6/8/2014
Kelas/Semester : X/2
Perminatan : MIA
1. A. Kompetensi Inti
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan
jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-
hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada berbagai kasus nyata
Indikator :
4.7 Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
Indikator :
1. C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati fenomena disekitar, peserta didik dapat mengagumi
kompleksitas dan keteraturan ciptaan tuhan
2. Melalui kegiatan mengamati fenomena disekitar, peserta didik dapat mensyukuri
karunia tuhan
3. Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi, peserta didik dapat mengembangkan
perilaku ingin tahu, teliti, jujur, tekun, tanggung jawab, dan saling menghargai
pendapat
4. Melalui kegiatan mengamati, peserta didik dapat membedakan peristiwa
perpindahan kalor cara konduksi, konveksi dan radiasi
5. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat menentukan faktor-faktor yang
berpengaruh pada peristiwa perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan
radiasi
6. Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat memberikan contoh peristiwa
konduksi, konveksi, dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari,
1. D. Materi Pembelajaran
Fakta
Sebatang logam salah satu ujungnya dipanasi sedang ujung yang lain dipegang maka makin lama
makin panas, pemanasan air dan pancaran energi matahari dapat sampai ke bumi.
Konsep
Prosedur
Model : Inkuiri
Pendekatan : Saintifik
Alat : In focus
Sumber Belajar :
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2005. Seribu Pena Fisika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Waktu
No Sintaks Model Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
didik (menit)
(yang diharapkan)
A. Pendahuluan 3 menit
Menyiapkan peserta didik, memberi Peserta didik
motivasi dan apersepsi. menjawab
salam atau
1. Guru membuka pembelajaran dengan sapaan guru.
mengucapkan salam,
2. Guru mengabsen peserta didik,
3. Guru memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran,
4. Guru memeriksa kesiapan peserta didik,
5. Guru mempersilahkan ketua kelas untuk
memimpin doa
6. Apersepsi:
Menanya
Langkah 2 Guru mengajukan
pertanyaan berdasarkan
Mengajukan kejadian dan fenomena
pertanyaan tentang yang disajikan untuk
fenomena yang mengetahui rumusan
dihadapi masalah yang dibentuk
peserta didik
Mencoba
Langkah 3 Guru memberikan LKS
(Lampiran 3) terkait
Mengajukan dugaan perpindahan kalor yang
atau kemungkinan dikerjakan secara
jawaban berkelompok.
Peserta didik
menyampaikan dugaan Peserta didik dalam
awalnya mengenai kelompok mengerjakan soal
fenomena yang disajikan yang diberikan oleh guru
Guru mengunjungi tiap- dengan tanggungjawab.
tiap kelompok dan
memeriksa apakah peserta
didik mengerjakannya
dengan benar. Jika masih
ada peserta didik atau
kelompok yang belum
dapat melakukannya
dengan benar, guru dapat
langsung memberikan
bimbingan.
Guru memfasilitasi peserta
didik dengan memberikan
latihan secara individual.
Peserta didik langsung
membentuk kelompok.
Mengasosiasi
Langkah 4 Perwakilan peserta didik
dalam kelompok
Mengumpulkan data dipersilahkan untuk
yang terkait dengan menuliskan jawaban di
pertanyaan yang papan tulis.
diajukan Peserta didik dalam
kelompok menganalisis
data hasil kelompok
Peserta didik menuliskan
jawaban hasil diskusi
kelompok di papan tulis
dengan percaya diri dan
berani.
Mengomunikasikan
Langkah 5 Perwakilan peserta didik
dipersilahkan untuk
Merumuskan menyampaikan hasil
kesimpulan- diskusinya
kesimpulan Guru memuji kelompok
berdasarkan data yang berpenampilan
optimal
Guru memverifikasi
melalui media
Peserta didik menyimak
penjelasan yang
disampaikan
Peserta didik memberikan
kesimpulan dengan
percaya diri dan berani.
C. Penutup 2 menit
Guru memberikan soal
latihan individu (Lampiran
4) Peserta didik menyimak
Guru memberi informasi informasi yang disampaikan
bahwa pada pertemuan oleh guru.
berikutnya akan diberikan
kuis tentang Pembentukan
bayangan pada cermin
Guru menutup pelajaran Peserta didik mengucapkan
dengan memberi salam. salam.
