(CBD)
SEROTINUS
Pembimbing :
Disusun oleh :
1
01.209.5906
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2013
Penyebab pasti dari kehamilan postterm sampai saat ini masih belum
diketahui dengan pasti. Teori-teori yang pernah diajukan untuk menerangkan
penyebab terjadinya kehamilan postterm antara lain:
1. Riwayat haid
1. Disfungsi plasenta
2. Oligohidramnion
Sampai saat ini pengelolaanya masih belum memuaskan dan masih banyak
perbedaan pendapat. Masalah yang sering dihadapi pada pengelolaan
kehamilan postterm antara lain karena pada beberapa penderita, usia kehamilan
tidak selalu dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa saja belum matur
sebagaimana yang diperkirakan. Selain itu, saat usia kehamilan mencapai 42
minggu, pada 70% penderita didapatkan serviks belum matang/unfavourable
dengan skor Bishop rendah sehingga tingkat keberhasilan induksi menjadi
rendah. Oleh karena itu, setelah diagnosis kehamilan postterm ditegakkan,
permasalahan yang harus dipecahkan selanjutnya adalah apakah dilakukan
pengelolaan secara aktif dengan induksi ataukah sebaliknya dilakukan
pengelolaan secara ekspektatif dengan pemantauan terhadap kesejahteraan
janin, baik secara biofisik maupun biokimia sampai persalinan berlangsung
dengan spontan atau timbul indikasi untuk mengakhiri kehamilan. (Mochtar, et al., 2004)
2. Induksi persalinan
Kehamilan postterm merupakan keadaan klinis yang sering menjadi
indikasi untuk pelaksanaan induksi persalinan. Induksi persalinan menjadi
salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan di Amerika Serikat
dengan proporsi yang meningkat dari 9% pada tahun 1989 menjadi 19% di
tahun 1998. (Heimstad, 2007)
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi
janin postterm sehingga setiap persalinan postterm harus dilakukan
pengawasan ketat dan sebaiknya dilaksanakan di Rumah Sakit dengan
pelayanan operatif dan neonatal yang memadai.
A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. A
2. Umur : 26 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Status : Menikah
8. Alamat : Tugu Rt 02/01 Sayung Demak
9. Tanggal Masuk : 21-6-2013
10. Masuk Jam : 10.30
11. Ruang : VK
12. Kelas : Jampersal
B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 21-06-2013 pukul 10.30
WIB.
1. Keluhan Utama :
Pasien hamil 42 minggu usia 26 tahun datang dengan keluhan perut terasa
kenceng-kenceng dan dirasa sejak 1 minggu yll, lalu dirasa hilang timbul belum
keluar air ketuban dan lendir darah
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien G3P2A0 hamil 42 minggu usia 26 tahun datang dengan keluhan perut
terasa kenceng-kenceng dan dirasa sejak 1 minggu yll, lalu dirasa hilang timbul belum
keluar air ketuban dan lendir darah
3. Riwayat Kehamilan
HPHT : 7 September 2012
HPL : 14 Juni 2013
1 bulan setelah terlambat haid pasien melakukan tes kehamilan di bidan dengan test
pack kehamilan dan hasilnya positif.
4. Riwayat ANC
ANC dilakukan rutin di bidan setelah pasien dinyatakan hamil.
5. Riwayat Obstetri
G3P2A0
G1: laki-laki 4000 gr, spontan 7 tahun
G2 : laki-laki 3800 gr, normal, 1 hari meninggal
G3 : hamil sekarang
6. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
- HPHT : 7 September 2012
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja swasta.
Kesan ekonomi cukup, biaya pengobatan ditanggung sendiri.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Vital Sign :
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit BB : 59 Kg
Suhu : 36,3 0C
b. Status Internus
c. Status Obstetri
- Abdomen
Inspeksi : Perut datar, striae gravidarum (-)
Palpasi :
- - Leopold I : - TFU 1 jari di bawah processus xiphoideus
- - didapatkan massa bulat, lunak.
- - Leopold II : - pengembangan uterus ke lateral sesuai sumbu ibu
- -Teraba tahanan memanjang sebelah kanan dan bagian-bagian kecil pada
sebelah kiri.
- - Leopold III :- Teraba massa bulat, besar, keras
- - Bagian bawah janin masih bisa digoyang.
- - Leopold IV :- Pendindingan telapak tangan pada bagian bawah janin
didapatkan bentuk konvergen.
- Auskultasi : DJJ 12-12-12.
- TFU : 31
- His : jarang.
- Genitalia
Externa : Darah segar (-)
Interna : Vagina licin (+), pembukaan 2 jari longgar, portio tebal
lembut, KK (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah ()
a. Pemeriksaan Hematologi
Darah Rutin
Hb : 12,7 g/dL
Hematokrit : 38.2%
Leukosit : 8,45/uL
Trombosit : 146.000/uL
E. RESUME
Pasien G3P2A0 hamil 42 minggu, datang dengan keluhan perut terasa kenceng-
kenceng dan dirasa sejak 1 minggu yll, lalu dirasa hilang timbul belum keluar air
ketuban dan lendir darah
Riwayat Kehamilan
Status Present :
Status Obstetri :
Palpasi :
Palpasi :
- - Leopold I : - TFU 1 jari di bawah processus xiphoideus
- - didapatkan massa bulat, lunak.
- - Leopold II : - pengembangan uterus ke lateral sesuai sumbu ibu
- -Teraba tahanan memanjang sebelah kanan dan bagian-bagian kecil pada
sebelah kiri.
- - Leopold III :- Teraba massa bulat, besar, keras
- - Bagian bawah janin masih bisa digoyang.
- - Leopold IV :- Pendindingan telapak tangan pada bagian bawah janin
didapatkan bentuk konvergen.
- Auskultasi : DJJ 12-12-12.
- TFU : 31
- His : jarang.
Genitalia :
Externa : Darah segar (-)
F. DIAGNOSA AWAL
Pasien G3P2A0, gravida 40 minggu janin tunggal hidup intra uterin letak kepala, belum
inpartu dengan serotinus
G. SIKAP
1. Pasien rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, Hb, PPV
3. Induksi Oksitosin
Oksitosin drip 5 U oksitosin dalam 500cc RL di mulai 8 tpm dinaikkan 4 tetes
tiap 15 menit sampai maksimal 40tpm, dengan memperhatikan evaluas ibu dan
janin. Bilabotol I habis sementara pasien belum inpartu, teruskan dengan botol II
berisi 5 U dengan tetesan tetap atau 10 U dengan 20tpm dan dinaikkan tiap15
menit sampai maksimal 40 tpm.Bil abotol II gagal, maka penderita diistirahatkan
selama 24 jam, kemudian diulangi lagi.
4. Tindakan SCTP
H. PROGNOSA
Kehamilan : ad bonam
Persalinan : ad bonam
I. EDUKASI
1. Memberi tahu kondisi ibu dan janin pada keluarga
2. Memberitahu ibu untuk menjaga higiene diri dan bayi.
J. DIAGNOSA AKHIR
Tindakan Post SCTP dengan induksi gagal