PUSTAKA
perifer pada tungkai bawah,(1) selain itu ada juga yang mendefinisikan
sebagai kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
darah, gangguan
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahap
18
Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetik yaitu klasifikasi
oleh
19
klasifikasi Wagner, klasifikasi Texas, serta yang lebih banyak
Diabetik Foot karena dapat menentukan kelainan apa yang lebih dominan
1. Klasifikasi Menurut
Edmonds
a. Derajat 0
Derajat 0 d itandai antara lain kulit tanpa ulserasi dengan satu atau
kondisi kulit yaitu kulit kering dan terdapat callous (yaitu daerah
berupa claw toes yaitu suatu kelainan bentuk jari kaki yang
kalus b. Derajat I
yang terbatas dengan ditandai adanya lesi kulit terbuka, yang hanya
terdapat pada kulit, dasar kulit dapat bersih atau purulen ( ulkus
pada grade I dan ditambah dengan adanya lesi kulit yang membentuk
ulkus dapat bersih atau purulen, ulkus yang lebih dalam sampai
minimal.
d. Derajat III
yang lebih dalam sampai ke tendon dan tulang serta terdapat abses
e. Derajat IV
f. Derajat V
bawah lutut).
diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :
kaki d iabetik yang aktif maka nasib penyandang kaki d iabetik menjadi
(10,17,22)
yang didasari oleh kejadian non traumatik. Risiko amputasi 15-40 kali
memerlukan biaya sebesar Rp. 1,3 juta sampai dengan Rp. 1,6 juta
perbulan dan Rp. 43,5 juta per tahun untuk seorang penderita.(11-14)
jauh lebih besar dibandingkan dengan negara maju, yaitu antara 20-40%.
Prevalensi penderita diabetes melitus dengan kaki diabetik di
amputasi sebesar 14,8%. Jumlah itu meningkat pada tahun ketiga menjadi
37%, rata- rata umur pasien hanya 23,8 bulan pasca amputasi. Hal ini
iptomangunkusumo tahun
2007 yang menunjukan bahwa dari 111 pasien diabetes yang dirawat
dengan masalah kaki diabetik, angka amputasi mencapai 35% terdiri atas
30% amputasi mayor dan 70% amputasi minor. Jumlah angka kematian
akibat amputasi tersebut sekitar 15%. Kumpulan data pada tahun 2010
kali lebih besar dibanding orang yang tidak menderita diabetes melitus.
diabetes melitus per tahun mencapai 273,9%, sedangkan orang yang tidak
mengidap diabetes melitus sekitar 36,4%. Angka kematian pasca minor
amputasi dari
1.000 pasien diabetes melitus per tahun sejumlah 113,4%, lebih banyak
D. Patofisiologi Kaki
Diabetik
aliran darah yang kurang membuat luka sulit untuk sembuh dan jika terjadi
ulkus, infeksi akan mudah sekali terjadi dan meluas ke jaringan yang lebih
1. Neuropati Diabetik
a. Neuropati
sensorik
otot kaki. Serabut saraf tipe C berperan dalam analisis sensari nyeri
getaran.(8)
b. Neuropati motorik
kerusakan motor end plate. Serabut saraf motorik bagian distal yang
claw toe, hammer toe, dan lesi pada nervus peroneus lateral yang
sehingga terjadi iskemi pada kaki, keadaan ini mudah dikenali dengan
2. Kelainan Vaskule r
dari deposit platelet, sel-sel otot polos, lemak, kolesterol dan kalsium.