1. H. Penilaian
2. 1. Penilaian Sikap Sosial
1. Teknik Penilaian : Penilaian Diri
2. Bentuk Instrumen : Lemba Penilaian Diri
3. Lembar pengamatan sikap :
1. 2.Pengetahuan
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen :Tes tertulis
3. Kisi-kisi :
: Uraian
No Indikator Butir Instrumen
1 pemantulan baur Soal Uraian
2 Pembentukan bayangan Soal Uraian
Rubrik Lampiran 2
1. I. Daftar Pustaka
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2005. Seribu Pena Fisika SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
dapat berubah dari satu jenis energi ke jenis energi yang lain. Pada Tabel 4.4 ditunjukkan bentuk
pokok energi.
Kalor adalah salah satu bentuk energi yaitu merupakan energi termal. Energi termal ini
berbentuk energi kinetik atom atau molekul dalam suatu bahan. Kalor dapat berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi (pancaran).
Pada perpindahan kalor secara konduksi, energi termal dipindahkan melalui interaksi antara
atom-atom atau molekul walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah. Sebagai
contoh, sebatang logam salah satu ujungnya dipanasi sedang ujung yang lain dipegang maka
makin lama makin panas pada hal ujung ini tidak berhubungan langsung dengan api, seperti
diunjukkan pada Gambar 1.
Perpindahan panas semacam inilah yang disebut konduksi. Konduksi dapat didefinisikan sebagai
berikut: Konduksi adalah proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel zat tersebut.
Perpindahan kalor secara konduksi melalui suatu bahan tertentu dapat diterangkan dengan
getaran atom-atom atau molekul-molekul bahan. Pada Gambar 2 ditunjukkan jika suatu batang
penghantar kalor yang homogen dan luas penampangnya A dengan salah satu ujung batang
tersebut dipertahankan pada suatu suhu tinggi (misalnya, dihubungkan dengan air yang
mendidih) dan ujung lain juga dipertahankan pada suhu rendah (misalnya, dihubungkan dengan
balok es yang sedang mencair). Perbedaan suhu kedua ujung batang menyebabkan energi termal
terus menerus akan dikonduksikan lewat batang tersebut dari ujung yang panas ke ujung yang
dingin. Dalam keadaan mantap, suhu berubah secara uniform dari ujung yang panas ke ujung
yang dingin.
Laju perubahan suhu sepanjang batang T /I dinamakan gradien suhu. Perhatikan bagian kecil
dari batang penghantar yang panjangnya x dan T adalah beda suhu pada ujung
ujung batang seperti ditunjukkan pada Gambar 2 maka jumlah kalor yang dipindahkan secara
konduksi lewat potongan tersebut tiap satu satuan waktu, sering disebut sebagai arus termal I
adalah (Tipler, 1991).
dengan:
dengan R adalah resistensi termal yang sama dengan dalam satuan kelvin.sekon per joule (K.s/J).
Pada Gambar 3 ditunjukkan suatu contoh perpindahan kalor secara konveksi. Apabila
air yang berada dalam suatu gelas dipanaskan maka partikel-partikel air pada dasar gelas
menerima
kalor lebih dulu sehingga menjadi panas dan suhunya naik. Partikel yang suhunya tinggi akan
bergerak ke atas karena massa jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis partikel
yang suhunya lebih rendah, sedang partikel yang suhunya rendah akan turun dan mengisi tempat
yang ditinggalkan oleh air panas yang naik tersebut.
Partikel air yang turun akan menerima kalor dan menjadi panas. Demikian seterusnya akan
terjadi perpindahan kalor. Perpindahan kalor yang demikian inilah yang disebut perpindahan
kalor secara konveksi. Konveksi dapat didefinisikan sebagai berikut: Konveksi adalah proses
perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
tersebut.
Perpindahan kalor secara konveksi terdiri dari perpindahan secara konveksi alami dan konveksi
paksa.
