(RPP)
C. Kompetensi Dasar
• Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh
pada manusia dan hewan.
• Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud
benda serta perpindahan kalor.
D. Indikator
Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menjelaskan perpindahan kalor
Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
konduksi
Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
konveksi
Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu menyelidiki cara perpindahan kalor dengan
radiasi
Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menyebutkan contoh perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari
Melalui kegiatan praktikum siswa diharapkan mampu memahami konsep perpindahan
kalor secara konveksi
E. Materi Pembelajaran
Pernahkah kamu menaruh sebongkah es di telapak tanganmu? Apa yang terjadi selama
beberapa menit? Bukankah telapak tanganmu akan terasa dingin dan bongkahan es akan
mencair?
Mengapa fenomena tersebut dapat terjadi? Hal ini dikarenakan suhu telapak tanganmu
lebih tinggi dibandingkan suhu bongkahan es, sehingga kalor berpindah dari telapak
tanganmu ke bongkahan es tersebut. Proses ini berlangsung sampai telapak tanganmu dan
es mencair (suhu keduanya sama atau seimbang). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalor
berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor dengan cara konduksi pada umumnya terjadi
pada zat padat. Suatu zat dapat menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai
jenis logam. Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada
umumnya benda-benda non logam. Contoh konduksi adalah memanaskan batang
besi di atas nyala api. Apabila salah satu ujung besi dipanaskan, kemudian ujung yang
lain dipegang, maka semakin lama ujung yang dipegang semakin panas. Hal ini
menunjukkan bahwa kalor atau panas berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke
ujung besi yang dipegang.
b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan
perpindahan bagian-bagian zat itu. Pada umumnya zat penghantar yang dipakai berupa
zat cair dan gas. Kalor berpindah karena adanya aliran zat yang dipanaskan akibat
adanya perbedaan massa jenis (berat jenis). Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih
kecil daripada massa jenis bagian zat yang tidak dipanaskan. Contoh konveksi adalah
memanaskan air dalam panci hingga mendidih. Peristiwa sehari-hari yang
berhubungan dengan konveksi kalor adalah terjadinya angin darat dan angin kalor.
c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara. Pancaran kalor
hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa, misalnya penghantaran panas matahari ke
bumi melalui ruang hampa udara. Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya
pancaran kalor yang dinamakan termoskop. Termoskop diferensial dipakai untuk
menyelidiki sifat pancaran berbagai permukaan. Contoh radiasi adalah perpindahan
panas dari cahaya matahari ke bumi. Radiasi kalor juga dapat terjadi pada lampu pijar
listrik yang sedang menyala dan api unggun yang sedang menyala. Pada saat kita
berada di sekitar api unggun yang sedang menyala, tubuh kita terasa hangat karena
adanya radiasi kalor yang dipancarkan oleh api unggun.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Group Investigation (GI)
Metode : Demonstrasi, eksperimen, observasi, diskusi kelompok,
dan presentasi.
Lembar Penilaian
Keterampilan Observasi
Keterampilan
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta
didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian
tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian
yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan kesempatan 50
250 62,50 C
untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format
penilaian teman sebaya :
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
N Skala Jumlah Skor Kode
Aspek yang Dinilai
o 25 50 75 100 Skor Sikap Nilai
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4