melitus. PAP pada pasien diabetes melitus terjadi lebih dini dan
ada gejala, tetapi kadang juga tanpa gejala, sebagian lain dengan
(47)
gejala iskemik, yaitu :
a. Intermitten Caudication
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat
c. Nyeri
Gambar 2.10 Kaki dengan kuku menebal, rapuh dan terinfeksi jamur
Apabila denyut kaki bisa di palpasi, maka PAP tidak ada. Jika
Infeksi dapat dibagi menjadi tiga yaitu superfisial dan lokal, selulitis
nyeri pada kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan
poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal serta kulit kering.(4)
pemeriksaan
1) Lama diabetes
5) Alergi
6) Pola hidup
7) Medikasi terakhir
8) Kebiasaan merokok
9) Minum alkohol
Selain itu, yang perlu diwawancara adalah tentang pemakaian alas
kaki, pernah terekspos dengan zat kimia, adanya kalus dan deformitas,
gejala neuropati dan gejala iskemi, riwayat luka atau ulkus. Pengkajian
pernah adanya luka dan ulkus meliputi lokasi, durasi, ukuran, dan
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi pada kulit yaitu status kulit seperti warna, turgor kulit, pecah-
pecah; berkeringat; adanya infeksi dan ulserasi; ada nya kalus atau
bula; bentuk kuku; adanya rambut pada kaki. Inspeksi pada otot
seperti sikap dan postur dari tungkai kaki; deformitas pada kaki
nadi pada arteri kaki, capillary refiling time, perubahan warna, atropi
4) Pengukuran alas kaki meliputi bentuk alas kaki yang sesuai dan
c. Pemeriksaan laboratorium
d. Pemeriksaan penunjang
1. Usia
dalam darah pada usia 45 tahun, kejadian kaki diabetik sangat tinggi
pada usia ini karena fungsi tubuh secara fisiologis menurun. (54) Hal
Pada usia tua fungsi tubuh secara fisiologis menurun karena proses
satunya pemb uluh darah besar atau sedang pada tungkai yang lebih
pada populasi yang lebih muda (1,5-3,5%) dan tinggi pada usia yang
(55)
senada dengan penelitian yang menyebutkan bahwa mayoritas
mencapai puncak pada usia 70-89 tahun dan 60-69 tahun, kemudian
bahwa mereka yang berada pada kelompok usia sangat tua memiliki
mortalitas pada usia sangat tua, hal ini juga berkaitan dengan lama
(58)
Penelitian hubungan antara usia dengan kejadian penyakit arteri
perifer didapatkan semakin bertambahnya usia proses
aterosklerosis makin
bertambah.(59) Menurut American Diabetes Association (ADA)
2. Jenis Kelamin
Review yang didasarkan pada studi penelitian cross sectional pada 251
diantara pria dan wanita, namun sedikit lebih tinggi pada pria yang
berusia kurang dari 60 tahun dan wanita pada usia yang lebih tua.(61)
berkurang seiring
bertambahnya usia), perbedaan kebiasaan hidup seperti kebiasaan
Kaki diabetik terutama ter jadi pada penderita diabetes me litus yang
darah yang tinggi. Kadar glukosa darah yang tinggi akan menimbulkan
Komplikasi
4. Kontrol Glikemik
Kontrol glikemik atau pengendalian glukosa darah pada penderita
diabetes melitus dilihat dari dua hal yaitu glukosa darah sesaat
dan
glukosa darah jangka panjang. Pemantauan glukosa darah sesaat dilihat
GDP >100 mg/dl atau GD2JPP >144 mg/dl. Kadar GDP >100 mg/dl
(25,64)
Kadar GDP >100 mg/dl atau GD2JPP >144 mg/dl disebut
dingin; kaki terasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari;
telapak kaki terasa sakit setelah berjalan; luka sukar sembuh; tekanan
nadi menjadi kecil atau tidak teraba; perubahan warna kulit, kaki
banyak pada kadar glukosa darah yang tidak tinggi dengan OR sebesar
(65)
7 (95 % CI=3,6-9,4).
5. Dislipide mia
(67)
normal. Penelitian cross sectional di RS Dr. Kariadi menunjukkan
bahwa penderita ulkus diabetika 84,62% pada penderita diabetes
kaki diabetik.
6. Obesitas
dan IMT25 untuk laki- laki.(69) Hal ini akan membuat resistensi
atau BBR lebih dari 120 % akan lebih sering terjadi resistensi insulin.
diabetik berupa ulkus dengan RR- nya sebesar 3 (95% CI= 2,3-4,6).(8)
7. Hipertensi
darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut
hipertensi (TD
(64)
>130/80 mmHg) dan tidak hipertensi (TD 130/80 mmHg).
