benda non logam. Contoh konduksi adalah memanaskan batang
besi di atas nyala api. Apabila salah satu ujung besi dipanaskan, kemudian ujung yang
lain dipegang, maka semakin lama ujung yang dipegang semakin panas. Hal ini
menunjukkan bahwa kalor atau panas berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke
ujung besi yang dipegang.
b. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan
perpindahan bagian-bagian zat itu. Pada umumnya zat penghantar yang dipakai berupa
zat cair dan gas. Kalor berpindah karena adanya aliran zat yang dipanaskan akibat
adanya perbedaan massa jenis (berat jenis). Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih
kecil daripada massa jenis bagian zat yang tidak dipanaskan. Contoh konveksi adalah
memanaskan air dalam panci hingga mendidih. Peristiwa sehari-hari yang
berhubungan dengan konveksi kalor adalah terjadinya angin darat dan angin kalor.
c. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara. Pancaran kalor
hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa, misalnya penghantaran panas matahari ke
bumi melalui ruang hampa udara. Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya
pancaran kalor yang dinamakan termoskop. Termoskop diferensial dipakai untuk
menyelidiki sifat pancaran berbagai permukaan. Contoh radiasi adalah perpindahan
panas dari cahaya matahari ke bumi. Radiasi kalor juga dapat terjadi pada lampu pijar
listrik yang sedang menyala dan api unggun yang sedang menyala. Pada saat kita
berada di sekitar api unggun yang sedang menyala, tubuh kita terasa hangat karena
adanya radiasi kalor yang dipancarkan oleh api unggun.
F. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Scientific
 Model : Group Investigation (GI)
 Metode : Demonstrasi, eksperimen, observasi, diskusi kelompok,
dan presentasi.

G. Media dan Sumber Belajar


1) Media Pembelajaran
- LCD
- Power point
- Papan tulis
- Lembar Kerja Siswa
2) Sumber Belajar
- Kemendikbud. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam. SMA/MTs Kelas VII. Jakarta:. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
- Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Fase Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Alokasi
Pembelajaran Scientific/ Sikap Waktu
Pendahuluan Scientific ±10 menit
1. Guru mengucapkan 1. Mengamati
Pembukaan salam pembuka dan 2. Mengumpulka
siswa membalas salam n informasi
yang diucapkan guru, Sikap
lalu guru mengecek 1. Rasa ingin tahu
kehadiran peserta didik. 2. Kritis
2. Guru mengecek
kebersihan kelas lalu
mengajak siswa
melaksanakan
pembersihan apabila
keadaan kelas masih
kotor.
3. Guru menyampaikan
indikator yang ingin
disampaikan selama
kegiatan pembelajaran
mengenai konsep
perpindahan kalor
4. Siswa diberikan motivasi
oleh guru bahwa
mempelajari materi
konsep perpindahan
kalor sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti Scientific ±60 menit
Pemilihan topik 1. Guru memberikan 1. Mengamati
fenomena banyaknya 2. Mengumpulkan
kejadian di kehidupan informasi
sehari-hari yang 3. Menanya
berhubungan dengan
perpindahan kalor. Sikap
1. Rasa ingin tahu
2. Kritis
3. Bertanggung
jawab
4. Kerjasama
5. Jujur