1. Perpindahan kalor secara konveksi alami adalah proses perpindahan kalor melalui suatu
zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut akibat perbedaan
massa jenis. Contoh dari perpindahan kalor secara konveksi alami adalah pemanasan air
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
2. Perpindahan kalor secara konveksi paksa adalah proses perpindahan kalor melalui suatu
zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut akibat dari suatu
paksaan terhadap partikel bersuhu tinggi tersebut. Contoh dari perpindahan kalor secara
konveksi paksa adalah sistem pendinginan mesin mobil ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Pendinginan mesin mobil untuk menggambarkan perpindahan kalor secara konveksi
paksa
Laju kalor konveksi sebanding dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida A,
dan beda suhu antara benda dan fluida T yang dapat ditulis dalam bentuk:
dengan:
Proses ketiga untuk transfer energi termal adalah radiasi dalam gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa memerlukan zat
perantara (medium). Hal inilah yang menyebabkan pancaran energi matahari dapat sampai ke
bumi. Permukaan suatu benda dapat memancarkan dan menyerap energi. Permukaan suatu benda
yang berwarna hitam lebih banyak menyerap dan memancarkan energi dari pada permukaan
benda yang berwarna putih.
Pada tahun 1879, laju perpindahan kalor termal yang dipancarkan secara radiasi oleh suatu benda
secara empiris ditemukan oleh Josef Stefan. Stefan menyatakan bahwa laju perpindahan kalor
termal yang dipancarkan secara radiasi oleh suatu benda sebanding dengan luas benda dan
pangkat empat suhu absolutnya. Hasil empiris ini 5 tahun berikutnya diturunkan secara teoritis
oleh Ludwig Boltzmann yang disebut dengan hukum Stefan-Boltzmann dan secara matematis
dapat ditulis (Tipler, 1991):
dengan:
= konstanta Stefan
Nilai emisivitas e suatu benda tergantung pada warna permukaan benda tersebut. Permukaan
benda yang berwarna hitam sempurna nilai e = 1, sedang untuk benda yang berwarna putih
sempurna nilai e = 0. Jadi nilai emisivitas e secara umum adalah 0 e 1.
Lampiran 2 : Penilaian
1
2 Ketekunan dan tanggung jawab 3 tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik
dalam belajar dan bekerja baik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
secara individu maupun
berkelompok
berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun
belum menunjukkan upaya terbaiknya
1
3 Berkomunikasi 3 aktif dalam tanya jawab,dapat mengemukaan gagasan atau
ide,menghargai pendapat siswa lain
1. 4. Pengetahuan
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen :Tes tertulis
3. Kisi-kisi :
: Tabel analisis dan Uraian
LKS
1. a. Prinsip perpindahan kalor yang sebenarnya digunakan oleh para nelayan menuju ke
laut dan ketika nelayan untuk kembali ke darat
2. b. Jelaskan secara rinci proses yang terjadi sesuai dengan ilustrasi gambar
1. a.
Nama Anggota :
LKS
Tujuan :
Masalah
a) Bagaimana bisa pada saat kita mengaduk teh lama kelamaan sendok menjadi panas?
b) Pada saat merebus air, apa yang menyebabkan air tersebut mendidih?
c) Bagaimana kita bisa mersakan panasnya sinar matahari yang sampai ke bumi?
Hipotesis :
powerpoint
memuat tentang
tiga peristiwa
perpindahan kalor
Mengajukan Melalui
pertanyaan pertanyaan,
tentang peserta didik
fenomena yang dimotivasi untuk
dihadapi merumuskan
masalah
berdasarkan
kejadian dan
fenomena yang
disajikan
Mengajukan Peserta didik
dugaan atau menyampaikan
kemungkinan dugaan awalnya
jawaban mengenai fenomen
yang disajikan
Mengumpulkan Peserta didik Peserta didik dalm Peserta didik Perwakilan dari tiap
data yang terkait menyimak teman kelompok dalam kelompok kelompok
dengan sekeompok nya mendiskusikan menganalisis data memaparkan hasil
pertanyaan yang yang sedang permasalahan hasil kelompok hipotesis awalnya
diajukan menyampaikan yang telah
pemikiran disajikan di LKS .
Kemudian
menuliskan hasil
diskusi pada
selembar kertas.
Merumuskan Peserta didik Data yang terkump
kesimpulan- melihat perwakilan dari hasil diskusi
kesimpulan teman yang kelompok
berdasarkan data memaparkan dirangkum
kesimpulan dari
data yang diperoleh