Penelitian
yang dilakukan di Indonesia didapatkan penderita kaki
diabetes melitus.(32)
8. Kebiasaan M
erokok
penelitian yang dikutip oleh WHO, pada pasien diabetes melitus yang
ke arah kaki yaitu arteri dorsalis pedis, poplitea dan tibialis menjadi
menurun.(24,28)
bentuk pada kaki yang ditandai dengan adanya hammer toe, claw
destruktif yang terjadi pada kaki Charcot. Deformitas kaki seperti kaki
charcot dan kaki claw juga merupakan faktor risiko terhadap kaki
stadium awal.
faktor risiko terhadap kaki diabetik. Ini didukung oleh hasil penelitian
dimana masing-
(26,25,8)
masing dengan RR 1,6 dan p= 0,003.
Diabetes dapat memberikan dampak buruk pada beberapa sistem
organ termasuk sendi dan tendon. Hal biasanya tejadi pada tendon
panas dan dingin, tekanan sepatu yang salah, kerusakan akibat benda
fungsi syaraf sensoris kaki. Pada keadaan normal, sensasi nyeri yang
diterima oleh kaki cepat mendapat respon dengan cara merubah posisi
sulit sembuh akibat tekanan beban tubuh maupun iritasi kronis sepatu
yang digunakan. Salah satu hal yang sangat penting namun sampai kini
(bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total contact
metode yang lain. TCC dapat mengurangi tekanan pada luka secara
permukaan rata dengan telapak kaki sisi depan dan belakang (tumit).
sebagian pedis
atau sebagian tungkai bawah. Sebagian besar amputasi pada kaki
diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Bila dilakukan deteksi dini dan
sakit setiap tahunnya. Ulkus yang telah sembuh ter nyata 70% akan
kuku berat.
Amputation Study
Group memperkirakan bahwa 25%-90% dari semua amputasi
akan terus meningkat dan sebanyak 15% orang dengan diabetes melitus
akan mengalami kaki diabetik selama hidup mereka, serta 24% orang
dari ulkus kaki diabetik di Iran diperkirakan sebesar 3%. Angka ini
diperkirakan
angka amputasi masih tinggi, masing- masing sebesar 16% dan 25%.
penderita diabetes
melitus.(49)
memotong kuku yang benar, pemakain alas kaki yang baik, menjaga
kebersihan kaki dan senam kaki. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah
mengatasi sendiri bila ada masalah pada kaki atau dengan penggunaan
harus dikendalikan.
1. Debridemen
enzim eksogen secara topikal pada permukaan lesi. Enzim tersebut akan
autolitik terjadi secara alami apabila seseorang terkena luka. Proses ini
a. Mengevakuasi bakteri
kontaminasi,
mempercepat penyembuhan,
lokal
2. Mengurangi Beban Tekanan (off loading)
Pada saat seseorang berjalan maka kaki mendapatkan beban yang besar.
permukaan plantar kaki mudah mengalami luka atau luka menjadi sulit
sembuh akibat tekanan beban tubuh maupun iritasi kronis sepatu yang
digunakan. Salah satu hal yang sangat penting namun sampai kini tidak
mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda,
alas kaki, removable cast walker, total contact cast, walker, sepatu boot
belakang (tumit).(82,83)
3. Perawatan Luka
dari infeksi
dan permeabel terhadap gas. Tindakan dressing merupakan salah
yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat,
ada tidak nya infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. Ada beberapa
dan sebagainya.(79)
di fokuskan pada patogen gram positif. Pada ulkus terinfeksi yang berat
sampai bersih
pemberian antibiotika dapat dipersingkat, biasanya memerlukan waktu
2 minggu.(85)
5. Revaskularisasi
Ulkus atau gangren kaki tidak akan sembuh atau bahkan kemudian hari
6. Tindakan Bedah
ini jaringan tulang mati dan jaringan granulasi yang terinfeksi harus
c. Ulkus
resisten d.
Osteomielitis