Perencanaan 1. Siswa dibagi menjadi Scientific


kooperatif beberapa kelompok yang 1. Mengamati
terdiri dari 5-6 . 2. Mengumpulkan
Kelompok belajar dibuat informasi
heterogen. Siswa 3. Menanya
bersama teman 4. Mengasosiasi
kelompoknnya Sikap
berdiskusi tentang 1. Rasa ingin tahu
fenomena yang telah 2. Kritis
diberikan oleh guru 3. Bertanggung
sebelumnya. Pertanyaan jawab
juga diberikan ke dalam 4. Kerjasama
bentuk LKS 5. Jujur
Implementasi 1. Siswa diberikan Scientific
permasalahan dalam 1. Mengamati
LKS praktikum oleh 2. Mengumpulka
guru di setiap kelompok. n informasi
2. Siswa dibimbing oleh 3. Menanya
guru menemukan 4. Mengasosiasi
jawaban yang benar, Sikap
namun tidak langsung 1. Rasa ingin tahu
memberikan jawaban 2. Kritis
atas pertanyaan yang 3. Bertanggung
sudah disepakati jawab
tersebut. 4. Kerjasama
3. Siswa menuliskan hasil 5. Jujur
diskusi mereka ke dalam
LKS yang telah
disediakan.
Analisis dan 1. Guru menilai keaktifan Scientific
Sintesis siswa di kelas 1. Mengamati
2. Siswa berdiskusi 2. Mengumpulka
dimasing-masing n informasi
kelompok, dengan 3. Menanya
adanya diskusi juga 4. Mengasosiasi
merupakan dari proses Sikap
bertanya dengan gurunya 1. Rasa ingin
maka siswa akan benar- tahu
benar mengalami sendiri 2. Kritis
proses penemuan 3. Bertanggung
pengetahuannya. jawab
3. Siswa mengkaji kembali 4. Kerjasama
jawaban yang 5. Jujur
ditemukan.
4. Guru memberikan arahan
apabila siswa
mendapatkan kesulitan.
Presentasi Hasil 1. Salah satu kelompok Scientific
Final yang dianggap mampu 1. Mengamati
ditunjuk oleh guru dalam 2. Mengumpulka
membahas setiap n informasi
permasalahan yang 3. Menanya
diajukan sebelumnya 4. Mengasosiasi
untuk melakukan 5. Mengkomunik
presentasi didepan kelas. asikan
2. Kelompok siswa yang Sikap
ditunjuk akan melakukan 1. Rasa ingin tahu
presentasi di depan 2. Kritis
kelas. Sedangkan siswa 3. Bertanggung
yang lain akan jawab
mendengarkan presentasi 4. Kerjasama
tersebut dan dapat 5. Jujur
mengajukan pertanyaan
apabila ada perbedaan
pendapat mengenai
pembahasan masalah
tersebut.
3. Siswa dan guru
membahas materi yang
masih kurang lengkap
dari pembahasan
presentasi.
Evaluasi 1. Siswa dan guru bersama- Scientific
sama mengevaluasi 1. Mengamati
jawaban yang diberikan 2. Mengumpulka
oleh masing-masing n informasi
kelompok. Guru 3. Menanya
memberikan penjelasann 4. Mengasosiasi
apabila siswa mengalami 5. Mengkomunik
kekeliruan dalam asikan
memahami mater. Sikap
2. Siswa mengevaluasi 1. Rasa ingin tahu
pekerjaan kelompoknya 2. Kritis
berdasarkan evaluasi 3. Bertanggung
yang diberikan oleh jawab
guru. 4. Kerjasama
5. Jujur

Fase Penutup 1) Siswa dan guru membuat Scientific ±10 menit


simpulan dari hasil 1. Menanya
belajar yang dilakukan. 2. Mengasosiasi
2) Peserta didik dimotivasi 3. Mengkomunik
oleh guru untuk belajar asikan
lebih giat lagi. Sikap
3) Guru dan siswa berdoa 1. Kritis
bersama. 2. Jujur
4) Guru menyampaikan
salam penutup.

I. Evaluasi Hasil Belajar


1. Metode dan Instrumen
Kompetensi Penilaian Metode Instrumen

Pengetahuan Tes Tulis Lembar Tes uraian

Lembar Penilaian
Keterampilan Observasi
Keterampilan

Mengetahui, Tampaksiring, 29 Oktober 2017


Kepala Sekolah Guru Fisika

Ngakan Ketut Tresnabudi Ni Nyoman Sri Ayu Wikantari


NIP. 19680522 199002 1 002 NIP.

J. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh
guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
N Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
Nama Siswa
o BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian
yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format
penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri 450 90,00 SB
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
N Skala Jumlah Skor Kode
Aspek yang Dinilai
o 25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan (Lihat Lampiran)


Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan
tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali
skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!

Anda mungkin juga menyukai